Share

Banjir

last update Last Updated: 2025-04-01 03:54:48

Juminten dan Ratmi secara bersamaan tiba di rumah Bude Sri dan Marni dengan tubuh terpapar air hujan.

"Jum, Mi, Kalian opo ndak pake payung? Itu basah-basahan. Masuk angin. Bentar,"

Bude Sri masuk ke dalam kamarnya membawa dua handuk bersih dan daster untuk keduanya.

"Salin dulu. Baru sana di kamar Bude."

"Enakan Bude. Dasternya adem. Mana bahannya jatuh begini. Beli dimana Bude, mana masih baru ini." Juminten malah memutar tubuhnya bagai pragawati tapi dengan daster sebagai kostumnya.

"Loh, Bude sendiri Marni kemana?" Kini Ratmi yang kekuar dengan daster sejenis namun berneda warna.

"Lah yang dipakai Ratmi bagus juga warnanya. Bahannya sama dan baru juga." Juminten masih saja ribut soal daster.

"Wes toh, jadi ngeributin daster. Sini duduk dulu, minum jahe hangat dulu." Bude Sri membawa keduanya duduk menikmati Jahe hangat.

"Ini enak banget Bude Jahe hangatnya, sopo yang buat? Marni?" Ratmi yang kedinginan kembali meneguk jahe hangat yang ia tuang dari teko berbahan tanah.

"Iyo,"

"Pa
Continue to read this book for free
Scan code to download App
Locked Chapter

Latest chapter

  • MBOK JAMU SEKSI   Menolong

    "Bude beneran gak ada yang dititip, nanti diinget lagi saja ya, kalau ada yang kelupaan telepon Marni saja." Marni bersiap memakai tas selempangnya memastikan dompetnya tak tertinggal karena bahan-bahan Jamu sudah kosong dan akan berbelanja untuk pesanan luluran manten juga."Iyo, wes berangkat, keburu siang, panas.""Ya sudah Bude, Marni pamit dulu ya. Oh iya Bude, tadi Mbak Ratmi bilang mau ke Puskesmas dulu, mau suntik KB, badu kesini setelahnya.""Iya kemaren juga udah ijin."Marni mencium tangan dan salam sebelum akhirnya keluar rumah menuju tempat belanja segala bahan-bahan yang Ia perlukan."Astagfirullah." Marni yang baru saja turun dari angkot melihat seorang Kakek terjatuh dari sepeda dan bergegas menolong."Kakek, gapapa?" Marni membantu Kakek bangkit kemudian sepeda dan barang-barang milik Si Kakek Marni punguti karena berceceran di jalan."Gapapa Nak, Kakek baik-baik saja. Makasi sudah nolongin dan bantu Kakek.""Sama-sama Kek, Kakek mau kemana?" Marni memperhatikan pakai

  • MBOK JAMU SEKSI   Juminten Gak Ada Lawan

    "Jadi kemaren Bang Udin dipukulin toh sama Mandor Jupri?" Juminten yang baru mendengar cerita Ratmi dengan penasaran menanyakan kembali dihadapan Marni san Bude Sri."Kamu itu Jum, semangat banget kalau soal begitu? Bojomu udah sembuh?""Ah Bude, lah nanya opo dijawab opo," Gerutu Juminten."Bude Marni mau bungkusi Ayam Kecapnya ya," Marni memilih pindah saja keruang tamu tak mau ikut kena semprot seperti Mbak Jum dan Mbak Ratmi.Ponsel Marni berdering, "Sopo iki, nomernya gak Aku kenal," Marni mengangkatnya."Sopo toh Nduk?" Rupanya Bude Sri membawa nasi yang siang dicetak untuk dimasukkan ke dalam kotak nasi."Iki loh Bude, pelanggan Jamu Marni, dia bilang gak pernah lihat Marni lagi keliling, nungguin beli Jamu gak lewat-lewat. Jadi tadi pesen besok minta sekalian dianter."Juminten dan Ratmi kini ikut bergabung, masing-masing punya tugas sambil dibawa serta."Wah Kamu itu memang berbakat Mar, Jamumu enak, Bedo sama Jamu-Jamu yang dijual Mbakyu Jamu gendong lain." Juminten sambil m

  • MBOK JAMU SEKSI   Cinta Lama Belum Kelar

    Mpok Leha memandang keluar area pabrik dari balik jendela kantor Babeh Ali.Setelah mengabarkan kejadian yang baru saja terjadi pada Babeh Ali, Mpok Leha berdiri mematung sambil menimbang-nimbang langkah yang harus Ia ambil.Tok! Tok! Tok!Suara ketukan pintu terdengar, "Masuk."Tatapan keduanya bertemu. Mandor Jupri berdiri diambang pintu menatap teduh pada wanita yang kini berpenampilan berbeda dengan tatanan rambut barunya.Tak bisa dipungkiri, rasa itu masuh sama. Nama Siti Zulaikha masih bertahta di relung hati Jupriantono yang biasa dikenal sebagai Mandor Jupri."Duduk, Bang, pintunya biarkan saja terbuka biar tidak jadi fitnah." Tentu saja Mpok Leha tidak mau menciptakan gosip apalagi kini walau belum resmi semua orang tahu seperti apa status dirinya.Janda Bodong. Ya Mpok Leha sudah melabeli dirinya sebagai Janda Bodong. Tak mau lagi menoleh kebelakang apalagi menjilat kudahnya sendiri. Cukup sekian dan terima kasih. Kata yang tepat untuk menyatakan akhir dari hubungannya deng

