Share

22 - Maya

Luna seperti menelan bongkahan besar kristal matahari. Ia tak tahu harus bicara apa.

Di satu sisi ia lega karena melihat Maya baik-baik saja. Tidak ada tanda-tanda luka apapun di tubuhnya dan temannya itu cantik dan tampak percaya diri seperti biasa, Wajahnya hanya sedikit mengkilap karena keringat.

Di sisi lain, Luna juga kebingungan. Maya tidak menunjukan sikap bermusuhan kepada kedua preman di sampingnya, malah mereka kelihatan segan. Begitu Maya mengibaskan tangan, dua orang itu langsung meninggalkannya di kamar.

“Mbak Maya?” tanya Luna. “kok bisa di sini? Saya … saya kira…”

“kamu kira apa?” Maya balik bertanya. “Mereka itu temen-temen mbak.”

“Tapi mereka penjahat, mbak,” jawab Luna, “Garda patriot kok temenan sama penjahat?”

“’Kamu duluan ‘kan yang nyangka mbak itu garda patriot.” Jawab Maya. Ada nada geli di suaranya. “Mbak sih cuma iyain aj

Bab Terkunci
Membaca bab selanjutnya di APP

Bab terkait

Bab terbaru

DMCA.com Protection Status