Share

2. Keluarga Jayker.

Bian masuk kedalam rumah mewah yang ditinggali olehnya dan juga kedua orangtuanya. Ah dan sepasang suami istri yang juga begitu Bian sayang, yaitu oma dan opa nya. Bian menggerakkan kursi roda agar bisa berjalan memasuki ruang utama rumah megah berwarna kuning gading itu.

Mata nya melihat diluar ada mobil tante Bianca dan om Yash yang tak lain adalah adik dari ayahnya. Tante Bianca anak nomor dua dan dia adalah ibu dari Banu dan Bella.

"Hai Bian, kamu ternyata sudah pulang dari kantor." tante nya mulai memeluk dia dengan sayang.

"Tante dan om sudah lama datang?" Tante Bianca hanya mengangguk dan dia berjalan disamping Bian yang juga menuju ruang keluarga. Oma dan opa terlihat ada disana sedang menikmati pisang goreng buatan Mama nya.

"Kamu sudah pulang Bian?" Oma nya menyentuh pundak Bian dengan tatapan bangga.

"Bian, kapan kamu bawa calon kamu itu?" Bian mengernyit mendengar pertanyaan tante Bianca, sontak oma dan opa melihat kearah tante nya itu. Begitu juga kedua orangtua nya, Om Yash bahkan melotot tak percaya dengan ucapan istrinya itu.

"Maksud tante calon apa?"

"Sekertaris atau apa?" Bian mencoba memperjelas maksud tante__nya itu. Tapi dia yakin pasti Brian si ember bocor sudah mengatakan kepada tante mereka ini. Padahal baru juga pagi tadi dia tahu sorenya malah tante Bianca sudah tahu. Dan pasti sebentar lagi semua keluarga besarnya akan tahu.

"Aduh Bian jangan pura-pura gak tau deh. Brian bilang kamu tadi pagi naksir sama karyawan kantor kamu. Trus kata Brian juga wanita itu cantik." Benarkan dugaan Bian, dia mencoba tersenyum padahal dia merasa malu saat ini.

"Tante seperti tidak tahu Brian saja, dia paling cuma mau bercanda bilang aku seperti itu. Ya sudah aku masuk kekamar dulu ya tante." Bian kembali menggerakkan kursi rodanya dan mulai masuk kekamar.

Didalam kamar Bian menatap langit kamarnya dan berusaha turun dari kursi roda menuju tempat tidurnya dengan perlahan. Menjadi lumpuh selama lima tahun membuatnya terbiasa dengan setiap rutinitasnya. Bian melonggarkan kerah kemeja nya yang sudah tidak memakai jas lagi karena saat di mobil dia sudah membukanya.

Wajah Cinta yang kesal karena perkataan terakhir dirinya tadi kepada wanita itu membuat Bian tersenyum sendiri.

"Andai saja aku sempurna, pasti akan mudah bagiku mengatakan aku menyukaimu love." Sebenarnya Bian sudah beberapa kali melihat Cinta.

Dari mulai tidak sengaja melihat wanita itu yang sedang mengayuh sepeda, dan bersebelahan saat dilampu merah, juga saat mobilnya melewati taman Kota dia juga melihat Cinta yang sedang memakan bakso pinggir jalan sendirian dengan wajah yang terlihat semangat sekali memakan bakso saat itu. Dan terakhir dia melihat wajah wanita yang selalu membuatnya tersenyum itu dikantornya.

Lamunan Bian tentang cinta buyar saat pintu kamarnya diketuk. Bian hampir saja mengumpat karena kesal, dan dia menggerutu. "Bian ini Mama, ayo buka pintu. Ada yang cari kamu nih." Bian sangat hapal siapa yang datang. Siapa lagi kalau bukan Bella. Dia sudah hapal tabiat semua adik sepupunya itu.

Bian mengambil remot kunci didekat lampu tidurnya. Dan setelah menekan tombol itu akhirnya pintu terbuka memperlihatkan wajah Cinta disana, bukan Bella.

