Share

Bab 9 Kebersamaan

Hari ini tepat hari liburku karena kemarin aku harus lembur sampai pagi dan lagi banyak sekali pekerjaan aku harus melakukan operasi lebih dari satu orang ini membuatku kelelahan tanpa bantuan rekan-rekan semuanya aku tidak habis pikir bisa menyelesaikan semuanya sampai akhir. Tapi itu sudah berlalu dan kini aku akan menikamati liburanku meskipun hanya satu hari.

Beberapa jam yang lalu adik perempuanku menelpon dan dia akan kerumahku dia bilang akan datang sebentar lagi. Karena itu pagi-pagi aku membersihkan rumahku dia tidak suka berantakan seperti penderita OCD saja.  Tidak lama kemudian rupanya sudah sampai. Aku membukakan pintu dan menyuruhnya masuk.

“Kakak sudah lama ya,” ucap adik perempuanku sambil memeluku

“Ya ya kau kemari sendirian?” tanya ku kepada dia

“Tidak. Tadi aku bersama paman.”

“Kenapa dia tidak ikut kemari?”

“Ah dia bilang sedang sibuk dan harus pergi hanya itu. Padahal tadi aku mengajaknya.”

“Mau teh?”

“Tentu. Ku dengar sebentar lagi kakak akan pindah benarkah itu?”

“Aku sedang mempertimbangkannya. Rupanya paman sudah memberitahumu ya.”

“Bukankah itu kesempatan yang bagus kenapa tidak. Ah apa karena tidak mau jauh dengan kak Sera?”

“Bukan begitu.”

“Ternyata benar ya.”

Aku menuangkan secangkir teh untuk adik perempuanku. Ternyata dia sangat antusias kemari sampai datang terlalu pagi begini tapi aku senang. Setidaknya dia ada di negara ini tidak seperti mereka berdua. Tadi aku sudah mengatakan bahwa hari ini aku libur dan benar saja dia mengajak diriku pergi berlibur meskipun hanya sekedar menikmati kota ini. Sudah lebih dari 3 tahun aku tidak merasakan santai seperti ini rasanya aku seperti hidup kembali.

“Sudah siap-siap?” tanya adik ku

“Ya kita berangkat sebentar lagi.”

“Ada banyak yang ingin ku kunjungi katanya di sini tempat wisatanya seru.”

“Kau seperti tidak pernah bermain saja.”

“Memang tidak pernah. Tugas kuliahku terlalu banyak jadi aku tidak sempat walau hanya pergi ke luar menyedihkan bukan?” ucapnya sambil tersenyum aneh

“Benar. kau memang menyedihkan.”

Tidak lama kemudian kami berangkat salah satu tempat yang dia kunjungi ternyata pameran seni kebetulan ada galeri seni yang sedang mengadakan pameran dengan semangat dia pergi ke sana. Itu berlaku untuk ku juga suasana terlihat ramai menurutku ini hanya terlihat biasa saja apanya yang mengagumkan rupanya itu berbeda dengannya.

“Lihatlah ini sangat indah,” ucap adik ku yang tengah memandangi sebuah lukisan abstrak

Aku tidak bisa berkomentar apa-apa karena tidak tahu seputar dunia seni. Hanya dia saja yang tahu sepertinya di lihat bagimana pun ini sama sekali tidak membuatku tertarik.

“Kau tahu artinya apa?” ucap seseorang yang tiba-tiba menghampiri adik ku. Jujur saja ini membuatku terkejut sampai aku nyaris tidak bisa berkata-kata. Rupanya kabar dia sudah kembali ternyata benar adanya dia adalah Jamie Aguria. Teman lama semasa aku masih duduk di bangku kuliah ku dengar dia bekerja di luar negeri sulit di percaya aku penasaran apa yang membuatnya kembali bukan berarti tidak senang hanya saja orang ini apakah masih seperti dulu.

“Oh. Sudah lama ya Brian bagaimana kabarmu?” ucap Jamie kepadaku

“Aku baik-baik saja. Ku dengar kau bekerja di luar negeri?” tanya ku kepada Jamie

“Sepertinya kabarnya menyebar dengan cepat ya. Kau sekarang bekerja di mana?”

“Mourin Hospital.”

“Kau masih sama rupanya. Aku tidak tahu akan bertemu denganmu di sini lain kali bagaimana kalau kita berkumpul dengan yang lainnya?”

