Beranda / Fantasi / MAFIA KEJAM / 1. PENCARIAN PELAKU

Share

1. PENCARIAN PELAKU

Penulis: Rfkdmynt
last update Terakhir Diperbarui: 2021-09-14 16:45:21

Anita duduk di bangku kafe, di hadapannya ada seorang wanita yang tampak seumuran dengannya. Diketahui orang tersebut adalah rekan reporternya.

“Gue udah cari tau, ketua mafia itu akan datang ke klub malam ini. Ini alamat klubnya.” Wanita itu menyodorkan stiker notes kepada Anita. “Dan pasti in Lo datang tempat waktu, sekitar jam 8 malam!”

Sambil mendengarkan perkataan Dina, Anita membaca alamat yang diberikan wanita itu kepadanya.

 “Klub Canadian?” tanya Anita menaikkan satu alisnya lalu memandang Dina.

“Iya. Klub itu ada di Jakarta Utara, dan yang boleh masuk hanyalah orang yang memiliki Member card.” jelas Dina santai, tak terpengaruh oleh tatapan Anita yang memandangnya dengan heran.

“Jadi Lo nyuruh gue buat datang ke sana? Sementara gue gak punya Member card itu, GIRLS!” ucap Anita menekankan kata ‘girls’ di akhir kalimatnya agar wanita itu sadar atas apa yang diucapkannya barusan.

“Karena itu gue udah nyiapin Member card itu, GIRLS!” Dina kembali mengulang kata ‘girls’ sembari menyodorkan Blue Card dari tasnya ke atas meja untuk menunjukkan kepada Anita.

“Oh, maaf!” kata Anita langsung menurunkan nada suaranya saat melihat Blue card itu.

Dina mendesah. “Gue heran, kenapa direktur mempercayai misi ini ke reporter kayak Lo. Penampilan boleh oke, tapi otak juga di pakai dong! Jangan cuma cantik muka tapi otak enggak di pakai!” cemooh Dina sinis.

Anita tidak terima. “Enak banget Lo ngatain gue! Kata siapa gue gak punya otak?” tanya Anita menantang.

“Lo sendiri yang ngomong, gue gak merasa tuh.” Dina terlihat santai.

“Memangnya gue sebodoh itu sampek enggak ngerti ucapan Lo.” Anita menatap tajam Dina.

“Kalo Lo merasa, gue bisa apa?” Dina diam-diam tersenyum.

Anita menggeram kesal kala melihat Dina lagi-lagi mengejeknya. Dia tahu Dina itu adalah seniornya. Namun, sejak pertama kali bertemu hingga sekarang, entah kenapa tatapan seniornya itu selalu memandang rendah dirinya. Seharusnya Anita berpikir, dirinya tidak boleh direndahkan seperti ini lagi.

“Dengar yah kakak senior, yang katanya paling pintar itu. Gue itu gak bodoh dan gue bakal bukti in itu dengan menyelesaikan misi ini!” sungutnya yakin.

“Gue tunggu. Tapi gue ragu Lo bisa nyelesain misi ini.” Dina menyunggingkan senyum miringnya pada Anita.

Anita memandang marah Dina. Dirinya sudah tidak tahan, dia sudah sangat ingin menyiram muka seniornya itu dengan kopi panas yang sedang diminumnya. Namun, Anita tidak melakukannya. Melainkan, wanita berpakaian sexy itu memilih pergi dari sana. Tak lupa sebelum pergi, dia mengambil Blue card yang berada di atas meja.

Sayup-sayup Anita mendengar suara Dina yang melengking dari arah meja sana. “Dah Anita, jangan lupa yah jam 8 malamnya!”

Bisa-bisa wanita jelek itu tertawa saat ia pergi. Awas saja, jika ia dipromosikan setelah berhasil menyelesaikan misi ini. Anita akan menurunkan harga diri dan kepintaran cewek itu.

Anita menyerahkan Blue card-nya kepada penjaga yang bertugas di depan pintu klub Canadian itu. Setelah diperbolehkan masuk, dia pun mengucapkan terima kasih. Ketika Anita sudah berada di dalam, suasana di dalam klub sangat ramai. Suara musik DJ pun mengalun hebat ditelinga Anita. Jika sedang tidak melakukan misi, sudah pasti Anita bersenang-senang di tempat ini.

