Share

26. Mita Sahabatku

"Kenapa kamu bisa punya pikiran seperti itu?" Ekspresinya datar.

"Ya aku bingung. Hanya kamu dan Didan yang masuk ke kamar aku."

"Terus?"

"Jika orang itu adalah Didan, bukankah dia juga anak buahmu--"

"Gak ada alasan buatku untuk memfitnah apalagi nyelakai kamu," sela Iqbal terdengar tegas. Aku sendiri sampai merasa tidak enak hati karenanya.

Pemuda itu menandaskan minumannya. Setelah itu dia beranjak menuju kamarnya yang memang tidak jauh dari dapur ini.

Ahhh! Aku mendesah resah. Kenapa semuanya jadi rumit seperti ini?

Teringat dengan niat awal, aku langsung segera menyeduh ke sepuluh mie instan tersebut. Semuanya kumasukkan dalam satu panci. Untuk topping kutambahkan sayur cesim, sosis, dan telur mata sapi tentunya.

Anak-anak mendekat ketika aku tengah mengambil beberapa mangkok. Mereka paham saja masak

Bab Terkunci
Membaca bab selanjutnya di APP

Bab terkait

Bab terbaru

DMCA.com Protection Status