Home / Fantasi / MASTER PEDANG DARAH / BAB 3: KENAIKAN INTI EMAS

Share

BAB 3: KENAIKAN INTI EMAS

Author: QUEEN NIS CA
last update Last Updated: 2024-03-12 19:36:58

Pada 500 tahun silam, dunia dilanda kesengsaraan saat Alam Surgawi dan Alam Iblis terus berperang. Pada saat itu, Dewa Iblis berhasil menyempurnakan kultivasinya hingga tahap akhir. Ambisinya adalah memimpin dunia, menghancurkan 3 alam dan menyatukannya menjadi satu. Namun, ambisinya yang mengerikan itu berhasil digagalkan oleh Kaisar Langit Li Qin.

Dewa Iblis tidak bisa dibunuh. Kaisar Li Qin hanya bisa menyegel jiwanya dengan mengorbankan roh primodialnya untuk memperoleh kedamaian dunia. Dewa Iblis akhirnya berhasil disegel. Akan tetapi, setengah jiwanya berhasil luput dan menyebar ke alam lain.

Hingga saat ini, Klan Iblis masih belum menyerah. Mereka selalu melakukan berbagai upaya untuk membangkitkan Dewa Iblis guna mengembalikan kejayaan Klan Iblis seperti 500 tahun silam. Sedangkan sisa jiwa Dewa Iblis, sampai saat ini masih belum diketahui letak keberadaannya.

“Zhang Xu Feng? Zhang Xu Feng!” Hei Na berusaha membangunkan Zhang Xu Feng setelah menyelamatkannya dan membawa tubuhnya kembali ke daratan.

Hei Na bahkan dengan rela mentransfer energi spritualnya yang masih sangat lemah agar bisa menyadarkan Zhang Xu Feng kembali. Karena sebelum Ketua Sekte Murong menitipkan Zhang Xu Feng kepadanya, Hei Na telah berjanji akan melindungi Zhang Xu Feng segenap jiwa dan raganya.

“Di mana aku? Apa yang terjadi?” cecarnya setelah sadarkan diri.

“Ahh … akhirnya kau sadar juga.” Hei Na menghela napas lega, lalu reflek berhenti mentransfer kekuatan spiritualnya. “Apa kau baik-baik saja?” tanyanya.

“Aku … aneh. Aku baik-baik saja.” Zhang Xu Feng masih ling-lung menghayati kondisinya. “Hei Na, ini aneh!”

“Kenapa? kenapa? apa yang aneh? Biar kulihat. Tidak, kurasa tidak ada yang aneh. Kaki dan tanganmu masih utuh … apalagi kepalamu.” Tampak histeris mengkhawatirkan kondisi Zhang Xu Feng sembari memeriksa tubuhnya.

“Aiiihh … bukan itu. Aku hanya merasa … tubuhku sangat baik. Aku tidak pernah merasa lebih kuat dan semangat dari sebelumnya,” imbuhnya.

“Benarkah? Apa karena ini?” Hei Na memperlihatkan sebuah benda aneh yang dia lihat di genggaman tangan Zhang Xu Feng, selepas menyelamatkannya dari dalam mata air.

“Apa itu?” Zhang Xu Feng bertanya-tanya.

Dari penampilannya tampak seperti pedang mainan yang berkarat, dengan panjang hanya sekitar 30 Cm.

“Apa kau tidak ingat? Benda aneh ini yang tadi memancarkan sinar merah dan membuatmu mengerang kesakitan. Tapi setelah kuperiksa, ternyata hanya rongsokan tidak berguna.” Menurut Hei Na seperti itu.

“Benar. Entah bagaimana respon mereka jika melihat benda semacam ini ada padaku. Mereka pasti akan menertawakanku habis-habisan,” ucap Zhang Xu Feng dengan nada bicara lesu.

“Terserah ingin kauapakan benda ini. Aaahh … aku sangat lelah setelah menghabiskan banyak energi. Kalau begitu, aku tidur dulu.” Tanpa menunggu persetujuan, Hei Na kembali ke wujud selestialnya sebagai hewan spiritual Hayulara.

Hewan spiritual Hayulara adalah hewan spiritual kuno yang berlemen air dan juga tinggal di dalam air. Bentuknya seperti kucing laut yang memiliki sirip naga. Dan membutuhkan waktu 100 tahun baginya untuk memperoleh wujud manusia.

“Kau hanya tahu tidur saja,” celetuk Zhang Xu Feng. Kemudian, dia bangkit. Awalnya ia berniat meninggalkan pedang rongsokan itu. Namun setelah dipikir-pikir, ia merasa tak tega dan akhirnya membawanya bersama.

