Home / Romansa / Love You More (21+) / Amukan Mantan Istri (Bab 02)

Share

Amukan Mantan Istri (Bab 02)

Author: Dita SY
last update Last Updated: 2025-04-25 19:29:57

Bella tersenyum getir mendengar ucapan yang keluar dari mulut wanita di depannya. Baru pertama kali bertemu, wanita itu sudah berani membentak dan mengancam dengan tatapan mata tajam.

Mulanya Bella masih bersikap sopan, namun lawan bicaranya justru semakin menggila dengan mengeluarkan ucapan kasar menggunakan nada tinggi.

Entah apa yang diinginkan wanita yang sepertinya masa lalu Anugrah, Bella tak ingin tahu dan tak mau tahu tentang itu.

"Jauhi suamiku brengsek!" maki wanita itu yang berjalan mendekati Bella dengan wajah garang. "Jangan dekati dia! Dia tidak pantas untuk wanita sepertimu!"

Senyum kecut terukir di wajah Dokter Kandungan yang sama sekali tidak menunjukkan rasa takut. "Suami? Maksud Anda, Mas Anugrah?" Bella menatap angkuh. "Apa Anda tidak malu masih mengakui dia sebagai suami?"

Mendengar nama mantan suaminya disebut, wanita bernama Yuliana itu melotot. "Mas? Hah? Apa aku tidak salah dengar? Kau memanggil dia dengan sebutan Mas?"

"Ya, Mas. Aku memanggil Mas Anugrah dengan sebutan itu? Memang ada masalah apa dengan Anda? Bukannya Anda hanya mantan istrinya?" balas Bella dengan tatapan dingin.

Yuli mendengus emosi. Mengangkat satu tangan ke depan wajah Bella. "Tutup mulut kotormu itu! Kau tidak pantas memanggilnya dengan sebutan Mas! Aku ini Istrinya!"

Bella tertawa getir, "Istri? Haha! Tidak tahu malu! Anda itu mantan Istri. Apa Anda lupa kalau kalian berdua sudah bercerai? Anda itu hanya masa lalu Mas Anugrah. Jangan lupakan itu! Dan sekarang Mas Anugrah sudah memiliki masa depan lain. Yaitu aku!"

Ucapan lantang yang keluar dari mulut Bella, sukses membuat darah Yuli mendidih. Ia melangkah mendekat, lalu mendorong lengan Dokter Kandungan itu hingga membuatnya nyaris terjerembab ke atas lantai.

Bella berpegangan pada dinding, menegakkan tubuh dengan tatapan menantang. "Apa mau Anda sebenarnya? Hah! Jangan membuat keributan di rumah sakit ini!"

Yuli membuang napas kasar. "Jauhi suamiku dasar pelakor! Mas Anugrah memiliki anak dariku! Dan kau hanya orang lain! Pergi dari hidup suamiku!"

Bella tersenyum kecut. "Anda belum sadar juga, Anda itu mantan istri Mas Anugrah! Bukan istrinya lagi!"

Plak!

Tamparan keras mendarat di pipi Bella. Rasa panas menjalar ke seluruh wajah hingga membuat telinganya berdenging. Lima jari tangan Yuli membekas di kulit mulus tanpa noda itu.

Bella memegang pipinya yang perih. "Anda pikir aku takut? Aku tidak akan takut karena aku tidak pernah merebut suami Anda!"

Wajah Yuli memerah. Napasnya terengah hebat. "Aku tidak akan membiarkanmu merebut Mas Anugrah!" Ia mendekati Bella sambil mengepalkan tinjuan. Namun, baru saja ingin memberi pukulan ke wajah, terdengar suara langkah kaki mendekati ruangan itu.

Dengan cepat Yuli menurunkan tangannya, berjalan melewati Bella menuju pintu.

"Anda mau ke mana? Kita belum selesai!" teriak Bella memutar tubuh, melangkah cepat menghampiri Yuli. "Jangan kabur! Kita belum selesai!"

ARRRGGGHHH!

Yuli mengerang kencang saat Bella menarik rambut panjangnya.

Klek!

Pintu dibuka lebar, Bella terhenyak kaget saat aksinya disaksikan oleh Dokter lain. Buru-buru ia melepas cengkraman tangan di rambut Yuli.

"Dok, tolong saya, Dokter ini mau menyakiti saya," rintih Yuli dengan wajah memelas menatap Dokter laki-laki itu.

