***
Dara mengamati bagaimana Suri dan Kai sangat dekat dengan Sarah. Jika di masa lalu, dia tidak akan pernah cemburu, bahkan senang jika kedua anaknya dekat dan sayang dengan Sarah. Tapi, saat ini dia tidak mau kalau Sarah mengambil hati kedua anaknya. Apalagi dia tahu kalau Sarah selama ini mengintainya dan juga berusaha mengambil Adam dari sisinya. Dara tidak mengerti kenapa Sarah sangat licik dan kakaknya itu sungguh pintar bersandiwara.
“Bagaimana bisnismu? Papa dengar kamu mau launching produk baru dan banyak yang berminat dengan produkmu itu?” tanya Riky.
“Bisnisku lancar karena aku punya rekan dan staff yang luar biasa. Mereka memberi semangat yang tak biasa,” balas Dara. “Iya, tadinya mau launching produk itu lusa, tapi diundur karena kita mau mempersiapkan segalanya dengan sempurna.”
“Papa tahu kalau kamu pasti ingin segala sesuatu itu sempurna, jadi tidak heran bisnis skincare dan lainnya pun suks
***Dara telah memandikan si kembar. Jadi, dia sibuk di dapur untuk menyiapkan segalanya. Saat dia ingin ke halaman belakang, ada Zea yang menghampirinya. Dara tertegun sejenak, dia menatap mamanya yang memasang wajah masam.Dara bisa menduga kalau mamanya itu tak senang dengan keberadaannya. Dia tidak tahu kenapa Zea sangat dingin padanya. Padahal dia dan Sarah sama-sama anak mamanya, tapi kenapa perlakuan Zea pada mereka sangat berbeda?“Mama... “ Dara mencoba dengan senyum terbaiknya. Dia mencoba menekan hatinya yang gelisah.Zea tidak membalas senyum itu, dia menatap Dara dengan datar. “Kamu sengaja melakukan ini?” tanyanya.Dara mengernyitkan keningnya. “Maksudnya Mama?”Zea tersenyum sinis. “Jangan berpura-pura di depanku! Dari dulu, aku selalu tahu dengan akal bulusmu. Dari kecil kamu selalu pandai bersandiwara, bahkan saat ini kamu sangat lihai!”Dara tersenyum singkat. &ld
***Semuanya sedang bersantai menikmati suasana malam di villa milik Adam. Kemesraan yang Adam dan Dara tunjukkan membuat Sarah dan juga Zea ingin merusak keromantisan itu, keduanya muak melihat Dara yang sepertinya sengaja menunjukkan keromantisan mereka. Bahkan Dara tak segan-segan mengecup pipi Adam.Sungguh memuakan! Sarah cemburu luar biasa karena merasa Dara saat ini sedang mengajak perang padanya. Wanita itu menyesal kenapa dia malah bersikap lembut pada adiknya itu, dan tidak langsung merebut kekasih masa lalunya. Jika dulu dia tidak lembek, mungkin Adam saat ini sudah menjadi miliknya.Untuk meredakan rasa kesalnya, Sarah langsung melihat ponselnya. Dia ingin mengirim pesan pada orang yang dia bayar untuk lebih mengawasi Dara.Sedangkan, Zea yang saat ini melihat Sarah terlihat murung langsung menghampirinya dan duduk di samping anak sulungnya.“Kakak, kenapa? Kamu sakit, Nak?” tanya Zea lembut.Zea tersentak dan dia pun
***Waktu sudah menunjukkan jam tiga dini hari. Tapi Dara masih belum menerima kabar dari Adam. Dia sudah berusaha menghubungi suaminya, tapi Adam tak menjawab telepon darinya. Wanita itu menghela napas panjang, dia langsung merasa berkecil hati. Hal yang membuat dia sakit bukan sandiwara yang diciptakan kakaknya, tapi sikap Adam yang begitu peduli pada Sarah. Dan tatapan dingin Adam tadi membuat hatinya terluka.Dara memang terlalu sibuk dengan dunianya sampai dia melupakan fakta kalau di masa lalu Adam dan Sarah mempunyai kisah asmara yang sangat mengharu biru. Semua masa remaja mereka, Dara sudah tahu semuanya, bahkan ada satu potret dimana saat Adam dan Sarah saling menatap dengan tatapan penuh kasih, dia mungkin bisa kalah di hati suaminya, tapi kenapa dia tidak mau tahu bagaimana Adam dulu begitu memuja Sarah? Apa benar masa lalu suaminya itu mengalahkan masa depan Adam bersamanya?Dara menghela napas panjang, air matanya pun turun. Dia memang selalu menan
***Dara tidak mungkin bisa tidur kembali. Hatinya sangat kacau, dia langsung mengangkat tubuhnya dengan hati-hati agar Kai dan Suri tidak terbangun. Wanita itu dengan langkah yang sangat pelan langsung keluar dari kamar. Dia langsung mengambil ponselnya dan melihat waktu sudah menunjukkan jam 4 dini hari.Dara langsung mengecek pesan di ponselnya, dia berharap ada balasan dari Adam. Namun, mendadak hatinya tenggelam saat chat WhatsApp yang dia