Home / Romansa / MANTANMU JADI ISTRI BOS / Sujud Yang Terlambat

Share

Sujud Yang Terlambat

Author: Money Angel
last update Last Updated: 2025-07-15 23:20:51

Juanda memutar kemudi mobilnya dengan gelisah. Senyum bahagia Dahlia bersama Ali di media sosial masih menari-nari di benaknya, menyesakkan dada seperti luka yang baru saja dibuka kembali.

Dunia Juanda semakin sempit, apalagi setelah ia tahu dari rekan kerja bahwa Dahlia kini terlihat lebih ceria dan damai. Terlalu damai, tanpa dia.

Pagi itu, ia sudah datang ke kantor, tapi baru setengah jam Juan mengambil izin cuti dengan alasan tidak enak badan.

Ia memutuskan beristirahat di rumah Nila dari pada rumah ibunya.

Juan pergi ke rumah Nila tanpa memberi kabar. Rumah itu sepi dari luar, tapi dari dalam terdengar suara Nila yang sedang berbicara di telepon. Dia tahu hari ini tunangannya itu juga mengambil cuti khusus.

Juanda masuk, berdiri di balik pintu, mendengarkan tanpa berniat menguping awalnya. Hanya ingin memastikan siapa yang ditelepon tunangannya itu.

"Gue tuh sebenarnya udah nggak perawan waktu pertama kali sama Mas Juan. Hahaha... ya ampun, itu kejadian jaman aku masih SMA kali.
Continue to read this book for free
Scan code to download App
Locked Chapter

Latest chapter

  • MANTANMU JADI ISTRI BOS   Malam Menghalalkan Kamu

    Ali membalas genggaman itu erat. Matanya berkaca-kaca. Ia tahu, itu bukan sekadar ucapan. Ada sesuatu yang ingin disampaikan istrinya, lebih dalam dari kata-kata biasa. Dahlia menyandarkan kepala di bahu suaminya. Ia menutup mata sejenak, menarik napas panjang. “Aku udah lama siap secara hati,” ucapnya pelan, “Tapi malam ini aku yakin siap sepenuhnya, Mas. Aku mau kita jalani semuanya sebagai suami istri, seutuhnya.” Ali menegang sejenak. Ia menatap istrinya, tak percaya. “Lia, kamu yakin?” Dahlia mengangguk pelan. Senyumnya tenang, “Bukan karena paksaan, bukan karena rasa bersalah, tapi karena aku cinta sama kamu, Mas. Karena aku percaya kamu bukan cuma pelindungku, tapi juga imamku. Dan aku mau ibadah kita utuh,” Ali tak sanggup berkata-kata. Ia hanya menarik tubuh Dahlia ke dalam pelukan hangatnya, merapatkan kedua tangan seolah tak ingin melepaskan. “Terima kasih, karena kamu percaya aku,” bisik Ali penuh haru. Malam itu, tak ada lilin-lilin romantis. Tak ada alunan musik

  • MANTANMU JADI ISTRI BOS   Diammu Membunuhku

    Beberapa hari telah berlalu sejak kejadian di rumah sakit itu, namun suasana rumah Dahlia dan Ali tak kunjung hangat seperti sebelumnya. Ada yang berubah. Ada yang hilang.Ali tak lagi seterbuka biasanya. Jika hanya berdua dengan istrinya, tak ada lagi candaan manja, tak ada lagi lelucon konyol saat mereka duduk berdua di sofa. Tak ada lagi sapaan pagi dengan pelukan hangat yang biasanya menyambut Dahlia di dapur. Yang ada hanya diam.Diam yang terasa menyesakkan dada Dahlia.Ali tetap sopan, tetap ramah, tapi tidak lagi hangat, tidak lagi hidup. Ia seperti berjalan di atas kewajiban sebagai suami, bukan karena cinta, dan itu menyakitkan.Hari itu, Dahlia bahkan sudah menyiapkan makanan favorit Ali, rawon lengkap dengan sambal dan kerupuk udang kesukaannya. Tapi ketika diajak makan bersama, Ali hanya mengangguk lalu mengambil nasi sendiri, duduk di meja makan, dan makan tanpa sepatah kata.Dahlia hanya bisa menatap punggung pria itu dari dapur. Bibirnya mengulas senyum yang dipaksakan

