Share

02. Pengkhianatan

Siang tadi, pada akhirnya Noah mengusir Tony --sekretarisnya-- ketika lelaki itu dengan keras melarangnya membuka file yang ia temukan di dalam flashdisk itu.

Namun hingga saat ini, jam sudah menunjukkan pukul tujuh malam. Sejak tadi ia belum membuka file itu karena bimbang. Banyak pemikiran yang aneh berseliweran di dalam benaknya hanya dengan membaca nama file tersebut. Noah tidak bisa berpikiran positif, ia memang penasaran tapi merasa takut jika apa yang ia buka akan melukai dirinya.

Noah menyingkirkan map dokumen di tangannya, ia melirik laptopnya yang sudah mati. Akibat sudah penasaran setengah mati, akhirnya Noah membuka kembali laptop tersebut dan membuka satu-satunya file yang diberi nama kedua sahabatnya sejak kecil. Entah kenapa, Noah merasakan firasat buruk tentang apa yang akan ia lihat. Jantungnya berdebar kencang saat mulai membuka satu persatu foto yang tertera.

Lima belas menit berlalu. Wajah Noah memerah menahan amarah. Pria itu mengepalkan tangannya kuat ketika melihat seluruh isi file bernama Alaina-Keanu tersebut. Di dalam file itu, banyak terdapat foto keduanya yang sangat mesra. Seperti tidak ada rasa malu pada diri keduanya, mereka malah terang-terangan berpelukan dan bahkan berciuman.

Sudah satu persatu ia periksa foto itu, dan memang tampak asli. Tidak ada editan sama sekali. Yang membuat Noah semakin marah adalah ketika salah satu foto menunjukkan Keanu mengecup bibir Alaina dan tersenyum bahagia, bahkan Alaina pun juga tersenyum sama bahagianya. Bahkan foto mereka berlatarkan menara Eiffel yang tak lain berarti mereka berada di Paris.

Noah menggeram marah, matanya beralih pada sudut foto di mana tanggal keduanya di potret dalam foto itu. Tanggal 12 Februari 2019.

Kilasan memori singkat pun menghampiri pikiran Noah. Di bulan Februari, saat itu Noah mangajak Alaina mencari kado untuk adiknya Mikhaela, dan setelah mencari kado mereka makan. Di saat makan, Noah ingat jelas Alaina meminta izin untuk pergi selama dua minggu dengan alasan menghadiri acara fashion di Paris. Sialan, Alaina telah menipunya! Gadis itu bukan menghadiri acara fashion, tetapi berselingkuh dengan sahabat dekatnya.

Noah membanting laptopnya ke lantai. Menatap benda mati itu dengan tajam dan sinis seolah benda itu adalah musuhnya.

Berkali-kali, Noah menarik napas lalu membuangnya. Mengatur napasnya dan mencoba menghilangkan emosi yang berkobar di dalam dirinya. Tapi tetap saja tidak bisa. Dadanya bergemuruh, rasa sakit bak ditusuk ribuan anak panah menghujam hatinya.

Ddrrttt... Drrtt...

Noah melirik ponselnya yang bergetar, matanya menyipit ketika melihat nama Alaina yang tertera. Tanpa membuang waktu lagi Noah segera mengangkat panggilan itu. Sejak tadi, ia tak bisa menghubungi Alaina dan sekarang gadis itu menelpon dirinya.

"Apa kamu sudah melihat isi file itu?"

Kepalan tangan Noah semakin menguat ketika Alaina langsung bertanya mengenai isi file itu. Yang berarti, pengkhianatan mereka berdua sengaja diungkapkan. Kemungkinan besar juga pasti Alaina yang mengirim flashdisk ini padanya.

"Kenapa kau melakukan hal menjijikkan itu?" tanya Noah dengan dingin.

"Aku hanya merasa saat bersama Keanu lebih jauh indah ketimbang dengan dirimu Noah, kau terlalu banyak mengatur dan posesif. Aku tidak suka itu," ungkap Alaina di seberang sana.

Noah tertawa hambar. "Hanya karena itu? Sialan! Itu, bahkan bisa dibicarakan. Kau bisa mengatakan apa yang tidak kau sukai dengan diriku!" marahnya. "Kita sudah saling mengenal sejak kecil, dan bahkan hubungan percintaan kita ini bukan baru setahun atau dua tahun, Alaina!"

"Terlambat, aku sudah sangat mencintai Keanu. Maaf telah mengkhianatimu, Noah. Aku harap pertemanan kita bertiga baik-baik saja. Aku dan Keanu akan menemuimu nanti."

Noah mendesis. Apa yang ada di otak Alaina saat ini? Masih sempat-sempatnya berharap pertemanan mereka bertiga berjalan dengan baik kedepannya. Padahal Alaina dan Keanu yang telah merusaknya.