kirim pada suaminya terlihat dua centang biru. Adam hanya membaca pesannya, tidak membalasnya.Dara langsung mengecek panggilan tak terjawab, dan masih berharap kalau Adam mungkin langsung menghubunginya saat tadi dia berada di kamar, namun lagi-lagi Dara harus menelan kekecewaannya saat tahu tidak ada 1 panggilan dari Adam.Tubuh Dara terasa lemas, dia langsung menjatuhkan tubuhnya ke atas lantai. Dadanya terasa sesak mengingat bagaimana Adam memperlakukannya dengan dingin tadi. Suaminya itu pasti percaya dengan k
***Sarah terkejut karena mamanya mengatakan nama pria yang tidak asing itu. Pria yang bernama KEVIN LIU adalah salah satu pengusaha asal Singapura yang juga memiliki darah Indonesia. Sarah juga tahu kalau pria itu adalah salah satu pria terkaya di negaranya dan kenapa Zea mengatakan kalau Kevin akan membantunya dan juga apa hubungannya dengan masalah ini?“Ada apa?” tanya Zea menatap putrinya yang kebingungan.“Kevin Liu itu adalah pemilik dari Tanchen Group, kan?”Zea mengangguk. “Siapa lagi kalau bukan dia. Dengan adanya dia berada di pihak kita, kita tentu akan mudah membuat Dara dan Adam bercerai.”“Kenapa bisa?” tanya Sarah mengernyit.Zea tertawa penuh arti, dia melihat ke ujung pintu karena takut suaminya tiba-tiba masuk. Sambil setengah berbisik, dia berbicara di telinga Sarah. “Ternyata Kevin Liu tadinya sedang mengejar Dara. Dia terlambat datang ke Jakarta kare
***[Tuan Liu, saya sudah menjawab jawaban dari Anna dan mengatakan kalau lusa yang akan datang ke pertemuan adalah Dara. Dan selanjutnya, apa yang harus saya lakukan?]Kevin tersenyum menatap chat dari salah satu anak buahnya yang ada di Jakarta. Mood dia jadi lebih baik saat tahu kalau lusa dia akan bertemu dengan wanita itu. Sudah sangat lama dia tidak bicara dengan Dara dan juga wanita itu selalu bersikap acuh padanya dan juga selalu menghindarinya.“Kita akan bertemu lagi, Dara,” gumam Kevin tersenyum penuh kemenangan.Kevin memang menyukai Dara sejak lama. Saat itu 10 tahun yang lalu, dia tak sengaja bertemu dengan Dara saat dia berada di Paris. Dia dan Dara bertemu di salah satu pesta yang diadakan oleh sahabatnya. Kecantikan Dara menarik perhatiannya, dan dia dulu berpikir hanya dengan satu kali pendekatan dia bisa mengajak wanita itu dalam pelukannya, ternyata wanita itu berbeda. Dara bahkan tak segan-segan menamparnya saat d
***“Kamu memang wanita cantik ya, Tante! Wanita yang bisa menghalalkan semua cara agar tujuanmu berhasil, termasuk membujuk Om Mark agar aku bisa datang ke sini untuk bicara denganmu,” ucap Nabila dengan sarkas.“Tante?” tanya Dara terkejut dan dia pun tertawa pelan. “Sudah lama aku tidak mendengar panggilan itu, ah... malah tidak pernah! Dan kamulah yang memanggilnya, Nabila. Aku sangat tersentuh.”Nabila menatap wanita di depannya dengan ekspresi yang kesal. Dia sudah tahu cerita dari orang-orang kalau Dara Kahiyang adalah wanita yang berhati iblis, wajahnya yang seperti malaikat hanyalah tipuan. Nabila bahkan mendengar langsung dari kakak kandung wanita itu bahwa Dara selalu menyakiti hati keluarganya karena sangat sombong gara-gara menikah dengan pria kaya raya dan bisnisnya sukses, dan yang membuat Nabila muak karena tahu kalau Dara adalah wanita murahan yang merebut pria yang hampir jadi suami dari kakaknya sendiri. Bag
***Dara kelelahan luar biasa. Semalam Adam terus saja memaksanya untuk tetap terjaga. Gairah di mata pria itu sungguh di luar batas kemampuannya. Pagi ini dia merasakan sakit punggung luar biasa sampai dia panik karena keesokan harinya akan pergi ke Singapura.Adam langsung menghampiri ke atas ranjang dengan menunjukan rasa senyum tak bersalahnya dan hal itu membuat Dara kesal luar biasa.“Semalam tidur nyenyak, Sayang?”Dara mengerucutkan bibirnya, menatap sebal ke arah suaminya. “Mas pikir saja sendiri!”Adam masih saja tersenyum tanpa ada rasa penyesalan di wajahnya. “Apa ada yang sakit?”“Pikir saja sendiri!” Dara masih kesal.Adam menatap belahan dada istrinya itu dan senyum nakal terukir jelas di wajahnya, dan hal itu meningkatkan kewaspadaan di hati Dara. Dia berpikir kalau suaminya akan memintanya lagi setelah malam dia bahkan tidak tidur dengan baik. “Jangan mulai lagi, M