Beranda / Romansa / Love You More (21+) / Kecupan Mesra (Bab 01)

Share

Love You More (21+)
Love You More (21+)
Penulis: Dita SY

Kecupan Mesra (Bab 01)

Penulis: Dita SY
last update Terakhir Diperbarui: 2025-04-25 19:29:21

Bella Thania memasuki ruang kerjanya, melangkah mendekati kursi lalu duduk bersandar menghilangkan penat setelah seharian menangani pasien melahirkan.

Baru saja mata terpejam, menikmati dingin ruangan, ia mendengar suara pintu dibuka, disusul suara seseorang yang memanggil mesra.

"Honey."

Bella membuka mata, menatap ke arah laki-laki tampan yang tersenyum sambil membawa sebuket bunga mawar dengan kedua tangan.

"Mas, kamu ke sini?" Mata Bella membulat dengan senyuman indah merekah di wajah. Kejutan dari sang kekasih sukses membuat rasa lelah setelah seharian bekerja, hilang seketika.

"Kenapa? Apa aku ngga boleh datang ke sini, hmm? Aku Direktur di rumah sakit ini." Pria dengan senyuman menawan itu mendekati Bella, meletakkan buket bunga ke atas meja. "Aku merindukanmu, Honey." Ia tatap wajah cantik sang kekasih yang tengah tersenyum lebar di padanya.

"Aku juga Mas, tapi kenapa kamu ke ruangan aku? Kenapa ngga nunggu di mobil aja? Kalau ada yang melihat kamu di sini, gimana?" Bella melangkah mendekati pria itu, lalu memeluk manja.

Pria tampan bernama Anugrah, yang tak lain Direktur Rumah Sakit Ibu dan Anak tempat Bella bekerja itu, adalah kekasih sang Dokter. Sudah hampir tiga bulan mereka menjalin asmara.

Bella Thania_Dokter Kandungan berusia 29 tahun, menerima cinta sang Direktur yang berusia jauh di atasnya. Ya, Anugrah adalah duda beranak satu yang baru setengah tahun bercerai dari istrinya.

Hubungan asmara itu belum berani diungkap oleh Bella karena berbagai alasan. Salah satunya, karena Anugrah baru saja menyandang status sebagai duda anak satu.

Anugrah menatap sang kekasih dengan senyuman kecil. "Kenapa? Kamu masih malu mengakui hubungan kita di depan orang-orang? Apa alasannya?"

Bella menggeleng, "Bukan malu Mas, tapi aku ngga mau orang mikir aku diistimewakan di sini karena aku pacaran sama Direktur Rumah Sakit. Aku maunya dianggap sama seperti Dokter lain."

Kening Anugrah berkerut, "Memang ada yang mengistimewakanmu di sini selain aku?"

Bella menggeleng sambil tersenyum manja. "Ngga ada sih, cuma kamu yang mengistimewakan aku."

Cup!

Kecupan lembut mendarat di kening. Anugrah menatap Bella lekat, membuat kedua pipi wanita itu memerah, malu.

"Jangan ngeliatin aku begitu, Mas. Aku ma .... " Belum selesai ucapan keluar dari mulut Bella, kecupan kembali mendarat di bibir.

Anugrah merapatkan tubuh Bella ke meja di belakang, merengkuh jenjang leher wanita kesayangan, melumat habis bibir manis rasa strawberry itu dengan rakus.

"Ehm!" Suara desahan kecil keluar dari mulut keduanya yang menikmati kecupan dan permainan lidah satu sama lain.

Suasana hening di dalam ruangan seolah mendukung keduanya untuk melakukan yang lebih dari sekedar kecupan panas.

Sadar tempatnya tidak tepat, Bella mendorong pelan tubuh Anugrah, memalingkan wajah. "Jangan di sini Mas." Ia tahu apa yang ada di pikiran Anugrah.

Sang Direktur tersenyum lembut, "Tidak ada orang di sini."

Bella mengangkat kepalanya, menatap pria tinggi tampan itu, "Kalau tiba-tiba ada yang masuk, gimana? Jangan di sini. Di hotel aja."

Anugrah mengangguk pelan, "Oke, di hotel." Ia melangkah mendekati pintu, mengunci ruangan itu.

Deg!

Kedua mata Bella membulat sempurna, melihat kekasihnya mengantongi kunci ruangan. "Mas, kok dikunci?"

Tak ada jawaban, Anugrah melangkah cepat mendekati Bella, memeluk erat, membawanya ke dinding dan merapatkan tubuh mereka.

