Aku bangun saat alaram yang ku setel di ponselku berdering cukup nyaring hingga memekakan telinga. Kumatikan alaram itu dan segera bangun menuju kamar mandi yang terletak diluar kamarku.
Rumah sederhana yang aku tempati ini adalah rumah sewa, aku tinggal sendiri disini. Kedua orang tuaku sudah meninggal delapan tahun yang lalu, dan itu adalah hari kutukan bagiku. Karena aku sangat menyesalinya, aku sangat menyesal.Setelah aku mencuci muka aku masuk kedapur, memasak nasi di rice cooker lalu menuju kulkas kecil yang terletak didekat meja makan didapur ini.
Ku ambil satu butir telur dan juga tempe serta sayur bayam.Setelah selesai dengan membuat bekal makan siang ku aku beralih membersihkan rumah.Kegiatanku setiap hari selalu seperti ini jika pagi, kecuali sabtu dan minggu. Hari itu akan aku gunakan tidur dengan puas, tidur adalah caraku untuk bahagia. Karena dengan tidur aku bisa tidak memikirkan apa pun.Aku selalu memakai setelan kerja dengan kemeja serta blazer dan juga celana bahan. Tidak mungkin kan aku menaiki sepeda dengan memakai rok.
Meski cuaca panas aku tidak masalah mendayung sepeda untuk pergi kemanapun aku mau.Kantor masih sepi saat aku tiba, dan selalu seperti itu. Aku menuju toilet kantor dan mulai memakai make up tipis di dalam toilet itu. Menata rambut dan kembali memyemprotkan parfume murah milikku.
Aku harus bergegas karena hari ini akan ada rapat direksi seluruh staff juga akan ada di Aula kantor ini.*****
Bian Nugraha Jayker sudah terlebih dulu masuk ke Aula bersama adik sepupunya yang cantik bernama Bella Rienna Jayker. Bella fokus dengan ponselnya, sedangkan Bian terlihat fokua dengan laptopnya. Satu persatu karyawan dan direksi memasuki Aula itu, dan dua orang pria yang saling tertawa membuat para kaum hawa memandangi mereka seribu kali lipat takjub dari biasanya. Bian menggelengkan kepala melihat kedua sepupunya yang lain itu berjalan kearahnya.
Bryan dan Banu adalah dua orang sepupu nya selain Bella.Brian berprofesi sebagai musisi dan dia memiliki managment artis sendiri serta juga mengurus beberapa perusahaan keluarga mereka.Sedangkan Banu adalah seorang Pilot, Banu tidak resmi mengurus perusahaan. Dia hanya memantau saham yang diatas namakan untuknya.
Jika kalian bertanya apa Profesi Bella, Bella adalah seorang Dokter specialist anak dirumah sakit terkenal Jakarta. Bella dan Banu adalah kakak adik kandung.Jika ketiga sepupunya memiliki pekerjaan pribadi selain mengurus perusahaan, tidak dengan Bian, pekerjaannya fokus terhadap semua saham dan perusahaan Jayker. Karena dia adalah cucu pertama dari anak pertama keluarga Jayker.
Keempat saudara ini sangat dekat dan kompak, mereka tahu rahasia masing-masing dan diantara semuanya hanya Bian yang sedikit lebih pendiam.
Itulah sekilas tentang keluarga Jayker brother. Kembali kepada Bian, pria itu terlihat sangat mendengarkan penjelasan bawahannya diperusahaan.
Sorot mata seorang wanita itu melihatnya terkejut tapi dia mencoba mengalihkan perhatiannya dan duduk dengan tenang. Memang siapa dia? Toh mereka juga tidak berkenalan. Mereka hanya sama-sama terpesona pada pandangan pertama mungkin.Atau hanya dia saja yang terpesona pada senyuman pria itu. Cinta menggelengkan kepalanya dan kembali fokus pada sekitarnya. Lalu tiba-tiba seorang wanita yang anggun dan cantik berdiri untuk memimpin rapat yang akan diadakan saat ini.Sesaat sebelum dimulainya rapat sebuah nada dering ponsel dengan judul lagu. Right here waiting for you dari Richard Mark terdengar di Aula itu. Bian menundukkan kepalanya tanda dia meminta maaf, dan seakan hapal dengan tombol ponselnya diapun langsung menggerakkan tangannya lalu menempelkan ponselnya ditelinganya. Tapi tidak ada suara dari penelpon malahan dering ponsel masih terdengar se' Aula itu.