***

Menyangkut masalah pembantaian satu desa yang terjadi di kaki gunung, Sekte Taiyun mengajukan petisi untuk mengumpulkan perwakilan tiap sekte kebenaran dengan tujuan merundingkan masalah yang mereka anggap serius. Namun, setelah para perwakilan sekte berkumpul di aula pertemuan, mereka tampaknya menyepelekan masalah itu. Respon mereka tak menunjukkan tanda keseriusan dalan menanggapi hal itu. Justru mereka mengecam pertemuan itu hanya membuang-buang waktu.

Pada akhirnya, perwakilan Sekte Taiyun kembali ke sekte tanpa hasil. Mereka boleh menyepelekannya, tetapi tidak dengan Sekte Taiyun. Itulah sebabnya, turnamen yang mereka adakan sengaja dimajukan. Benar, acara turnamen yang dimajukan bertepatan pada hari ini. Para murid Sekte Taiyun pun menyambut acara dengan hati gembira, karena ini adalah kesempatan yang mereka tunggu-tunggu.

Telah berlalu beberapa murid yang berpartisipasi dalam perlombaan. Tentu saja, ada yang menang dan lebih banyak yang kalah. Kini, tiba saatnya Zhang Xu Feng yang naik ke arena perlombaan.

“Eh, lihatlah dia!”

“Bukankah itu si pecundang Zhang Xu Feng? Untuk apa mempedulikan sampah sepertinya?”

“Hei, bukan dia. Tapi lihatlah benda di tangannya itu.”

“Apaan itu? Hahaha. Bisa-bisanya dia membawa rongsokan semacam itu.”

“Hahaha. Jangan-jangan, rongsokan itu adalah alat sihirnya. Oh, ya. Bisa berkultivasi saja tidak, sekarang dia semakin mempermalukan dirinya sendiri. Alat sihir dan pemiliknya memang satu kesatuan yang sama. Sama-sama rongsokan yang tidak berguna.”

“Hahaha.”

Suara gelak tawa meremehkan terdengar menggema di telinga Zhang Xu Feng. Tatkala ia mengedarkan pandangannya ke arah mereka, yang dilihatnya hanyalah tatapan menghinakan dirinya.

BRRUKKK!!!

“Ouch,” lirih Zhang Xu Feng. Kesakitan tatkala lawannya menyerangnya secara tiba-tiba tanpa menunggu aba-aba terlebih dahulu.

Tidak adilnya, meskipun ia melanggar peraturan, wasit tetap tak mendiskualifikasinya. Akan tetapi, tetap mempersilakan peserta melanjutkan pertarungan.

“Hanya seorang pecundang rendahan. Berani sekali kau menjadi lawanku. Terima ini!!!”

“Aaaarrrgghh!”

SET!

Belum sempat Zhang Xu Feng bangkit dari posisinya, lawannya yang tak lain adalah Zhu Hao dengan sengaja menginjak punggung Zhang Xu Feng menggunakan teknik Dianxue atau juga dikenal sebagai Titik Kematian atau Menekan Titik Tekanan akupuntur sang lawan hingga tak dapat bergerak sesuai keinginan. Setelah berhasil mengendalikan Zhang Xu Feng, kemudian Zhu Hao mengangkat tubuh Zhang Xu Feng dengan perkasa, lalu melemparkannya hingga sekali lagi tubuh Zhang Xu Feng terbanting kuat dan memuntahkan banyak darah.

“Zhu Hao!”

“Zhu Hao!”

“Zhu Hao!”

Serentak para murid Sekte Taiyun menyoraki nama Zhu Hao dan mengagung-agungkan namanya. Zhu Hao semakin merasa tinggi hati ketika namanya diagung-agungkan. Tangannya melambai-lambai, percaya diri bahwa kali ini dia akan memenangkan pertarungan dengan mudah kala melihat lawannya hanyalah seorang Zhang Xu Feng.

“Pertarungan dimenangkan oleh … .”

“Tunggu dulu!” Ketika wasit hendak mencetuskan sang pemenang, wewenangnya langsung disela oleh seorang juri yang melihat Zhang Xu Feng belum menyerah.

Sudah dibuat babak belur, Zhang Xu Feng tetap tak gentar. Dengan sekuat tenaga, ia berusaha bangkit bersama dengan pedang tumpul berkarat di genggamannya. Kala Zhang Xu Feng memuntahkan banyak darah, darahnya tak sengaja memercik mengenai pedang di genggamannya. Selang beberapa detik kemudian, pedang di tangan Zhang Xu Feng tiba-tiba menunjukkan reaksi tak terduga.

