Sekte Taiyun tiba-tiba mengeluarkan pengumuman akan menyelenggarakan turnamen sebagai ujian seleksi. Para murid sekte pun berbondong-bondong membaca pengumuman yang ditulis di awan melayang Sekte Taiyun atau juga bisa disebut sebagai mading.
“Akhirnya. Ini kesempatan bagi kita membuktikan diri kita!”“Jika aku maju bertarung, pasti akan ada banyak wanita yang terkesan dan menyorakiku.”“Hahaha. Yang benar, mereka akan menertawakanmu karena kalah bertarung melawanku.”Para murid Sekte Taiyun tampak gembira kala pengumuman disebarluaskan. Pengumuman itu menjanjikan bagi siapa saja murid yang berhasil menduduki peringkat 10 teratas, maka mereka akan diizinkan untuk turun gunung dan berkelana di Dunia Jianghu. Bagi beberapa murid pria, turnamen itu juga adalah kesempatan bagi mereka untuk tebar pesona kepada para gadis agar dikagumi dan diharapkan. Mereka saling membanggakan diri mereka kepada rekan seperguruan mengenai tingkat kultivasi yang telah mereka capai selama berlatih di Sekte Taiyun.Tingkat kultivasi Dunia Fana terdiri dari:1. Pemurnian Qi2. Pendirian Yayasan3. Formasi Inti4. Inti Emas5. Lahirnya Jiwa Baru6. Transformasi Roh7. Pemurnian Kekosongan8. Penggabungan Tubuh9. Melampaui Kesengsaraan/Melintasi Bencana10. Mahayana/Kenaikan Besar“Menyingkir!” Tiba-tiba seseorang mendorong Zhang Xu Feng hingga ia hampir terjatuh jika saja seseorang tidak sigap menahan tubuh Zhang Xu Feng dengan sihirnya. “Oh … kau?” Zhang Xu Feng gegas menegakkan tubuhnya.“Apa kau baik-baik saja?” tanyanya.“Terimakasih,” ucap Zhang Xu Feng dengan wajah tertunduk malu. Ia terlalu malu menampakkan wajahnya atas kejadian beberapa saat lalu. Menjaga keseimbangan tubuhnya saja dia tidak bisa. Apalagi ketika melihat sihir sosok yang baru saja menolongnya, dia tak lain adalah Mu Lan.Berbeda dengan para murid Sekte Taiyun yang lainnya. Mereka sangat gembira ketika mendengar pengumuman tentang turnamen yang akan segera diselenggarakan. Sedangkan Zhang Xu Feng, ia tampak sangat tidak bersemangat. Bagaimana tidak, sebab mayoritas murid Sekte Taiyun telah mencapai ranah kultivasi tingkat ke-6, yakni Transformasi Roh. Sedangkan Zhang Xu Feng bahkan belum mencapai awal permulaan kultivasi. Dia hanyalah manusia fana biasa.“Apa kau akan mengikuti lomba itu?” tanya Mu Lan.“Di sana tertulis, semua murid wajib berpartisipasi,” jawabnya, “maaf, Senior. Sepertinya kita harus menjaga jarak. Jika tidak, mereka pasti akan membicarakanmu di belakang karena bergaul dengan orang sepertiku,” ucap Zhang Xu Feng tak percaya diri.“Memangnya aku peduli dengan mereka? Jika mereka berani menggangguku, aku pasti akan menghajarnya. Zhang Xu Feng, karena kau adalah murid Ketua Sekte … maka kau juga termasuk adik seperguruanku. Jika kulihat ada yang berani mengganggumu, aku pasti tidak akan tinggal diam!” cetus Mu Lan.Ucapan Mu Lan seketika membuat Zhang Xu Feng terharu mendengarnya. Namun tetap saja, dia masih tak percaya diri.“Senior, kalau begitu … aku pergi dulu. Terimakasih atas bantuannya.” Zhang Xu Feng berlalu pergi meninggalkan Mu Lan begitu saja.