Dokter bernama Nikol menatap Bella. "Ada apa ini, Dok? Dia siapa? Kenapa dia ada di ruang diskusi?"

Wajah Bella memucat panik. Syok karena ternyata Yuli pintar bersandiwara, seolah dialah yang menyakiti wanita itu.

"Sa-saya bisa menjelaskan semuanya Dok," kata Bella tergagu. "Semua ini tidak seperti yang Anda lihat."

Yuli meringis, memegang rambut yang ditarik oleh Bella tadi lalu berjalan mendekati Nikol. "Saya permisi Dok, saya takut. Untung Dokter datang, kalau tidak kemungkinan saya disakiti oleh Dokter aneh itu." Ia menoleh ke arah Bella dengan senyuman licik. "Saya permisi Dok." Ia berlari menjauh dari ruangan tersebut.

Bella terdiam, masih tak menyangka kesalahan itu akan dilimpahkan padanya.

"Bisa tolong jelaskan pada saya, Dokter Bella," pinta Dokter Nikol yang baru saja ditugaskan di rumah sakit Ibu dan Anak sebagai Dokter spesialis Gizi. Ia tidak mengenal siapa wanita tadi.

Bella menghela napas panjang, menundukkan kepala. "Maaf Dok, tadi itu hanya masalah pribadi. Maaf. Tolong rahasiakan kejadian tadi. Saya permisi." Ia melangkah cepat kembali ke ruang kerjanya.

Dokter Nikol terdiam dengan tatapan bingung. "Cek!" Ia menggeleng lalu masuk ke ruang diskusi medis dan menutup pintu.

***

Matahari terbenam di ufuk Barat. Langit kian menguning, menunjukkan hari sudah semakin sore.

Setelah selesai menjalankan tugas, Bella memutuskan pulang ke rumah dan membatalkan kencan dengan Anugrah.

Saat ini di dalam mobil mewah milik sang Direktur, Bella duduk di kursi sebelah kemudi sambil menatap pemandangan dari jendela mobil.

Sejak kejadian di rumah sakit, ia lebih banyak diam dan termenung. Semua itu membuat Anugrah bertanya-tanya, namun belum mendengar jawaban sama sekali.

"Honey, kamu lapar?" tanya Anugrah menggenggam jemari lentik Bella erat.

Dokter Kandungan itu menghela napas panjang, menggeleng pelan.

Anugrah melirik, "Terus kenapa kamu diam aja? Ada masalah di rumah sakit? Ada yang menggangu pikiran kamu? Siapa? Katakan sama aku."

Bella kembali menggeleng, "Ngga ada Mas. Aku ngga apa-apa, cuma capek aja."

Anugrah menganggukkan kepala paham. "Aku tahu kamu capek. Kita istirahat di Hotel ya."

Bella berdecak, menoleh ke arah Anugrah. "Aku capek Mas, mau pulang. Lain kali aja ke Hotel. Aku mau istirahat di rumah."

"Oke, tapi beneran kamu ngga apa-apa? Kalau ada apa-apa, cerita sama aku. Biar aku bisa bantu. Jangan dipendam sendiri. Kamu lupa kalau ada aku di hidup kamu sekarang?"

Bella menatap kekasihnya yang tengah fokus mengendarai mobil. "Kamu sama mantan Istri kamu udah beneran cerai belum Mas?"

Anugrah tersenyum kecil, mengangkat satu alisnya. "Kok nanya begitu? Memang kenapa? Kamu ngga percaya aku udah cerai sama dia?"

"Bukan ngga percaya Mas, tapi aku .... " Bella menggantung ucapannya, malas membahas kejadian tadi. Namun, ia masih menyimpan dendam pada wanita itu.

"Kenapa? Cerita sama aku. Apa yang kamu pikirkan? Kamu ngga percaya aku udah jadi duda?"

Bella menghela napas dalam, "Tadi mantan Istri kamu datang ke rumah sakit Mas."

Mendengar ucapan Bella, kedua mata Anugrah membulat sempurna. "Siapa? Yuli?"

Bella menganggukkan kepala. "Iya Mas, dia datang ke rumah sakit dan marah-marah sama aku. Bahkan dia nampar aku." Ia menunjukkan bekas merah di pipi yang mulai hilang.

Anugrah menoleh, melihat pipi kekasihnya. "Kamu yakin wanita itu mantan Istriku?"

"Yakin Mas, masa aku bohong? Kamu ngga percaya sama aku?"