Dia sangat ingin menari di Dance Floor itu, dan sepertinya duduk di bar sambil minum-minum sangat bagus. Namun, lagi-lagi Anita hanya bisa menggigit jari. Ketika melihat apa yang di inginkan nya hanya bisa dilakukan orang lain.

Semakin dalam Anita masuk, dia bisa melihat tangga menuju lantai dua klub ini. Katanya tamu VIP berada di lantai dua, itu berarti ketua mafia itu berada dilantai atas. Tanpa pikir panjang, Anita pun segera menaiki tangga tersebut.

Anita mengedarkan pandangannya ketika sudah berada dilantai dua. Banyak ruangan yang bertulisan VIP di atas sana. Sekarang Anita bingung, harus masuk pintu mana untuk bertemu dengan ketua mafia itu.

Namun, saat Anita sedang melamunkan tentang hal itu, tiba-tiba seseorang menggandeng tangannya.

“Lo, Anita kan?” tanya wanita itu sembari mengajak Anita untuk berjalan.

Anita menatap heran wanita itu.

“Gue dibayar Dina buat bawa Lo ke tempat itu.”

Anita mengernyitkan dahinya bingung. “Dina?” tanya Anita.

Memandang wanita yang berada di sampingnya. Anita tidak menyangka seniornya itu membantunya sampai sejauh ini. Apakah Dina melakukan ini karena tidak mempercayainya?

“Gak usah banyak tanya, mendingan Lo masuk!”

Entah sudah berapa lama mereka berhenti di depan pintu VIP, yang jelas Anita dapat melihat ruangan VIP itu tepat di hadapannya saat ini.

“Dina bilang Lo harus pura-pura jadi wanita penghibur di dalam, dengan begitu Lo bisa buat cowok itu mabuk dan bilang apa yang Lo mau sebenarnya.”

Anita mendengar perkataan cewek itu dengan jelas. “Jadi, Dina yang mengutus Lo?” tanya Anita tidak suka.

“Iyah!” jawab wanita itu mengangguk.

“Bilang sama dia, kalau gue nerima bantuan ini bukan karna gue gak mampu. Tapi gue terpaksa!” Setelah mengatakan hal itu, Anita membuka pintu VIP namun segera ia urungkan karena ingin mengatakan sesuatu lagi pada wanita itu.

“Pasti in Lo bilang sama dia!” Setelah mengatakan hal itu Anita pun menutup pintu tersebut dengan sedikit keras.

Anita masuk ke ruangan VIP tersebut. Di dalam sana, cahaya lampu terlihat remang-remang. Pandangan Anita tidak begitu jelas. Kenapa lampunya tidak dinyalakan? Aneh sekali. Semakin jauh Anita berjalan, ia tidak merasakan kehadiran seseorang pun disana. Anita pikir ia akan menyalakan lampu terlebih dulu agar tahu disini ada orang atau tidak.

Saat berjalan ke arah saklar lampu, Anita terkaget ketika seseorang berbisik di belakangnya.

“Siapa kau?” tanya suara berat itu dengan nada menyeramkan.

Seketika badan Anita menegang, matanya bergerak gelisah.

Apa yang harus ia katakan. Suaranya begitu menyeramkan hingga bulu kuduknya merinding. Mungkinkah itu ketua mafia yang dia cari?

“Siapa kau?!” tanya pria itu kembali menggertak Anita.

Anita teringat ucapan wanita yang mengantarkannya kemari. Wanita itu menyuruhnya untuk menjadi wanita penghibur disini. Yah! Ia harus melakukannya.

Anita berbalik lalu menunjukkan senyum palsunya. “Tentu saja aku Baby, kau tidak mengenaliku?” Anita bertanya dengan nada manjanya.

“Brengsek! Sudah ku katakan aku tidak butuh jalang sepertimu! Sih tua itu, seharusnya aku bunuh saja dia!”

