Share

Pengaruh Aira Dalam Pandangan Griffin

Sambil membawa obor untuk penerangan jalan, Aira mempercepat langkah.

Begitu mendekati rumah Aira memperjelas penglihatannya barangkali halusinasi.

Sedang apa Griffin duduk memeluk lutut di teras sendirian?

"Kenapa kau di sini bukannya masuk rumah?"

Griffin menunggu Aira pulang seperti anak kecil.

"Menunggumu."

Aira melihat ke atas langit karena Griffin mendongak cukup lama. Sinar bulan memang tak ada tandingan.

Griffin berdiri menepuk bokongnya barangkali kotor sehabis duduk.

"Acara kalian sudah selesai? Katanya sampai pagi."

"Kecuali listrik padam. Ayo masuk, banyak nyamuk di luar."

Griffin tanpa sadar mengizinkan nyamuk menghisap darahnya akibat serius lihat bulan purnama.

"Kulitku jadi merah semua," cicit Griffin menggaruk lengan bergantian supaya nyamuk yang hinggap pergi.

Bak melewati kegelapan tanpa batas, Aira melangkah pelan-pelan mencari lilin.

"Kau tidak takut gelap, kan?"

Griffin mengikuti suara Aira takut ketinggalan. "Tentu saja."

Aira berhenti di depan pintu kamar, teta
Locked Chapter
Continue to read this book on the APP

Related chapters

Latest chapter

DMCA.com Protection Status