Alina bangun lebih pagi dari biasanya dia segera menyiapkan sarapan untuk sang ibu. karena dia tahu wanita yang sedang tidur di sampingnya itu sangat terluka atas kejadian semalam. Alina terus saja menatap dirinya di masa lalu saat di mana sang ayah memutuskan untuk meninggalkan dia dan juga ibunya pergi bersama wanita yang menjadi selingkuhannya bahkan menelantarkan Alina dan ibunya. Kini hal yang paling berharga dalam hidup alina hanyalah sang Ibu tidak ada lagi sumber kekuatan yang Alina bisa dapatkan jika dia kehilangan ibunya usia sang Ibu memang tidak lagi muda maka seringkali Alina merasa menyesal selalu saja menolak apapun permintaan dari sang ibu."Alina. "ucap sang ibu menggenggam tangan putrinya Alina menyeka sudut matanya, sang Ibu tidak tahu bahwa dia habis menangis dan memiliki masalah dengan Raka, Alina tidak ingin jika semuanya malah semakin rumit karena dia tahu ibunya begitu sangat menyayangi Raka seperti anaknya sendiri."Tadi baru aja aku mau bangunin Ibu karena A
Alina akhirnya telah menyelesaikan pekerjaannya dengan tepat waktu, dia terus menatap jendela keluar toko ternyata memang Raka sama sekali tidak mencoba untuk mengganggunya. Dia pun melihat layar telepon tidak ada satupun panggilan masuk atau pesan dari Raka entah mengapa hal itu malah justru membuat alina khawatir apa mungkin memang terjadi sesuatu pada Raka. Alina pasti akan menjadi orang yang paling menyesal dalam hidupnya jika memang Raka mengalami sesuatu di saat hubungannya bersama Raka sedang tidak baik-baik saja."Hmmm... Pasti kamu tuh lagi mikirin Raka Ya karena dari pagi dia tidak ada datang ke sini Aku cuman mau bilang sama kamu Alina aku memang tidak kenal dekat dengan kamu tapi aku cuman mau bilang kalau Raka memang pria yang sangat baik dan kamu pasti akan menyesal kalau kehilangan dia. "ucap Arumi sambil menggenggam tangan Alina. dia berharap bahwa Alina akan mulai luluh dengan kata-katanya. Terlebih teman kerjanya itu sangat tahu bagaimana perasaan alina yang sebena
"Aku gugup apa orang tuamu akan menerima aku?" Tanya Alina penuh khawatir."Kamu tenang saja yah Alina mama pasti akan langsung suka sama kamu aku yakin," jawab Raka dengan senyuman.Senyuman itu selalu saja membuat Alina luluh, padahal Alina sangat takut jika Raka dan keluarganya tidak akan mau menerima dia terlebih setelah tahu jika orang tua Alina sudah lama bercerai. Latar belakang keluarga yang kurang baik, sangat berpengaruh terhadap pandangan orang tua dari pihak laki-laki meskipun memang Alina tahu, ini hanyalah sebuah pura-pura tapi entah mengapa tetap saja jika suatu saat nanti Alina dihadapkan pada sebuah pernikahan di mana dia harus bertemu dengan pihak keluarga dari pasanganmu apakah mungkin mereka akan menerima Alina dengan ikhlas. Tanpa harus membahas status ekonomi Alina ataupun latar belakang dari keluarganya.Tiba-tiba saja Alina termenung memandang setiap jalan yang dia lalui menuju rumah Raka, dia membayangkan adik saja dulu keluarganya utuh bahkan sang ayah tidak
Alina duduk disamping Raka semua terasa canggung, karena Alina sendiri masih belum bisa merasakan bahwa orang tua Raka memang setuju jika anaknya menjalin hubungan dengan Alina."Papah kemana ma?"tanya Raka sambil mengambil sebuah piring untuk Alina."Biasa masih sibuk dikantor, tapi mama sudah bilang ko bahwa kamu akan membawa calon istrimu kerumah," jawab sang mama."Oh iya Alina, kamu lulusan apa? Dari universitas atau institut mana?" Tanya nyonya Karin menatapnya."Aku lulusan SMA Tante dan setelah lulus bekerja di toko gamis daerah Bogor," jawab Alina sembari menunduk."Terus mama papa kamu punya bisnis apa? Atau bekerja mungkin,"Tanya kembali nyonya Karin penasaran."Maaf Tante ibu saya hanya buruh dan ayah saya dia sudah meninggal 17 tahun lalu." jawab Alina terpaksa berbohong kepada orang tua Raka karena dia tidak mau jika semua orang tahu tentang kelakuan dari sang ayah yang begitu sangat jahat telah menyakiti ibunya dan menyia-nyiakan anak perempuannya."Oh anak yatim yah, s
