Share

Part 5

Author: Noveriya
last update Huling Na-update: 2021-05-31 20:59:56

Waktu pun berlalu, di kediaman rumah keluarga Aritama. Terlihat keluarga nan harmoni tengah makan malam bersama dengan hikmad.

Namun ada yang berbeda dari sang putri, Maya yang terlihat tak begitu berselera makan. Insting sang ibu Marwah melihat ada yang berbeda dari sang putri.

"May, di makan dong itu saladnya"

Maya sedikit terkaget.

"Ah, ya mah" sahut sang putri dengan menarik sendok garpu dan mulai mengaduk mangkuk salad sayurnya.

Namun Marwah melihat jika sang putri tak begitu antusias ketika melahap salad sayur seperti biasanya.

Marwah melirik sang suami yang hampir menyelesaikan makannya.

"Mas?"

"Hm?"

Marwah memberi mimik dengan menunjuk sekilas  pada sang putri.

Erwin menoleh mengikuti arah tunjuk sang istri, lalu kembali menatap wajah sang istri dengan heran.

"Kenapa?" tanya sang istri dengan berbisik.

Erwin sang Papa malah dengan santai mengangkat bahunya. Lalu kembali fokus pada sendok terakhir.

Marwah terlihat kesal dengan respon suami yang cuek. Hingga akhirnya ia memutuskan untuk mencoba mencari tau hal yang membuat sang putri tercinta terlihat tak bersemangat.

"Maya??"

"Ya, mah" sahut Maya kaget.

"Bagaimana tugas baru kamu sayang??"

"Hmm, biasa sih mah"

"Hmm, begitu" balas mama merespon jawab sang anak.

Namun perlahan jemari Maya berhenti mengaduk saladnya. Lalu tatapannya tertuju pada sang Papa.

"Pah?"

Papa Erwin melihat pada sang putri.

"Ya, sayang?"

Terlihat Maya hendak menyampaikan sesuatu yang penting dengan wajah terlihat serius.

"Pah? bagaimana menurut Papa tentang Dimas?"

"Hm???"respon Papa Erwin yang kaget.

"Bagaimana kalau.. Papa melamar Dimas Anggara untuk menjadi menantu di keluarga Aritama??"

Wajah syok Papa Erwin, mama Marwah dan juga Marcel terlihat kompak terpaku menatap Maya.

"Jangan bercanda Maya" seru Marcel menyela.

"Aku serius!!" balas Maya dengan menatap tajam sang  saudara kembar.

"Sayang??" seru mama Marwah ragu.

"Maya jatuh cinta pada Dimas Anggara mah" sahut sang putri tanpa rasa ragu.

Dan lagi-lagi ucapan Maya sukses membuat wajah keluarga Aritama itu terkejut syok.

"Ta-pi.. tapi bagaimana mungkin?? kamu itu perempuan sayang?? dan seharusnya kamu di lamar bukan kamu yang melamar pria"tutur mama Marwah yang gusar.

"Ini jaman modern mah, gak mestikan kita harus  menunggu pria dulu yang pinang, keburu di ambil orang mah" ujar Maya.

"Dan lagi sosok Dimas Anggara juga sangat baik mah, dari bibit bobot dan bebetnya juga jelas.. Dan dia sangat cocok jadi menantu keluarga Aritama" sambung Maya.

Papa Erwin yang sedari tadi diam akhirnya membuka suara.

"Papa setuju" sahut Papa Erwin singkat.

Sontak jawab itu mencengangkan mama Marwah yang menentang.

"Papa!!"seru mama Marwah kesal. Lalu dengan cepat menatap sang putri, Maya.

"Sayang?? kamu gak bisa mutusin hal ini begitu aja!! memilih pasangan itu  tidak bisa dengan terburu-buru" nasehat mama pada Maya.

"Mama benar, Maya" timpal Marcel yang mendukung nasehat sang Mama.

Maya menghela nafas pelan.

"Marcel??"seru Maya pelan.

"Jangan karena ejekan "perawan tua" Kamu lantas memutuskan  hal ini begitu saja, Maya"

Maya meradang mendengar ucapan sang kakak laki-laki.

