"Hana, boleh ya!" Rengek Irsyad.Hana menghela nafas, menatap wajah sang suami. Hatinya terasa teriris ketika menyadari ia mulai terpikat pada sosok tampan yang ada di hadapannya, apalagi jika irsyad bersikap lembut dan manja seperti itu padanya, Hana tak mampu menolak pesona suaminya."Aku kalah, Mas. Aku sudah mencoba untuk tidak jatuh cinta padamu, tapi hatiku sangat lemah hingga tak mampu menolak pesonamu, meski aku tahu kamu tak akan pernah memberi perasaan yang sama padaku," gumam Hana dalam hati.Ia memejamkan mata saat Irsyad mulai mencumbunya, hingga akhirnya mereka melakukan penyatuan yang begitu lembut dan penuh kenikmatan.Irsyad mencium kening, pipi, lalu bibir Hana saat mereka menyelesaikan satu ronde."Biarlah ku nikmati perasaan ini, selagi mas Irsyad bisa bersikap lembut padaku," gumam Hana dalam hati.Wanita itu lantas berjalan ke kamar mandi, membersihkan diri dan langsung mandi junub karena adzan subuh sudah terdengar berkumandang dari toa musola.Irsyad tersenyum
"Mas jangan seperti ini, aku takut," ucap Hana saat Irsyad menarik tubuhnya dengan kasar dan menghempaskannya diatas kasur.Hana menatap mata Irsyad yang merah dan penuh kilatan amarah, ia tak tahu apa yang sebenarnya terjadi. Tadi sore lelaki itu sangat baik dan lembut padanya, memberinya kue hingga membuat Hana merasa nyaman. Namun, malam ini Irsyad berubah menjadi lelaki yang begitu menakutkan."Mas sakit ...!" ucap Hana dengan suara lirih saat Irsyad mencumbu lehernya dengan kencang, membuka baju Hana dengan paksa.Irsyad tak mengatakan apa-apa, ia seperti orang yang kesetanan, terus menyedot leher Hana hingga membuat wanita itu menangis."Maaf, aku ... Aku ...." Irsyad mengehentikan aksi gilanya saat mendengar Isak tangis Hana, emosinya perlahan surut berganti dengan tatapan iba pada istri keduanya itu.Ia mengusap kasar wajahnya, menyadari kesalahan yang baru saja ia lakukan hingga membuat Hana menangis."Maaf, Han. Aku gak bermaksud membuat kamu takut dan menangis," ucap Irsyad
"Sandra ...." Irsyad mengejar langkah sang istri, ia sudah tidak tahu lagi harus bersikap seperti apa padanya. Kemarin malam ia mengusir Irsyad hingga tidur di kamar Hana, malam ini ia juga kembali meminta Irsyad tidur di kamar istri keduanya.Irsyad mencekal tangan Sandra saat mereka sudah sampai kamar, tetapi Sandra langsung menghempaskan nya."Apa sih, Mas. Aku capek!" ucap Sandra."Aku bingung harus bersikap seperti apa padamu, Sandra. Aku merasa kamu sengaja menjauh dan malah mendekatkan aku pada Hana," ucap Irsyad."Aku cuma ingin Hana cepat hamil, itu aja! Kamu harusnya paham dan gak tanya terus," jawab Sandra dengan nada tinggi."Tapi gak harus seperti ini. Aku ingin memperlakukan kalian dengan adil, seperti apa yang aku katakan 3 malam bersama mu, 3 malam bersama Hana. Aku juga gak mungkin berhubungan dengan doa setiap malam," ucap Irsyad."Adil? Aku udah gak butuh keadilan lagi, Mas! Sejak aku gak bisa punya anak, lalu mama kamu selalu menekan kamu untuk punya anak dari wan
Irsyad melebarkan bola matanya mendengar ucapan Marco, tentu ia tidak mau jika Hana sampai dikenalkan pada lelaki lain. Irsyad sadar ia mulai nyaman dan jatuh cinta pada istri kedua nya itu, ia juga berharap Hana bisa hamil dan melahirkan anak untuknya."Jangan, Pak. Saya akan mempertahankan Hana, apalagi kalau dia hamil dan melahirkan anak saya. Hana pasti bisa jadi ibu yang baik, saya tak akan membiarkan Sandra mengusirnya," ucap Irsyad.Meskipun sekarang Irsyad tak akan membahas hal itu dengan Sandra, tapi jika suatu saat Hana hamil dan melahirkan, ia berjanji pada dirinya sendiri tidak akan membiarkan Sandra sukses menjalankan rencananya.Irsyad dan Marco pun kembali ke perusahaan setelah mereka selesai makan siang, lalu Irsyad bekerja seperti biasa hingga sore pun ia pulang.Di perjalanan pulang, ia tak sengaja melihat seorang ibu hamil yang berjalan didampingi suaminya, lalu dengan wajah ceria menunjuk makanan di pinggir jalan. Lelaki itu tersenyum dan membelikan makanan tersebu
"Hana, Mas Irsyad, kalian harus sering melakukannya ya! Hana kamu di rumah jangan melakukan banyak aktivitas, biar kamu cepat hamil," ucap Sandra.Hana hanya menganggukan kepala mendengar ucapan Sandra, sementara Irsyad tak bereaksi apa-apa, ekpresinya datar dan ia lebih fokus pada kopi buatan Hana."Mas Irsyad, Mbak Sandra. Aku sadar diri siapa aku dan karena apa aku ada di pernikahan ini, aku tidak berharap mas Irsyad menyayangi aku seperti menyayangi Mbak Sandra, aku tahu itu tidak mungkin." ucap Hana seraya menarik nafas berat, sejak tadi malam ia ingin membicarakan hal itu pada Irsyad, tetapi ia ragu bahkan bibirnya terasa kelu, ia terbuai dengan kemesraan bersama lelaki tampan yang sudah menjadi suaminya itu. Namun, pagi ini Sandra kembali mengatakan hal yang membuat Hana sadar, jika ia ada dalam pernikahan itu hanya karena Irsyad dan Sandra ingin punya anak."Lalu?" tanya Sandra dengan wajah serius."Jika nanti aku hamil dan melahirkan anak, tapi kalian sudah tidak membutuhkan
"Terima kasih, Hana," ucap Irsyad seraya mencium kening Hana, setelah itu menggulingkan tubuhnya di samping Hana dengan nafas yang masih tersengal-sengal."Sama-sama, Mas." jawab Hana lalu menutup wajahnya dengan selimut karena merasa malu. Setelah pergolakan batin yang begitu sulit bagi Irsyad, mendapat penolakan entah yang keberapa kalinya dari istri pertama, Irsyad hanya pria biasa yang punya hasrat dan harus dituntaskan.Sudah cukup lama ia bersabar dengan Sandra, tapi tetap di tolak, istri keduanya justru yang memberikan hal itu padanya meski awalnya belum siap, tapi mengingat kewajibannya sebagai istri, Hana pun menyerahkan mahkota paling berharga miliknya pada Irsyad malam ini."Kenapa rasanya beda ya? Waktu malam pertama dengan Sandra tidak sesulit ini. Hana ... Bahkan dia merasa kesakitan, akupun merasa sulit untuk memasukinya," gumam Irsyad dalam hati.Setelah nafasnya mulai teratur, Irsyad ingin ke kamar mandi untuk membersihkan bagian sensitif nya. Lelaki itu menyibak sel