Seketika tubuh Zhang Xu Feng melayang di udara dan disaksikan oleh semua orang, termasuk para juri.

“Kenaikan Inti Emas?”

“Apa? Bukankah dia tidak bisa berkultivasi? Kenapa tiba-tiba bisa meningkat ke Inti Emas? Ini mustahil!”

Mereka menduga-duga bahwa Zhang Xu Feng saat ini tengah menaiki ranah kultivasi tingkat ke-4/Inti Emas (Jindan). Reflek beberapa juri bangkit dari posisinya kala menyaksikan kenaikan ranah kultivasi Zhang Xu Feng di kala lomba tengah berlangsung.

“HIAAATT!!!”

Continue to read this book for free
Scan code to download App

Latest chapter

  • MASTER PEDANG DARAH   BAB 31: PUSARAN CAHAYA

    "Ternyata kau bisa bicara. Kenapa tadi hanya diam saja?" Mu Lan tetap bersikeras mendekati manusia duyung itu. Sang manusia duyung tetap acuh tak acuh. Dia selalu mengabaikan Mu Lan, bahkan memalingkan wajahnya. "Sepertinya kau tidak punya nama. Bagaimana jika aku memanggilmu Xiaoshi? Shi yang artinya batu. Nama itu cocok untukmu yang keras kepala," ejeknya. "Jika kau punya banyak waktu luang, lebih baik khawatirkan dirimu sendiri. Aku telah lama terperangkap di tempat ini. Apa kau juga ingin tetap di sini?" celetuknya. "Ah, kau benar. Bagaimana caranya keluar dari sini. Apa kau tahu bagaimana caranya?" tanya Mu Lan. "Jika aku tahu, kenapa aku terperangkap di sini selama ratusan tahun?" Ucapan Xiaoshi cukup masuk akal. "Benar juga. Eh, tapi tidak juga sih. Alasan kau terperangkap di tempat ini kan karena kesadaran spiritualmu tersegel. Sedangkan saat ini, kau telah terbangun. Jadi, kemungkinan besar ada peluang untuk keluar dari sini. Xiaoshi, aku yakin kau adalah kuncinya

  • MASTER PEDANG DARAH   BAB 30: RUANG HAMPA UNGU

    "Dasar bocah keras kepala. Sudah kubilang, seniormu tidak ada di laut ini. Penciumanku tidak mungkin salah. Aku tidak merasakan adanya aura seniormu," celetuk Hong Jun dengan santainya seraya melipat kedua lengannya."Aku tidak percaya. Apa kau anjing?" timpal Zhang Xu Feng."Hei!" Tidak Terima dengan ucapan Zhang Xu Feng. "sudahlah. Tidak ada gunanya aku bicara denganmu di sini." Tak ingin banyak beromong kosong. Tanpa meminta persetujuan dari Zhang Xu Feng terlebih dahulu, Hong Jun menyeret Zhang Xu Feng pergi hanya dengan waktu sekejap mata.Tatkala Zhang Xu Feng membuka mata, Tiba-tiba dia telah berada di tempat asing. Segala sesuatu yang ada di sana berwarna ungu. Ia tak yakin saat ini dia sedang berada di mana. Tempat yang ia singgahi seperti ruangan hampa yang sangat luas. Hanya terdapat lantai ungu bening dan langit-langit yang juga berwarna ungu."Di mana ini? hei, roh pedang busuk! kau sedang membawaku ke mana? aku ingin kembali sekarang juga! aku harus menemukan senior!" Ma

  • MASTER PEDANG DARAH   BAB 29: MANUSIA DUYUNG

    Mu Lan tertegun kala menyaksikan sesosok makhluk aneh yang baru pertama kali ditemuinya. Penampilannya mirip seperti manusia, namun memiliki ekor ikan. Sepertinya, Mu Lan pernah membaca deskripai mengenai ciri-ciri makhluk yang dilihatnya saat ini. "Mungkinkah, ini yang dimaksud manusia duyung?" gunamnya.Tanpa sadar, langkah kakinya membawa ia menghampiri makhluk yang disebut manusia duyung itu tanpa ragu. Seketika hatinya tersentuh dan prihatin kala melihat kondisinya yang mengenaskan. Ekor ikannya telah patah, terpisah dari tubuhnya. Entah siapa yang telah melakukan kekejaman itu terhadapnya. Tak terasa, telapak tangannya menyentuh wajah manusia duyung yang memejamkan netranya. "Wajah yang tampan. Kasihan sekali. Sebenarnya, siapa yang telah melakukan ini kepadanya?" Mu Lan bertanya-tanya. "Ah!" Reflek terkejut dan melangkah mundur kala manusia duyung itu membuka netranya. Tatapannya sangat galak. Netranya memerah karena murka. Ia terlihat sedang mengerahkan kekuatannya, namun t

