Saat itu aku melihat dia pertama kali dengan senyuman yang mampu mematahkan hati
Andai senyuman nya bukan untukuTapi aku sungguh beruntung. Karena senyum itu milikku.Aku mencoba menjauhkan dia dari garis jalankuNamun dia kembali menarik ku dengan hanya menggunakan senyum ituSenyumnya mampu meruntuhkan pertahananku...Andai dia tahu kalau hari ku tanpa nya tidak lah lebih berarti dari apapun di Dunia ini.Bisakah kita berjalan berdampingan bersama?
Karena sekarang aku siap dengan kedua kaki ku yang hanya akan melangkah pulang dalam dekapanmu...Ijinkan aku hanya mengucap sumpah pernikahan dengan nama mu yang menjadi mempelainya..Berikan aku kesempatan membuat mu terus bahagia bersama ku, bersama anak-anak kita.Aku bersumpah hanya kamu yang terakhir dan aku tak akan mengulangi lagi kesalahan ku yang pernah meninggalkan mu...
Cinta...Will you marry me?Cinta menutup mulut nya saat melihat pohon didepan rSeorang wanita mendayung sepedanya dan menempatkannya diparkiran restoran tempat dia akan makan bersama teman-temannya. Saat itu lah dia melihat seorang pria dengan rahang tegas bermata coklat terang, dan hidung mancung juga melihat kearahnya." Cinta " panggilan Stevi temannya membuyarkan chemistry antara dia dan si pria itu. Aku menoleh kearah Stevi dan dia langsung menarikku duduk ditempat yang sudah dia pesan. Posisi kami yang saling berdepanan membuatku dengan leluasa bisa melihat pria itu. Dia tersenyum kepadaku membuat jantungku akan copot rasanya. Tapi setelah itu pria itu kembali mengobrol dengan kedua pria yang satu meja dengannya yang terlihat sama tampannya denganya. " oh dunia ini apakah harus yang tampan berbaur dengan yang tampan juga ? Sangat tidak adil." Aku menggerutu didalam hatiku.******Dari dalam restoran ini aku bisa melihat seorang wanita yang sedang mandayung sepedanya dengan riang, dia menggunakan baju kan
Aku bangun saat alaram yang ku setel di ponselku berdering cukup nyaring hingga memekakan telinga. Kumatikan alaram itu dan segera bangun menuju kamar mandi yang terletak diluar kamarku. Rumah sederhana yang aku tempati ini adalah rumah sewa, aku tinggal sendiri disini. Kedua orang tuaku sudah meninggal delapan tahun yang lalu, dan itu adalah hari kutukan bagiku. Karena aku sangat menyesalinya, aku sangat menyesal.Setelah aku mencuci muka aku masuk kedapur, memasak nasi di rice cooker lalu menuju kulkas kecil yang terletak didekat meja makan didapur ini. Ku ambil satu butir telur dan juga tempe serta sayur bayam. Setelah selesai dengan membuat bekal makan siang ku aku beralih membersihkan rumah. Kegiatanku setiap hari selalu seperti ini jika pagi, kecuali sabtu dan minggu. Hari itu akan aku gunakan tidur dengan puas, tidur adalah caraku untuk bahagia. Karena dengan tidur aku bisa tidak memikirkan apa pun.
Bian masuk kedalam rumah mewah yang ditinggali olehnya dan juga kedua orangtuanya. Ah dan sepasang suami istri yang juga begitu Bian sayang, yaitu oma dan opa nya. Bian menggerakkan kursi roda agar bisa berjalan memasuki ruang utama rumah megah berwarna kuning gading itu.Mata nya melihat diluar ada mobil tante Bianca dan om Yash yang tak lain adalah adik dari ayahnya. Tante Bianca anak nomor dua dan dia adalah ibu dari Banu dan Bella."Hai Bian, kamu ternyata sudah pulang dari kantor." tante nya mulai memeluk dia dengan sayang."Tante dan om sudah lama datang?" Tante Bianca hanya mengangguk dan dia berjalan disamping Bian yang juga menuju ruang keluarga. Oma dan opa terlihat ada disana sedang menikmati pisang goreng buatan Mama nya."Kamu sudah pulang Bian?" Oma nya menyentuh pundak Bian dengan tatapan bangga.
