Share

Bab 109

Pemandangan perkotaan tampak jelas dilihat dari atap sekolah. Pepohonan hijau yang tumbuh di sekitar sini menyejukkan mata. Langit biru tanpa awan membentang luas di atas kepala. Keringat bercucuran membasahi pelipisku karena terpapar sinar matahari yang terik.

Aku menurunkan pandanganku ke kanopi yang berada di balik pagar beton di depanku. Pagar setinggi pinggang itu memisahkan aku dengan permukaan datar di baliknya. Terkadang aku bertanya-tanya, 'Untuk apa pagar tidak berguna itu dibuat?'

Dengan tinggi yang masih memungkinkan seseorang untuk melewatinya dengan mudah, pagar beton itu tidak begitu berarti. Kalau saja tingginya 2 meter lebih, aku pasti tidak akan bisa memanjatnya dan mencoba melompat dari atap seperti waktu itu ataupun saat ini.

Kuletakkan kedua telapak tanganku di atas pagar yang menghalangiku. Aku mencoba memanjat pembatas yang terbuat dari beton itu. Kunaikkan kakiku satu per satu lalu menurunkannya di sisi lainnya,

Kini aku sudah berada di atas kanopi yang terbila
Bab Terkunci
Membaca bab selanjutnya di APP

Bab terkait

Bab terbaru

DMCA.com Protection Status