  • MASTER PEDANG DARAH   BAB 28: MAKHLUK MISTIS

    "Zhang Xu Feng! Sadarlah!" Lagi-lagi Hong Jun sang roh pedang yang menolong Zhang Xu Feng. Hong Jun menggunakan teknik gelembung air dan melindungi Zhang Xu Feng, serta memberikan oksigen di dalam gelembung. Dia mengguncang-guncang tubuh Zhang Xu Feng guna membangunkannya. "Hah! Tolong! tolong! aku tidak bisa bernapas!" Zhang Xu Feng berteriak kehebohan tatkala tersadar dan mendapati dirinya tengah berada di dalam air. Pikirnya dia sedang tenggelam, padahal sebenarnya dia tengah berada di dalam gelembung. Ia bahkan menutup hidup dan menggembungkan pipinya, menahan napas karena ketakutan. "Dasar bodoh! lepaskan tanganmu itu." Hong Jun memaksa Zhang Xu Feng menyingkirkan tangannya yang menutupi hidung. Karena takut menghirup air, Zhang Xu Feng menggeleng-gelengkan kepalanya. Dia bersikeras untuk tak menyingkirkan lengannya. "Huh... ." Hong Jun menghela napas. "Coba lepaskan tanganmu," titah Hong Jun. "Cepat!" Masih menggeleng-gelengkan kepalanya karena takut. Tak ada cara lain lagi

  • MASTER PEDANG DARAH   BAB 27: MALAPETAKA

    BAAMMM!!!DUARRRR!!!JDERRRR!!!Ledakan dahsyat terjadi secara tiba-tiba di beberapa tempat, terutama di tempat 7 formasi kilat cahaya berasal. Sementara Zhang Xu Feng dan Mu Lan yang kala itu tengah berada di dalam Lembah Merah, kini mereka terlempar hingga tenggelam ke dalam mata air tempat formasi dipasang.Lonceng peringatan Sekte Xuanyuan segera dibunyikan pada malam itu dan mengumpulkan para murid Sekte Xuanyuan di Aula. Mereka semua sangat panik dan bertanya-tanya apa yang sebenarnya telah terjadi di sana.Tatkala para murid telah dikumpulkan di Aula Pertemuan, maka Ketua Sekte pun mulai angkat bicara, "Para murid Sekte Xuanyuan, silakan terima perintah! jaga 7 lembah pelangi dan pertahankan 7 formasi kilat cahaya!" titahnya, "para elite!""SIAP!""Selidiki masalah yang terjadi dan segera laporkan!" titahnya."Baik!"Ketua Sekte Xuan selesai memberi perintah kepada para muridnya. Baru saja hari ini murid Sekte Taiyun datang untuk memperingatkan, tidak disangka kemalangan akan t

  • MASTER PEDANG DARAH   BAB 26: TEBING MERAH KILAT CAHAYA

    "Senior!" sambut Mu Gang yang bergegas menghampiri Mu Lan. Sedangkan Liguang Bi Yao dan Liguang Yuan pun menghampiri Liguang Naihe. "Senior, kami sudah memeriksanya," ujar Mu Gang kepada Liguang Naihe. Sebelumnya, Liguang Naihe sengaja menugaskan dan kedua juniornya untuk pergi menuju Sekte Xuanyuan terlebih dahulu guna memerika pertahanan artefak Payung Pelangi. Untungnya, Ketua Sekte Xuan mengizinkan mereka memeriksanya. Sampai hari ini, masih tidak ada masalah dengan pertahanan artefak Payung Pelangi. Ketujuh hewan spiritual kuno tak bereaksi dan masih tertidur tanpa gangguan. Tampaknya, Sekte Iblis memang belum melakukan pergerakan. Namun, bukan berarti mereka harus melonggarkan kewaspadaan. Sebab tak ada yang mencurigakan dan kemungkinan besar Sekte Xuanyuan dapat menjaganya, mereka pun memutuskan untuk tidak ikut campur urusan sekte. Karena hari sudah gelap, malam ini mereka terpaksa harus meninggalkan Sekte Xuanyuan.***"Hanya menghadapi murid-murid lemah saja tidak bisa!

More Chapters
Explore and read good novels for free
Free access to a vast number of good novels on GoodNovel app. Download the books you like and read anywhere & anytime.
Read books for free on the app
SCAN CODE TO READ ON APP
DMCA.com Protection Status