"Bukan ngga percaya Sayang, tapi mantan Istriku itu tinggal di luar negeri. Dia belum pulang ke Indonesia. Aku saja tidak pernah bertemu dia lagi sejak kami resmi berpisah."

Bella membulatkan kedua mata indahnya, "Kamu yakin Mas? Tapi tadi dia bilang dia mantan Istri kamu," balasnya, yang memang belum pernah melihat mantan istri Anugrah sama sekali.

Anugrah terdiam, 'Apa mungkin dia sudah pulang ke Indonesia?' batinnya.

"Mas," panggil Bella.

Anugrah mengusap pipi sang kekasih lembut. "Aku akan mencari tahu. Kalau benar dia menyakitimu, aku akan membalasnya."

Bella tersenyum. "Makasih Mas," ucapnya menempelkan pipi di telapak tangan Anugrah.

Continue to read this book for free
Scan code to download App
Comments (1)
goodnovel comment avatar
Dara. A
geregetan sama si yuli......
VIEW ALL COMMENTS

Latest chapter

  • Love You More (21+)   Tolong! (28)

    Bella semakin gelisah saat melihat mobil yang ditumpangi tidak kunjung sampai ke tempat tujuan.Berulang kali ia bertanya, tetapi jawaban supir tetap sama. Pria itu hanya memotong jalan agar lebih cepat sampai. Namun, Bella semakin ragu, karena jalanan yang dilewati benar-benar tidak ia kenal. "Tolong berhenti di sini saja Pak, saya mau pesan taksi lain." Bella melepas sabuk pengaman di pinggang lalu merogoh tasnya, mencari ponsel. Sang supir melirik, bukannya menghentikan laju kendaraan roda empat itu, ia justru membanting stir ke kanan, hingga guncangan keras pun terjadi. Tubuh Bella terhentak, ponsel di tangan terlepas dan jatuh ke kolong jok mobil. Bella meringis kesakitan sambil memegang kepalanya yang terbentur atap. "Apa yang Anda lakukan Pak? Anda kenapa?" Bella menatap wajah supir yang terlihat dingin. Matanya memerah dengan tatapan tajam ke arah Bella. Akhirnya Bella tahu ada yang tidak beres. Sepertinya ia dijebak. "Hentikan mobil ini!" teriaknya, memegang sandaran jo

  • Love You More (21+)   Kekhawatiran Anugrah (27)

    "Aku temani kamu ke kantor Polisi, ya.""Ngga usah Mas, aku bisa sendiri."Anugrah hanya menganggukkan kepala sedikit mendengar penolakan Bella. Siang ini dokter cantik itu akan mendatangi kantor polisi untuk memberikan kesaksian atas tuduhan malpraktek.Beberapa kali tawaran Anugrah ditolak oleh sang dokter. Ia merasa bisa pergi seorang diri, apalagi sudah ada dua pengacara yang disewa oleh kekasihnya.Bella memasukan beberapa barang yang tergeletak di atas meja ke dalam tasnya. Sesekali ia menarik napas panjang untuk meredakan perasaan gugup dan takut.Sebentar lagi dia akan berhadapan langsung dengan polisi yang menginterogasinya. Beberapa bukti tentang proses dan produser rumah sakit sudah disiapkan.Meskipun dia yakin akan menang, namun tidak dapat dipungkiri perasaan takut itu tetap ada."Aku sudah menyewa pengacara terbaik untuk mendampingimu di kantor polisi nanti," ucap Anugrah, yang sejak tadi berada di ruangan sang kekasih."Makasih, Mas. Kamu udah banyak bantu aku." Bella

  • Love You More (21+)   Rencana pembunuhan (26)

    "Bagaimana? Apa Bella pasti akan datang ke kantor Polisi?" "Dia tidak memiliki pilihan lain, Bos. Dia pasti akan datang ke kantor Polisi. Kemungkinan dia akan menyewa pengacara hebat untuk mendampinginya nanti.""Kalau begitu, kita ubah rencana.""Maksudnya?""Lenyapkan Bella. Buat seolah kematiannya karena kecelakaan. Setelah dia benar-benar sudah meninggal, aku akan kembali ke Indonesia dan mendekati Mas Anugrah lagi."Di dalam ruangan dengan udara apek yang menusuk hidung, dua orang anak buah Yuliana sedang berbicara dengan bos mereka di telepon.Salah satu anak buah Yuliana terdiam. Sedikit syok mendengar perintah bosnya yang berbeda dari rencana."Kalian bisa melakukannya kan? Atau perlu aku sewa pembunuh bayaran untuk melakukan tugas itu?" tanya Yuliana."Jangan Bos, kami bisa melakukannya. Bos tenang saja, kami akan melakukan semua yang Bos perintahkan." Lelaki yang memiliki tato di sekitar wajah, ketak

