Share

BAB 2: TURNAMEN SEKTE

Sekte Taiyun tiba-tiba mengeluarkan pengumuman akan menyelenggarakan turnamen sebagai ujian seleksi. Para murid sekte pun berbondong-bondong membaca pengumuman yang ditulis di awan melayang Sekte Taiyun atau juga bisa disebut sebagai mading.

“Akhirnya. Ini kesempatan bagi kita membuktikan diri kita!”

“Jika aku maju bertarung, pasti akan ada banyak wanita yang terkesan dan menyorakiku.”

“Hahaha. Yang benar, mereka akan menertawakanmu karena kalah bertarung melawanku.”

Para murid Sekte Taiyun tampak gembira kala pengumuman disebarluaskan. Pengumuman itu menjanjikan bagi siapa saja murid yang berhasil menduduki peringkat 10 teratas, maka mereka akan diizinkan untuk turun gunung dan berkelana di Dunia Jianghu. Bagi beberapa murid pria, turnamen itu juga adalah kesempatan bagi mereka untuk tebar pesona kepada para gadis agar dikagumi dan diharapkan. Mereka saling membanggakan diri mereka kepada rekan seperguruan mengenai tingkat kultivasi yang telah mereka capai selama berlatih di Sekte Taiyun.

Tingkat kultivasi Dunia Fana terdiri dari:

1. Pemurnian Qi

2. Pendirian Yayasan

3. Formasi Inti

4. Inti Emas

5. Lahirnya Jiwa Baru

6. Transformasi Roh

7. Pemurnian Kekosongan

8. Penggabungan Tubuh

9. Melampaui Kesengsaraan/Melintasi Bencana

10. Mahayana/Kenaikan Besar

“Menyingkir!” Tiba-tiba seseorang mendorong Zhang Xu Feng hingga ia hampir terjatuh jika saja seseorang tidak sigap menahan tubuh Zhang Xu Feng dengan sihirnya. “Oh … kau?” Zhang Xu Feng gegas menegakkan tubuhnya.

“Apa kau baik-baik saja?” tanyanya.

“Terimakasih,” ucap Zhang Xu Feng dengan wajah tertunduk malu. Ia terlalu malu menampakkan wajahnya atas kejadian beberapa saat lalu. Menjaga keseimbangan tubuhnya saja dia tidak bisa. Apalagi ketika melihat sihir sosok yang baru saja menolongnya, dia tak lain adalah Mu Lan.

Berbeda dengan para murid Sekte Taiyun yang lainnya. Mereka sangat gembira ketika mendengar pengumuman tentang turnamen yang akan segera diselenggarakan. Sedangkan Zhang Xu Feng, ia tampak sangat tidak bersemangat. Bagaimana tidak, sebab mayoritas murid Sekte Taiyun telah mencapai ranah kultivasi tingkat ke-6, yakni Transformasi Roh. Sedangkan Zhang Xu Feng bahkan belum mencapai awal permulaan kultivasi. Dia hanyalah manusia fana biasa.

“Apa kau akan mengikuti lomba itu?” tanya Mu Lan.

“Di sana tertulis, semua murid wajib berpartisipasi,” jawabnya, “maaf, Senior. Sepertinya kita harus menjaga jarak. Jika tidak, mereka pasti akan membicarakanmu di belakang karena bergaul dengan orang sepertiku,” ucap Zhang Xu Feng tak percaya diri.

“Memangnya aku peduli dengan mereka? Jika mereka berani menggangguku, aku pasti akan menghajarnya. Zhang Xu Feng, karena kau adalah murid Ketua Sekte … maka kau juga termasuk adik seperguruanku. Jika kulihat ada yang berani mengganggumu, aku pasti tidak akan tinggal diam!” cetus Mu Lan.

Ucapan Mu Lan seketika membuat Zhang Xu Feng terharu mendengarnya. Namun tetap saja, dia masih tak percaya diri.

“Senior, kalau begitu … aku pergi dulu. Terimakasih atas bantuannya.” Zhang Xu Feng berlalu pergi meninggalkan Mu Lan begitu saja.

“Eh … kau pergi begitu saja? Ternyata mendekati manusia terkucil memang sesulit ini.”

***

Masih seperti biasa. Setiap kembali ke kediamannya, Zhang Xu Feng selalu melihat pemandangan yang sama. Tentu saja, bukan pemandangan yang bagus untuk dilihat.

Setiap kali Zhang Xu Feng telah selesai membersihkan kediamannya, ada saja murid seperguruan yang usil mengotorinya lagi setiap kali mengirimkan pakaian-pakaian kotor mereka. Zhang Xu Feng sudah seperti pembantu. Setiap hari, mau tidak mau dia harus memasak dan mencuci pakaian para saudara seperguruannya. Jika dia melawan, maka mereka akan menghajarnya berkeroyokan hingga membuat Zhang Xu Feng babak belur.

