Beranda / Romansa / Love You More (21+) / Flashback 21+ (Bab 03)

Share

Flashback 21+ (Bab 03)

Penulis: Dita SY
last update Terakhir Diperbarui: 2025-04-25 19:30:49

Sepanjang perjalanan pulang ke rumah, Bella lebih banyak diam dan menatap pemandangan malam dari luar jendela.

Sementara di sampingnya, Anugrah tampak fokus mengendarai mobil sambil memikirkan, 'Apa benar Yuli mendatangi kekasihnya?' karena seingat sang Direktur, mantan istrinya itu berada di luar negeri bersama anak mereka.

Ditatapnya wanita Kesayangan yang melamun sambil menyandarkan kepala di kaca jendela mobil. "Tidurlah, kalau sudah sampai, aku bangunin kamu." Ia belai rambut hitam panjang dan lembut itu.

Samar-samar ia mendengar helaan napas panjang Bella, yang mengabaikan ucapannya. Ia mulai menangkap adanya kekesalan yang ditunjukkan sang kekasih, mungkin karena pertemuan tidak mengenakan tadi.

"Aku benar-benar tidak tahu dia sudah kembali ke Indonesia," kata Anugrah, menyesal karena tidak berada di samping Bella tadi.

Dokter kandungan itu menoleh, "Aku tahu Mas. Ini semua bukan salah kamu. Aku hanya merasa sakit hati karena mantan Istrimu mengatakan aku pelakor."

Kening Anugrah berkerut, "Pelakor? Dia mengatakan itu padamu?"

Bella mengangguk pelan, "Iya Mas, dia mengatakan itu. Dia menganggap aku pelakor. Sepertinya dia mengira aku penyebab kamu dan dia bercerai. Padahal kita bertemu saat kamu sudah resmi menjadi duda. Bahkan awalnya aku tidak tertarik menjalin hubungan denganmu."

"Kurang ajar!" Anugrah menghela napas kasar. Berdecak kesal sambil mengepalkan tinjuan di atas stir mobil. "Dia itu tidak tahu apa-apa!"

Yang dikatakan Bella benar mereka bertemu setelah dia resmi bercerai dari Yuli, bukan saat dia masih memiliki hubungan pernikahan.

Flashback!

Bella bukanlah Dokter baru di rumah sakit Ibu dan Anak, namun keberadaan Dokter Kandungan berwajah cantik itu menarik perhatian Anugrah_Direktur Utama rumah sakit tersebut.

"Saya ingin bertemu dengan Bella Thania, dia Dokter Kandungan di rumah sakit ini 'kan?" Anugrah bertanya pada staf rumah sakit.

"Iya Pak, sebentar saya panggil Dokter Bella." Staf itu keluar dari ruangan sang Direktur.

Beberapa menit kemudian, Bella melangkah masuk ke ruangan yang pintunya tidak ditutup tersebut.

"Permisi Pak Anugrah, Anda memanggil saya?" tanya Bella pada Direktur. Ia berdiri di depan meja sambil menundukkan kepala.

Anugrah menegakkan pandangan ke depan, lalu menutup laptop. Ia terdiam menatap kagum pada kecantikan sang Dokter.

Jujur saja, baru pertama kali dia melihat Dokter bernama Bella itu dari jarak dekat. Biasanya mereka hanya bertatap mata sekilas saat bertemu di lobby rumah sakit.

"Maaf Pak Anugrah, ada apa Anda memanggil saya?" tanya Bella dengan wajah khawatir. Baru pertama kalinya dia dipanggil ke ruang Direktur.

Anugrah menggeleng cepat, mengenyampingkan perasaan kagum pada Bella lalu membuka lembaran laporan rumah sakit.

"Silakan duduk!" kata sang Direktur menunjuk kursi di depannya.

Bella mengangguk, melangkah mendekati kursi lalu duduk di depan meja kerja sang Direktur. Ia menundukkan kepala, meremas jemari tangan di atas pangkuan.

Anugrah kembali menatap Bella, "Ada laporan masuk tentang pasien yang kemarin melahirkan di rumah sakit ini. Apa benar Anda yang menanggung semua biaya persalinan secar pasien itu menggunakan dana pribadi Anda?"

Bella mengangguk, mengiyakan, "Iya Pak."

"Apa dia anggota keluarga Anda?" tanya Anugrah dengan nada tegas.

