Home / Romansa / MANTANMU JADI ISTRI BOS / Hubungan Yang Berubah Canggung

Share

Hubungan Yang Berubah Canggung

Author: Money Angel
last update Last Updated: 2025-07-24 08:00:36

Ali berdiri memunggungi bangku taman, memandangi pohon-pohon di kejauhan. Tidak lama, Rudi datang dengan langkah pelan.

“Den Ali… katanya manggil saya ke sini?” tanya Rudi, ragu.

“Iya. Duduk aja,” jawab Ali tanpa menoleh. Enggan sekali rasanya melihat wajah Rudi ada di hadapannya.

Rudi duduk perlahan di bangku. Keheningan melingkupi mereka beberapa detik.

“Gue udah nonton isi flashdisk dari Pak Harlan,” kata Ali akhirnya.

“Oh… iya? Terus… isinya apa? Akung nggak salah ngasih warisan sebanyak itu ke saya, Den?” tanya Rudi.

Ali menatapnya lurus. “Nggak salah. Karena Lo bukan cuma anak angkat Akung, Rud.”

Rudi mengernyit, “Maksudnya?”

“Lo ternyata adik kandung gue,” ujar Ali pelan tapi tegas.

Rudi membelalak, “A-adik kandung? Gimana ceritanya, Den?”

“Ayah kita… sama,” Ali mengoreksi, “sebelum nikah sama ibu gue, dia udah nikah siri sama ibu Lo. Dan Lo, anak dari pernikahan itu.”

Rudi menu
Continue to read this book for free
Scan code to download App
Locked Chapter

Latest chapter

  • MANTANMU JADI ISTRI BOS   Investigasi Dimulai

    Ning tampak ragu menjawab, lalu perlahan-lahan berkata, “Aku nggak jelas denger semua kalimatnya. Tapi... Akung bilang sesuatu kayak, “Ali udah bahagia sama pilihannya...”Mbak Rika menambahkan, “Kayaknya habis itu, Mbak Citra keluar rumah, mukanya kayak kesal. Kayak orang habis dimarahi. Aku yang lagi nyapu teras aja nggak digubris, padahal aku nyapa, loh,”Rudi mengernyit, “Waktu itu sekitar berapa hari sebelum Akung meninggal?”“Kalau nggak salah pagi habis Mas Rudi berangkat ngantor, Mbak Citra datang. Besoknya Akung, udah…” jawab Ning.Rudi terdiam. Sehari sebelum Akung wafat, Citra datang dan terlibat percakapan serius. Akung tampaknya menasihatinya. Dan tidak lama setelah itu Akung meninggal mendadak.“Citra sempat bawain sesuatu untuk Akung?” tanya Rudi lagi.Mbak Rika menggeleng, “Nggak tahu past

  • MANTANMU JADI ISTRI BOS   Kecurigaan

    Pagi itu, suasana rumah masih sunyi. Ali sudah berangkat pagi-pagi sekali karena jadwal ke luar kota. Beberapa pembantu juga sibuk di dapur. Sementara itu, Dahlia diam-diam memanggil Rudi ke kamar Akung.Dahlia membuka laci meja nakas perlahan, lalu mengeluarkan sebuah botol vitamin berwarna coklat tua dari sana.“Rud, aku mau ngomong soal ini. Aku nemuin ini pas beresin kamar Akung,” ucap Dahlia pelan.Rudi mendekat, berdiri di sisi meja, menatap botol itu dengan kening berkerut, “Vitamin, Mbak?” tanyanya.“Iya. Tapi kayaknya bukan merek yang biasanya Akung minum,” jawab Dahlia sambil menyodorkan botolnya ke tangan Rudi.Rudi memutar botol itu pelan, membaca labelnya. Dahinya makin mengernyit, “Iya, sih. Ini bukan yang biasanya aku beli, Mbak,” Suaranya nyaris berbisik.“Bukan, kan?” sahut Dahlia cepat, suaranya ikut mengecil, seolah takut didengar dinding.Rudi mengangguk pelan, “Seta

  • MANTANMU JADI ISTRI BOS   Hadiah Untuk Kakak Hebat

    Semenjak sepeninggal Akung, Rudi jarang ke kantor. Dia lebih senang di rumah, meresapi sisa sisa kehadiran Akung di setiap sudut rumah.Seperti saat ini, Rudi sedang merapikan rak pot bunga yang dulu biasa diurus Akung. Ia juga mulai terbiasa menyapu halaman, menyiangi rumput, bahkan duduk setiap pagi di kursi tua Akung sambil membaca koran bekas.Beberapa pembantu rumah mulai akrab dengan tingkahnya. Bahkan, beberapa tetangga mulai menyapa pelan. Bagaimanapun, kabar sudah tersebar bahwa bukan hanya Ali yang menjadi tuan rumah itu, tapi juga Rudi.Tapi tak semua orang senang tentunya. Seperti, Tante Nuri.Tante Nuri yang baru keluar dari dapur langsung pasang suara sinis sambil menatap Rudi dari teras.“Halah… gaya banget, ya. Baru juga ketahuan anak haram, udah mau jadi pemilik rumah ini? Dasar darah dari luar pagar!”Rudi mendongak sebentar. Tapi ia memilih diam, kembali menata pot bunga.