Mendengar suaranya yang melengking keras, pria itu sudah jelas sangat marah. Ruangan yang minim cahaya membuat Anita tidak bisa mengelak wajah asli ketua mafia itu. Sial! Padahal Anita membutuhkan bukti itu.

“Dengar, kau pergi dari sini atau aku ku seret keluar!” Pria itu kembali mengeluarkan nada suaranya yang menyeramkan kepada Anita sebagai ancaman untuk dari sana secepatnya.

“Tidak bisa!!” Anita menolak dengan suara tinggi. Anita tersadar. “Maksudku.. kita belum bersenang-senang kan Baby?” Anita segera menurunkan nada suaranya. Ia tidak boleh pergi dari sini, ia harus mendapatkan informasi tentang pria ini secepatnya.

“Apakah kau tidak mau bersenang-senang denganku, Baby?” Anita kemudian mengeluarkan nada manjanya lagi pada pria itu. Ia yakin dirinya sendiri sudah seperti wanita penghibur kelas kakap.

“Kau ingin bersenang-senang denganku?” tanya pria itu sinis.

“Tentu saja, akh!!” Diluar ekspektasi, Anita merasakan lehernya dicekik oleh pria itu tiba-tiba.

“Sudah kubilang, pergi dari sini dan kau tidak mendengarkan ku!!” Pria itu semakin mengeratkan cekikannya dileher Anita.

“Lepaskann!!” Anita kesulitan bernafas. Berulang kali ia menyingkirkan tangan pria itu dari lehernya.

***

Lanjutkan membaca buku ini secara gratis
Pindai kode untuk mengunduh Aplikasi

Bab terbaru

  • MAFIA KEJAM   HAMPIR TERTEMBAK

    Besok paginya Anita menunggu Alex didepan kamar, ia sudah membereskan pecahan beling yang disebabkan Alex semalam. Ia juga sudah menyiapkan sarapan pagi untuk Alex.Akhirnya pintu terbuka, keluarlah Alex dari balik pintu. Saat Anita berada didepannya, pria itu terkejut melihat Anita berada dihadapannya. Tapi hanya beberapa saat saja. Setelah itu Alex kembali merubah raut wajahnya menjadi datar. "Maaf atas kejadian semalam." Anita menundukkan kepalanya menyesal. Alex tidak membalas dan pergi begitu saja melewati Anita, pria itu langsung duduk di meja makan.Dalam hatinya ia merasa senang karena dapat membuat Alex kesal. Kejadian kemarin tidak seberapa, itu hanya permulaan. Permainan sesungguhnya akan dimulai sekarang."Tunggu dulu, biar aku saja yang menyajikannya." seperkian detik Anita sudah berada dimeja makan dan langsung melayani Alex. Anggap saja perlakuan spesial ini sebagai permintaan maaf Anita. Karena tidak pernah sekalipun Anita menyajikan makanan langsung seperti ini. Bi

  • MAFIA KEJAM   25. MENGGODA ALEX

    Sudah tidak tahan, Anita tidak mau di perintah oleh Alex lagi. Sementang ia seorang majikan bisa seenaknya menyuruh. Jika bukan karena misi, Anita tidak mau melakukan ini semua. Lebih baik jika waktunya ia pergunakan untuk istirahat, baru ini ia istirahat dari pagi hingga saat ini. Alex benar-benar keterlaluan. Pria itu suka memerintah seenaknya. Lihat saja pria itu akan di penjara setelah ini.Anita sudah melakukan berbagai cara, tapi tetap saja gagal. Ia tidak menemukan apapun di rumah ini, mau bertanya kepada pria itu sama saja mencari mati.Tapi ada sesuatu yang membuat Anita kepikiran, ia ragu apakah ini akan berhasil kedepannya atau tidak. Mengingat resikonya yang sangat besar. Ada hati yang harus di pertahankan dan juga harga dirinya yang di korbankan. Ia ragu untuk melakukannya.Akan tetapi jika rencana ini sukses, Anita bisa mendapatkan apa yang diinginkannya yaitu kebebasan dan menjebloskan Alex kedalam penjara.

