Share

BAB 2 Mama, Nindy Ingin Pergi ke Jepang!

Gadis kecil itu memperhatikan tiap gerakan jemari tangan ibunya yang tengah sibuk menulis kata-kata ke dalam layar word di komputernya. Tak … tik … tak … tik. Ia berpikir ibunya tak memperhatikan dirinya yang sedang terpana melihat keseriusan sang ibu yang serasa berada di dunia lain. Gadis kecil itu berdiri diam di samping ibunya, lalu ia mulai berceloteh;

“Mama sedang apa, sih?” tanya si gadis kecil penasaran dan ingin tahu.

“Mengetik, Nindy.” Jawab wanita itu tak menoleh ke arahnya. Ia menjawab sambil tetap menekan tuts-tuts keyboard itu dengan lincahnya. Sebab ibunya tak menoleh, gadis kecil itu berusaha untuk mengganggu lagi.

“Mengetik apa, sih?” kali ini ia mendekatkan wajahnya di samping lengan ibunya

 “Novel, Nindy.” Sahutnya lagi-lagi tak menoleh.

“Novel apa, sih?” ia menatap mata ibunya lekat-lekat, sepasang bola mata yang melukisan rasa keingintahuannya lebih dalam.

“Ceriwis, dikasih tahu juga nanti kamu tanya terus,” seloroh wanita itu memencet hidung Nindy yang pesek.

“Novel ceriwis? Novel apaan tuh, Ma?” semakin ia dekatkan wajahnya dan menempel di lengan ibunya. Akhirnya wanita itupun kewalahan juga menjawab pertanyaan Nindy yang tiada habisnya. Ia hentikan acara mengetiknya dan menoleh ke arah si gadis kecil yang lugu, kemudian mencium pipi kanan kiri Nindy dua kali.

“Muach…muach, Nindy ceriwis pengen tahuuuu aja deh! Hihihi…, mama lagi menulis novel Jepang.” jelasnya dengan suaranya yang lembut.

“Novel…, novel Jepang? Jepang itu khan nama negara ya, Ma?”

“Iya, Sayang.”

“Jepang itu yang mama dulu pernah bilang, banyak pengarang komik itu ya, Ma?”

Wanita itu mengangguk, “Betul,”

“Mama pernah ke Jepang?”

“Belum pernah, Nindy. Kenapa?” baliknya bertanya.

Gadis kecil itu terdiam sejenak, lalu menatap ke atas langit-langit sebelum akhirnya ia berbicara lagi.

“Nanti kalau Nindy sudah besar, Nindy mau pergi ke Jepang!” tandasnya sambil meloncat girang. Mendengar seruan anak gadisnya tersebut, wanita itupun tersenyum lebar. Kemudian ia tempelkan telapak tangannya di pipi gadis kecilnya.

“Nindy ingin ke Jepang?”

Ehmp!” angguknya tegas.

“Suatu hari nanti Nindy pasti bisa kesana.” Jawab sang ibu menghibur hati Nindy agar anaknya senang.

“Horeee! Nindy ke Jepang…, Nindy ke Jepang!!” gadis kecil itu berjingkrak-jingkrak senang dan memeluk ibunya erat. “Nindy pengen deh, bisa nyenengin mama. Biar mama ga perlu bohong ke orang-orang kalau pernah ke Jepang. Bikin novel tapi belum pernah ke sana.” sambungnya menyindir ibunya, sontak wanita itupun terkejut setengah mati, barulah ia menyadari kecerdasan Nindy lebih dari anak normal seusianya. Masih berumur sembilan tahun tapi kepintaran dalam berbicara sudah seperti anak berumur dua belas tahun ke atas.

“Oh, kamu pintar sekali, Nak.” Ia mengecup kening Nindy dan memberikan sebatang cokelat yang ia simpan dalam laci meja komputernya untuk cemilan. “ini mama kasih buat kamu.”

“Terima kasih, Mama.”

*

Bab terkait

Bab terbaru

DMCA.com Protection Status