Share

Bab 23

Kupicingkan sebelah mataku mengintip keadaan sekitar. Memastikan semuanya baik baik saja. Huuuf... Aku mengelus dada, bernapas lega mendapati diriku memang demikian adanya.

"P - Pak Fattan!" terdengar suara Nita gugup. Aku menoleh, mendapati wajahnya yang tampak pias. Tunggu! Tadi Nita menyebut nama siapa?

Cepat kupalingkan wajahku ke sisi lain.

"Astaghfirullah!" spontan aku beristighfar. Dan, aah... Tanganku? Jantungku rasa terhentak! Ya Yuhan, kenapa baru nyadar sih kalau tanganku bergelayut di pundak lelaki itu.

"Ma - maaf!" kataku seraya cepat melepaskan pelukan. Entahlah, wajahku pasti sudah sangat merah seperti kepiting rebus karna malu. Apalagi saat pandangan mata kami beradu satu sama lain. Rasanya aku benar benar ingin masuk saja ke dalam lubang semut!

"Tidak mungkin!"

"Apanya yang tidak mungkin?" Fattan berucap mantap dan melihat Nita dengan dingin.

Nita tersenyum kecut memandang ke arahku. Sorot matanya seperti orang yang sedang diliputi keraguan. Sambil menunjuk lurus
Bab Terkunci
Membaca bab selanjutnya di APP

Bab terkait

Bab terbaru

DMCA.com Protection Status