Alina memang begitu banyak membawa pengaruh baik dalam hidup Raka, dia bisa membuat Raka memaafkan semua kesalahan dari mamanya di masa lalu. "Terima kasih banyak ya aLina aku masih nggak bisa ngebayangin kalau kamu tidak ngebantu aku bicara dengan kedua orang tuaku tentang berpura-pura sebagai calon istri, "ucap Raka tersenyum kepada Alina."Padahal aku serius lo mas Raka, "jawab alina seketika membuat Raka menghentikan mobilnya."Maksud kamu?"Raka tertegun mendengar jawaban Alina"Aku tahu, tidak seharusnya aku bersikap seperti kemarin terlalu memikirkan perasaanku sendiri tanpa tahu bagaimana perasaan orang lain selama ini aku memang banyak begitu rasa takut dan trauma tapi aku yakin kamu adalah orang yang tepat semoga saja aku tidak pernah salah memilih pasangan, "papar Alina menatap Raka."Ja...jadi kamu mau menikah sama aku? Bukan pura-pura?"tanya Raka kembali seolah tidak percaya dengan apa yang diucapkan oleh Alina.Alina haya mengangguk Dan tersenyum itu menandakan bahwa dia
Wanita paruh baya itu masuk ke dalam kamarnya ia tidak menemani sang putri yang sedang menangis sendirian di kamar. Dia tahu bahwa Alina masih butuh waktu untuk sendiri dan memikirkan semuanya agar dia merasa tenang saat akan langsungkan pernikahan dengan pria yang sangat dia cintai.Perlahan Bu asih membuka sebuah album foto, di mana hanya itu satu-satunya kenangan yang dia miliki bersama sang suami. Dia mengingat bagaimana dulu suaminya sangat mencintai dirinya dengan tulus sama halnya seperti Raka, Bu asih berdiri di depan meja rias dan perlahan membuka lembaran demi lembaran setiap foto kenangan yang dia miliki bersama sang suami.17 tahun Bu asih masih tetap sendirian dia sama sekali tidak pernah terpikirkan sedikitpun untuk menikah lagi dengan pria lain karena dia hanya ingin fokus membesarkan alina seorang diri. Sejak kasus perselingkuhan suaminya, dia sama sekali tidak pernah mau mengulang hubungan lagi karena sejak saat itu dia sudah tidak percaya lagi dengan arti sebuah cint
Alina mulai bisa mengikhlaskan semuanya dia dan sang Ibu memutuskan untuk memulai kehidupan baru yaitu Alina akan menikah dengan Raka dan sang Ibu akan tetap tinggal sendirian di Bogor. Dia berjanji untuk akan baik-baik saja agar putrinya tidak terlalu khawatir. Beragam persiapan telah dilakukan dari mulai proses acara lamaran secara resmi dan persiapan untuk pernikahan. keluarga Raka begitu sangat menerima kehadiran dari keluarga Alina karena mereka sendiri menganggap meskipun memang Alina memiliki latar belakang yang kurang baik dia akan tumbuh menjadi seorang menantu idaman di keluarga terlebih Raka adalah anak pertama.Alina memutuskan untuk keluar dari tempat kerjanya karena dia harus ikut Raka tinggal di Jakarta bersama keluarganya, Alina sadar tidak selamanya seorang perempuan harus bekerja karena ada tugas yang paling mulia yaitu menjadi seorang istri dan juga seorang ibu dalam keluarga awalnya memang Alina sangat takut jika seorang wanita tidak bekerja dan tidak memiliki peng
Wanita cantik itu terus saja memandangi foto Raka betapa kesalnya dia setelah datang ke pernikahan pria yang baru saja ingin dijodohkan dengan dia namun ternyata memilih wanita yang sangat sederhana bahkan jauh dari apa yang dipikirkan oleh Alisia."Kenapa kamu milih dia sih Raka!!!!" ucap tegas Alisia dengan emosi."Harusnya kamu pilih aku bukan wanita miskin itu!" Teriak Alisia yang terus saja menyalahkan Raka atas semua kesedihan yang ada dalam dirinya.Alisia pernah jadi bagian hidup Raka Hardiman dia adalah salah satu orang yang begitu sangat mencintai Raka secara diam-diam bahkan ketika dia tahu bahwa kedua orang tua Raka dan papahnya akan menjodohkan dia. betapa bahagianya hati Alisia saat tahu akan dijodohkan oleh seorang pria yang sangat dia cintai sejak dulu namun, ternyata perjodohan itu seketika dibatalkan karena Raka memutuskan untuk menikah dengan calon istrinya. Hati Alisia begitu sangat sakit dan kecewa dia kalut dan tidak tahu apa yang harus dia lakukan pada Alisia R