  • Love You More (21+)   Surat Panggilan Kepolisian (25)

    Dengan langkah kaki teratur, Bella menghampiri tiga pria berpakaian coklat di depannya. Sebisa mungkin ia menunjukkan wajah tenang, tak memperlihatkan ketakutan sama sekali."Selamat pagi, Bu Bella." Seorang polisi menghampiri Bella, mengulurkan tangannya ke depan wanita cantik itu. "Selamat pagi, Pak. Boleh kita bicara di sana saja." Bella menunjuk koridor di sebelah kanan, tempatnya sepi, dia akan terhindar dari perhatian orang-orang di rumah sakit.Ketiga polisi saling melempar pandang, kemudian menganggukkan kepala dan mengikuti langkah kaki Bella. Mereka berdiri di dekat pintu ruang kerja dokter cantik itu.Setelah merasa aman dari tatapan orang-orang, Bella mulai berbicara lagi dengan polisi di depannya, "Ada keperluan apa Anda datang ke sini Pak? Seingat saya, saya tidak pernah melakukan kejahatan."Seorang polisi mengeluarkan selembar kertas dari saku kemeja coklatnya. "Kedatangan kami ke sini untuk memberikan surat panggilan kepolisian pada Anda. Anda dilaporkan oleh saudar

  • Love You More (21+)   Kepolisian (24)

    Setelah malam panas terlewati. Paginya Bella merasa seluruh tubuh segar. Ia siap melewati semua masalah dengan kepercayaan diri yang penuh. Apapun yang terjadi, Anugrah akan selalu ada untuknya. Begitu kata-kata yang terus terngiang di telinga. Janji lelaki tampan itu bukan hanya menjadi penyemangat, tapi juga menjadi kekuatan besar untuknya. Bella memusatkan perhatian pada Anugrah, yang saat ini sedang menyiapkan sarapan di atas meja. Lelaki itu sangat tampan, meski usianya sudah tidak muda lagi. Tak ada celah sedikit pun untuk menyudahi kekagumannya pada Anugrah. Bella melangkah mendekati meja bundar lalu duduk. Melihat begitu cantik tataan makanan yang disiapkan oleh Anugrah sejak ia belum membuka mata. "Makasih, Mas," ucap Bella. Hanya itu yang bisa dia katakan, meskipun ia tahu semua tak sebanding dengan usaha sang kekasih untuk membahagiakannya. Anugrah tersenyum. Senyum yang begitu manis tersemat di bibir merah alaminya. "Bagaimana kwalitas tidurmu semalam?" Bella terdi

  • Love You More (21+)   Malam Panas ++ (23)

    "Tidak usah dipikirkan, semua masalah pasti akan selesai." Anugrah berbisik lembut. Napasnya yang harum, menyapu bulu-bulu halus di sekitar tengkuk Bella. Wanita cantik itu memejamkan mata, menikmati hangatnya hembusan napas Anugrah. "Aku hanya takut masalahnya berlarut," gumam Bella pelan. Masih memejamkan kedua matanya. Anugrah mengeratkan pelukan. Memberi kehangatan untuk wanitanya. Tubuh kekar Anugrah, menjadi tempat sandaran ternyaman yang membuatnya tenang. Kemesraan di dalam kamar hotel itu sedikit terusik saat bunyi ketukan pintu terdengar. Anugrah berdiri, mendekati pintu dan membukanya. Seorang laki-laki mengantarkan makan malam pesanan Anugrah. "Terima kasih." Anugrah kembali mendekati ranjang dan menyiapkan makanan untuk wanitanya. Dengan malas, Bella mendekati meja dan menyantap makan malamnya. "Makan yang banyak, kamu membutuhkan tenaga untuk bekerja di rumah sakit," senyum Anugrah. Bella mengangguk pelan, kurang bersemangat. Seakan ia tahu kariernya akan hancur

More Chapters
Explore and read good novels for free
Free access to a vast number of good novels on GoodNovel app. Download the books you like and read anywhere & anytime.
Read books for free on the app
SCAN CODE TO READ ON APP
DMCA.com Protection Status