Selamat tahun baru, jangan lupa vote dulu biar semangat LUV U
Entah sejak kapan Anelies jadi tipe yang bisa tidur seperti batu sampai tidak terasa jika tubuhnya sudah dipindahkan dari bak mandi ke atas ranjang. Anelies juga sudah berpakaian dan tidur hangat di dalam selimut. Rasanya sangat nyaman sampai gadis itu malas untuk bangun.Hari sudah kembali pagi seperti biasanya dia terbangun kesiangan. Anelies menggeliat untuk meregangkan ototnya. Saat itu Anelies baru ingat jika kemarin dirinya ketiduran di bak dan buru-buru menyibak selimut untuk memeriksa pakaiannya."Hmmm ..." Anelies bergumam melihat pakaiannya yang komplit.Anelies pikir, pasti pelayan yang memberinya pakaian, sampai kemudian Anelies menoleh bantal kosong di sebelahnya dan memikirkan Pangeran Serkan. Anelies tidak tahu di mana Pangeran Serkan tidur jika dia terus menempati ranjangnya. Tiba-tiba Anelies tertarik untuk meraih bantal tersebut dan menciumnya."Harum ...!" Anelies kaget kemudian mengendus lagi.Sarung bantalnya sangat harum persis aroma sampo milik Pangeran Serkan.
Sepulang dari istana Kumaira dan mendapatkan nasehat dari Anelies, Pangeran Serkan bergegas pergi mencari ibunya."Masuklah." Yang Mulya Seika mempersilahkan putranya masuk."Apa Ibu sedang beristirahat?"Pangeran Serkan bertanya dengan lembut kepada sang ibu dan hal itu membuat Yang Mulya Seika terkejut."Kau pikir apa obat mujarab bagi seorang ibu jika bukan kunjungan dari putranya.""Maaf, bukan maksudku untuk menentang Ibu." Pangeran Serkan mendekati ibunya dan segera mencium punggung tangan Yang Mulya Seika untuk meminta maaf."Maafkan aku.""Kapan kau akan berhenti membuat ibumu cemas?""Ibu hanya perlu percaya padaku, aku bisa mengatasinya sendiri tanpa bantuan siapapun.""Ingat Serkan, hanya kau yang ibu punya!"Yang Mulya Seika memang tetap seorang ibu persis yang dikatakan Anelies, dia hanya tidak mau anaknya celaka."Aku bersumpah tidak akan membiarkan siapapun bersekongkol dalam kejahatan di belakang kita!""Kau sendirian dan terlalu banyak yang akan menjadi musuhmu!""Aku
"Apa sudah selesai?" Tanya Anelies setelah menandatangani dua lembar surat perjanjian berlapis. "Ya, terimakasih." Notaris Pangeran Serkan segera merapikan kembali lembar berkas di hadapan mereka untuk dimasukkan ke dalam map khusus. Yang pasti surat perjanjian ini sudah jauh menyimpang dari kesepakatan awal, tapi Pangeran Serkan memang bisa berbuat apa saja sesuka hatinya. Sebenarnya Anelies juga tidak bodoh dia hanya polos layaknya gadis muda yang memang kurang bergaul. "Apa sekarang aku bisa pergi?" Anelies minta ijin keluar. "Ya, silahkan." Anelies langsung pergi seolah tanpa beban. Begitu keluar dari pintu Anelies kembali berputar melalui lorong menuju sayap bangunan sebelah kiri istana Zubair. Anelies kembali diam-diam menemui pangeran Rasyid. "Apa aku boleh masuk?" Anelies bertanya pada perawat yang bertugas menjaga Pangeran Rasyid. "Tentu, Nona Muda." Begitu kembali mendapat kesempatan untuk melihat Pangeran Rasyid, Anelies segera menyentuh punggung tangannya pelan-pel
Setelah Tuan Husain meninggal, Pangeran Serkan yang sekarang menempati ruang kerja ayahnya. Ruang kerja tersebut juga cuma bersebelahan lorong dengan kamar utama Tuan Husain dan istri senior. Begitu diberitahu oleh pelayannya jika Pangeran Serkan sudah keluar, Yang Mulya Seika langsung masuk ke ruang kerja putranya, dia tidak tahu jika sedang ada Anelies yang bersembunyi di lemari rak buku. Anelies terus membekap mulutnya sendiri agar tidak bersuara karena degup jantung dan napasnya tiba-tiba juga jadi berisik. Anelies pikir dia bisa benar-benar dipancung jika sampai ketahuan oleh ibu Pangeran Serkan. Yang Mulya Seika terlihat sedang mencari sesuatu di laci bawah meja dan brankas penyimpanan file yang cuma bisa di buka dengan kode. Ternyata Yang Mulya Seika tahu kode brangkas milik Pangeran Serkan. Setelah meng acak-acak isinya dan tidak menemukan yang dia cari, Yang Mulya Seika mulai kesal dan menutup pintu brankas tersebut dengan suara kasar. Pintu brankas yang dibanting tapi jan
