Share

BAB 2 DIJUAL

Sudah beberapa hari Madam Lexsis menyekap Anelies di dalam kamar. Anelies tidak boleh keluar sama sekali sampai tidak bisa membedakan siang atau malam. Setiap kali ada langkah kaki berderak di lorong, Anelies akan sangat ketakutan. Jantungnya akan berdegup kencang seperti narapidana yang menunggu waktu untuk dieksekusi mati. Mungkin kematian akan jauh lebih baik dibanding ia harus dilecehkan oleh pria menjijikkan.

Terdengar suara kenop pintu yang diputar terbuka. Anelies segera terlonjak waspada dengan sigap. Pablo memasuki kamarnya bersama dua orang pria yang salah satunya membawa kotak kecil.

"Apa mau kalian?" Anelies tidak boleh takut, dia berdiri sigap dan tidak keberatan menggigit jika ada yang mendekat.

"Jangan mempersulit dirimu, karena kami juga tidak akan segan menyiksa dengan cara keji jika kali ini kau berani berulah!" ancam Pablo sebelum memberi isyarat pada kedua anak buahnya untuk mendekat.

"Madam Lexsis sudah menemukan pembeli yang akan membayar tiga juta dolar!" Pablo ikut mendekat. "Jumlah yang sangat fantastis hanya untuk seorang wanita dan sekarang dia ingin melihatmu!"

"Tidak!" Anelies beringsut mundur. "Aku tidak mau ikut kalian!"

Tangan Anelies segera dicekal dan tubuhnya dijerat. Sebuah jarum suntik berisi cairan bening disuntikkan ke pangkal lengannya. Anelies mengeratkan giginya yang kaku untuk berontak tapi dengan begitu cepat dia jadi tidak berdaya.

Anelies tidak ingat apa-apa dan tidak bisa kabur ketika dirinya sedang dijadikan objek perdagangan manusia. Anelies dibeli oleh seorang raja minyak kaya raya dari Timur Tengah. Kali ini Anelies dibawa ke suatu tempat untuk diperlihatkan pada calon pembelinya.

*****

Begitu sadar Anelies sudah berada di dalam sebuah kamar yang sangat luas dan mewah. Anelies pikir Madam Lexsis benar-benar telah mendapatkan seorang pembeli kaya-raya.

"Ingat jangan berani berulah atau aku akan kembali membuatmu pingsan!" Pablo berbisik di samping telinga Anelies.

Dua orang wanita ikut masuk ke dalam kamar. Anelies masih sangat bingung dan tidak tahu sama sekali dirinya sedang berada di mana. Semuanya sangat megah dengan ornamen emas dan banyak kisi-kisi di dinding yang juga berwarna emas.

"Kami harus mengganti pakaianmu."

Seorang pelayan menghampiri Anelies. Mereka bertugas untuk memperbaiki penampilan Anelies yang akan dipertemukan dengan tuannya. Anelies cukup menurut karena takut kembali dibuat pingsan.

Anelies dipersilahkan mandi terlebih dahulu kemudian diberi parfum yang sangat harum sampai membuat kepalanya melayang pening. Anelies tidak tahu kenapa dirinya harus memakai parfum sebanyak itu. Anelies pernah beberapa kali ke Dubai dan kali ini dia jadi tercium seperti mereka. Anelies juga diberi make-up dengan riasan mata berat hingga membuat netra kelabunya terlihat semakin tajam dominan layaknya wanita Timur Tengah dengan rambutnya yang juga seperti Ratu Cleopatra. Anelies terlihat sangat cantik dan benar-benar dipersiapkan seperti barang mahal yang akan dijual untuk segera dinikmati.

"Akan kupakai sendiri bajunya!" Anelies menolak dilihat telanjang, dia kembali ke bilik kamar mandi untuk berpakaian sendiri.

Anelies diberi pakaian seperti jubah hitam, dengan penutup kepala dan cadar hingga cuma tinggal bagian matanya saja yang boleh terlihat.

Setelah semuanya siap, Anelies dibawa keluar melalui lorong berlangit-langit tinggi yang juga penuh ornamen emas. Semuanya sangat mewah dengan gaya Timur Tengah. Sebuah pintu besar berlapis emas dibuka oleh seorang penjaga dan Anelies terus dibawa masuk.

Ruangannya sangat luas, selalu dengan ornamen emas di mana-mana. Pencahayaan berpendar hangat, ada sofa melengkung agak rendah untuk duduk normal tapi ukurannya sangat besar hampir di sepanjang dinding.

Seorang pria tinggi besar berjubah putih segera berdiri begitu Anelies dibawa masuk. Usia pria itu mungkin sekitar enam puluh tahun, atau akhir lima puluhan, sudah sangat berumur tapi badannya masih terlihat gagah dengan jenggot tebal di pangkas rapi disepanjang tulang rahang.