  • MAFIA KEJAM   24. PERTENGKARAN MANIS

    "ini semua gara-gara kau!!" Alex menyalakan Anita atas rencananya yang gagal.Mereka saat ini sudah berada dirumah, Boy memberitahu Alex bahwa mereka kehilangan jejak Malik dan Anita disalahkan atas semua ini. Ia bahkan sama sekali tidak tahu rencana apa yang hendak Alex lakukan sewaktu di pesta. Ia bingung, terkejut dan sangat marah ketika Alex menyerahkannya sebagai hadiah pada Derry. Tapi dengan seenaknya, pria itu malah menyalahkannya seperti ini."Boy pergi dan selesaikan kekacauan dirumah itu, jangan biarkan polisi tahu mengenai hal ini!" titah Alex sebelum Boy pergi meninggalkan mereka."Aku tidak percaya kau begitu bodoh, seharusnya kau goda saja Malik dan buat dia takluk. Sehingga aku bisa membunuhnya saat itu juga!"Terus menerus Anita disalahkan dan ia masih berusaha sabar. Anita berfikir kenapa Alex harus semarah ini. Biasanya pria itu tidak banyak bicara dan hanya diam terus mengabaikannya seperti biasa."Kau dengar aku?!" Alex mendada

  • MAFIA KEJAM   23. RUANG PENYIKSAAN

    Anita dibawa ke halaman pesta lagi, ia bisa melihat petugas kebersihan sedang bersih-bersih disana."Bos, aku sudah mendapatkannya." ucap Derry pada pria yang membelakangi mereka."Aku tidak menyangka, Alex akan memberikannya dengan mudah." Derry berkata lagi.Bertepatan dengan itu, pria itu membalikan badannya menghadap mereka. Tangannya memegang satu tongkat, senyum di bibirnya mengingatkan Anita pada kejadian beberapa waktu lalu."Maafkan aku." Anita menabrak seorang pria paruh baya didepan pintu toilet. Pria itu tersenyum miring, "tidak masalah."Ada sesuatu yang membuat Anita merasa aneh, tapi Anita merasa tidak perduli dan kembali pada Alex yang menunggunya diluar. Pria itu sangat ribet, Anita ingin ke toilet saja mereka harus mengalami perdebatan yang panjang.Katanya mereka sebentar lagi akan masuk ke pesta ken

  • MAFIA KEJAM   22. Memberikan Anita Sebagai Hadiah

    "kau yang melakukannya?" tanya Anita. Mereka semua berada di kamar Alex, duduk di sofa mengintrogasi Anita. Anita menundukkan kepalanya dan memainkan kedua tangannya pura-pura ketakutan. "Aku tidak melakukannya." Anita menjawab polos. "BOHONG!! Jelas-jelas dia yang buat aku begini, kakiku jadi terkilir dan kulitku memerah gara-gara wanita itu!! Ngaku saja kau wanita jalang!!" Gladis yang sedang terbaring di kasur Alex berteriak dari kejauhan. Tadi dokter sudah memeriksanya. Gladis hanya perlu istirahat selama beberapa hari, kakinya yang terkilir sudah di gips dan mengenai kulitnya yang memerah memang Anita lah yang membuatnya tapi tidak mengaku. Ketika dikamar mandi, Anita menyiram Gladis dengan air shower yang sedikit panas. Siapa sangka baru saja ia melakukannya, Gladis langsung berteriak dan kepeleset di kamar mandi. Bertepatan dengan itu, Alex datang dan menyaksikan semuanya.

  • MAFIA KEJAM   21. BALAS DENDAM

    Benar kata Alex selama seminggu ini, ia tidak kembali kerumah. Kemana sebenarnya dia pergi, apa mungkin pria itu menyimpan rahasia besar darinya.Jika begini caranya bagaimana ia bisa menyelidiki kejahatan pria itu. Selama berhari-hari yang dilakukan Anita dirumah ini seperti biasa bersih-bersih, makan dan tidur. Itupun ada dua penjaga yang mengawasinya, ia bosan dan lelah. Rasanya Anita ingin melarikan diri dan mencari Alex diluar sana. Ia curiga pria itu sedang melakukan kejahatannya diluar sana.Ceklek!Suara pintu terbuka menyadarkan Anita dari lamunannya. Segera Anita pergi dari dapur keruang tengah, benar saja saat Anita berjalan keruang tengah ia melihat Alex sedang melangkah arah berlawanan darinya."Dari mana kau?!" Anita bertanya saat sudah berada di sampingnya. "Lukamu baik-baik saja?"Alex mengabaikan dan terus berjalan ke sofa."Jika kau pingsan lagi,