Seorang wanita meringis melihat ternyata memang benar ponselnya yang berbunyi nyaring.Seluruh mata di Aula lalu beralih menatapnya. Cinta meringis lagi merasa tidak nyaman dengan tatapan semua orang termasuk Bian yang melihatnya terkejut. Bian sudah seminggu ini memikirkan seorang wanita yang mencuri perhatiannya itu. Seorang wanita yang tanpa permisi membuat pikirannya teralihkan tidak hanya tentang bisnis dan bisnis, melainkan memikirkan wanita itu.
Kenapa Bian tidak tahu kalau wanita yang dia pikirkan adalah karyawan diperusahaannya.Senyuman dibibir Bian terukir melihat wanita bernama Cinta itu salah tingkah.
Brian melihat hal itu dan dia tak menyangka Bian akan tersenyum untuk seorang wanita lagi setelah sekian lama Bian menjauhi makhluk bernama Wanita selain keluarganya.*****
Didalam ruangan kerja Bian keadaan hening karena Banu dan Brian memandangi wajah Bian yang sangat serius. Brian sudah menjelaskan kepada Banu kalau Mas Bian mereka tadi tersenyum melihat seorang wanita.
"Mas," panggil Banu yang ingin memulai percakapan dengan Bian.
Bian hanya melihat sebentar lalu melanjutkan kegiatannya."Mas suka ya sama wanita tadi?"
Bian hanya diam tak ingin menanggapi."Cantik kok . Body nya juga bagus. Hehehe." Satu pena melayang kearah Brian yang dilemparkan Bian karena ucapan asal dari Brian. Sedangkan Banu tertawa melihat wajah kesal Brian.
"Coba ada Bella, pasti Bella belain gue deh."
Brian pura-pura memasang wajah memelasnya."Tapi, kalau suka deketin dong Bian."
Banu akhirnya berhasil membuat Bian berhenti memandangi laptop itu dan dan tersenyum penuh arti kepada kedua saudaranya itu."Aku masih punya hati untuk tidak merusak hidupnya. Lagi pula tidak ada wanita yang mau menghabiskan sisa hidupnya dengan pria lumpuh seperti ku."
Bian menggerakkan kursi rodanya dan dia mencoba mendekati kedua saudaranya itu."Kalian tidak usah mengkhawatirkanku, aku baik-baik saja. Katakan pada oma dan opa kalau aku bahagia."
Brian berdiri karena emosi melihat kebohongan Bian."Dari dulu aku sudah pernah bilang bukan, kalau suatu saat kamu masih bisa sembuh mas Bian, bahkan dokter tidak memvonis kamu lumpuh selamanya."
Brian ingin keluar, dan suara Bian menghentikannya."Aku tahu semuanya Brian, tapi dokter juga tidak mengatakan kalau aku bisa berjalan lagi bukan?"
Banu yang hanya duduk diam akhirnya ikut berdiri. Bian butuh waktu untuk sendiri pikirnya."Bian, semua orang berhak mendapatkan kebahagiannya. Jangan karena kamu lumpuh kamu menganggap semua wanita sama dengan mantan tunanganmu itu."
"Kamu berhak mendapatkan kebahagianmu, kamu pria normal yang juga membutuhkan cinta."
Pintu tertutup dan Bian menghembuskan nafasnya. Dia sangat menyedihkan. Kecelakaan yang dia alami lima tahun lalu membuat dirinya lumpuh dan harus berada dikursi roda seperti ini.
Hari pernikahannya kacau karena tunangannya tidak sanggup untuk menerima kenyataan ini. Dan dia sadar diri, dia tidak marah kepada Stevani yang lari di hari pernikahannya, melainkan dia kecewa pada dirinya sendiri yang sudah membuat orang-orang yang mencintaninya merasa bersedih karena dirinya.Orang lain akan melihatnya terpesona karena ketampanan wajahnya dan juga wibawanya.
Pria muda kaya raya, pintar, dan tampan. Tapi sayangnya dia lumpuh, dan hal itu membuat dia terkurung dalam lubang hitam yang pekat.Menjauhi tatapan para wanita dan dia selalu pulang dan datang ke kantor sebelum semua karyawannya datang ataupun pulang.
Dia tidak ingin melihat tatapan kasihan dari semua orang kepadanya. Ketukan pintu membuat Bian segera kembali kebalik meja kerjanya dan meninggikan kursi roda yang dirancang khusus untuknya."Masuk." Dan pintu pun terbuka memperlihatkan seorang wanita manis mencoba tersenyum sopan kepadanya.
"Maaf pak, saya disuruh bu Martha untuk memberikan semua dokumen ini."
"Letakkan disini." tunjuk Bian kearah mejanya.