"Marcel?? bukan kah ini cara yang bagus agar perusahaan New-A memiliki penerus yang kompeten? atau kau benar-benar ingin menjadi Direktur utama New-A??" cecar Maya membalas ucapan Marcel dengan tajam.

Ruang makan Aritama pun seketika berubah menjadi tegang. Suasana nyaman dan hangat seketika hilang setelah mendengar ucapan Maya yang tak pernah menunjukkan rasa marahnya.

Marcel meletakkan sendok makannya. Lalu dengan wajah serius menatap sang kembaran.

"Aku lebih tau apa yang akan aku jalani, dan soal menjadi Direktur New-A, aku sama sekali tidak keberatan!!" tegas Marcel.

Sekilas wajah Maya sedikit tertawa bodoh mendengar ucapan sang kembaran.

"Aku akan pegang ucapan mu, Marcel" sahut Maya dengan menyudahi sarapan paginya dan berlalu pergi meninggalkan meja makan itu.

Papa Erwin hanya diam melihat pertengkaran kedua buah hatinya itu. Mama Marwah juga terlihat gusar.

"Pah???" seru mama Marwah dengan menyentuh punggung tangan suaminya.

Papa Erwin menoleh.

"Tenanglah"

***

Waktu pun berselang, namun tak terdengar lagi canda tawa di kediaman Aritama. Marcel dan Maya bahkan tak saling sapa. Keduanya benar-benar bertengkar.

Namun, di satu hari yang mengejutkan. Ruangan kerja Erwin Aritama tiba-tiba kedatangan seorang tamu yang tak terduga.

"Selamat siang, Tuan Erwin Aritama" sapa sang tamu yang terlihat santai masuk kedalam ruangan itu.

Pria paruh baya itu pun terkaget ketika melihat sosok Dimas Anggara pemilik Star Tomo datang berkunjung ke ruangan tanpa terduga.

"Waw, sungguh mengejutkan,  silahkan masuk Dimas" sambut Erwin dengan karismanya.

Jabat tangan pun terjalin, dan keduanya duduk di sofa mewah diruangan Direktur New-A tersebut.

"Ruangan yang cukup nyaman" puji Dimas.

Erwin hanya mengangguk simpul.

"Ruangan lama dengan hanya sedikit perubahan modern"balas Erwin merendah.

Keduanya saling tertawa kecil.

"Investasi berjalan lancar, nilainya cukup stabil" ujar Dimas.

"Ah, ya.. kami mengusahakan yang terbaik" jawab Erwin.

"Hm, sepertinya soal investasi New-A tidak diragukan lagi" balas Dimas.

"Syukurlah jika penilaian mu puas"

"Ya, sejauh ini saham Star Tomo pun ikut naik"

Erwin mengangguk, dua hal yang saling menguntungkan.

"Tapi..." ucap Dimas sesaat tergantung ragu.

"Saya datang bukan untuk membahas urusan bisnis dengan Anda, Tuan Erwin Aritama" sambung Dimas dengan menatap pria paruh baya di hadapannya ini.

Kening Erwin sedikit berkerut.

"Lalu?"

"Saya datang untuk melamar putri anda Zarulita Maya menjadi istri saya "ujar Dimas dengan nada serius disana.

Wajah Erwin seketika berubah kaget.

"Melamar putri ku??"

"Benar" sahut Dimas dengan senyum tipis.

Erwin sedikit menimbang.

"Mengapa kau ingin  melamar Maya?"

Dimas di hadapkan pertanyaan pertama dari calon Papa mertuanya.

"Saya jatuh cinta pada pribadi putri Anda" jawab Dimas to the poin.

Erwin sejenak berpikir.

"Dia wanita yang pintar dan terlihat pantang menyerah.. dan putri Anda benar-benar memiliki wajah cantik yang susah untuk di lupakan" puji Dimas jujur.

Erwin sedikit tersenyum bangga ketika mendengar pujian itu dari seorang Dimas Anggara.