“Eh … kau pergi begitu saja? Ternyata mendekati manusia terkucil memang sesulit ini.”***Masih seperti biasa. Setiap kembali ke kediamannya, Zhang Xu Feng selalu melihat pemandangan yang sama. Tentu saja, bukan pemandangan yang bagus untuk dilihat.Setiap kali Zhang Xu Feng telah selesai membersihkan kediamannya, ada saja murid seperguruan yang usil mengotorinya lagi setiap kali mengirimkan pakaian-pakaian kotor mereka. Zhang Xu Feng sudah seperti pembantu. Setiap hari, mau tidak mau dia harus memasak dan mencuci pakaian para saudara seperguruannya. Jika dia melawan, maka mereka akan menghajarnya berkeroyokan hingga membuat Zhang Xu Feng babak belur.Di dunia ini, hanya yang kuatlah yang berkuasa. Sementara yang lemah akan selalu ditindas oleh para predator kejam. Yang lemah tidak punya hak untuk berbicara, apalagi membela diri atas segala ketidakadilan yang dia terima.“Sampai kapankah semua ini harus berakhir? Guru, benarkah aku tidak akan pernah bisa berkultivasi?” Zhang Xu Feng memprotes takdir yang dia alami.Kemudian, dia memungut pakaian para senior seperguruannya, lalu meletakkan ke lanjung guna membawanya ke gunung belakang. Di sana terdapat mata air jernih, tempat biasanya Zhang Xu Feng mencuci pakaian.Sesampainya di sana, ia langsung disambut oleh hewan spiritual yang diberikan oleh gurunya. Nama hewan spiritual itu adalah Hayulara.“Kau … kau … kau siapa?” tanya Zhang Xu Feng dengan gagap. Ketakutan dan sangat terkejut, hingga jatuh tergelincir batu yang licin. “Ouch … sakit sekali,” pekiknya.Bukannya merasa senang seperti biasanya, Zhang Xu Feng kini justru sangat ketakutan tatkala menatap wujud manusia dari hewan spiritual yang selama ini dia pelihara.“Oy, Zhang Xu Feng! Bagaimana dengan penampilanku ini? Bukankah sangat tampan? Ahhh … aku sangat mengagumi ketampanan ini.” Memuji diri sendiri kala bercermin lewat mata air yang jernih.“Aku tanya, siapa kau?!” Zhang Xu Feng meninggikan nada bicaranya.“Hei, dasar anak bodoh! Apa kau tidak bisa mengenaliku?”Zhang Xu Feng meneliti penampilan sosok di hadapannya dengan seksama. Tatkala melihat aksesoris yang menghiasi rambutnya, seketika pada saat itu akhirnya dia mengenalinya.“Hei Na? Apa ini kau?!” Reflek Zhang Xu Feng bangkit dengan semangat. Netranya terbelelak kala menatap sosok di hadapannya.“Aisshh … mendengar nama itu sungguh membuatku geli,” celetuknya.“Hei Na, apa ini benar-benar kamu? Sejak kapan kau berubah wujud manusia?” tanyanya penasaran.Belum sempat hewan spiritual yang diberinama Hei Na itu menjawab pertanyaan Zhang Xu Feng, tiba-tiba mereka merasakan guncangan dahsyat. Tubuh mereka terhuyung-huyung karena guncangan yang dahsyat. Sedangkan Zhang Xu Feng masih kesulitan menjaga kesimbangannya dan akhirnya terpeleset jatuh menggelinding. Dia tenggelam ke dalam mata air yang berguncang membentuk pusaran air yang dahsyat.