Anelies merinding seram melihat dirinya akan dijual pada pria berumur.

"Siapa namamu?" tanya pria tersebut.

"Serena." Anelies berbohong dengan namanya.

"Buka penutup wajahmu!"

Anelies mengikuti perintahnya untuk membuka cadar pelan-pelan dan pria itu langsung tersenyum.

"Aku akan menikahinya!" Dia mengangguk pada Pablo yang terus berdiri di samping Anelies.

Mereka semua nampak senang kecuali Anelies. Anelies tidak bisa protes karena Pablo segera menariknya kembali ke dalam kamar.

"Aku tidak mau menikah!" Tolak Anelies pada Pablo. "Dia tidak bisa menikahiku!"

"Tuan Husain punya kekuasaan dan sangat kaya, dia bisa membeli wanita manapun yang dia mau!" Desis Pablo.

"Aku bukan budak yang bisa dibeli dan asal dinikahi!"

"Dia akan langsung menikahimu sekarang juga dan akan segera membayar!" Pablo tidak perduli dia kembali mengunci Anelies di dalam kamar.

"Buka pintunya!" Anelies terus mengedor-gedor pintu dan menendang tapi percuma.

Anelies sudah putus asa dan lelah, dia coba mengintip ke luar jendela untuk mencari jalan.

"Oh Sial!"

Ternyata di luar sudah gelap dan kamarnya berada di lantai tiga dengan bentuk bangunan rata seperti kubus tanpa ornamen untuk memanjat. Anelies tidak akan bisa kabur.

Jantung Anelies terus berdegup kencang dan perutnya berpusar-pusar mual. Anelies sudah tidak takut lagi untuk dicekik, tapi dia takut dilecehkan. Anelies menemui jalan buntu, tidak bisa kabur kecuali dia nekat melompat dari jendela.

Tak berapa lama pintu kamarnya kembali dibuka dan Tuan Husain masuk seorang diri kemudian menguncinya lagi dari dalam. Pria itu langsung tersenyum berharap untuk dilayani istri yang sudah dia nikahi. Tuan Husain juga langsung melepas jubahnya dan ternyata pria itu sudah telanjang. Anelies syok luar biasa karena memang belum pernah melihat pria dewasa tanpa pakaian.

"Aku sudah menikahimu. Jangan malu." Pria itu berjalan mendekat. "Layani aku."

"Aku tidak mau!" tolak Anelies yang justru ingin menjerit. "Jangan mendekat!"

Anelies terus beringsut mundur untuk kabur mengitari ranjang tapi pinggangnya lebih dulu tertangkap.

"Tidak!" Anelies berontak dan menjerit lagi. "Aku tidak mau!"

Anelies dilempar ke atas ranjang untuk langsung diterkam. Semuanya sangat kacau karena Anelies tidak mau diam hingga harus dipaksa dengan cara kasar. Tangan Anelies dicekal ke atas kepala dan jubah hitamnya dirobek dengan sekali sentakan.

"Kenapa kau memakai banyak pakaian!" Tuan Husain terkejut melihat Anelies memakai pakaian dobel padahal dia sudah tidak sabar ingin menikmatinya.

Ternyata Anelies masih memakai celana jeans dan hoodie tebal di dalam jubah yang tadi ia pakai sendiri dikamar mandi. Anelies memang sengaja ingin merepotkan.

"Aku tidak mau!"

"Diamlah!" Pri itu melepas salah satu jerat tangannya untuk melepas kancing celana Anelies.

Tangan Anelies berhasil lolos dan langsung mencolok mata pria yang sedang menunggangi tubuhnya. Tuan Husai terkejut panik dan gantian kaki Anelies yang berhasil lolos untuk menendang.

Kekuatan Anelies tidak terlalu dahsyat tapi mungkin dia berhasil menendang tepat ke dadanya karena Tuan Husain langsung tersungkur.

Yang Anelies rasakan hanya panik dan jijik. Dia buru-buru menjauh sampai beberapa saat ia sadar jika pria besar itu sudah tidak bergerak dan tidak bernapas.

Komen (7)
goodnovel comment avatar
Eulis Nuriyah
wanita bod..doh..mam,,puss aja kau anelis. tak suka sama penulis kenapa yg membeli wanita virgin disebut2 negara timur tengah? jangan jelek2in negara timur tengah, nying. masih banyak negara bang,,sat lainnnya..diaaaa lan lo
goodnovel comment avatar
Fifi Tasya
walah hukum gantung nih Anelies... huhuhu malang sekali nasibmu ane
goodnovel comment avatar
Melisa
Ahahhahahaaaaa Spa suruh nafsu banget Nafsu tggi tenaga kurang
LIHAT SEMUA KOMENTAR

Bab terkait

Bab terbaru

DMCA.com Protection Status