"Jadi karena itu lah saya ingin melamar putri anda untuk menjadi istri saya" ucap Dimas Anggara dengan sorot mata percaya diri.

Sejenak Erwin terdiamnya, ia harus berpikir secara matang akan lamaran yang tak terduga ini.

Namun di sisi lain, Erwin mengingat sosok pria muda yang juga sangat berkompeten menjadi suami untuk putrinya. Pria yang tak ia sangka memiliki karisma tersembunyi sebagai seorang pemimpin. Dan ia sang cocok sebagai penerus New-A yang akan datang.

Tapi, melewatkan kesempatan yang sudah datang di hadapannya ini pun tidak bisa di ia lepaskan.  Jika pernikahan ini terjadi dua poin terbaik pun akan dirasakan. Maya menikah dengan pria yang ia sukai dan kerjasama Star Tomo dan New-A akan semakin kuat.

"Baiklah, saya menerima lamaran mu untuk meminang putriku, Zarulita Maya" ujar Erwin tenang.

Dimas pun tersenyum puas, kedatangan sungguh tak sia-sia.  Dan satu pintu untuk mencapai tujuannya pun terwujud.

Flash Back Off

Patuloy na basahin ang aklat na ito nang libre
I-scan ang code upang i-download ang App

Pinakabagong kabanata

  • Love My Second Lead   Part 38

    Maya mengeliat manja pada tempat yang terasa nyaman ia peluk."Nyamannya.. dan ada detak jantung" gumam batin Maya dalam dunia mimpi.Hening, ia kian mendengar jelas detak jantung yang membuatnya harus segera sadar.Kedua mata Maya terbuka dengan terkaget melihat dirinya memeluk tubuh sang suami yang terlihat tidur dengan lelapnya."Aaaaaaaa" jerit Maya yang histeris. Lalu ia cepat-cepat menjauh dari tubuh Ferdian yang terlihat terusik dengan jeritan histeris Maya."Ada apa??" seru Ferdian dengan berusaha benar-benar sadar.Maya terlihat kelabakan meraba tubuhnya sendiri. Lalu menatap wajah Ferdian yang baru saja bangun dengan terpaksa."Ma-s?? ki-ta?? ki-ta??" ucap Maya terbatah-batah mencoba mencerna situasi macam apa pagi ini."Apa?? kita kenapa??" tanya Ferdian kesal karena terbangun dengan kegaduhan."Mas harus jelasin, kenapa Maya sampai ada di ranjang ini?" tuntut Maya dengan wajah gusar."Kan kau sendiri y

  • Love My Second Lead   Part 37

    "Mulai detik ini, aku umumkan jika New-A akan berganti menjadi New-Dragon.. dengan Direktur pelaksanaan Zarulita Maya" ucap Ferdian lantang saat itu.Dan ucapan itu kian terngiang di benak Maya. Kini Maya berada di ruang Direktur utama. Ia termenung menatap kursi Direktur yang kosong.Tak lama terdengar suara pintu di ketuk, lamunan Maya buyar.Tok..tok..Ceklek...pintu ruang Direktur terbuka.Akhirnya sang pahlawan itu datang. Maya pun berbalik untuk menyambut suaminya itu. Namun ketika ia berbalik, tatapan terpaku ketika melihat sang kembaran lah yang masuk."Marcel?"Senyum dari wajah sang kembaran terlihat jelas."Selamat kembaran ku, kau akhirnya bisa mengakhiri perang ini" ucap dengan berjalan lalu seketika memeluk tubuh Maya.Maya hanya bisa menerima tanpa menolak. Ia menikmati pelukan saudara kandungnya itu.Pelukan itu tererai, Marcel menatap wajah kembarnya."Kalau begitu, aku akan kembali k