  • MAFIA KEJAM   20. MERAWAT ALEX

    Anita semakin frustasi, "bagaimana ini?"Tidak punya pilihan lain, akhirnya Anita menyeret Alex masuk kedalam kamarnya. Untungnya mereka sedang berada didepan pintu kamar pria itu, jadi ia tidak banyak menguras tenaga untuk menyeret raksasa besar seperti Alex."Astaga, kau ini berat sekali!!" walaupun seperti itu, Alex tetap saja berat.Anita sempat sempoyongan saat memindahkan Alex dari lantai hingga keatas kasur. Pria itu seperti gajah bertubuh gemuk dan besar, tapi tentu saja beda gajah kali ini perutnya kotak-kotak dan sispex. Tanpa pikir panjang lagi Anita langsung membuka pakaian Alex. Darah segar merembes keseluruhan kain kasa itu, dan membuat Anita semakin panik."Dasar merepotkan! Bagaimana sekarang aku mengurus dia?!"Anita semakin panik, ia belum pernah merawat luka orang. Apalagi orang itu memiliki luka yang cukup besar seperti ini. Tapi jika i

  • MAFIA KEJAM   19. ALEX PINGSAN

    Sudah larut malam Anita dikejutkan suara pintu yang terbuka kencang. Anita segera bangkit dari tempat tidur dan memastikan. Tadinya ia sedang tiduran saja tapi karena suaranya sangat keras membuat ia terbangun, Anita berfikir kalau suara itu berasal dari Alex.Mengingat beberapa waktu lalu saat Alex melecehkannya membuat ia mempunyai dendam padanya, sebelum melampiaskan marahnya Anita tidak akan tenang. Benar saja, ketika Anita sampai diruang tengah ia melihat Alex berjalan menuju kamarnya.Anita yang melihat itu langsung menghentikan langkah Alex, ia berdiri dihadapan Alex dan bersiap mencaci maki tentang apa yang diperbuatnya tempo lalu."Oh, enak sekali ya, setelah melecehkan ku kau pergi!!" Anita menyindir, "Kau memang pria brengsek!" umpat Anita lagi, "Selain kriminal kau juga pria yang tidak bermoral ya?"Selama Anita mengomel, pria itu terlihat tidak menggubris perkataan Anita sama sekali. Ale

  • MAFIA KEJAM   18. HAMPIR DIPERKOSA

    Masih dengan tugasnya, selama itu Anita menghabiskan waktu untuk bersih-bersih ruangan tengah itu. Bahkan Gladis tidak membiarkannya untuk istirahat, Gladis membawa segunung pakaian dan menyuruh Anita untuk mencucinya.Anita merengut kesal tapi tetap mengerjakannya. Dari sana Gladis terus mengawasinya sambil duduk santai dan makan-makan bersama temannya. Bahkan wanita itu tega tidak mengizinkannya mandi dulu atau berganti pakaian. Alhasil ia seperti sampah busuk disini.Bajunya memang sudah mengering sedari tadi ia bersih-bersih, tapi tetap saja tubuhnya masih bau menyengat hingga indera penciumannya terdalam. Warna hijau dari fermentasi sayuran busuk itu tercetak jelas di kausnya yang putih. Orang-orang yang lewat pun banyak yang menyerukan ke bauan padanya.Sialan Gladis! Wanita itu berhasil merubah Anita yang tadinya dijuluki ratu yang paling cantik di Indonesia seketika berubah menjadi upik abu yang tak ternilai lagi h

Jelajahi dan baca novel bagus secara gratis
Akses gratis ke berbagai novel bagus di aplikasi GoodNovel. Unduh buku yang kamu suka dan baca di mana saja & kapan saja.
Baca buku gratis di Aplikasi
Pindai kode untuk membaca di Aplikasi
DMCA.com Protection Status