Home / Romansa / Love Breaking Contract / 21. Pasif-Agresif

Share

21. Pasif-Agresif

Author: La Rêveuse
last update Huling Na-update: 2024-08-24 21:03:09
"Kira-kira apa arti mimpi itu, Genta?" Tanyaku sambil menyesap secangkir teh.

Genta memandangku seolah aku sudah gila, atau sedang mabuk.

"Ah..," jawabnya sambil menyusun kembali tumpukan kertas yang terbawa angin. Bekerja di halaman belakang rumah begini memang tidak ideal, tapi aku sudah bosan karena tidak keluar rumah begitu lama. "Maaf, Bu Fiona. Tapi saya bukan ahli tafsir mimpi," Genta menumpuk kertas itu di meja lalu menindihnya dengan vas bunga.

"Dan lagi, bukankah Anda sedang dalam pengaruh obat ketika bermimpi mendayung di danau itu?" Tanya Genta membuatku tidak sabar.

"Sudahlah. Tidak usah kau pikirkan," kataku menyerah. Tentu saja, aku sudah tahu maksud dari mimpi yang merupakan manifestasi dari kegusaran yang sudah kurasakan belakangan ini. Aku hanya butuh penegasan. Walaupun merupakan kesalahanku sendiri karena mencari penegasan kepada mantan playboy Grayscale.

Sebenarnya, Genta juga terlihat tidak tertarik dengan cerita tentang mimpiku. Dia tampak senewen karen
Patuloy na basahin ang aklat na ito nang libre
I-scan ang code upang i-download ang App
Locked Chapter

Pinakabagong kabanata

  • Love Breaking Contract   36. Akhir dari Jasmine

    "Omong-omong..," kataku pada Santi, kami sedang makan siang bersama di kantin Grayscale. "...Kalau ayah mertuamu menyuruh kau dan suamimu berpisah apa yang akan kau lakukan?"Santi menyeruput mie dengan gusar. Dia sedikit jengkel karena memergoki beberapa karyawan bergosip tentangnya. Tentang bagaimana dia masuk ke perusahaan lewat jalur orang dalam."Kau masih marah, ya, karena gosip itu?" Tanyaku setelah Santi tidak menjawab pertanyaanku. "Tapi itu kan memang benar. Ingat tidak, waktu itu kau menerobos masuk ke dalam ruanganku lalu menodong posisi di kantor ini?" Kataku mengingatkan.Santi meletakkan garpu dengan lebih jengkel lalu memejamkan mata dengan gaya dramatis."Oke, gosipnya memang benar. Aku tidak berhak marah," katanya sambil bersedekap."Lagipula, aku juga kerja di sini lewat jalur nepotisme, bukan? Aldo yang memberikan jabatan ini padaku," tambahku.Santi memutar matanya. "Itu berbeda. Suamimu pemilik perusahaan ini seratus persen, terserah dia mau menempatkan istrinya

  • Love Breaking Contract   35. Aldo VS Pram Sastrajaya

    Bisa dibayangkan semarah apa Aldo mengetahui adik tirinya berusaha membunuhku. Dan maksudku bukan karena aku membanggakan diri karena begitu dicintai oleh Aldo atau bagaimana, tapi seharusnya Jasmine tahu bagaimana temperamen kakaknya itu. Dia bahkan pernah melihat sendiri dia menghajar Rody tanpa ragu hanya karena kata-katanya yang merendahkanku. Kalau dia bisa berpikir jernih seharusnya dia memikirkan apa yang akan dilakukan Aldo padanya sebelum dia berani meletakkan minuman beracun itu di kantorku.Nekat kalau boleh kubilang. Bahkan di saat tubuhku lemas sehabis dikuras isi perutnya, aku masih mengkhawatirkan Jasmine. Takut kalau-kalau dia bakal dicekik oleh Aldo. Yang mungkin akan terjadi setelah Aldo merasa cukup aman untuk meninggalkanku di rumah sakit sendirian.Walaupun saat ini dia sudah tidak begitu marah, tapi siapa yang tahu apa yang ada dalam pikirannya? “Aku baru saja menelepon Papa,” lapor Aldo setelah menghabiskan beberapa waktu di luar kamar ra