Bella menggelengkan kepala, "Bukan Pak. Saya sama sekali tidak mengenal pasien. Saya melakukan itu karena saya ingin membantu atas dasar kemanusiaan. Bukan karena saya keluarga pasien. Saya tahu peraturan rumah sakit melarang itu."

Anugrah manggut-manggut. Ia kembali melihat lembaran laporan yang masuk tentang Bella dan membacanya dengan teliti.

Bertahun-tahun menjadi Direktur rumah sakit, namun baru pertama kali ia melihat kebaikan tulus dari seorang Dokter Kandungan yang sering membantu pasien kurang mampu.

Meskipun perbuatan itu terpuji, tapi rumah sakit memiliki aturan sendiri terkait masalah tersebut.

Anugrah harus tetap menegur jika memang apa yang dilakukan oleh Dokter menyalahi aturan yang tertulis dan disepakati.

"Sebagai seorang Dokter, Anda seharusnya tahu aturan dan larangan rumah sakit ini," ujar Anugrah.

"Saya mengerti Pak, dan yang saya lakukan sama sekali tidak melanggar kode etik kedokteran. Saya juga tidak pernah menangani pasien yang masih keluarga saya."

Diam-diam Anugrah menatap Dokter cantik yang menundukkan kepala itu sambil tersenyum kecil.

"Maaf kalau yang saya lakukan membuat Dokter di sini merasa tidak nyaman," ucap Bella.

Anugrah menghela napas panjang. "Baik, terima kasih kalau Anda sudah paham. Anda boleh keluar."

"Terima kasih Pak." Bella berdiri, melangkah menuju pintu. Namun, langkah kaki itu terhenti saat Anugrah memanggil namanya lagi.

Bella memutar tubuh, melihat ke arah sang Direktur. "Ada lagi, Pak?" tanyanya.

"Boleh saya mengajak Anda makan siang? Ini di luar urusan pekerjaan," kata Anugrah to the point. Ia mengangkat satu tangan dan melihat jam.

Bella membulatkan kedua mata lebar. Baru saja ditegur, dan sekarang dia diajak makan siang? Maksudnya apa?

"Gimana? Saya tunggu jawaban kamu," tanya Anugrah.

Bella mengangguk pelan. Toh cuma ajakan makan siang, pikirnya.

"Terima kasih, Anda boleh kembali," senyum Anugrah.

"Baik Pak."

***

Dari yang awalnya hanya makan siang, siapa yang menyangka hubungan itu berlanjut lebih jauh dan perasaan mereka semakin dalam.

Bella baru saja mendengar Anugrah menyatakan cinta padanya dan mengakui status sebagai Duda.

"Aku duda anak satu. Aku bercerai dari Istriku karena rumah tanggaku tidak pernah baik-baik saja. Aku harap status itu bukan penghalang untuk hubungan kita," kata Anugrah sambil berjongkok di depan Bella dan memberikan sekuntum bunga mawar. "Bagaimana Bella? Mau 'kan kamu jadi kekasihku?"

Rona merah terlihat di kedua pipi Bella. Ungkapan cinta Anugrah sukses membuat hatinya berbunga-bunga. Meski sudah berumur, siapa yang menyangka sang Direktur sangat romantis.

"Mau 'kan kamu menjadi kekasihku?" tanya Anugrah menatap tulus.

Bella mengangguk pelan, menerima cinta tulus Direktur itu.

"Kamu mau?" tanya Anugrah dengan wajah semringah.

"Iya Mas, aku mau," senyum Bella yakin. Ia mengambil bunga itu dan meminta Anugrah berdiri.

"Terima kasih Honey." Anugrah memeluk Bella erat. "Aku berjanji aku akan membawa hubungan ini lebih jauh. Kita akan secepatnya menikah."

"Aku tunggu lamaranmu, Mas," ucap Bella dengan senyuman lebar.

*

Satu bulan menjalin hubungan, Bella tak pernah membayangkan jika dia akan menyerahkan apa yang dijaga selama dua puluh sembilan tahun.

Ya, selama dua puluh sembilan tahun ia hanya fokus bekerja dan mengejar karier sebagai Dokter, namun sekarang... di malam indah ini, dia akan menyerahkan semuanya pada Anugrah.

Saat ini di dalam kamar sunyi yang menjadi saksi bisu kecupan panas keduanya, Bella terdiam pasrah saat Anugrah meminta lebih dari sekedar ciuman mesra.

