Share

Mati Ajalah Aku!

18

Beberapa puluh menit kemudian, kami berjejer tiga motor menembus kepadatan jalan raya Mampang di sore hari ini. Mas Fa menekan klakson sebelum membelokkan setang motor ke kiri. Dia mau menjemput Mbak Yeni dulu di daerah Kalibata, sedangkan aku dan Yeni melanjutkan perjalanan menuju Kemang.

Setibanya di kafe, suasana tampak ramai karena banyak orang berdiri di depan pintu kafe yang masih belum dibuka. Aku dan Linda saling beradu pandang sesaat, mungkin dia sama bingungnya denganku, karena kami tidak tahu penyebab kerumunan itu.

Linda mengajakku memutar ke bagian belakang bangunan, tempat di mana ada lorong kecil yang panjang, yang merupakan jalan keluar masuk para karyawan. Saat memasuki ruangan dapur kafe, lagi-lagi kami dibuat bingung karena semua orang di bagian itu tampak sibuk.

"Pak, Jo, ada apaan sih? Kok semuanya heboh gini, dan di depan banyak orang?" tanyaku pada koki senior yang tengah menggilas adonan mirip bentuk martabak.

"Ada yang booking tempat ini buat acara jump
Locked Chapter
Continue to read this book on the APP

Related chapters

Latest chapter

DMCA.com Protection Status