Tepat di kediaman Jason. Dirinya sedang meneguk wine sambil duduk dengan santai di kursi ruang kerjanya. Alunan musik klasik membuat suasana di ruangan tersebut terasa elegan. Dia terus menerus menggerakan gelas wine miliknya sebelum kemudian dia meneguknya. Pagi hari yang cukup indah di matanya seakan dia sehabis bermimpi indah. Jason merupakan seorang musisi sebelumnya dirinya sama seperti Yurian yang merupakan seorang pianis. Setelah 3 tahun lamanya dirinya menjadi musisi dan dia sering mengadakan konser di berbagai tempat dan tentunya penggemarnya sudah seperti penggemar selebriti mereka banyak sekali dan bahkan membuat fanbase khusus untuk dirinya yang diberi nama “Jasonius.” Mereka terdiri dari berbagai kalangan usia dan tentunya sangat menyukai dirinya. Bahkan setiap kali dia akan mengadakan konser mereka selalu datang dan mendukungnya bahkan di sebuah forum internet dirinya sempat menjadi trending karena hal itu. Jason memang berasal dari kalangan sendok emas dan
Hari ini Brian bekerja seperti biasanya di rumah sakit kota Domino dia sedang melakukan tindakan pemeriksaan fisik kepada pasien pasca operasi. Selama ini dia selalu melakukan pekerjaannya dengan baik sampai dia pulang ke rumahnya. Waktu sudah menunjukan pukul 6 sore semua orang hari ini menyudahi pekerjaannya dan mereka pulang ke rumah untuk beristirahat. Brian juga demikian dia pulang ke rumahnya yang berada di sebuah apartemen tidak jauh dari pusat kota. Dirinya begitu melihat pemandangan yang sangat indah membuatnya terkesima dalam waktu cepat. Begitu dia sampai di rumahnya dia langsung duduk di sofa sambil memakan ayam goreng yang baru saja dia pesan lewat pesan antar. Hari yang cukup lelah bagi dirinya sehingga dia menikmati dengan santai. Banyak sekali kejadian yang membuat dirinya merasa harus terkuras energinya. Kematian Hana yang merupakan temannya baru ini menyimpan duka mendalam bagi dirinya dan dia masih mengenangnya karena Hana bukan hanya sebagai teman namun dia juga
Kehidupan manusia sebagaimana yang terjadi pada dasarnya memang tidak luput dengan tragedi. Banyak yang berpikir dunia ini tidak adil setiap nafas terasa sesak seakan oksigen hampir punah. Namun diriku mencoba terus berjalan beriringan dengan beban yang kupikul disetiap nafasku. Jeritan jiwaku membuat tidak berdaya hari demi hari aku mencoba untuk melewati dan membuatnya menjadi nyata.Namaku Brian McDonnie kini diriku seorang dokter bedah disebuah rumah sakit di kota Beverley. Usiaku hari ini tepat 25 tahun. Diantara semua rekan kerjaku bisa dibilang aku paling muda. Mungkin aku termasuk orang yang beruntung diantara semua orang dalam lingkungan pekerjaanku semua tugas yang diberikan padaku selalu berjalan dengan baik tanpa adanya sedikit pun kesalahan. Bukannnya ini sombong hanya saja kenyataan lah memberikan jawaban.Aku tinggal di apartemen tidak jauh dari tempatku bekerja hanya memerlukan waktu sekitar 15 menit saja menggunakan mobil. Hidupku bisa terbilang rumit.
Pagi hari terasa begitu ramai dalam setiap detik nafasku terasa seperti biasanya orang-orang berbincang dan lalu lalang kian kemari dengan dipenuhi kesibukan masing-masing. Ada berbagai rona kehidupan ditengah kota yang tidak pernah sepi. Manusia dengan segala hasratnya membuat suasana kehidupan menjadi semakin berwarna. Tawa terdengar bergeming disetiap sudut jalanan riuh pikuk sudah seperti hal biasa.Hari ini tepat sebelum mulai bekerja tidak lupa aku selalu memesan secangkir kopi di sebuah Cafe bernama Marrianmouse dekat rumah sakit tempatku bekerja. Secangkir kopi hangat menemani diriku di pagi hari yang dingin. Sejenak aku memandangi sekitar rasanya tidak jauh dari biasanya dibalik ketenangan yang terlihat damai tersimpan begitu banyak rahasia.Setelah beranjak dari Cafe tadi tempat aku membeli secangkir kopi waktu sudah menunjukan pukul 08.00 tepat dimana harus memulai bekerja sembari berjalan menuju ruanganku aku disambut seperti biasanya oleh rekanku yang seda