"Aku baru pertama melakukan ini, Mas." Bella menghela napas yang terengah. Suhu ruangan mendadak panas, mengantarkan hawa menyeruak ke dalam tubuh.

Anugrah membulatkan kedua mata lebar, "Kamu masih perawan?" Ia menatap tak percaya. Di jaman sekarang. Diusia Bella yang tak muda, mana mungkin wanita itu masih perawan?

Namun anggukan kepala Bella menjawab pertanyaan itu, "Iya Mas. Aku masih perawan."

Anugrah mendesah pelan. Belum percaya sepenuhnya. "Apa kamu mau memberikannya padaku?"

Bella terdiam membisu. Mengamati ke seluruh ruang kamar yang sunyi dan hanya diterangi lampu tidur di atas meja.

Dalam hati berpikir, kalau dia menolak, apa mungkin Anugrah akan melepaskannya? Apalagi saat ini mereka ada di atas ranjang dengan tubuh polos satu sama lain.

"Aku akan menikahimu," bisik Anugrah lembut.

Jantung Bella berdegup kencang. Sangking kencangnya, suara itu terdengar olehnya.

Lanjutkan membaca buku ini secara gratis
Pindai kode untuk mengunduh Aplikasi

Bab terbaru

  • Love You More (21+)   Serba salah (Bab 11)

    Meski tak mendapatkan persetujuan dari keluarga pasien, Bella tetap akan melakukan operasi secar, karena kondisi pasien kali ini benar-benar membutuhkan pertolongan secepatnya. "Siapkan ruang operasi secar sekarang!" titah Bella pada perawat. "Tapi Dok, suami pasien menolak operasi secar. Apa kita tunggu saja sampai suami pasien datang? Bagaimana, Dok?" "Suami pasien ada di mana?" "Dia sedang pergi, Dok. Sudah beberapa jam tapi belum datang lagi." Bella membuang napas panjang. "Tidak ada pilihan, karena kondisi pasien sudah melemah. Kita harus secepatnya melakukan tindakan operasi secar untuk menyelamatkan pasien." "Kalau ada yang melaporkan, gimana Dok?" Perawat terlihat cemas. Kejadian seperti ini baru pertama terjadi di rumah sakit, dimana ... keluarga pasien menolak memberi ijin pada Dokter agar melakukan tindakan secepatnya. Bella terdiam. Tatapannya beralih pada lantai. Ia berpikir keras, tahu resiko yang akan diambil. Kondisi pasien yang semakin melemah, membua

  • Love You More (21+)   Rencana (Bab 10)

    Selesai berbagi kehangatan di atas ranjang. Paginya Anugrah bersiap-siap untuk kembali beraktivitas. Bukan hanya sang Direktur. Bella yang juga bekerja di rumah sakit sebagai Dokter Kandungan, mulai bersiap untuk menjalankan aktivitas seperti biasa. Bella sudah berpenampilan rapi, menggunakan kemeja panjang pink muda dengan bawahan rok span selutut. Sedangkan Anugrah menggunakan jas biru tua pilihan Bella yang memang ada di dalam koper. "Kita sarapan dulu," kata Anugrah mengajak kekasihnya keluar dari kamar hotel. Mereka sengaja tak meminta pelayanan hotel yang biasa mengantar sarapan, karena ingin sarapan di luar. Keduanya melangkah beriringan menuruni bangunan hotel bintang lima tersebut, menuju parkiran. "Kamu mau sarapan apa?" tanya Anugrah setelah mereka sampai di tempat parkir. Ia membukakan pintu mobil untuk kekasihnya. "Sarapan bubur ayam aja, Mas. Kita ke tukang bubur ayam langganan aku." Bella masuk setelah melihat anggukkan kepala setuju pria tampan itu. Anugrah

  • Love You More (21+)   Bermalam di Hotel 21+ (Bab 09)