  • MANTANMU JADI ISTRI BOS   Hubungan Yang Berubah Canggung

    Ali berdiri memunggungi bangku taman, memandangi pohon-pohon di kejauhan. Tidak lama, Rudi datang dengan langkah pelan.“Den Ali… katanya manggil saya ke sini?” tanya Rudi, ragu.“Iya. Duduk aja,” jawab Ali tanpa menoleh. Enggan sekali rasanya melihat wajah Rudi ada di hadapannya.Rudi duduk perlahan di bangku. Keheningan melingkupi mereka beberapa detik.“Gue udah nonton isi flashdisk dari Pak Harlan,” kata Ali akhirnya.“Oh… iya? Terus… isinya apa? Akung nggak salah ngasih warisan sebanyak itu ke saya, Den?” tanya Rudi.Ali menatapnya lurus. “Nggak salah. Karena Lo bukan cuma anak angkat Akung, Rud.”Rudi mengernyit, “Maksudnya?”“Lo ternyata adik kandung gue,” ujar Ali pelan tapi tegas.Rudi membelalak, “A-adik kandung? Gimana ceritanya, Den?”“Ayah kita… sama,” Ali mengoreksi, “sebelum nikah sama ibu gue, dia udah nikah siri sama ibu Lo. Dan Lo, anak dari pernikahan itu.”Rudi menu

  • MANTANMU JADI ISTRI BOS   Dia Adikku

    Langit mendung menggantung di luar jendela, dan angin pelan membuat tirai tipis bergoyang. Suasana rumah besar itu masih dipenuhi aroma bunga duka. Keluarga besar duduk diam. Beberapa saudara sepupu berbisik pelan. Di tengah ruangan, Ali duduk dengan punggung tegak, tangan Dahlia menggenggam erat jemarinya.Tiba-tiba, suara mesin mobil berhenti di halaman depan. Tak lama kemudian, ketukan terdengar di pintu.Seorang asisten rumah tangga membuka pintu, lalu masuklah seorang pria berumur lima puluhan, mengenakan jas rapi warna abu tua. Wajahnya tenang, rapi, dan penuh wibawa.“Pak Ali, ini Pak Harlan… pengacara almarhum Bapak Jumali Hasan,” seorang pria yang lebih muda—asisten Pak Harlan—memperkenalkan bosnya.Pak Harlan melangkah masuk, sedikit membungkuk untuk sapaan singkatnya, “Permisi. Mohon maaf datang di saat duka. Saya Harlan, pengacara pribadi mendiang Bapak Jumali Hasan. Saya ke sini untuk menyampaikan is

  • MANTANMU JADI ISTRI BOS   Akung Dalam Kenangan

    Doa pun dikumandangkan, mengiringi tubuh yang akan menyatu dengan bumi. Suara pelan ustaz, suara isak dari beberapa pelayat, dan suara angin lembut menjadi latar kepergian itu. Ali akhirnya melangkah maju, menggenggam sekop pertama. Dengan tangan itu yang dulu dibantu Akung untuk memegangnya saat belajar jalan, kini dengan tangan ini Ali menguburkan tubuh kakenya sendiri. Seketika tubuh Ali limbung. Satu sekop tanah yang ia jatuhkan, seakan ikut menjatuhkan setengah jiwanya ke dalam lubang itu. Air mata tak bisa lagi ia tahan. Tapi tetap tak ada suara tangis. Hanya wajah yang basah dan beku. Dahlia menyentuh lengan Ali dengan lembut saat prosesi selesai, tapi pria itu tetap diam. Matanya masih tertuju pada tanah merah yang menutup lubang itu perlahan, yang pada setiap sekop tanah terdengar seperti pukulan keras ke dada. Sementara Rudi merunduk, membisikkan doa terakhir sambil menahan

More Chapters
Explore and read good novels for free
Free access to a vast number of good novels on GoodNovel app. Download the books you like and read anywhere & anytime.
Read books for free on the app
SCAN CODE TO READ ON APP
DMCA.com Protection Status