"Mas!" Bella mencengkram kemeja sang Direktur yang mulai tak dapat mengendalikan diri.

"Hanya satu kali, setelah itu kita lanjutkan di hotel." Anugrah mengecup bibir Bella, melumat rakus hingga Bella kehabisan napas.

Perlahan, tangan sang Direktur membuka satu per satu kancing kemeja sang kekasih, melempar pakaian itu ke atas lantai.

Selesai dengan pakaian yang melekat di tubuh sintal Bella, Anugrah menaikan rok ke atas pinggang, meloloskan pakaian dalam merah muda, ke bawah.

"Ehm!" desah Bella saat Anugrah memainkan jarinya di dalam liang kenikmatan.

Wanita cantik itu menurunkan resleting Anugrah, mengeluarkan Joni yang sudah mengeras.

Sang Direktur tersenyum mesum, mengarahkan tombak berurat itu ke liang yang basah dan memasukannya.

"Ah! Mas!" desah Bella, mengigit bibir bawah pelan sambil memejamkan kedua mata.

Anugrah memompa tubuhnya dengan ritme cepat, menahan desahan yang ingin meledak. Sadar, tempat itu tak memiliki peredam suara.

"Kamu nakal Mas!" protes Bella manja.

"Kamu menikmatinya juga 'kan, Honey?"

Bella mengangguk malu-malu dengan suara napas terengah-engah.

Peraduan peluh yang berlangsung beberapa menit itu terusik oleh suara ketukan pintu yang terdengar tiba-tiba.

Anugrah mempercepat gerakan tubuh maju-mundur sambil mengigit telinga Bella pelan.

"Mas, ada orang," bisik Bella, mendorong tubuh kekasihnya.

"Aku belum selesai. Sebentar lagi," engah Anugrah, semakin mempercepat gerakan.

"Tapi Mas." Wajah Bella memucat panik saat mendengar suara ketukan itu semakin kencang. "Udah Mas. Ada orang!"

Anugrah menghentikan gerakannya. "Belum keluar. Sebentar lagi."

Bella melirik ke arah pintu. "Ada yang ngetuk pintu."

Tok Tok Tok!

Membuang napas kasar, Anugrah menarik pusakanya dari dalam celah kenikmatan dengan wajah kesal.

Buru-buru Bella memunguti pakaiannya dan memakai satu per satu.

Tok Tok Tok!

"Iya tunggu!" teriak Bella dengan wajah panik. Ia menatap pria tampan yang berdiri di depannya. "Masuk ke kamar mandi dulu Mas!"

"Kenapa?" Anugrah mengangkat kedua alisnya tinggi-tinggi.

"Please, masuk dulu. Ngga enak dilihat orang kalau kamu ada di sini."

Dengan lesu, Anugrah menaikan celananya, melangkah masuk ke dalam kamar mandi.

"Mas kuncinya." Bella berjalan mendekati kamar mandi, meminta kunci.

Kamar mandi dibuka, kunci diberikan pada Bella yang langsung mendekati pintu dan membuka lebar.

Seorang perawat berdiri di depan pintu, "Bu Bella, Anda diminta ke ruang Diskusi Medis."

Bella mengerutkan dahi. "Ke ruangan itu? Untuk apa? Bukannya sekarang sudah waktunya saya pulang?"

"Kalau itu saya kurang tahu, Dok. Saya hanya diminta menyampaikan saja. Saya permisi Dok." Perawat itu melangkah pergi.

Bella menoleh ke belakang, melihat kamar mandi. "Aku pergi sebentar Mas," serunya lalu melangkah ke ruang Diskusi Medis, tempat para Dokter membicarakan tentang pasien dan prosedur rumah sakit.

Sesampainya di ruangan tersebut, Bella langsung diminta masuk ke tempat yang ternyata sepi.

Bella melangkah pelan sambil mengamati ruangan.

Deg!

Ia melihat seorang wanita duduk di kursi, membelakangi pintu.

"Maaf, Anda siapa ya?" tanya Bella. "Ruangan ini hanya untuk Dokter."

Wanita itu memutar kursinya, memperlihatkan wajah dingin dengan tatapan tajam. "Aku tahu hubungan gelapmu dengan Mas Anugrah! Jadi benar Mas Anugrah selingkuh dan dia menceraikan aku karena wanita murahan sepertimu!"

Kedua mata Bella membulat sempurna, tak paham dengan tuduhan dari wanita yang baru pertama kali dilihat.

"Maksudnya apa? Saya ngga ngerti sama ucapan Anda. Anda siapa?" tanya Bella gugup.

