Share

08 - Keputusan Luna

“ Anak saya nggak apa-apa kok. Nggak, Luna nggak ada luka sama sekali.”

Sadewa mondar-mandir di kamar sambil bicara dengan ponselnya , sementara Luna duduk di sofa panjang ruang televisi dan melihat Papanya dengan pandangan hampa.  Rambutnya yang tebal sekarang kusut seperti sabut kelapa karena tidak disisir selama berhari-hari, wajahnya juga semuram pikiranya saat ini. 

Sudah hampir seminggu sejak kejadian itu dan Luna akhirnya benar-benar mogok sekolah. Ia selalu menangis bahkan terkadang menjerit setiap kali Sadewa membangunkannya di pagi hari. Makanan yang setiap hari dihidangkan di depannya hampir tidak tersentuh. Di malam hari, Luna tidak bisa tidur. Meskipun selalu berdoa di waktu malam, ia selalu bermimpi buruk. 

Sadewa sudah berusaha keras untuk membujuknya sampai akhirnya ia menyerah. Dua hari terakhir, ia membiarkan Luna apa adanya seperti sekarang ini.

Nggih,

Bab Terkunci
Membaca bab selanjutnya di APP

Bab terkait

Bab terbaru

DMCA.com Protection Status