Hampir saja Bian jatuh dari tempat tidurnya saat melihat Cinta. Bagaimana wanita itu bisa ada dirumahnya? Pertanyaan demi pertanyaan menyerang dirinya sendiri.

"Bian, ini ada wanita cantik mau ketemu kamu masa gak kamu tegur sih atau suruh masuk gitu." Mamanya mulai mengomel tapi tetap memasang senyumnya. Mama nya ini tidak tahu apa jika Cinta masuk kedalam kamar Bian maka efeknya Bian tidak bisa tidur.

"Eh.. Kamu, kenapa kamu bisa ada dirumah saya?" Bian menggaruk tengkuknya yang tidak gatal sama sekali. Dia melihat wajah heran Cinta yang melihat adanya kursi roda didekat tempat tidurnya. Pasti wanita ini bertanya-tanya pikir Bian. "Ada apa kamu kesini? Saya rasa kita tidak kenal dekat." Nada dingin Bian mulai keluar, dia tahu setelah ini Cinta pasti akan menjauhinya. Karena wanita itu tahu kalau ternyata pria tampan dihadapannya ini adalah Pria cacat.

"Eh.. anu.. Pak.. Maaf. Saya disuruh ibu Martha mengantar berkas ini untuk bapak sekarang juga. Katanya berkas ini penting, Pak Brian wakil anda sendiri yang menelpon nya dan meminta saya mengantarkan berkas ini segera." Bian menggeram ternyata ini ulah Brian, dia sengaja mendatangkan Cinta kerumahnya. Dasar adik sialan.

"Ya sudah letakan saja disini." Bian menepuk tempat tidurnya. Cinta meletakkan berkas itu dan dia berdiri menatap Bian. Rambut kuncir kuda, dan wanita didepan Bian itu hanya memakai sweater dan celana training. Gaya pakaian yang sangat aneh disore hari menjelang malam seperti ini.

"Kamu mau apa lagi?" Cinta yang juga melamun melihat wajah Bian langsung kaget mendengar suara Bian. "Ah.. Tidak ada Pak. Selamat sore Pak." Bian menjawabnya dengan dehaman saja. Cinta sudah berbalik badan tapi kemudian melihat lagi kearah Bian, membuat Bian kembali terkejut.

"Pak, bapak sakit ya?" Bian tidak mengerti kenapa Cinta bertanya seperti itu.

"Kalau bapak sakit, bapak lebih baik istirahat saja. Jangan memaksa kerja." dan Bian tahu kenapa Cinta mengatakan hal itu. Dia pasti mengira kursi roda dikamarnya itu ada karena dia sakit.

"Jangan sok tau. Kamu dan saya hanya atasan dan bawahan. Jangan sok dekat dengan saya." Wajah Cinta terlihat murung dan dia mengangguk mengerti.

"Jika sudah tidak ada kepentingan silahkan keluar dari kamar saya." Cinta keluar dengan rasa sakit hati dan juga penyesalan karena mulutnya tidak bisa dia kontrol. Dia berjanji mulai saat ini, dia harus menjauhi Bapak Bian Anugrah Jayker. Pria itu terlihat ramah padanya, dan baru juga tadi sore dia melihat Bian sedang mengganggunya tapi sekarang dia tahu dan sadar diri siapa dirinya.

Mana mungkin juga Bian akan menyukainya meski pria itu pernah terus menatapnya dan tersenyum kepadanya. Dia hanya kepedean saja.

Sedang didalam kamar Bian merasa dia akan kacau setelah ini.

Entah kenapa dia benci melihat tatapan kasihan dan iba dari Cinta untuknya.

Semua ini gara-gara Brian. Apa maksudnya menyuruh Cinta datang kerumahnya.

Jika orang mengatakan adanya cinta pandangan pertama maka benar itu ada. Karena aku merasakannya sejak pertama kali aku melihatnya,

Tapi bisakah aku memilikinya dengan kekuranganku ini??

Maukah dia berbagi denganku??

When I met you Love.....

tbc .

Bab terkait

Bab terbaru

DMCA.com Protection Status