Wanita itu tersenyum kecut, berdiri dari tempat duduknya lalu melangkah cepat mendekati Bella. "Kamu ingin tahu saya siapa?" desisnya.

Bella mengangguk pelan.

"Jauhi Mas Anugrah! Dasar pelakor!" sarkas wanita itu dengan sorot mata tajam.

Lanjutkan membaca buku ini secara gratis
Pindai kode untuk mengunduh Aplikasi
Komen (5)
goodnovel comment avatar
Markantia
Hahaaha baru mulai baca.. Anugrah2 ......
goodnovel comment avatar
Nnanonafast96
ahirnya sampai disini aku..
goodnovel comment avatar
Anik
aku hadir kakak
LIHAT SEMUA KOMENTAR

Bab terbaru

  • Love You More (21+)   Kondisi Ardi (89)

    Ardi dilarikan ke rumah sakit terdekat setelah mengalami sakit perut ekstrem. Di rumah sakit itu, Ardi belum mendapatkan penanganan oleh Dokter.Melihat suaminya tidak ditangani oleh Dokter dan perawat, Bella naik pitam. Ia menghentakkan kaki dengan kasar, menghampiri para petugas rumah sakit. "Suami saya sedang sakit, kenapa kalian diam saja? Mana Dokter? Tolong tangani suami saya!" Bella marah-marah, tetapi para perawat di depannya hanya diam.Sementara para perawat lain terlihat fokus pada laptop dan obrolan mereka. Bahkan salah satu perawat hanya diam sambil bermain ponsel. Bella semakin emosi melihat kelakuan oknum-oknum di rumah sakit itu. "Kalian semua makan gaji buta ya? Kalian sama sekali nggak melayani pasien dengan baik!"Salah satu perawat menatap Bella dengan tajam, "Maaf Bu, saya tadi sudah memeriksa suami Ibu tapi dia hanya mengalami sakit perut biasa. Sebaiknya Ibu bawa suami Ibu pulang ke rumah dan rawat sendiri. Rumah sakit ini penuh, nggak ada kamar di sini."Mata

  • Love You More (21+)   Beberapa Bulan Berlalu (88)

    Bulan-bulan berlalu. Setiap harinya sikap Anugrah berubah dingin pada Yuliana. Pria itu sering marah tanpa sebab, dan membuat Yuliana kesal. Dengan penuh amarah. Wajahnya memerah dengan mata berkaca-kaca, ia menemui Dokter keluarga yang dulu memberikan obat pada Anugrah. Namun sayangnya Dokter itu sudah lama tidak bertugas di rumah sakit Swasta tersebut. "Anda yakin dia sudah tidak bertugas di rumah sakit ini? Lalu, kemana dia?" tanya Yuliana tak percaya. Matanya bergerak, mengitari ruangan Dokter yang kini sudah berganti. Dokter di hadapanya adalah Dokter wanita bernama Ayunani. "Yakin Bu. Kalau Anda tidak percaya silakan konfirmasikan pada Direktur di rumah sakit ini," jawab Dokter tersebut. "Saya tidak bisa menerangkan lebih jelas tentang alasan dia berhenti bertugas di rumah sakit ini dan kemana dia sekarang." Yuliana menarik napas panjang. "Ya sudah kalau begitu." Ia memutar tubuhnya dan berjalan keluar dari ruangan itu. Dengan wajah kecewa ia kembali ke mobil dan dudu

  • Love You More (21+)   Mulai Ingat (87)

    Prank!Suara gaduh terdengar dari dapur. Secangkir kopi panas tumpah membasahi lantai. Pecahan cangkir itu berserakan di sekitar dapur.Kepanikan pun tercipta, mengundang perhatian Yuliana yang tengah duduk bersantai di sofa ruang keluarga. Wanita itu berlari menuju dapur dan melihat Anugrah sedang berjongkok, merapikan pecahan cangkir yang pecah itu. "Mas, ada apa?" tanya Yuliana dengan mata membulat sempurna. "Kamu nggak apa-apa 'kan Mas?" Ia berjongkok langsung memegang lengan suaminya. Anugrah hanya menggeleng pelan. Matanya tertuju pada pecahan cangkir itu dengan pandangan kosong."Mas?" Yuliana mengayunkan tangannya ke depan wajah Anugrah. "Kamu kenapa? Sakit? Kamu nggak apa-apa 'kan? Ada yang luka nggak?" Anugrah kembali menggeleng. Masih diam dengan tatapan kosong seperti memikirkan sesuatu. Melihat suaminya diam seperti orang linglung. Yuliana mendengus kesal. Penasaran dengan apa yang ada di pikiran Anugrah saat ini. Seingatnya obat yang biasa diberikan setiap hari su