"Baiklah pak, saya permisi."
Cinta membalikkan tubuhnya dan hatinya terus menghangat melihat senyuman tampan pria didepannya ini.Sungguh pria sempurna ya ampun."Cinta." Cinta berhenti saat namanya disebut. Dia menoleh kebelakang dan melihat Bian tersenyum.
"Sepeda kamu bagus."
Bersambung...
Apa kalian suka??, mau lanjut???
Bian masuk kedalam rumah mewah yang ditinggali olehnya dan juga kedua orangtuanya. Ah dan sepasang suami istri yang juga begitu Bian sayang, yaitu oma dan opa nya. Bian menggerakkan kursi roda agar bisa berjalan memasuki ruang utama rumah megah berwarna kuning gading itu.Mata nya melihat diluar ada mobil tante Bianca dan om Yash yang tak lain adalah adik dari ayahnya. Tante Bianca anak nomor dua dan dia adalah ibu dari Banu dan Bella."Hai Bian, kamu ternyata sudah pulang dari kantor." tante nya mulai memeluk dia dengan sayang."Tante dan om sudah lama datang?" Tante Bianca hanya mengangguk dan dia berjalan disamping Bian yang juga menuju ruang keluarga. Oma dan opa terlihat ada disana sedang menikmati pisang goreng buatan Mama nya."Kamu sudah pulang Bian?" Oma nya menyentuh pundak Bian dengan tatapan bangga.
Cinta seperti biasanya mendayung sepeda kekantornya dengan semangat. Setelah semalaman suntuk dia memikirkan sakit hatinya karena ucapan bos besarnya itu, akhirnya Cinta tertidur dengan perut laparnya karena dia belum makan semalam. Cinta sampai diparkiran kendaraan kantornya dan bergegas turun sambil membenarkan pakaiannya. Sampai didalam ruangannya dia menuju kubikel miliknya, meletakan tas dan membuka bekal sarapannya, sambil sarapan dia memoles make up tipis ke wajahnya. Tapi tiba-tiba telpon yang ada dimeja kerjanya itu berdering. Siapa orang kantor yang menelpon jam enam pagi seperti ini pikirnya. Tapi dengan cepat dia mengangkat telpon itu setelah menelan suapan sarapannya yang belum terkunyah lembut. "Selamat pagi, dengan saya Cinta dari Divisi keuangan"."Keruangan saya sekarang." Cinta heran siapa orang ini yang menyuruhnya seperti ini. Lagi ini belum juga jam kerja. Mereka ma
Love you all.... ????? enjoy ya.. ??? ???????????????? Cinta mengikat rambutnya dan membawa empat tempat bekal yang dia bawa pakai paper bag. Bekal itu dua miliknya dan dua lagi milik si bos. Cinta dengan semangat menuju tempat kerjanya dan setelah hampir satu jam dia mendayung sepedanya akhirnya dia sampai diperusahaan bergengsi di jakarta itu. Jika ada yang tanya kenapa Cinta suka naik sepeda alasannya karena lebih irit, dan juga dia bisa melalui jalan tikus dengan aman. Tidak perlu terjebak macet. Cinta mengetuk pintu ruangan Bian yang dia tahu pasti Bian sudah disana, Karena dia sempat bertanya kepada security didepan pintu masuk tadi. "Masuk," suara si bos membuat Cinta langsung membuka pintu kaca tapi tidak tembus pandang itu. "Kau sudah datang? Naik sepeda lagi?" Pertanyaan Bian membuat Cinta mendengus.