  • Love My Second Lead   Part 36

    Keesokan paginya.Tidur lelap Ferdian pun terusik ketika mendengar suara guyuran air shower dari ruang wadrobe.Perlahan ia pun bangun dari tidurnya lalu terduduk dengan menoleh pada ruang wadrobe."Apa dia mandi sepagi ini lagi??" seru Ferdian sembari merenggangkan tubuhnya dan menatap sofa tempat tidur Maya yang kini kosong.Lalu sekilas ia melihat di sisi tempat tidurnya terlah tersusun bantal-bantal dengan rapi.Ferdian pun berdecak sehingga terlihat senyum simpul dari wajahnya. Ternyata ia benar-benar tertidur dengan lelap sampai tak menyadari jika wanita itu bangun lebih awal dan merapikan bantal seperti perintahnya tadi malam.Sekilas ia mengingat ucapan Maya."Mungkin mas gak akan faham arti kehadiran orang tua, karena kehilangan mereka itu benar-benar sangat menyakitkan" tutur Maya malam itu.Namun tak lama, lamunan Ferdian bayar ketika mendengar langkah Maya yang baru saja keluar dari ruang wadrobe dengan handuk melil

  • Love My Second Lead   Part 35

    Waktu berjalan cepat hingga jam menunjukkan 12 malam.Maya dan Ferdian berdiri di depan rumah mereka dengan melambaikan tangan pada Papa Johan yang pergi meninggalkan kediaman Bastian."Apa tadi terjadi pertengkaran??" singgung Maya bertanya dengan ekspresi datar dan masih menatap mobil sedan mewah itu pergi meninggalkan halaman rumah.Ferdian hanya diam tak menjawab, lalu tanpa di duga ia pergi meninggalkan Maya sendiri di sana.Maya menoleh dengan wajah bingung."Ckckck.. heran, kok bisa ada orang kayak begini, di tanya gak di jawab.. di diemin malah maen tinggal aja.. manusia gak sih nie orang??" gumam Maya sendiri sembari ikut melangkah di belakang suaminya."Tunggu mas!!" seru Maya dengan sedikit mempercepat langkah kakinya. Namun hal itu malah menimbulkan rasa sakit di bekas jahitan."Akh!!"pekik Maya yang reflek menahan perutnya yang sakit dengan tangan.Hal itu membuat Ferdian mencuri perhatian dirinya yang akhirn

  • Love My Second Lead   Part 34

    Waktu pun berlalu.Kini Maya pun kembali ke kediaman Bastian. Maya berjalan dengan sedikit pelan, walau dokter menyatakan bekas operasi aman. Namun Maya tidak boleh gegabah dalam berjalan agar bekas lem jahit operasi tidak rusak. Dan hal itu di patuhi oleh Maya.Dirumah Bastian pun, Mami Sari menyambut Maya dengan suka cita. Ia memberi perhatian ekstra pada cucu menantunya itu."Lain waktu, kamu harus makan tepat waktu.. kesehatan itu mahal harganya Maya" ceramah Mami Sari panjang lebar.Maya yang hanya bisa tersenyum kecil mendengar ceramah sang nenek."Untuk sementara waktu kamu makan bubur saja, jangan makan yang pedas-pedas dulu.. dan harus banyak makan buah juga sayur" timpal sang nenek menyambung ceramahnya yang kian panjang."Iya mami" sahut Maya patuh sembari berjalan pelan menuju ruang makan.Ferdian pun mengikuti langkah keduanya dari belakang.Dan tanpa terduga, sosok pria paruh baya pun terlihat duduk dengan w

  • Love My Second Lead   Part 33

    Kehadiran sang mama telah membuat sisi manja Maya pun muncul.Maya kembali bersama sang Mama yang membantunya berjalan hingga ke kamar pasien super VIP itu."Syukurlah jika kamu sekarang jauh lebih baik, mama panik sekali ketika mendengar kabar dari suamimu" jelas sang Mama dengan duduk di sisi kiri sang putri.Maya terlihat merasa bersalah ketika mendengar ucapan sang mama."Maaf ya mah, Maya udah buat mama jadi khawatir"Mama Marwah menghela nafas pelan sembari mengenggam jemari sang putri."Mama cuma bisa bersyukur jika saat ini kamu memiliki pendamping hidup, yang sangat menjaga kamu.." ujar sang mama nanar."Dia, pasti suami yang sangat baik" timpal sang mama dengan menoleh pada pintu yang terdapat kaca bening. Sehingga sosok sang menantu yang berada di luar kamar itu terlihat.Maya pun ikut melihat dengan terteguh pada pria yang terlihat serius berbicara dengan handphonenya itu.Lalu mama kembali menatap