  • Love You More (21+)   Melahirkan Anak Perempuan (86)

    "Aduh Mas, sakit banget." Bella meringis sambil memegang perutnya yang terasa melilit. Dengan cepat Ardi memapah tubuh Bella menuju taksi di depan. "Pak, tolong buka pintunya.""Baik Pak." Supir taksi membuka pintu mobil dan membantu memasukan Bella. "Ar, Ibu sama Bastian nanti nyusul kalian ya." Bu Ika berdiri di ambang pintu rumah sambil menggendong Bastian. "Iya Bu." Ardi masuk ke dalam taksi. "Jalan Pak, ke rumah sakit terdekat.""Di sini ada Bidan Pak, nggak terlalu jauh dari sini. Istri saya kemarin melahirkan di sana," kata supir. "Kalau ke rumah sakit, kemungkinan jalanan jam segini macet parah Pak." Ardi menoleh, menatap Bella. "Gimana Sayang?""Terserah Mas. Mana yang cepet aja. Aku udah nggak tahan, sakit banget," ucap Bella, meringis kesakitan. "Ya udah Pak, ke Bidan aja. Istri saya udah mau melahirkan. Cepet Pak!""Baik Pak." Mobil melaju melewati jalan satu arah.Hanya lima menit mobil tersebut berhenti di depan tempat praktek Bidan Dinda. Setelah sampai, Ardi diba

  • Love You More (21+)   Satu Tahun Berlalu~ (85)

    Satu tahun berlalu dengan cepat.Dalam waktu satu tahun itu tak pernah terdengar kabar apapun tentang William.Setelah bayi perempuan yang dikandung Anggun lahir ke dunia, Ibu satu anak itu memutuskan kembali kuliah ke luar negeri. Sementara bayi mungilnya dirawat oleh kedua orang tuanya ... Yuliana dan Anugrah.Anggun sudah benar-benar melupakan kenangan bersama William__suaminya yang hilang entah kemana.Sudah dua bulan Anggun terbang ke luar negeri untuk melanjutkan kuliahnya yang sempat tertunda."Kabar kamu bagaimana Sayang? Baik 'kan?" tanya Yuliana di dalam telepon. "Baik Ma, kalau Mama sama Papa gimana? Baik nggak?""Baik Sayang.""Syukurlah," ucap Anggun. "Sudah dulu ya Ma. Aku masih ada jam kuliah.""Tunggu Nak .... ""Ada apa Ma?" "Mama mau ngomong sesuatu sama kamu. Ini tentang seseorang yang katanya mau kuliah ke luar negeri. Dia masih muda, dan tampan. Apa kamu tertarik mengenalnya? Kebetulan dia itu anak teman lama Papa kamu. Namanya Dirga.""Dia baru mau kuliah? Mas

  • Love You More (21+)   Malam Pertama 21+ (84)

    Malam pengantin yang ditunggu akhirnya tiba. Saat Ardi memasuki kamarnya, ia melihat Bella baru saja keluar dari kamar mandi. Wanita cantik itu hanya mengenakan handuk putih yang melingkar di tubuh. Saat melihat kedatangan Ardi, wajah Bella seketika memerah, malu. Ia lantas menutupi bagian tubuh yang terbuka menggunakan selimut. Ardi menutup pintu. Senyuman manis terukir di wajahnya yang tampan. Ia melangkah mendekati wanita yang telah sah menjadi istrinya. Oh Tuhan, wanita di depan matanya sangat cantik. Entah berapa banyak waktu yang ia butuhkan untuk mempercayai keajaiban malam ini. Malam dimana ia akan melakukan hubungan suami-istri dengan wanita secantik Bella. "Mas! Jangan ngeliatin aku begitu. Aku mau pakai baju, cepat keluar dari kamar!" Ardi tersenyum lembut. Langkah kakinya berhenti di depan Bella. "Nggak usah pakai baju ... bukannya kita mau melakukannya malam ini?" Deg! Bella memalingkan wajahnya. Diam seribu bahasa. Ia baru ingat kalau malam ini malam spesi

Bab Lainnya
Jelajahi dan baca novel bagus secara gratis
Akses gratis ke berbagai novel bagus di aplikasi GoodNovel. Unduh buku yang kamu suka dan baca di mana saja & kapan saja.
Baca buku gratis di Aplikasi
Pindai kode untuk membaca di Aplikasi
DMCA.com Protection Status