  • MANTANMU JADI ISTRI BOS   Sujud Yang Terlambat

    Juanda memutar kemudi mobilnya dengan gelisah. Senyum bahagia Dahlia bersama Ali di media sosial masih menari-nari di benaknya, menyesakkan dada seperti luka yang baru saja dibuka kembali. Dunia Juanda semakin sempit, apalagi setelah ia tahu dari rekan kerja bahwa Dahlia kini terlihat lebih ceria dan damai. Terlalu damai, tanpa dia.Pagi itu, ia sudah datang ke kantor, tapi baru setengah jam Juan mengambil izin cuti dengan alasan tidak enak badan.Ia memutuskan beristirahat di rumah Nila dari pada rumah ibunya.Juan pergi ke rumah Nila tanpa memberi kabar. Rumah itu sepi dari luar, tapi dari dalam terdengar suara Nila yang sedang berbicara di telepon. Dia tahu hari ini tunangannya itu juga mengambil cuti khusus.Juanda masuk, berdiri di balik pintu, mendengarkan tanpa berniat menguping awalnya. Hanya ingin memastikan siapa yang ditelepon tunangannya itu."Gue tuh sebenarnya udah nggak perawan waktu pertama kali sama Mas Juan. Hahaha... ya ampun, itu kejadian jaman aku masih SMA kali.

  • MANTANMU JADI ISTRI BOS   Cuma Minta Bibir

    Mentari siang menyusup dari sela tirai kamar, menyinari dinding putih gading dan perabot mewah yang rapi. Bau sabun dan aroma tubuh Ali masih menggantung di udara, bercampur dengan harum lotion yang baru saja dipakai Dahlia.Kamar itu tidak lagi asing. Hanya dalam waktu semalam, ruang itu telah menjadi saksi bagaimana dua orang saling belajar memahami.Dahlia duduk di tepi ranjang, mengenakan blouse putih lembut dan celana kulot pastel. Di meja rias, ada pouch makeup kecil yang belum ditutup. Dahlia sedang bersiap bukan untuk bekerja, tapi untuk mengantar Om Endang dan Tante Juli kembali ke Sumatera Utara. Jadwal pesawat mereka sore ini, dan Dahlia ingin memastikan semuanya berjalan lancar.Dari kamar mandi, terdengar suara air yang mengalir. Tak lama kemudian, suara Ali memanggil dari balik pintu.“Sayang… handukku ketinggalan. Bisa tolong ambilin?”Dahlia tersenyum kecil, “Kalau nggak ada aku, bia

  • MANTANMU JADI ISTRI BOS   Cibiran Pagi Dari Tante Julid

    Pagi itu, aroma teh manis dan gorengan dari dapur mulai menyebar ke seluruh penjuru rumah. Rumah masih ramai, tamu dari luar kota belum pulang, dan suasana masih penuh cerita tentang pesta semalam. Para Bapak duduk sambil menyeruput kopi dan camilan di kolam belakang bersama Akung. Dan beberapa perempuan keluarga Ali—saudara jauh dari pihak nenek—berkumpul di meja makan, masih mengenakan daster batik dan mukena yang belum dilepas sejak shalat subuh. Obrolan mereka ringan, kadang diiringi tawa cekikikan pelan. Tapi arah obrolan mulai berubah saat melihat Dahlia. Dahlia keluar dari kamar pelan-pelan, mengenakan baju santai berwarna pastel. Rambutnya masih basah, digerai seadanya, dengan mata yang tampak lelah. Wajahnya sedikit pucat, bukan karena malu, bukan juga karena ‘efek malam pertama’ seperti yang banyak dibicarakan. Ia hanya belum tidur nyenyak, pikirannya semalam terus berputa

  • MANTANMU JADI ISTRI BOS   Meragukan Malam Pertama 

    Udara malam terasa dingin saat mereka memasuki kamar untuk pertama kalinya sebagai suami istri. Dahlia menunduk, menatap ujung jarinya sendiri, sementara Ali menutup pintu dan menggantung jasnya dengan santai."Capek banget ya hari ini," kata Ali sambil melemaskan lehernya, "Tapi lega juga akhirnya... kamu resmi jadi istriku."Dahlia mengangguk kecil, duduk di tepi ranjang, diam. Tangannya meremas-remas kebaya yang belum sempat ia ganti.Ali memperhatikannya dari kejauhan, dengan dahi mengerut samar. Ada yang aneh. Dahlia tampak... gugup. Bahkan sejak mereka masuk kamar, Ali menyadari langkahnya kaku, matanya gelisah, dan wajahnya merah padam.Ali tersenyum tipis, mencoba mencairkan suasana, "Kenapa? Kamu kok kelihatan tegang banget. Padahal..." Ia berhenti sejenak, lalu duduk di sisi ranjang, "Kamu kan bukan baru pertama kali ngalamin malam kayak gini, kan?"Dahlia menoleh cepat, tapi langsung menunduk lagi. Tida

More Chapters
Explore and read good novels for free
Free access to a vast number of good novels on GoodNovel app. Download the books you like and read anywhere & anytime.
Read books for free on the app
SCAN CODE TO READ ON APP
DMCA.com Protection Status