  • Love Breaking Contract   34. Jasmine

    "Kau ingat, bukan, kau pernah bilang kalau Jasmine sama sekali tidak mirip denganku?" Tanya Aldo, sekarang tampak bersemangat. “Lihat itu,” Aldo mengarahkan daguku ke sosok laki-laki berwajah timur tengah.Aku mengamati orang yang kini duduk berhadapan dengan Sarina. Dia laki-laki paruh baya yang mulai beruban. Tidak ada yang spesial, selain fakta bahwa dia sedang menikmati santap siang santai bersama Sarina. “Apa yang harus kulihat?” Tanyaku pada Aldo. Dia terlihat tidak sabar, tapi aku benar-benar tidak tahu apa yang harus kupikirkan. “Aku pernah beberapa kali melihat orang itu. Bersama Sarina,” lanjut Aldo memberi penjelasan. “Dan aku agak curiga kepada mereka, karena aku selalu melihat mereka ketika berada di tempat yang agak tidak biasa.” Tunggu, restoran timur tengah itu tempat yang tidak biasa? Ketika aku mengungkapkan pikiranku, Aldo menjelaskan lebih detil lagi tempat-tempat yang dimaksudnya. Warehouse atau tempat pe

  • Love Breaking Contract   33. Detektif

    "Sudah kubilang, kan, kau tunggu aku di rumah saja?" Aldo menggenggam kedua lenganku, juga menatapku dengan agak terlalu serius. Menurutku.Jujur saja, aku tidak terlalu bisa mengikuti suasana serius ini.Bagaimana tidak? Kami-aku dan Santi-membuntuti Aldo dan Galih dengan gaya detektif, mencurigai Aldo akan melakukan pertemuan rahasia (dan penuh gairah-menurut Santi) dengan mantan pacarnya, itu saja sudah membuatku geli. Belum lagi mengingat betapa cepat kami ketahuan, karena sepertinya Aldo benar-benar jengah dengan pertemuan itu dan malah mengamati semua hal yang ada di dalam restoran kecuali lawan bicaranya.Begitulah kami ketahuan. Ternyata bukan hanya bentuk matanya yang tajam, tapi juga penglihatannya. Walau bagaimanapun juga, kami bersembunyi di balik roster. Siapa coba yang bisa mengenali dua orang perempuan yang sedang mengintai pasangannya, dan sedang mengenakan masker-plus kacamata berbingkai tebal pada salah satunya-, dan bersembunyi di balik susunan balok-balok berluban

  • Love Breaking Contract   32. Orca

    Kami berdua bersantai-santai di akhir pekan untuk pertama kali setelah Aldo menyelesaikan misinya untuk masuk ke manajemen Grand Luxy. Setelah mengetahui bahwa Aldo dapat memenuhi-bahkan melebihi-ekspektasinya, Pram Sastrajaya secara terang-terangan dan tidak tahu malu membangga-banggakan Aldo pada rekan-rekan bisnisnya.“Ini putraku yang punya banyak ide cemerlang,” ujar Pram Sastrajaya dengan suara menggelegar di pesta dua hari lalu.“Kenapa baru sekarang kau tertarik terjun untuk mengelola bisnis, Aldo? Kudengar dulu kau hanya suka bersenang-senang,” ucap seorang bapak-bapak pemilik bisnis A dengan suara tidak kalah menggelegar.Aldo pun menyunggingkan senyum bisnisnya, “Saya ingin membuat istri saya terkesan.”“Kalau begitu, seharusnya kau menikah sejak dulu,” sahut seorang ibu-ibu pemilik bisnis B, diiringi dengan suara tawa yang melengking.Secara tidak terduga ternyata Aldo cocok juga berada di lingkungan para pebisnis berlidah tajam, tidak sedikit pun dia terlihat gugup atau m

  • Love Breaking Contract   31. Mantan

    Aku mencium Aldo dengan cukup panas sehingga kupikir bibirku bisa lecet. Oh tidak. Biasanya tidak ada hal bagus yang terjadi ketika aku membiarkan naluriku mengambil alih. Aldo mengerjapkan matanya dengan bingung ketika aku melepaskan diri secara sepihak. Kupikir dia pasti sangat terhanyut pada momen barusan. Aku mencoba menutup mulutku dengan tangan. Bahkan Mary Phillips pun tidak akan bisa membuat lipstik bertahan di bibirku setelah melahap Aldo dengan ganas tadi. Mukaku pasti sudah tidak karuan. Sarina dan Alysse tidak melepaskan pandangan mereka dariku, meskipun aku sudah menghentikan pertunjukan barusan. "Memalukan..," Sarina berkata lirih. Alysse ternganga dengan takjub. Aku bersumpah sempat mendengarnya menahan tawa Aku merasa terlalu malu untuk mengucapkan apa pun, maka sebelum orang-orang yang menonton pertunjukan barusan mulai bergunjing aku memutar tumit tinggi sepatuku dan berjalan menjauh dari kerumunan. "Sayang..," Aldo mengikutiku seperti terhipnotis. Di

Higit pang Kabanata
Galugarin at basahin ang magagandang nobela
Libreng basahin ang magagandang nobela sa GoodNovel app. I-download ang mga librong gusto mo at basahin kahit saan at anumang oras.
Libreng basahin ang mga aklat sa app
I-scan ang code para mabasa sa App
DMCA.com Protection Status