Sudah 4 jam yang lalu Alvin tak bisa berpikir tenang sama sekali. Hatinya resah sejak kepergian sang istri dengan sorot mata penuh kekecewaan setelah melihat bagaimana tingkah brengseknya di luar rumah.
Tak hanya istrinya namun Mino juga melayangkan beberapa pukulan keras pada wajah dan perutnya. Alvin tahu jika semua orang pasti sedang membencinya saat ini.
Namun apa yang ia lakukan kini? Bukannya mengejar sang istri dan meminta permohonan maaf justru kini dirinya tengah berbagi ranjang dengan wanita yang membuat rumah tangganya berada diambang kehancuran.
Lagi- lagi Yenata mampu membuat dirinya menuruti permintaan wanita itu. Alvin ingin sekali mengejar Nayla, tapi Yenata berhasil menghentikan langkahnya ketika wanita itu dengan tegas berteriak
'Jika kau memilih istrimu, kau akan melihat mayatku saat ini juga'.
Satu deret kalimat yang mampu membuat Alvin berbalik badan dan memilih untuk menuruti apa yang Yenata minta. Ter
Setelah kepergian Alvin 30 menit yang lalu, kini Yoga dan Mino sedang melakukan video call bersama Mina dan juga Nayla.Yoga membawa sahabatnya itu untuk tinggal sementara bersama kekasihnya. Selain untuk menenangkan Nayla, Yoga juga bisa mengontrol keadaan sahabat kesayangannya itu melalui kekasihnya. Sekaligus, Alvin pasti tidak akan dapat menemukan dimana tempat tinggal dari kekasihnya."Apa dia datang ?" tanya Nayla dari balik layar ponsel milik Yoga.Yoga menangguk mengiyakan ucapan Nayla. "Ya, sesuai dengan dugaanmu Nay. Alvin datang ke apartementku.""Lalu apakah sekarang dia sudah pergi?" tanya Nayla. Yoga dan Mino bisa melihat dengan jelas bagaimana raut kekhawatiran dari wajah sahabat kesayangan mereka itu."Ya, barusaja dia pergi Nay," balas Yoga dengan tersenyum tipis. Sejujurnya pria itu juga merasa sangat bersalah telah membiarkan Nayla masuk kedalam permainan Alvin.
"Itu tak sebanding dengan kau yang mengabaikan istri dan juga calon anakmu Alvin Edward Kim."Ibu Alvin berujar dengan marah, bahkan raut kekecewaan yang begitu besar tergambar jelas dari mata tuanya.Jantung Alvin rasanya ingin berhenti saat ini juga, perasaan nyeri kembali menyerang hingga ke akar ulu hatinya.Mendengar ibunya mengatakan calon anak, seakan- akan dirinya terlempar dari gedung bertingkat karna kebodohan tingkah lakunya selama ini."Apa maksud mama ?" tanya Alvin dengan mata yang membola sempurna menatap sang ibu.Nyonya Kim terkekeh kecil melihat dan mendengar raut kebingungan dari wajah sang putra."Apa perkataanku kurang jelas ?" ujarnya sinis."Oh, aku benar- benar tak percaya telah melahirkan anak yang bodoh sepertimu Alvin!!! Tega- teganya kau berselingkuh disaat istrimu tengah mengandung!" ucap Ibu Alvin dengan marah kembali."K
Lagi- lagi seorang Alvin Edward Kim mampu membuat Nayla Melody Kim tak berkutik ataupun sekedar melangkah pergi kembali dari rumah yang telah ia tempati beberapa bulan terakhir ini.Setelah pertengkaran mereka kemarin siang, Nayla justru dikejutkan dengan Alvin yang tiba- tiba pingsan di pangkuannya, sontak Naylapun berubah panik. Mencoba membangunkan pria yang masih berstatus sebagai suaminya itu, namun Alvin tak kunjung sadar. Ini adalah kali pertama Alvin terbaring lemah seperti ini.Setelah mendapatkan perawatan dari dokter keluarga Kim dan mendapatkan infus disalah satu pergelangan tangannya, Nayla mulai merasa lega.Kini Alvin terserang demam dan kurang nutrisi. Bibir pria itu terlihat pucat sekali bahkan semalam Alvin mengigil kedinginan, nyaris membuat Nayla tak bisa terlelap dengan tenang karna harus merawat suami brengseknya itu.Mengganti kompres berkali-kali agar demamnya segera turun.Pagi ini
Saat ini Nayla merebahkan dirinya di samping Alvin yang terlihat sedang memejamkan matanya. Meksipun mereka sedang tidak baik- baik saja bukan berarti Nayla mengabaikan Alvin sepenuhnya terlebih pria itu sedang terbaring lemah saat ini.Baru saja Nayla ingin memejamkan matanya, ia kembali dikejutkan dengan lontaran kalimat yang Alvin ucapkan."Bisakah kau memelukku ?" ujar pria itu yang masih memejamkan matanya."Jangan mencari kesempatan dalam kesempitan Vin," ujar Nayla yang merasa Alvin sedang memanfaatkan suasana.Pria itu membuka matanya dengan sedikit susah payah, lalu menolehkan kepalanya pada sang istri yang masih saja tampak tak bergeming dari posisinya."Aku kedinginan Nayla! Please!" ucap Alvin lirih sambil menatap sang istri penuh harap, pria itu tak berbohong. Alvin merasa suhu tubuhnya mulai naik kembali.Akhirnya Nayla menghembuskan nafasnya pasrah, lalu mulai memposisikan dirinya menyamping