Triiiirrrrttttttttt Triiiiiiiiirrrrrtttttt Triiiiiiiiirrrrrtttttt“Oh Lord,” ucapku dengan keadaan masih mengantuk tanganku memcoba untuk mematikan alarm.Alarm berbunyi tepat berada dekat sekali di samping tempat tidurku dan sudah menunjukkan pukul 05.00 pagi. Dengan mata yang masih diselimuti rasa kantuk aku mencoba untuk bangun dari tempat tidurku. Dengan perlahan aku beranjak dari sana dan mematikan alarm yang terus berbunyi. Kemudian aku bergegas menuju kamar mandi.Beberapa waktu pun berlalu dan kini aku sudah berpakaian dengan rapi dan siap untuk dinas pagi di rumah sakit tempatku bekerja. Kali ini aku terlihat sedikit berbeda dari biasanya hanya lebih terlihat modis dengan kemeja yang ku padukan bersama celana hitam biasa namun lebih santai. Tidak lupa aku membawa jas labku sebagai bukti aku seorang dokter. Memang menggelikan aku mengakuinya. Seperti biasanya aku memulai hariku dengan pola hidup sehat tentunya dengan menikmati sarapan pagi da
“Maaf sepertinya aku harus segera pulang sudah malam,” sahut Sera“Bagaimana kalau menginap saja?” ucapku kepada Sera“Tidak, ada pekerjaan yang harus aku kerjakan,”“Baiklah kalau begitu, akan ku antar,”“Iya,” ucap Sera sambil menganggukAku turun ke bawah untuk mengantar Sera pulang. Ku kemudikan mobil yang terparkir di basemen apartemen. Aku tidak banyak bertanya soal apa yang akan dia kerjakan sehingga menolak ajakannku hanya berpikir ini bukan lah hal yang tidak diinginkan. Sesampainya di depan apartemen Sera aku menyuruhnya untuk segera masuk karena malam semakin dingin.“Bye,” ucap Sera“Bye, cepat masuk,” sahutku“Hati-hati di jalan,” ucap Sera lagi sambil melambaikan tanganUntungnya aku tidak terlalu mabuk sehingga bisa mengantar Sera dan mengemudi. Akhirnya suasana kembali hening malam yang penuh bintang menandakan
Setelah aku menjemput Sera akhirnya kami sampai di Cafe Milley dan memesan beberapa menu. Kali ini aku memesan steak dan wine begitu juga dengan Sera. Kami menikmati hidangan dengan santai sambil mengobrol hal-hal kecil. Sebenarnya setelah ini aku hendak memberitahukan bahwa aku akan segera dipindahkan tugas. Namun sepertinya waktunya tidak tepat jadi tidak ku ceritakan kepada Sera. Universary kami tinggal menunggu beberapa hari lagi aku bingung apa yang harus ku berikan kepada Sera mengingat banyak sekali barang yang dia suka sudah kuberikan kepadanya. Sepertinya aku harus meminta pendapat temanku yang tau banyak soal perempuan.“Bagaimana makanannya?” tanyaku kepada Sera“Tidak pernah mengecewakan,” jawabnya dengan sedikit tertawa kecilKu tuangkan wine ke dalam gelasnya dan kami bersulang. Meskipun ini siang hari tidak ada salahnya menikmati wine di tengah suasana kencan kami. Melihat makanan yang sudah kami habiskan kini Sera mengajak
Akhirnya aku sampai di rumah begitu sampai aku langsung memarkirkan mobil dan menuju ke lantai tiga di mana apartemenku berada. Tanpa berlama-lama aku memasuki rumah dan menyalakan lampu. Hari sudah malam pertanda aku harus segera istirahat tapi sebelum itu aku pergi mandi. Tidak lama kemudian ponselku berdering namun aku tidak sempat mengangkatnya dan ternyata itu teman lamaku Jason. Setelah aku selesai mandi aku duduk di meja kerjaku dan mencoba memeriksa data pasien yang sebelumnya belum sempat ku periksa. Tiga puluh menit berlalu kemudian aku pergi ke dapur untuk mengambil segelas air putih dan segera aku duduk santai sambil menonton televisi.Ponselku kembali berdering kini aku mengangkatnya.“Halo,” ucapku“Ohh hai Brian. Sudah lama ya bagaimana kabarmu?” ucap Jason dalam telpon“Baik-baik saja. Bagaimana denganmu?” tanyaku kepada Jason“Akhir-akhir ini kondisiku baik-baik saja.”“B
Ketika di ruangan makan kami sedikit mengobrol membicarakan seputar pekerjaan tidak sampai di situ kami juga mengobrol hal lain tidak terkecuali masalah pribadi.“Hey kalian tahu katanya senior yang menempati posisi dokter bedah saraf itu dia cuti beberapa bulan,” ucap salah satu dokter rekan kami“Aku tahu ku dengar anaknya akan sekolah di luar negeri benarkah?” ucap salah satu dokter lagi“Aku juga mendengarnya sepertinya itu benar hanya saja alasan dia cuti itu aku tidak tahu pasti,” sahut Toni“Sepertinya itu hal yang tidak terlalu aneh,” ucap ku“Memang tidak aneh tapi berita ini sangat panas. Itu artinya kau akan kehilangan rekan senior untuk beberapa waktu,” ucap ToniJujur saja aku belum mengatakan kepada mereka bahwa waktu ku di sini hanya tinggal beberapa minggu saja mengingat sebelumnya pamanku menyuruh untuk pindah. Jika aku memberitahu mereka saat ini tentu saja akan me