  • Love My Second Lead   Part 32

    Hening..Kamar pasien Maya seketika hening, ketika dokter dan perawat itu meninggalkan ruangan kamarnya.Terlihat Maya dan Ferdian melirik dengan wajah canggung.Maya hanya menghela nafas pelan.Ferdian berjalan menuju meja di samping tempat tidur Maya dengan meletakkan plastik bungkusan yang ia bawa tadi.Maya meremas selimut yang ada di tubuhnya."Ehem.." suara grehem Maya yang seolah mencairkan suasana."Sepertinya dokter terlalu berlebihan, kalau cuma belajar jalan mah, kayaknya Maya bisa sendiri" celetuka Maya yakin dengan menyingkirkan selimut dari tubuhnya.Ferdian hanya melihat gerakan Maya yang berusaha untuk bangun dari tidurnya.Dan terlihat jelas jika Maya berusaha bangun dengan ekspresi wajah menahan sakit."Ssst.." desis bibir Maya mengeluarkan suara rintihan samar.Ferdian sudah menduga jika wanita ini hanya bermulut besar dan berlawanan pada kenyataan yang jelas-jelas terlihat jika ia tak sang

  • Love My Second Lead   Part 31

    "MAYA!!" seru Ferdian untuk mencoba menyadarkan istrinya.Namun tak satupun panggil itu menyadarkan sang istri yang terlihat telah hilang kesadarannya.Hingga tanpa pikir panjang Ferdian dengan cepat mengendong tubuh Maya yang terlihat benar-benar tak berdaya.Dan kepanikan Ferdian berhasil membuat seisi rumah Bastian itu panik.Mami Sari sampai tercengangg melihat tubuh Maya berada dalam gendong Ferdian."Apa yang terjadi?? Maya kenapa?" tanya Mami Sari yang panik.Ferdian berjalan cepat menuju garasi mobil tanpa menjawab pertanyaan sang Mami yang mengikuti langkahnya dari belakang."Panggilkan Pak Dendi!! CEPAT!!" hardik Ferdian tanpa melihat pada siapa yang ia suruh.Wajahnya benar-benar di baluti rasa cemas.Tak lama seorang pria tua datang dengan setengah berlari."Cepat bukakan pintu!!" seru Ferdian pada sang Supir.Pak Dendi pun dengan segera membuka kunci mobil otomatis itu. Lalu membuka pintu mobil

  • Love My Second Lead   Part 30

    Waktu pun berlalu dua hari. Dan pertikaian antara Maya dan Ferdian pun terus berlangsung dingin. Keduanya benar-benar menghindar satu sama lain.Maya terus berusaha tanpa pantang menyerah, ia menghabiskan banyak waktu untuk bisa kembali masuk ke dalam perusahaan Dragon.Sungguh ia akan mencoba cara apa pun untuk bisa bertemu kembali dengan Master.Namun sayangnya, Ferdian sudah memerintahkan jika Juan untuk sementara waktu untuk tak masuk ke kantor agar terhindar dari Maya.Dan dari info yang di terima, Maya terus menunggu sosok Master Kw itu hingga sore. Ia benar-benar menunjukkan kegigihannya. Ia membuang segala gengsi untuk bisa bertemu kembali dengan sang Master dengan bertanya pada satu persatu karyawan Dragon tempat tinggal sang Master.Ferdian benar-benar di buat terperangah, ia tak menyangka jika Maya benar-benar nekat. Namun sayang, Ferdian tak sedikit pun bersimpati pada perjuangan Maya.***Di sisi lain, sang Mami ter

Galugarin at basahin ang magagandang nobela
Libreng basahin ang magagandang nobela sa GoodNovel app. I-download ang mga librong gusto mo at basahin kahit saan at anumang oras.
Libreng basahin ang mga aklat sa app
I-scan ang code para mabasa sa App
DMCA.com Protection Status