Share

Melawan Babi Hutan

Claire berusaha menyeimbangkan tubuhnya yang kini melayang di awan-awan. Ia nyaris terjungkal, tapi akhirnya ia berhasil menyeimbangkan tubuhnya. Kini, ia melayang di udara seperti profesional.

“Woohoo!” teriak Claire di udara. Ia menikmati hembusan angin yang menerpa dirinya, terasa seperti nyata.

Claire kemudian mengingat misinya, ia harus menyelamatkan Leon di hutan, entah di mana hutan itu berada. Ia tidak ingin mengulangi level ini lagi dan memulainya kembali di atas ranjang. Mata Claire mulai menatap ke bawah, pohon-pohon rindang menutupi area hutan, sulit untuk mencari keberadaan Leon. Ia mulai terbang mendekati area hutan yang letaknya tidak jauh dari istananya. Namun, Leon tidak terlihat dimana-mana.

Claire mencoba terbang lebih rendah lalu memutari kembali area hutan untuk mencari Leon, tetapi tetap saja, ia tidak menemukannya. Claire memutuskan untuk mendarat di salah satu area hutan yang agak terbuka. Ia melihat ke sekeliling, namun Leon tidak terlihat di manapun.

Sementara itu, setelah game dimulai, Leon tidak bisa mengendalikan kuda putih yang ia tunggangi. Game membawanya langsung masuk ke dalam hutan. Leon belum pernah sampai sejauh ini dalam game, sebab ia harus menunggu pemain yang memilih karakter aphrodite lebih dulu dan tidur bersamanya. Meskipun ia tahu jalan cerita pada level ini, tapi mengalaminya sendiri adalah hal yang jauh berbeda.

Saat sampai di area yang agak terbuka di dalam hutan itu, tiba-tiba sebuah layar digital muncul di hadapan Leon.

Seekor rusa ada di hadapanmu. Panahlah untuk melanjutkan permainan.

Tiba-tiba seekor rusa memang muncul di hadapan Leon dan layar digital itu pun menghilang. Leon menyiapkan panahnya lalu membidik rusa yang sama sekali tidak ada niatan untuk kabur itu. Rusa itu dengan santai merumput di hadapan Leon. 'Ini terlalu mudah,' batin Leon. Namun, Leon tidak punya pilihan lain. Ia harus segera menyelesaikan ini. Entah kapan datang babi hutan yang akan membunuh Adonis. Sebelum itu terjadi, Leon memutuskan untuk mengambil kesempatan memanah rusa ini dulu.

Leon membidik dan dengan kemampuan memanahnya, panah apinya menembus tepat ke jantung rusa itu. Seketika rusa itu roboh ke tanah namun tiba-tiba sebuah layar digital kembali muncul di hadapan Leon.

Oh, tidak! Kamu melakukan kesalahan! Rusa itu ternyata bukan rusa betulan!

“Sial!” seru Leon.

Di hadapannya rusa yang tergeletak di tanah itu kini diselubungi asap hitam bercahaya keunguan. Tiba-tiba, asap itu menghilang dan kini rusa yang terbaring tak berdaya itu sudah berubah menjadi babi hutan bertanduk tajam dengan mata semerah darah. Ini jelas bukan babi hutan biasa. Apa yang Leon ketahui tentang kematian Adonis akan terjadi sekarang.

Hutan kini tiba-tiba menjadi gelap dan Leon hanya berdua dengan babi hutan itu. Leon menyiapkan anak panah dan busurnya dan mulai membidik, namun babi hutan itu jauh lebih lincah dibandingkan perkiraannya. Babi hutan itu berlari ke arah Leon dengan cepat. Leon melepaskan anak-anak panahnya yang berapi, tapi kulit babi hutan itu ternyata mampu menahan anak panah Adonis. Anak panah itu jatuh ke tanah. Seperti dugaannya sebelumnya, ini bukan babi hutan biasa.

Babi itu menyeruduk hingga Leon harus melompat turun dari kudanya. Kuda malang itu kini terbaring tidak berdaya di atas tanah dengan darah bercucuran. Tiba-tiba, kuda itu berkedip-kedip lalu menghilang. Leon kini berhadap-hadapan dengan babi hutan yang sangat besar itu, bahkan kini tubuhnya bertambah besar. Mustahil Leon bisa mengalahkannya, sama seperti Adonis di dalam legenda.