{M}Nayla kini tengah berkutat didapur, rambut yang dikuncir menyanggul asal, kedua tangan ramping miliknya dengan begitu lincah memotong beberapa jenis sayuran dan memasukkannya ke dalam sebuah panci yang telah berisi air kaldu. Tugasnya telah kembali, menjadi seorang istri yang kini tengah sibuk menyiapkan makan malam untuk dirinya dan juga sang suami.Saat Nayla sedang sibuk dengan dunianya, sebuah tangan melingkar pada pinggang rampingnya dan bahu kirinya menjadi sandaran dagu seseorang."Hay!" sapa seseorang itu dari balik punggung Nayla. "Kau sibuk sekali ya," tambahnya."Menurutmu," balas Nayla dengan seadanya karna memang ia tengah sibuk memotong beberapa bahan makanan.Seseorang yang tak lain adalah Alvin itu kini semakin menenggelamkan wajahnya di cerukan leher sayang istri. Mengecup leher jenjang yang seringkali membuatnya kehilangan akal itu sesekali."Aku sudah berakhir dengannya Nay," ujar Alvin ma
Nayla sedang menyesap teh hangat miliknya di ruang tamu saat ini. Salah satu tangannya cukup sibuk dengan menscroll tentang info kesehatan terutama untuk seorang ibu hamil.Saat ia tengah membaca sebuah artikel di situs google sebuah panggilan yang tak lain dari suaminya pun memecahkan konsentrasinya dalam membaca."Hallo" sapa Nayla"Sayang, kau sedang apa ?" tanya Alvin di seberang sana."Hanya membaca beberapa artikel tentang kehamilan," balas Nayla."Kau dimana, ini hampir malam. Kenapa belum pulang?" tanya Nayla dengan rasa khawatirnya. Bukan khawatir jika Alvin kenapa- napa, tapi ia khawatir jika pria itu salah rumah kembali. Sungguh Nayla akan memotong sosis Alvin jika pria itu benar- benar mengingkari janjinya lagi kali ini."Hey, kau terdengar sangat merindukanku ya?" tanya Alvin dengan suara terkekeh kecil."Tidak! Aku takut kau salah jalan pulang lagi," balas Nayla dengan ketus.Te
Semua orang tampak cemas saat ini, mereka tengah berkumpul disana dengan harap- harap cemas. Ibu Alvin tak henti- hentinya memanjatkan doa untuk keselamatan menantu dan calon cucunya.Selain itu Ayah Alvin tampak ikut menenangkan sang istri. Yoga dan Mino pun juga tampak menunggu disana, mereka tampak khawatir, terlebih lagi Alvin yang sedari tadi yang tampak gusar bahkan ia hanya mondar mandir tak tenang di depan ruang IGD.Pria itu tampak kacau, bahkan kemeja putihnya terdapat banyak noda darah yang berasal dari istrinya. Ia sudah mendapatkan baju ganti, namun dengan keras kepalanya pria itu menolak. Alvin memilih untuk menunggu keadaan sang istri.Hati Alvin benar- benar ketakutan saat ini. Otaknya tak bisa berpikir dengan jernih, bahkan tanganya masih terasa bergetar karna terlalu cemas.Semua orang yang melihatnya juga merasakan iba dengan keadaan putus asa Alvin. Yoga yang melihat Alvin tak bisa tenang pun mencoba
"Kau masih mau lagi ?" tanya Alvin dengan menyodorkan apel yang telah ia kupas dan potong untuk istrinya itu.Pria itu benar- benar menaruh banyak perhatian pada sang istri. Selain untuk menebus kesalahan terbesar dalam hidupnya, ia juga tidak mau kehilangan istrinya. Entah itu pergi atau bahkan seperi kejadian yang nyaris merenggut nyawa istrinya.Nayla menggeleng pelan "Aku kenyang," ujar wanita itu yang kini jauh terlihat lebih baik. Meskipun ia masih memerlukan perawatan namun kondisinya sudah lebih baik daripada kemarin.Alvin meletakkan pisau dan sisa apel keatas piring. Pria itu menatap sang istri dengan begitu hangat. Pria itu bahkan membolos kerja untuk sekedar menjaga sang istri 24/7.Pandangan Alvin kemudian turun, hatinya kembali berdesir nyeri ketika melihat tangan sang istri tengah terbungkus perban.Alvin meraih kedua tangan istrinya dan mengecupnya berkali- kali secara bergantian."Ini pasti saki