“Zhang Xu Feng, apa kau baik-baik saja?” Hei Na mulai panik ketika tak melihat Zhang Xu Feng timbul dari dalam mata air.Ketika Hei Na berencana menolongnya, tiba-tiba tubuh Zhang Xu Feng melayang bersamaan dengan benda aneh yang menyala. Benda itu menghisap darah di telapak tangan Zhang Xu Feng.“Aaaarrgghh!!!” Zhang Xu Feng berteriak kesakitan tatkala reaksi benda itu semakin menyiksa aliran darah di tubuhnya.“Zhang Xu Feng, aku akan menolongmu!” cetus Hei Na. Sebagai hewan spiritual kuno, Hayulara memiliki kekuatan magis berlemen air. Namun, kultivasinya masih sangat lemah karena dia baru saja berubah wujud manusia. Dia gagal menyelamatkan Zhang Xu Feng dan kembali ke wujud selestialnya.“Aaaarrrggh!!! Aaaarrgghhh!!!” Erangannya semakin lantang tatkala benda aneh itu seakan menguasai tubuhnya. Selang beberapa saat kemudian, pusaran air perlahan kembali tenang tak lagi bergejolak. Sedangkan tubuh Zhang Xu Feng tak melayang di udara lagi. Tubuhnya langsung kembali jatuh tenggelam ke dalam mata air."Zhang Xu Feng?!"Byurr!!!Hei Na gegas berubah ke wujud selestialnya demi menyelamatkan Zhang Xu Feng yang tenggelam ke dalam mata air.Pada 500 tahun silam, dunia dilanda kesengsaraan saat Alam Surgawi dan Alam Iblis terus berperang. Pada saat itu, Dewa Iblis berhasil menyempurnakan kultivasinya hingga tahap akhir. Ambisinya adalah memimpin dunia, menghancurkan 3 alam dan menyatukannya menjadi satu. Namun, ambisinya yang mengerikan itu berhasil digagalkan oleh Kaisar Langit Li Qin. Dewa Iblis tidak bisa dibunuh. Kaisar Li Qin hanya bisa menyegel jiwanya dengan mengorbankan roh primodialnya untuk memperoleh kedamaian dunia. Dewa Iblis akhirnya berhasil disegel. Akan tetapi, setengah jiwanya berhasil luput dan menyebar ke alam lain. Hingga saat ini, Klan Iblis masih belum menyerah. Mereka selalu melakukan berbagai upaya untuk membangkitkan Dewa Iblis guna mengembalikan kejayaan Klan Iblis seperti 500 tahun silam. Sedangkan sisa jiwa Dewa Iblis, sampai saat ini masih belum diketahui letak keberadaannya. “Zhang Xu Feng? Zhang Xu Feng!” Hei Na berusaha membangunkan Zhang Xu Feng setelah menyelamatkannya dan membawa tubu
Selama kenaikan basis kultivasi Zhang Xu Feng, lawannya yang tak lain adalah Zhu Hao seakan merasakan keanehan dengan tubuhnya. Aliran darahnya terasa ditekan kuat hingga tak kuasa mengendalikan tubuhnya sendiri dan akhirnya Zhu Hao jatuh dalam posisi berlutut di hadapan Zhang Xu Feng. Tubuhnya kaku tak bisa digerakkan, Zhu Hao hanya bisa mempertahankan diri dengan cara memfokuskan energi internalnya dalam jiwa dan pikirannya guna menyeimbangkan Qi energi dalam tubuhnya. “HIAATT!!!” teriak Zhang Xu Feng dengan lantang seraya mengangkat pedangnya yang telah memanjang sekitar 50 Cm. Pedangnya mengeluarkan sinar emas, lalu menghantam Zhu Hao hingga tubuhnya terpental jauh keluar dari panggung arena. “Ouucchhh! Hah?” Zhu Hao terkecoh kala mendapati dirinya telah keluar dari garis batas. Semua orang tercengang menyaksikan pertarungan yang cukup berkesan di mata mereka. Pada tahap ini, ternyata bukan Zhu Hao yang memenangkan perlombaan, melainkan Zhang Xu Feng. Tentu saja, semua orang tak
