Zhang Xu Feng dan para rekannya datang terlambat. Kekaisaran Lize telah hancur sedemikian rupa, apalagi setelag Kaisar Li akhirnya terjangkit wabah juga dan meninggal seminggu yang lalu. Kini, Kekaisaran Lize tidak memiliki pemimpin. Putra dan Putri Kaisar Li pun telah meninggal mendahuluinya. Tinggallah yang tersisa seorang Pangeran bodoh yang dicap sebagai anak tak berguna. Setiap hari, Pangeran Li Chang hanya menghabiskan waktunya dengan bermabuk-mabukan dan bersenda gurau dengan para wanita. Namun, karena akhir-akhir ini banyak wanita yang terjangkit penyakit, Li Chang hanya bermabuk-mabukan setiap harinya. Dia sama sekali tidak terlihat seperti Pangeran. Tidak ada yang bisa diharapkan darinya, apalagi mengurus satu Negara yang telah berantakan."Begitulah informasi yang kudapatkan," terang Zhang Xu Feng setelah dia menjelaskan panjang lebar kepada Mu Lan."Jika begini, aku jadi tidak yakin jika harus menyerahkan Permata Empedu Merak kepada orang sepertinya. Apa mungkin dia bisa
CRING!Mu Lan menarik pedang ke dalam sarungnya. Kemudian ...."Tunggu!""Tunggu!"Li Chang tampak ketakutan dan gegas bersembunyi di balik punggung Zhang Xu Feng. Namun, Zhang Xu Feng yang merasa risih langsung berpindah tempat."Beraninya kalian—""Mengapa tidak berani? sekarang hanya tinggal kau yang tersisa. Kau bukan lagi seorang Pangeran. Apa bedanya dengan rakyat biasa?" celetuk Zhang Xu Feng dengan nada bicaranya yang ketus."Kita tidak bisa menunda waktu lagi. Pangeran Li Chang, karena kau bersedia ... maka aku tidak akan sungkan lagi. Berikanlah darahmu untuk kami." Mu Lan berterus terang."Aku benar-benar tidak mengerti. Kenapa kalian masih berharap mengubah keadaan. Seperti yang kalian lihat. Kota ini sudah hancur. Kekaisaran Lize sudah tidak ada. Apa yang kalian coba selamatkan?" protes Li Chang dengan putus asa."Kami tidak punya waktu mendengarkan keluh kesahmu. Jadi, kau akan memberikannya atau tidak? atau kau ingin aku mengambilnya sendiri? pilih saja," desak Mu Lan."
"Merdian hancur. Kultivasi telah banyak diserap. Gadis, kau bukanlah tandinganku," ucapnya merendahkan seraya mencengkram rahang Mu Lan dengan erat."Lepaskan dia!" Sementara Zhang Xu Feng yang hendak melancarkan serangan langsung dicekik dengan ilmu sihir pria bertopeng hingga tubuhnya melayang tinggi. "Lagi-lagi ada anak tidak tahu diri. Nak, kau hanya mempermalukan dirimu sendiri." Pria bertopeng itu merendahkan Zhang Xu Feng dengan lancar. Jenak ia terhening kala merasakan aliran energi yang ada di dalam tubuh Zhang Xu Feng. "Lumayan. Tubuh ini lebih cocok berkultivasi sihir terlarang. Jika kau memilih berkultivasi iblis, pasti kau bisa lebih hebat," ujarnya."PUIH!" Zhang Xu Feng meludahi wajah pria bertopeng itu dan mengenai topeng di wajahnya. "Sampai kapan pun, jangan harap aku berlatih sihir terlarang! tidak akan pernah!" tegasnya."Baiklah. Kalau begitu, tidak ada gunanya kau hidup."DUAKK!!!Pria bertopeng itu membanting tubuh Zhang Xu Feng hingga membuat gua berguncang heb
“Ayo! Kita harus pergi dari sini sekarang,” himbau Gu Lian Jie seraya menyeret Zhang Xu Feng dan Mu Lan pergi bersamanya. Niat membunuh Siluman Kalajengking berhasil digagalkan dan dihadang oleh Rou Ya si Rubah Ekor Sembilan. Pertarungan sengit pun berlangsung, sementara Gu Lian Jie gegas menelusuri jalan keluar untuk menolong Zhang Xu Feng dan Mu Lan. “Kau siapa? Kenapa menolong kami?” tanya Mu Lan waspada. “Cantik, sudah kubilang kita akan bertemu lagi. Hanya tidak menyangka, ternyata secepat itu kita dipertemukan kembali,” goda Mu Lan, sedang penampilannya saat ini masih dalam penyamaran seorang pria. “Dasar mata keranjang! Jika kau berani menggodanya … awas saja, aku akan … Akhhh … shhhttt,” desis Zhang Xu Feng karena kesakitan akibat Gu Lian Jie dengan sengaja menekan luka di bahunya. “Awas apanya? Seharusnya kau yang berhati-hati karena aku bisa membunuhmu dengan mudah,” ancam Gu Lian Jie hanya untuk menakut-nakuti saja. “Sudah terluka seperti ini, jangan banyak bicara