Di dunia ini, hanya yang kuatlah yang berkuasa. Sementara yang lemah akan selalu ditindas oleh para predator kejam. Yang lemah tidak punya hak untuk berbicara, apalagi membela diri atas segala ketidakadilan yang dia terima.

“Sampai kapankah semua ini harus berakhir? Guru, benarkah aku tidak akan pernah bisa berkultivasi?” Zhang Xu Feng memprotes takdir yang dia alami.

Kemudian, dia memungut pakaian para senior seperguruannya, lalu meletakkan ke lanjung guna membawanya ke gunung belakang. Di sana terdapat mata air jernih, tempat biasanya Zhang Xu Feng mencuci pakaian.

Sesampainya di sana, ia langsung disambut oleh hewan spiritual yang diberikan oleh gurunya. Nama hewan spiritual itu adalah Hayulara.

“Kau … kau … kau siapa?” tanya Zhang Xu Feng dengan gagap. Ketakutan dan sangat terkejut, hingga jatuh tergelincir batu yang licin. “Ouch … sakit sekali,” pekiknya.

Bukannya merasa senang seperti biasanya, Zhang Xu Feng kini justru sangat ketakutan tatkala menatap wujud manusia dari hewan spiritual yang selama ini dia pelihara.

“Oy, Zhang Xu Feng! Bagaimana dengan penampilanku ini? Bukankah sangat tampan? Ahhh … aku sangat mengagumi ketampanan ini.” Memuji diri sendiri kala bercermin lewat mata air yang jernih.

“Aku tanya, siapa kau?!” Zhang Xu Feng meninggikan nada bicaranya.

“Hei, dasar anak bodoh! Apa kau tidak bisa mengenaliku?”

Zhang Xu Feng meneliti penampilan sosok di hadapannya dengan seksama. Tatkala melihat aksesoris yang menghiasi rambutnya, seketika pada saat itu akhirnya dia mengenalinya.

“Hei Na? Apa ini kau?!” Reflek Zhang Xu Feng bangkit dengan semangat. Netranya terbelelak kala menatap sosok di hadapannya.

“Aisshh … mendengar nama itu sungguh membuatku geli,” celetuknya.

“Hei Na, apa ini benar-benar kamu? Sejak kapan kau berubah wujud manusia?” tanyanya penasaran.

Belum sempat hewan spiritual yang diberinama Hei Na itu menjawab pertanyaan Zhang Xu Feng, tiba-tiba mereka merasakan guncangan dahsyat. Tubuh mereka terhuyung-huyung karena guncangan yang dahsyat. Sedangkan Zhang Xu Feng masih kesulitan menjaga kesimbangannya dan akhirnya terpeleset jatuh menggelinding. Dia tenggelam ke dalam mata air yang berguncang membentuk pusaran air yang dahsyat.

“Zhang Xu Feng, apa kau baik-baik saja?” Hei Na mulai panik ketika tak melihat Zhang Xu Feng timbul dari dalam mata air.

Ketika Hei Na berencana menolongnya, tiba-tiba tubuh Zhang Xu Feng melayang bersamaan dengan benda aneh yang menyala. Benda itu menghisap darah di telapak tangan Zhang Xu Feng.

“Aaaarrgghh!!!” Zhang Xu Feng berteriak kesakitan tatkala reaksi benda itu semakin menyiksa aliran darah di tubuhnya.

“Zhang Xu Feng, aku akan menolongmu!” cetus Hei Na. Sebagai hewan spiritual kuno, Hayulara memiliki kekuatan magis berlemen air. Namun, kultivasinya masih sangat lemah karena dia baru saja berubah wujud manusia. Dia gagal menyelamatkan Zhang Xu Feng dan kembali ke wujud selestialnya.

“Aaaarrrggh!!! Aaaarrgghhh!!!” Erangannya semakin lantang tatkala benda aneh itu seakan menguasai tubuhnya. Selang beberapa saat kemudian, pusaran air perlahan kembali tenang tak lagi bergejolak. Sedangkan tubuh Zhang Xu Feng tak melayang di udara lagi. Tubuhnya langsung kembali jatuh tenggelam ke dalam mata air.

"Zhang Xu Feng?!"

Byurr!!!

Hei Na gegas berubah ke wujud selestialnya demi menyelamatkan Zhang Xu Feng yang tenggelam ke dalam mata air.

Related chapters

Latest chapter

DMCA.com Protection Status