Cinta seperti biasanya mendayung sepeda kekantornya dengan semangat. Setelah semalaman suntuk dia memikirkan sakit hatinya karena ucapan bos besarnya itu, akhirnya Cinta tertidur dengan perut laparnya karena dia belum makan semalam. Cinta sampai diparkiran kendaraan kantornya dan bergegas turun sambil membenarkan pakaiannya. Sampai didalam ruangannya dia menuju kubikel miliknya, meletakan tas dan membuka bekal sarapannya, sambil sarapan dia memoles make up tipis ke wajahnya. Tapi tiba-tiba telpon yang ada dimeja kerjanya itu berdering. Siapa orang kantor yang menelpon jam enam pagi seperti ini pikirnya. Tapi dengan cepat dia mengangkat telpon itu setelah menelan suapan sarapannya yang belum terkunyah lembut. "Selamat pagi, dengan saya Cinta dari Divisi keuangan"."Keruangan saya sekarang." Cinta heran siapa orang ini yang menyuruhnya seperti ini. Lagi ini belum juga jam kerja. Mereka ma
Love you all.... ????? enjoy ya.. ??? ???????????????? Cinta mengikat rambutnya dan membawa empat tempat bekal yang dia bawa pakai paper bag. Bekal itu dua miliknya dan dua lagi milik si bos. Cinta dengan semangat menuju tempat kerjanya dan setelah hampir satu jam dia mendayung sepedanya akhirnya dia sampai diperusahaan bergengsi di jakarta itu. Jika ada yang tanya kenapa Cinta suka naik sepeda alasannya karena lebih irit, dan juga dia bisa melalui jalan tikus dengan aman. Tidak perlu terjebak macet. Cinta mengetuk pintu ruangan Bian yang dia tahu pasti Bian sudah disana, Karena dia sempat bertanya kepada security didepan pintu masuk tadi. "Masuk," suara si bos membuat Cinta langsung membuka pintu kaca tapi tidak tembus pandang itu. "Kau sudah datang? Naik sepeda lagi?" Pertanyaan Bian membuat Cinta mendengus.
Cinta sedang bersantai dirumahnya sore setelah dia pulang kerja. Dia berbaring diranjangnya yang berukuran queen size sambil menonton televisi ditemani cemilan yang dia beli diwarung dekat rumahnya ini. Saat sedang asyik dan tertawa sendiri suara ponsel jadul miliknya berbunyi. Sebuah nomor tak dikenal membuatnya enggan mengangkat telpon itu. Tapi si penelpon tidak juga menyerah, membuat Cinta terpaksa mengangkat telpon itu."Hall...". Belum selesai kalimat dari mulut Cinta, orang yang menelponnya langsung berbicara panjang lebar."Kenapa kamu lama sekali mengangkat telpon saya. Kamu siap-siap sekarang, supir saya akan menjemput kamu. Sepuluh menit lagi dia akan sampai." "Tap.. Tapi... In..""Siap-siap love. Aku Bian, dan aku mau kamu temani nonton malam ini. Supir ku sudah didepan rumah kamu." Cinta langsung berdiri dan keluar kam
Pagi ini cuaca mendung dan Cinta terpaksa menaiki Bus untuk bekerja. Sudah seminggu semenjak Bos nya itu mengatakan akan keluar Negri, dan sejak itu juga Cinta merasa ada yang aneh dengannya. Dia merasa tidak ada semangat untuk bekerja. Setelah menempuh perjalanan hampir satu jam untuk sampai ketempat kerjanya akhirnya Cinta bisa duduk didalam kubikelnya. Matanya tertuju pada sebuah kotak dan setangkai bunga. Cinta meraih bunga dan itu dan membaca gift card pada bunga itu. " for you love." gumam Cinta pada dirinya sendiri. Dilihatnya setangkai bunga mawar merah itu dan melanjutkan mengambil kotak berwarna emas yang berada diatas keyboard komputernya. Saat dibuka ternyata sebuah jam tangan indah ada disana. Ada sebuah kartu ucapan juga dan Cinta mengambilnya. Meletakkan bunga dan kotak jam itu. " aku akan senang jika kau memakainya. Setidaknya hargai pemberianku." Cinta mengkerutkan keningnya. Sepertinya tidak mungkin jik
Satu hari setelah pingsannya Cinta diruang rapat yang membuat kehebohan itu Bian tidak bisa tenang, dia terus memikirkan apa hubungan Kevin dengan Cinta. Wanita yang belakangan ini terus berada dipikirannya, bahkan Kevin meminta ijin saat jam kerja demi menjaga Cinta yang berada dirumah sakit. Setelah dibawa kerumah sakit ternyata Cinta demam terlalu tinggi, sehingga hidungnya mengeluarkan darah. Hari ini pun wanita itu wanita itu masih belum masuk kerja karena masih dirawat. Bian sudah mencari tahu keadaan Cinta melalui orang suruhannya dan kondisi Cinta sudah membaik. Saat dirinya masih memikirkan hubungan Cinta dan Kevin, ditempatnya Cinta juga memikirkan apa sebenarnya tujuan Kevin mendekatinya. Apakah pria ini memiliki perasaan untuknya? Kevin memang tampan, dan juga mapan. Tapi benarkah Kevin memiliki perasaan untuknya?? Seorang wanita yatim piatu dan miskin. Cinta melihat buket bunga dan juga buah-buahan yang tidak ada nama pengirimnya itu. Tapi