“Hei, kau. Apa kau percaya pada hantu?” tunjuk Gu Lian Jie kepada Mu Lan dengan niat mengingatkannya pada kejadian menyeramkan kemarin malam. “T-tentu saja tidak,” jawabnya ragu. “Kau ketakutan. Jadi, menurutmu apa yang kau lihat malam itu? bagaimana dengan kalian? Apa kalian percaya hantu?” Mengalihkan pertanyaannya kepada semua orang. “Hei, omong kosong apa yang kaubicarakan?” celetuk Zhang Xu Feng. “Senior, sebenarnya apa yang terjadi?” tanya Zhang Xu Feng kepada Mu Lan. Mu Lan tampak kikuk. Ragu untuk mengatakan kebenaran kepada semua yang ada di sana. Namun, meskipun belum pasti, dia tetap akan mengatakannya. “Sebenarnya … kemarin malam aku sempat melihat sosok yang sangat mengerikan. Tubuhnya melayang di udara, penampilannya lusuh dan wajahnya sangat hancur. Aku tidak percaya hantu, tapi jika kutebak … itu pasti roh jahat,” ungkap Mu Lan. “Benar. Beruntung kalian tidak terlalu bodoh. Dia benar. Itu pasti roh jahat dari dendam yang terkumpul dari roh para penduduk Kot
"Aura Siluman? tidak, ini aneh. Auranya samar, sedikit tercampur aura manusia dan energi lain," gumam Rou Ya. Sebagai seekor Siluman Eubah Berekor Sembilan, indera penciuman Rou Ya tentulah sangat tajam. Apalagi menyangkut aura sebangsanya. "Rou Ya, apa kau menyadari sesuatu?" Gu Lian Jie merasa juga merasa ada hal yang mencurigakan."Nona Muda, apa seharusnya kita pergi saja? Seperti yang Anda katakan, menyelesaikan masalah di Kota ini bukanlah tugas kita. Sebaiknya, kita tidak perlu terlibat," tutur Rou Ya. Berusaha membujuk agar Gu Lian Jie segera meninggalkan Kekaisaran Lize."Awalnya, aku juga tidak ingin ikut campur. Tapi setelah mendengar cara mereka menjelek-jelekkan ayahku, entah kenapa aku tidak bisa tenang. Padahal, aku juga tidak pernah akur dengan ayahku sedikit pun," tukas Gu Lian Jie. Ia bingung memahami perasaannya sendiri.Jelas-jelas dia tak pernah satu pendapat dengan semua yang dilakukan ayahnya, bahkan kerap menentangnya. Bahkan, Gu Lian Jie tak pernah berkultiva
“Nona Muda, apa kau baik-baik saja?” tanya Rou Ya dengan napas memburu dan suara yang terputus-putus karena menahan sakit yang dia rasakan. “Bodoh! Lihat saja dirimu dulu.” Gu Lian Jie dengan sigap mencekal pergelangan tangan Rou Ya guna memeriksa kondisi tubuhnya yang terluka. Gu Lian Jie mengernyitkan kedua alisnya kala merasa ada yang sesuatu yang aneh mengenai kondisi Rou Ya. Dia tahu jelas bahwa Rou Ya adalah Siluman Rubah Berekor Sembilan dan tentu saja struktur nadi dan merdiannya berbeda dengan manusia. Namun, yang membuatnya aneh yakni karena Gu Lian Jie merasakan aliran energi di dalam tubuh Rou Ya yang terasa berantakan. Tidak seperti biasanya. Kali ini, inti siluman Rou Ya terluka parah akibat serangan balik yang melukai tubuhnya. “Rou Ya, apa kau tidak merasa aneh? Kenapa Siluman Rubah Berekor Sembilan sepertimu bisa terluka dengan mudah, apalagi dia gagal melukaimu?” tanyanya bercampur rasa cemas dan penasaran. “Entah Anda pernah mendenganya atau tidak, Klan Rubah B
Zang Xu Feng tiba-tiba merasakan dimensi waktu yang berlalu lebih cepat. Jika dikisarkan, waktu telah berlalu sekitar 2 tahun di dalam ruang ilusi. Tempat dan kisah yang terjadi pun masih sama. Ini kisah tentang seorang pangeran yang menyelamatkan seekor rubah dari perut ular. Pemuda itu bernama Liguang Jing Yan. Dia adalah seorang putra mahkota yang akhirnya diangkat menjadi Kaisar 2 tahun kemudian setelah ayahnya meninggal. Ketika ia telah naik takhta, maka para menteri pun memaksanya untuk mengambil seorang permaisuri.“Rubah kecil, tidak terasa kita sudah berteman selama 2 tahun. Sebentar lagi aku akan menikah. Sekarang, aku akan membebaskanmu.” Liguang Jing Yan akhirnya membebaskan rubah kecil itu. Namun, si rubah kecil ternyata enggan pergi. Dia masih sangat ingin bersama dengan Liguang Jing Yan. ‘Apa? Apa maksudmu, kau akan menikah? Liguang Jing Yan, apa kau akan meninggalkanku? Liguang Jing Yan, aku ingin menungguku. Sebentar lagi. Hanya sebentar lagi, usiaku akan mencapa