Cinta sedang bersantai dirumahnya sore setelah dia pulang kerja. Dia berbaring diranjangnya yang berukuran queen size sambil menonton televisi ditemani cemilan yang dia beli diwarung dekat rumahnya ini. Saat sedang asyik dan tertawa sendiri suara ponsel jadul miliknya berbunyi. Sebuah nomor tak dikenal membuatnya enggan mengangkat telpon itu. Tapi si penelpon tidak juga menyerah, membuat Cinta terpaksa mengangkat telpon itu."Hall...". Belum selesai kalimat dari mulut Cinta, orang yang menelponnya langsung berbicara panjang lebar."Kenapa kamu lama sekali mengangkat telpon saya. Kamu siap-siap sekarang, supir saya akan menjemput kamu. Sepuluh menit lagi dia akan sampai." "Tap.. Tapi... In..""Siap-siap love. Aku Bian, dan aku mau kamu temani nonton malam ini. Supir ku sudah didepan rumah kamu." Cinta langsung berdiri dan keluar kam
Pagi ini cuaca mendung dan Cinta terpaksa menaiki Bus untuk bekerja. Sudah seminggu semenjak Bos nya itu mengatakan akan keluar Negri, dan sejak itu juga Cinta merasa ada yang aneh dengannya. Dia merasa tidak ada semangat untuk bekerja. Setelah menempuh perjalanan hampir satu jam untuk sampai ketempat kerjanya akhirnya Cinta bisa duduk didalam kubikelnya. Matanya tertuju pada sebuah kotak dan setangkai bunga. Cinta meraih bunga dan itu dan membaca gift card pada bunga itu. " for you love." gumam Cinta pada dirinya sendiri. Dilihatnya setangkai bunga mawar merah itu dan melanjutkan mengambil kotak berwarna emas yang berada diatas keyboard komputernya. Saat dibuka ternyata sebuah jam tangan indah ada disana. Ada sebuah kartu ucapan juga dan Cinta mengambilnya. Meletakkan bunga dan kotak jam itu. " aku akan senang jika kau memakainya. Setidaknya hargai pemberianku." Cinta mengkerutkan keningnya. Sepertinya tidak mungkin jik
Satu hari setelah pingsannya Cinta diruang rapat yang membuat kehebohan itu Bian tidak bisa tenang, dia terus memikirkan apa hubungan Kevin dengan Cinta. Wanita yang belakangan ini terus berada dipikirannya, bahkan Kevin meminta ijin saat jam kerja demi menjaga Cinta yang berada dirumah sakit. Setelah dibawa kerumah sakit ternyata Cinta demam terlalu tinggi, sehingga hidungnya mengeluarkan darah. Hari ini pun wanita itu wanita itu masih belum masuk kerja karena masih dirawat. Bian sudah mencari tahu keadaan Cinta melalui orang suruhannya dan kondisi Cinta sudah membaik. Saat dirinya masih memikirkan hubungan Cinta dan Kevin, ditempatnya Cinta juga memikirkan apa sebenarnya tujuan Kevin mendekatinya. Apakah pria ini memiliki perasaan untuknya? Kevin memang tampan, dan juga mapan. Tapi benarkah Kevin memiliki perasaan untuknya?? Seorang wanita yatim piatu dan miskin. Cinta melihat buket bunga dan juga buah-buahan yang tidak ada nama pengirimnya itu. Tapi
Cinta tak percaya dengan apa yang dia lihat saat ini. Dia berada disebuah helikopter bersama Bian, ntah kemana Bian akan membawanya. Setelah itu dia merasakan helikopter semakin turun dan mereka sudah berada didepan sebuah gedung putih. " kita dimana?" tanya Cinta penasaran saat akan memasuki pintu besar berwarna putih itu. "Ini rumah impianku." jawab Bian dan Cinta takjub. Ini rumah, dia pikir ini sebuah hotel atau museum karena tadi dari luar rumah ini begitu mewah. Dan saat masuk didalamnya Cinta juga kagum, sangat berkelas dengan gaya Eropa klasik yang memenuhi desain rumah ini. "Kenapa bapak membawa saya kerumah bapak?" tanya Cinta yang masih berjalan disebelah Bian. Sedangkan Bian berjalan menggunakan kursi rodanya. "Ntah la, saya hanya merasa butuh kamu saat ini." "Apa ini di Jakarta?" Bian menggelengkan kepalanya. "Jika di Jakarta kita tidak akan berlama-lama
Satu bulan kemudian.... Cinta sedang berjalan ke arah ruangan Bian, sudah sebulan ini hubungan mereka sangat baik, setelah kembali dari Bali bulan lalu Bian menunjukkan perhatiannya kepada Cinta. Bahkan Bian menampakan ketidak sempurnaannya kepada semua karyawannya saat mencari keberadaan Cinta di pantry kantor. Dan semenjak itu seluruh manusia di kantornya heboh akan kondisinya juga heboh dengan hubungannya dengan Cinta. Bian tidak lagi memperdulikan itu. Dia hanya ingin melihat senyuman Cinta dan menggenggam tangan wanita itu. Seperti saat ini. Cinta menyuapi Bian yang terlihat manja dan sesekali tawa mereka pecah secara bersamaan. Cinta begitu bahagia bisa bersama Bian, bukan karena harta atau ketampanan Bian. Tapi Bian mampu mengetahui segala sesuatu yang Cinta rasakan ataupun inginkan. Berbeda dengan Kevin yang juga mendekatinya tapi seperti terlalu memaksakan kedekatan mereka, dan dia tidak merasakan getaran aneh dihatiny