    Malam harinya setelah selesai menyantap makan malam di restoran hotel bintang lima, yang menjadi tempat tinggal sementara. Bella dan sang kekasih kembali ke kamar hotel. Keduanya duduk di balkon kamar sambil menikmati pemandangan indah langit gelap berselimut bintang. "Terima kasih untuk hari ini," ucap Bella sambil menatap Anugrah. "Kamu meluangkan waktu satu hari full untukku. Padahal aku tahu kamu sibuk." Anugrah membalas tatapan itu dengan senyuman. Senyum hangat yang menggetarkan hati Bella. Ia sangat mencintai pria itu, pria yang selalu ada untuknya selama beberapa bulan ini. Namun sayang, kisah cinta yang dia pikir mulus ternyata penuh lika-liku. Siapa yang menyangka, kalau mantan istri Anugrah belum sepenuhnya menerima perceraian mereka. "Mas," panggil Bella. Ada sesuatu yang mengganjal pikiran, dan sudah sejak lama ingin dia tanyakan pada sang kekasih. "Ya, ada apa?" Anugrah meraih jemari lentik Bella yang berada di atas meja. Ia tatap wanitanya dengan penuh kasih sa

  • Love You More (21+)   Galau (Bab 08)

    Setibanya di kamar hotel, Bella melangkah lesu mendekati ranjang. Ia duduk di sudut kasur empuk itu dengan wajah tak bersemangat. Rasa lelah yang menguasai seluruh tubuh bukan berasal dari aktivitas seharian, namun lelah itu muncul karena ketegangan pikirannya. "Aku pesan makanan untukmu ya," ucap Anugrah sambil meletakkan tas tenteng Bella ke atas meja kecil di samping tempat tidur. Ia menatap wajah kekasihnya yang terlihat murung. Mungkin satu gelas susu panas dan makanan ringan bisa membuat mood Bella kembali, pikirnya. Bella menarik napas panjang lalu melirik sang Direktur. "Aku gak mood makan Mas. Aku mau mandi dulu." Ia berdiri, melangkah gontai mendekati kamar mandi lalu masuk. "Aku tetap pesan makanan. Kamu pasti belum makan, Honey," seru Anugrah sebelum Bella menutup pintu kamar mandi rapat-rapat. Tak ada sahutan, hanya terdengar suara kucuran air shower yang dibuka oleh Bella. Meskipun Bella menolak, Anugrah tetap memesan makanan ringan dan berat pada resepsionis h

  • Love You More (21+)   Melapor Polisi (Bab 07)

    "Kamu ngomong apa sih Mas! Aku masih ada di luar negeri. Jangan asal bicara!" Yuli meninggikan suaranya, tak terima mendengar tuduhan mantan suami. "Aku tahu kau berbohong! Coba tunjukkan kalau memang kau ada di luar negeri!" "Aku memang ada di luar negeri bersama Anggun." Yuli mengubah mode telepon menjadi mode video call. Ia memperlihatkan apartemen di luar negeri dan posisinya yang tengah duduk berdua dengan sang anak. Anugrah hanya diam sambil memperhatikan mantan istri dan anaknya. "Hay, Pa. How are you?" sapa Anggun sambil melambaikan tangan di depan layar ponsel. Anak satu-satunya mantan pasangan itu, tersenyum simpul pada ayahnya. "Sekarang kamu percaya kan? Aku gak bohong. Aku ada di luar negeri dan aku belum pulang ke Indonesia. Untuk apa aku berbohong? Lagi pula, aku gak punya urusan apapun di sana, buat apa aku pulang." Yuli mempertegas ucapannya dengan wajah dingin. Senyum yang terukir di wajah ibu beranak satu itu, terlihat kecut. "Kalau kamu nelpon aku cuma unt

  • Love You More (21+)   Kekacauan Terjadi (Bab 06)

    Bella berlari cepat masuk ke dalam kamar, mengambil ponsel yang tergeletak di atas meja kecil samping tempat tidur sambil mengawasi sekitar. Tangannya gemetar hebat. Seluruh tubuh terasa dingin seperti es. Wajahnya memucat panik dengan detak jantung tak beraturan. Ia terhentak kaget setiap kali terdengar suara benda dilempar dari arah luar. Air matanya mengalir deras membasahi wajah. Sambil menghubungi seseorang, Bella memperhatikan keadaan di ruang kamarnya. Tak berapa lama, telepon darinya diterima oleh seseorang dari ujung sambungan. "Halo, kantor Polisi? Sa-saya ingin melaporkan penyerangan di rumah saya. Tolong datang Pak. Saya takut," ucap Bella dengan suara gemetar. "Baik Bu, tenang dulu. Bisa Anda jelaskan bagaimana keadaan di sana? Anda ada di mana sekarang?" "Saya ada di rumah Pak, tolong kirim bantuan ke sini. Alamatnya di komplek perumahan Permai Indah. Nomor rumah dua ratus satu. Blok G. Tolong secepatnya ke sini Pak. Saya takut." "Tenang dulu Bu, bisa jelaskan k