“Lihatlah siapa yang datang. Pemenang kita. Oy, pecundang, kemarilah!” seru salah seorang saudara seperguruan Zhang Xu Feng yang telah lama menunggu kedatangan Zhang Xu Feng di kediamannya. Malam itu, dia tak hanya datang seorang diri. Para rekannya yang ada di sana turut menyambut kedatangan Zhang Xu Feng. Seperti biasanya, mereka telah mengobrak-abrik kediaman Zhang Xu Feng. Namun, kali ini mereka tidak membawa pakaian kotor mereka. Tatkala Zhang Xu Feng datang, mereka menyambut hangat dengan seulas senyum semringah penuh aura kelicikan. Yang paling mencolok dari mereka semua adalah Zhu Hao, lawan yang berhasil dikalahkan Zhang Xu Feng dalam perlombaan tadi siang. “Lihatlah raut wajah pengecutnya. Bukankah tadi siang kau sangat hebat? Semuanya, apa kalian tidak penasaran dengan sihirnya?” “Bagaimana jika kita mengujinya?” “Ohoy, janganlah. Kita bisa dibuat babak belur nanti.” “HAHAHA.” “Kalau begitu, kita lihat bagaimana dia membuat kita babak belur.” Salah seorang dari merek
Usai seluruh pengumuman turnamen diumumkan, kemudian Ketua Sekte baru yakni Ketua Tian pun mengumpulkan para pemenang 10 besar turnamen, termasuk Zhang Xu Feng yang masih merasa kemenangannya tak masuk akal pula berkumpul di dalam aula utama Sekte Taiyun. “Bukankah dia Zhang Xu Feng?” “Benar, itu dia. Yang benar saja. Bisa-bisanya dia mendapatkan peringkat 9. Juri yang menilainya sungguh tidak adil.” Beberapa murid Sekte Taiyun yang berkumpul di aula kerap membicarakan kemenangan Zhang Xu Feng yang dianggap tak masuk akal. “Apa kalian lihat-lihat? Ah, aku tahu. Kalian pasti iri ‘kan karena tidak bisa sebaik Zhang Xu Feng. Akui saja!” celetuk Mu Lan seraya memajukan dagunya ke sekelompok murid yang ada di aula. “Hah! Kau pasti sedang bercanda. Untuk apa juga kami iri kepada pecundang sepertinya?” tantang murid wanita bernama Shen Yuan yang memenangkan peringkat 8. “Memang dua orang yang cocok,” ejeknya seraya memincingkan lirikannya. “Kalian memang cocok. Dua orang yang masuk sekt
Tidak ada cara lain lagi. Satu-satunya cara menghentikan keagresifan Tian Chun hanya dengan menyegel tubuhnya ke dalam peti es yang ditempeli banyak jimat. Tubuh Tian Chun akhirnya berhasil disegel, lalu dirantai dengan kuat, dan juga diberi formasi. Menurut pendapat Tetua Chonghua, Tian Chun yang saat ini sudah tak lagi bernyawa. Hanya menyisakan jasad kosong yang telah sepenuhnya menjadi boneka yang telah dikendalikan. Setelah berhasil menyegel tubuh Tian Chun di sebuah goa, Ketua Sekte dan Tetua Chonghua akhirnya meninggalkannya dalam keadaan khawatir. Sedangkan di aula utama, para murid telah lama menunggu kedatangannya. *** “Menurutmu … apa yang di maksud boneka hidup oleh Ketua Sekte?” tanya Mu Lan kepada Zhang Xu Feng yang sejak tadi hanya melamun sepanjang perjalanan menuruni gunung. “Ah? Aku tidak tahu. Mungkin … .” “Manusia hidup yang bisa memakan manusia. Zhang Xu Feng, hati-hati boneka hidup itu akan memakanmu. Haaarggh!” Mu Lan menakut-nakuti Zhang Xu Feng hingga berh