  • MBOK JAMU SEKSI   Baku Hantam

    "Neng diluar ada anak-anak Pabrik." Bibi yang bekerja di rumah Babeh Ali dengan langkah tergopoh-gopoh menghampiri Mpok Leha yang sedang duduk di halaman belakang."Emang ada ape Bi? Tumbenan anak-anak Pabrik kesini?" Mpok Leha bangkit dari duduk sambil berjalan ke luar menemui pegawai pabrik yang sudah ramai berada di halaman depan.Si Bibi mengiringi langkah Mpok Leha penasaran juga apa gerangan yang membuat sore hari tiba-tiba gaduh."Mpok, gawat! Pabrik kebakaran!""Hah! Terus Lu ngapain pada kesini! Bukan panggil Damkar! Aduh, mana Babeh belum pulang!""Udah padam Mpok, cuma sedikit dibagian belakang gudang deket nyimpen stok. Tapi sekarang masalahnya Bang Udin sama Mandor Jupri,""Lu ngomong yang jelas! Jadi kebakaran apa gimane? Terus kenape sekarang ada Udin sama Mandor Jupri. Jangan bingung Gue penasaran!""Sebaiknya Mpok Ikut Kita ke Pabrik, Biar Mpok tang lihat sendiri."Mpok Leha menarik nafas kasar, rasanya masalah datang bertubi-tubi. Belum selesai satu sudah ada lagi sa

  • MBOK JAMU SEKSI   Sawang Sinawang

    "Jadi tadi Kamu amprokan sama Udin dan selingkuhannya?" Sambil mengaduk Bubur Mutiara Bude Sri memperhatikan cerita Marni yang juga tak kalah sibuk melipat ikan pepes yang sudah dibungkus daun pisang siap masuk langseng untuk dikukus."Iyo Bude, Marni gak habis pikir Bude, mau-maunya Bang Udin sama modelan ondel-ondel begitu. Cakep Mpok Leha kemana-mana." Marni dengan semangat empat Lima menceritakan pertemuan antara Mpok Leha, Bang Udin dan Selingkuhannya di Salon."Yo sudah biasanya begitu Ndok. Selingkuh itu kan landasannya nafsu. Banyak kejadian Istri sahnya malah lebih segala-galanya dibanding si selingkuhan. Tapi yo ada juga yang selingkuhannya lebih muda dan alasan klise para lelaki kalau selingkuh, Ngakunya Istri sudah tak menarik dan tidak perhatian.""Mana Bude tahu ndak, Bang Udin sekarang dekil, kucel gak keurus begitu. Beda banget waktu masih sama Mpok Leha, dandanannya perlente kemana-mana naik mobil bagus. Sekarang semenjak sama Si Gayung Lope walah, amburadul Bude!" Ik

  • MBOK JAMU SEKSI   Bentrok

    "Wah cantik banget Mpok! Seger! Fresh banget dipotong model begini! Tambah Ayu tapi kok yo seksi keliatannya." Marni tak henti-hentinya memuji tampilan rambut Mpok Leha dengan model baru sebahu membuat wajah cantik calon janda dihadapannya semakin mempesona."Tuh bener kan eike bilang Shay! Ye lebih cucok meong potongan pendek begindang! Lebih hot!" Jeni alias Jono dengan senyuman centik sambil menatap rambut Mpok Leha."Masa sih, Lu bedua kagak lagi perez kan? Gua jadi geer nih!" Mpok Leha mematut diri memperhatikan style rambut bob nungging yang kini membuat dirinya terlihat segar."Ye kalo eike kasih teong nurut aja sih. Udah cantik, seksi begindang cocok, persiapan buat jadi jendes! UPS! Maafin ye Nek." Jeni menutup mulutnya yang terlalu lancar."Pada songong Lu ye, tapi bener sih, Gue udah gak vakal balik lagi sama si Pea!""Cakep!" Dua jempol diberikan Jeni."Ye kenapose gak mau potong rambut? Padahal kalau dipotong sedikit aja pasti tambah cucok meong deh! Atau di color, biar a

More Chapters
Explore and read good novels for free
Free access to a vast number of good novels on GoodNovel app. Download the books you like and read anywhere & anytime.
Read books for free on the app
SCAN CODE TO READ ON APP
DMCA.com Protection Status