  • Love You More (21+)   Tiba-tiba Diserang (Bab 05)

    Selesai bercinta di dalam kamar mandi, keduanya melanjutkan peraduan peluh itu di atas ranjang berukuran king size. Waktu sudah menunjukkan pukul dua belas malam, ketika suara desahan dan lenguh memenuhi ruang sunyi dengan pencahayaan temaram itu. Anugrah melakukan tugasnya dengan baik, memberi kenikmatan tak tertahankan pada Bella yang berada di di atas tubuhnya. Beberapa kali mereka mengulang dengan berbagai gaya, hingga permainan panas itu tetap dimenangkan oleh sang Direktur yang tersenyum puas sambil mengatur napas terengah. "Kamu luar biasa, Honey," puji Anugrah, menghargai kerja keras Bella untuk membuatnya puas setiap saat. Bella turun dan duduk di samping kekasihnya sambil menarik selimut, kemudian berbaring. "Aku gak ada apa-apanya dibandingkan kamu, Mas." Ia memiringkan posisi tidur, menatap sang kekasih lekat. "Kamu luar biasa. Makasih ya." Sang Direktur menenggelamkan Bella dalam pelukan hangat, mengecup mesra puncak kepala kekasihnya dengan lembut dan penuh kasih

  • Love You More (21+)   Masih Perawan 21+ (Bab 04)

    Napas terengah Anugrah terdengar. Hembusannya menyapu kulit mulus Bella yang tengah berada di bawah kungkungan sang Direktur. Bella menatapnya lekat. Bibirnya terkunci, tak bisa mengatakan sepatah katapun, atau menolak. Ajakan bercinta itu membuat desir darah Bella mengalir deras, mengantarkan hangat ke seluruh tubuh. Kecupan nakal bibir Anugrah menjelajahi setiap inci jenjang leher Bella yang wangi dan bersih. Puas menikmati harum lembut kulit leher, kecupan Anugrah turun ke bagian dada, membuat tubuh Bella menggeliat liar. Ia tahu semua yang dilakukan salah! Namun sialnya, hasrat di dalam tubuh seolah menerima dan menginginkan lebih dari sekedar ciuman panas. "Emh!" desah tak tertahan lolos dari mulut Bella saat Anugrah melumat bulatan ranum buah dada yang tegang. "Mas!" racaunya pelan. Mencoba untuk diam, namun suara lenguh itu keluar begitu saja. Yang dilakukan Anugrah sukses membuat Bella kehilangan akal sehat. Ingin terus merasakan sentuhan lebih liar lagi. Pri

  • Love You More (21+)   Flashback 21+ (Bab 03)

    Sepanjang perjalanan pulang ke rumah, Bella lebih banyak diam dan menatap pemandangan malam dari luar jendela. Sementara di sampingnya, Anugrah tampak fokus mengendarai mobil sambil memikirkan, 'Apa benar Yuli mendatangi kekasihnya?' karena seingat sang Direktur, mantan istrinya itu berada di luar negeri bersama anak mereka. Ditatapnya wanita Kesayangan yang melamun sambil menyandarkan kepala di kaca jendela mobil. "Tidurlah, kalau sudah sampai, aku bangunin kamu." Ia belai rambut hitam panjang dan lembut itu. Samar-samar ia mendengar helaan napas panjang Bella, yang mengabaikan ucapannya. Ia mulai menangkap adanya kekesalan yang ditunjukkan sang kekasih, mungkin karena pertemuan tidak mengenakan tadi. "Aku benar-benar tidak tahu dia sudah kembali ke Indonesia," kata Anugrah, menyesal karena tidak berada di samping Bella tadi. Dokter kandungan itu menoleh, "Aku tahu Mas. Ini semua bukan salah kamu. Aku hanya merasa sakit hati karena mantan Istrimu mengatakan aku pelakor." Keni

Jelajahi dan baca novel bagus secara gratis
Akses gratis ke berbagai novel bagus di aplikasi GoodNovel. Unduh buku yang kamu suka dan baca di mana saja & kapan saja.
Baca buku gratis di Aplikasi
Pindai kode untuk membaca di Aplikasi
DMCA.com Protection Status