"In your dream, bitch!" maki Noah. Tanpa menunggu Alaina berbicara lagi, Noah mematikan sambungan telepon dan melempar ponselnya, tidak peduli benda itu rusak atau tidak.

Lelaki itu mengacak-acak rambutnya kesal kemudian berteriak keras. Memaki nama Keanu dan Alaina berkali-kali, berharap sesuatu yang buruk menimpa keduanya.

Tak tahan dengan semua ini, Noah mengambil kunci mobilnya lalu keluar dari ruangan kerjanya. Noah membutuhkan Ibunya saat ini, hanya Liana yang mampu membuatnya tenang

Jam menunjukkan hampir pukul delapan malam. Noah mengemudikan mobilnya dengan kecepatan di atas rata-rata. Tujuannya hanya satu, sampai secepat mungkin di mansion keluarganya. Untuk malam ini, Noah memutuskan untuk tidak pulang ke apartemennya.

***

Naira tersenyum lebar, mengucapkan terimakasih berkali-kali pada Sandra, atasannya. Sandra sangat baik, ia baru sehari bekerja di sini. Ketika ia akan pulang sekarang, wanita itu bahkan memberi Naira satu kotak berisi kue-kue yang tak habis hari ini. Ada tiramisu dan red velvet cake masing-masing dua potong yang diberikan oleh Sandra. Tak hanya Naira, ternyata Sandra juga menyuruh pekerja lain untuk membawa pulang menu cafe yang tersisa hari ini.

Alasan Sandra melakukan itu hanya satu. Saat Naira bertanya dan mengatakan kue-kue ini bisa diletakkan di kulkas dan dijual esok hari, Sandra malah mengatakan. Kue untuk esok bisa dibuat lagi, Sandra tidak ingin pelanggan memakan kue buatan kemarin.

Benar-benar bos yang baik.

"Kalau begitu, saya permisi Nyonya. Terima kasih banyak untuk kuenya!" seru Naira pada Sandra. Senyum lebar terpantri di wajah cantiknya.

Pekerja yang lain sudah pergi lima menit yang lalu, hanya tersisa dirinya dan Sandra saat ini. Mereka sama-sama akan pulang.

"Kamu yakin pulang sendiri? Bagaimana jika aku mengantarmu pulang?" tawar Sandra.

Naira tersenyum dan menggeleng. "Tidak usah repot-repot, Nyonya. Aku bisa pulang sendiri. Sampai jumpa esok, dan terima kasih sekali lagi atas kue gratisnya," ujar Naira diiringi cengiran di akhir kalimat nya.

Sandra mengangguk. "Kalau begitu, hati-hati."

Naira mengangguk patuh, lalu berbalik dan berjalan menuju jalanan. Bukan tanpa alasan Naira menolak tawaran Sandra. Naira sangat suka berjalan di malam hari, suasana malam sangat ia suka. Apalagi jika langit sangat bersih dan terdapat bintang-bintang yang indah.

Masih pukul delapan malam, tapi jalanan yang Naira lalui sangat sepi. Tentu saja sepi, tempat tinggalnya tidak berada di pusat kota. Melainkan di tempat yang sedikit jauh.

Hingga saat menyeberang, Naira memperhatikan sekitar yang sangat sepi. Terlihat di ujung jalan ada sebuah tikungan, tidak ada tanda-tanda mobil ataupun kendaraan yang akan lewat. Membuat Naira percaya diri untuk melangkah dengan ringan menyeberang jalan.

Namun perkiraan Naira salah, dari arah tikungan itu melaju sebuah kendaraan beroda empat yang sangat kencang. Naira menoleh ke kanannya, kilauan lampu kendaraan beroda empat itu menusuk kedua indramatanya.

Tubuh Naira seolah kaku dan tidak dapat di gerakkan. Mobil hitam itu melaju dengan cepat, seiring dengan keterpakuan Naira di tempat.

Seakan tidak sempat mengerem, mobil itu menghantam tubuhnya dengan keras dan dalam hitungan detik, tubuh Naira terlempar beberapa meter ke depan. Naira mengerang pelan, dengan mata sayu ia menatap ke arah mobil dan seseorang yang keluar dari mobil itu dengan panik.

Darah segar mengalir dengan deras keluar dari kepalanya. Tidak kuat menahan rasa sakit yang menjalar di seluruh tubuhnya, matanya mulai Naira meredup.

"Astaga, apa yang aku lakukan?! Ya Tuhan!"

Samar-samar, Naira masih bisa mendengar seruan panik di sekitarnya. Namun, ia sudah tidak sanggup lagi bahkan sekedar untuk membuka mata. Perlahan, kegelapan mendatanginya.

Related chapters

Latest chapter

DMCA.com Protection Status