“Di mana ini? Arrggh,” lirih Zhang Xu Feng sembari memegangi kepalanya yang terasa sangat pusing. Samar-samar pandangannya mengedar ke sekitar dan mendapati saudara seperguruannya yang lain terkurung di sebuah sel penjara. Suara bising suara banyak orang yang meminta pertolongan menggema ke seisi ruangan. Akan tetapi, anehnya Zhang Xu Feng tak melihat orang lain selain kedua seniornya. “Senior! Senior!” panggil Zhang Xu Feng dengan lantang. Berusaha keras membangunkan Mu Lan dan juga Mu Gang. “Senior!” Tap … Tap … Tap … Reflek Zhang Xu Feng menutup mulutnya tatkala mendengar suara langkah kaki yang saling bersahutan. Selang beberapa menit kemudian, muncullah seorang pria yang asing namun sepertinya Zhang Xu Feng pernah melihatnya di satu tempat. ‘Ternyata itu mereka,’ batin Zhang Xu Feng. Teringat terakhir kali sebelum mereka tak sadarkan diri, dua orang pria asing tiba-tiba muncul dan sepertinya itu mereka. Set! Dengan sigap Zhang Xu Feng membaringkan tubuhnya seraua memejamka
Hantaman keras membanting tubuh Zhang Xu Feng dan ketiga seniornya. Dari arah tak terduga, muncul seorang manusia yang tak tampak seperti manusia. Ya, manusia itu adalah salah satu manusia boneka hasil eksperimen. Kekuatannya jauh lebih kuat daripada manusia biasa. Sementara Mu Lan dan Mu Gang yang berusaha melawannya justru dibuat babak belur."Errrgghhh!" erang Mu Lan tatkala monster itu berhasil mencekik leher Mu Lan dan mengangkat tubuhnya hingga melayang."Seniorr!!!" teriak ZhangXu Feng.Sementara Mu Gang reflek melancarkan serangan, namun gagal karena serangannya terpental melukai dirinya sendiri."Oucch!" erang Mu Gang yang jatuh tersungkur membentur dinding gua.Zhang Xu Feng bergegas menghampiri Mu Gang seraya membantunya berdiri."Jangan sentuh aku! Ini semua karenamu. Jika saja kita ... lupakan! kau memang sangat merepotkan!" cerca Mu Gang dengan sikap ketus dan tatapan tajam dan dingin. Baru saja bangkit, Mu Gang tanpa putus asa menyerang sang monster yang tak juga melep
Melihat kondisi Mu Lan yang sungguh mengenaskan kala disisa oleh Jiu Lu, sangatlah menyayat hati Zhang Xu Feng dan Mu Gang. Mereka merasa sangat tidak berguna. Karena di saat seperti ini, mereka tak dapat berbuat apa-apa dan hanya bisa menyaksikan Mu Lan yang berteriak, mengerang kesakitan tatkala ilmu sihirnya diserap oleh Jiu Lu. Sementara Jiu Lu tak berhenti tertawa bahagia ketika melihat korbannya begitu tersiksa."Memohonlah padaku. Minta aku berhenti dan segera berikan Permata Empedu Merak kepadaku!" cetusnya dengan mata terbelalak kemerahan. Menatap Mu Lan yang tersiksa dengan perasaan bersemangat.Jiu Lu sengaja menghentikan perbuatannya dan membiarkan Mu Lan mengambil napas. Napas Mu Lan terengah-engah. Keringat dingin tak henti membasahi sekujur tubuhnya. Wajahnya pucat pasi bak mayat hidup. Ia amat sangat lemah tatkala energi kultivasinya telah diserap banyak oleh Jiu Lu."Cuih!" Meludahi wajah Jiu Lu. Bahkan ketika penampilannya telah dibuat mengenaskan sedemikian rupa, Mu