“Tentu saja. Aku akan menatikan pasti seru.”

“Apa dia adikmu? Ternyata dia manis ya?”

‘Orang ini sialan ternyata tidak berubah,’ batin Brian

“Nama mu siapa?” ucap Jamie

“Bella McDonnie,” ucap Bella

“Ternyata memang adikmu ya. Sampai jumpa kalian ada acara yang harus ku datangi semoga harimu menyenangkan Brian,” ucap Jamie sambil pergi meninggalkan kami.

Aku tidak mengatakan apa pun karena dia langsung pergi dan sialnya tidak sempat kutanyakan kenapa dia kemari. Anak itu tidak berubah dan lagi sedikit agak aneh. Atau ini hanya perasaanku saja.

“Kakak yang tadi temanmu?” ucap Bella

“Bisa dibilang begitu.”

“Sepertinya kalian sangat akrab. Apa teman kuliah?”

“Hah kau ini banyak nanya.”

“Memangnya kenapa aku hanya ingin tahu.”

“Lebih baik jangan berurusan dengannya.”

“Kenapa? Apa dia playboy?”

“Lebih buruk dari itu.”

“Hiiihhh.”

Setelah mengunjungi galeri seni. Kami sekarang pergi ke sebuah restoran untuk makan siang. Lagi-lagi aku masih memikirkan yang tadi entah kenapa ini sangat menggangguku. Apa karena hubungan kami dulu tidak sebaik itu meskipun begitu selalu saja membuatku penasaran apalagi yang direncanakan anak itu. Masih lebih baik jika dia tidak kembali orang itu menyebalkan.

“Ini pesanannya,” ucap pelayan

“Iya. Terimakasih.”

Kami memesan steak medium dan segelas lemonade. Tidak buruk suasana hatiku masih telihat baik.

“Aku ingin menemui paman sehabis ini,” ucap Bella

“Baiklah nanti aku akan mengantarmu,” ucap ku dengan santai

Setelah menghabiskan makanan kami langsung pergi dan rencananya akan menemui paman sehabis ini. Tapi sebelum itu Bella mengajak ku untuk berbelanja sebentar dia memasuki supemarket dan membeli beberapa beer.

“Sebanyak itu untuk apa?” tanya ku karena dia membeli banyak beer

“Aku akan membuat BBQ akan ku undang paman,” ucap Bella

“Lalu untuk apa menemui paman?”

“Tentu saja dia menyuruhku membeli semua ini hehe.”

“Apa?”

“Kita akan BBQ di rumah paman sekali-sekali kan? Lagi pula sekarang kita kebetulan libur.”

“Terserah kau saja.”

Tidak terasa hari sudah mulai gelap dan seharian ini aku menemani Bella tidak hanya itu aku juga bertemu dengan orang itu. Aku memang sudah lama tidak minum beer dan BBQ bersama paman karena sebelumnya dia tidak ada di kota ini sehingga aku sulit menemuinya. Tidak ku sangka ini akan terjadi. Segera kami bergegas pergi ke rumah paman yang ada di daerah Florence Hill sebuah tempat di mana pamanku tinggal. Dalam perjalanan Bella mengoceh soal dia akan menemui paman dan menceritakan semua pencapaiannya tujuannya sudah jelas untuk membuatnya memuji dirinya. Paman sudah seperti orang tua sendiri bagi kami karena orangtua kami tinggal di luar negeri tentu saja itu sangat sulit bagi kami sejak kami masih kecil paman lah yang merawat kami meski dia sering pulang pergi ke luar kota. Tidak terasa sudah sampai akhirnya kami berada di kediaman paman.

“Oh kalian sudah sampai ayo masuk kita akan menyiapkan semuanya di rooftop,” ucap paman dengan ramah

“Woahh sudah lama aku tidak kemari ternyata tidak berubah sama sekali ya,” ucap Bella

“Tentu saja tidak akan ada yang berubah karena paman menjaga keaslian rumah ini,” ucap paman

Ketika kami sampai di rooftop kami mulai melakukan BBQ dengan memanggang daging kemudian memakannya dan minum beer di temani langit malam yang penuh bintang bercanda gurau dan menceritakan kisah satu sama lain.

Related chapters

Latest chapter

DMCA.com Protection Status