Leon membidik dengan anak panahnya ketika babi hutan itu mulai berlari ke arahnya. Ia membidik bola mata si babi hutan, dan dengan kemampuan memanah Adonis, anak panah itu melesat dan mengenai sasaran dengan ketepatan yang luar biasa. Babi hutan itu meraung kencang, raungannya terdengar hingga ke langit. Di saat itulah Claire bisa mendengar dan mencari arah suaranya.

Claire terbang rendah ke arah suara dan kini ia bisa melihat seekor babi hutan yang sangat besar. Leon sedang berada di hadapannya dengan anak panahnya. Tanpa pikir panjang, Claire menggunakan pedang emasnya. Ia mendarat sambil menebaskan pedangnya ke leher babi hutan itu, namun ajaib, kulitnya sangat keras bahkan pedang Aphrodite pun tidak mampu menembusnya.

“Claire! Dia bukan babi hutan betulan,” kata Leon. Matanya yang indah menatap Claire penuh arti. Akhirnya ada harapan baginya.

“Kita tidak bisa menembus kulitnya,” lanjut Leon. Namun kata-katanya terputus saat babi hutan itu kembali menyeruduk dengan marah. Anak panah Leon masih terhujam di bola matanya. Ia kesakitan dan kini sangat marah, ia mengejar Leon. Pria itu melompat lalu berguling ke arah lain. Di saat yang sama, Claire menyadari kalau Adonis tidak bisa terbang seperti dirinya.

“Apa yang kamu sarankan, Leon? Cepatlah!” seru Claire sambil menghindar dari amukan babi hutan itu dengan melayang di udara. Semakin lama, babi hutan itu bertumbuh semakin besar. Semakin mustahil mereka mengalahkan babi hutan itu.

“Kurasa, bagian dalamnya masih lembut, bisa dilukai!” seru Leon sambil berguling lagi mengindari serangan babi hutan itu.

“Bagian dalam? Bagaimana kita melakukannya?” tanya Claire bingung.

“Dari mulutnya!” seru Leon lagi.

“Mulutnya? Babi itu terus menerus menutup mulut!” seru Claire bingung.

Babi hutan itu benar-benar tidak memberikan Leon kesempatan untuk beristirahat sedetikpun. Ia terus menyerang hingga kini Leon benar-benar tersudut. Punggung pria itu sudah menempel di sebuah batu keras dan babi hutan itu sudah tepat berada di hadapannya. Leon tidak bisa lagi menghindar.

“Cepatlah, Claire!” seru Leon. Ia kemudian memejamkan matanya, sebab babi hutan itu kini sudah berlari ke arahnya.

Tiba-tiba, Leon merasakan seseorang mendarat di hadapannya. Saat ia membuka mata, Claire sudah berada di hadapannya. Babi hutan itu sudah membuka mulutnya untuk memangsa Leon. Rupanya, saking marahnya, babi itu tidak jadi menusuk Leon dengan tanduknya, tetapi hendak menelan Leon hidup-hidup. Kini babi hutan itu memang berukuran raksasa.

Jantung Claire berdegup dengan kencang sebab babi hutan itu sesaat lagi akan memangsa tidak hanya Leon tetapi juga Claire. Gadis itu dengan cepat melemparkan pedangnya masuk ke dalam mulut babi hutan itu. Ia kemudian menutup matanya seolah bersiap menahan rasa sakit. Tiba-tiba, ia merasakan sepasang tangan memegang bahunya lalu membawanya melompat ke samping.

Tepat di saat itu, babi hutan itu menabrak dinding batu dan kemudian jatuh berdebam ke tanah. Leon dan Claire berguling-guling di atas tanah hingga akhirnya tubuh Leon berada di bawah tubuh Claire. Mata Claire seolah terkunci pada bola mata Leon yang menghipnotis. Jantung Claire mulai berdegup dua kali lebih cepat. Sesaat, Claire lupa akan amarahnya pada Leon.

“Apakah kita berhasil?” tanya Leon. Claire menoleh ke arah babi hutan itu dan melihat babi hutan itu mulai berkedip-kedip dan menghilang. Pedang Aphrodite tertancap di atas tanah.

Bab terkait

Bab terbaru

DMCA.com Protection Status