Pantas Anelies tidak menemukan cincinnya di manapun karena Pangeran Serkan malah memakainya. Anelies masih terkejut melihat cincin miliknya ternyata dipakai oleh Pangeran Serkan bersama kalung perak berbandul dogtag militer pemberian Pangeran Rasyid.Anelies tiba-tiba berhenti untuk berontak dan menyentuh bandul liontin yang menggantung dari leher Pangeran Serkan. Belum sampai satu detik Anelies menyentuhnya, Pangeran Serkan langsung menepis dan menyambar tangannya dengan marah. Pergelangan tangan Anelies mencengkeram dengan keras untuk dijerat ke atas kepala.Nampaknya Pangeran Serkan tidak suka jika ada yang menyentuh benda berharga miliknya."Cincin itu juga sama berharganya bagiku sepeti liontin pemberian Pangeran Rasyid."Serkan yang tadinya sudah gemas tiba-tiba menjauhi tubuh Anelies."Dari mana kau tahu ini milik kakakku!" Serkan bukan cuma terkejut, dia juga langsung waspada."Tidak ada yang tahu ini milik kakakku, aku juga tidak sedang memikirkannya!" Serkan menunjuk Anel
Pangeran Serkan masih menaungi tubuh Anelies di atas sofa, siap menerkam gadis muda itu dengan kekesalannya tapi harus kembali terhenti karena datang bulan."Berapa hari yang kau butuhkan?""Satu minggu!"Anelies berbohong dan sedang rela menggunakan alasan apapun untuk menghentikan Pangeran Serkan."Aku sedang tidak bisa."Bukannya lekas dilepaskan, Pangeran Serkan malah menarik telapak tangan Anelies yang sedang dia gunakan untuk mendekap buah dada."Jangan!" Anelies sangat tidak nyaman diperhatikan dalam kondisi polos seperti itu. Anelies memiliki buah dada yang bulat padat dengan puncak ranum kemerahan. Sangat cantik dan masih sangat muda belia untuk memiliki pikiran dosa."Kau tidak perlu malu."Pangeran serkan masih samasekali tidak menunjukan ekspresi ketika tiba-tiba menjepit salah satu puncak Anelies dengan jari. Pangeran Serkan menjepit dan mengulas pelan dengan gerakan berpusar pada bagian sangat sensitif itu sampai tumbuh mengencang dan keras. Mungkin Pangeran Serkan hany
Pangeran Serkan bersama Yang Mulya Seika pergi ke istana Al Hasyim untuk meminta maaf mengenai peristiwa tidak menyenangkan yang terjadi di acara berkuda. Akibat kejadian tersebut hubungan antara Yang Mulya Seika dan kakaknya jadi renggang. Bagaimanapun Serkan tetap merasa punya tangung jawab untuk menjaga hubungan kekerabatan. Karena alasan itu Pangeran Serka setuju untuk ikut datang sebagai yang lebih muda meski tahu pamannya masih sangat marah.Serkan bicara dengan pamannya di depanmeja besar, duduk saling berhadapan dalam ketegangan urat syaraf yang sama sekali tidak bisa merileks kan. Tuan Hasyim pria yang kolot dan kaku sementara Serkan pemuda yang keras. "Seharusnya kau ingat jika sudah bertunangan dengan sepupumu!" Tuan Hasyim masih sangat tersinggung dengan tindakan Serkan.Pangeran Serkan tiba-tiba membawa wanita lain yang dia akui sebagai istrinya di hadapan semua orang dan pastinya Putri Kalifa yang paling dipermalukan."Maaf Paman, aku tidak bermaksud menyinggung Putri Ka
Tempat tidur di samping Anelies mulai bergerak pelan, Anelies tidak tahu jika Pangeran Serkan sedang merangkak ke atas ranjang cuma dengan memakai handuk yang terlilit di pinggang. Anelies tidak berani bergerak karena dia sudah terlanjur pura-pura tidur. Pangeran Serkan semakin dekat, sangat harun dan segar. Anelies merinding, jantungnya berdegup kencang tidak beratiran begitu merasakan sentuhan lengan Pangeran Serkan yang terulur melintasi tubuhnya. Seandainya tidak sedang pura-pura tidur pasti Aneleis sudah melompat kabur. Anelies terus berdoa semakin giat agar selamat dan ternyata Pangeran serkan cuma bermaksud memungut ponsel Anelies yang tergeletak di samping bantal. Layar ponsel Aneleis masih menyala karena tadi lupa dia matikan saat terburu-buru memejamkan mata. Pangeran Serkan mematikan ponsel milik Anelies kemudian meletakkannya di atas meja nakas dan pergi untuk berpakaian. Anelies memang sering lupa menjauhkan ponsel dari kepala. Kapan hari Anelies juga ketiduran sambil ma
BAB 62 BERSABAR DALAM PENANTIANSiapa yang tidak menginginkan Putri Sofia. Putri Sofia bukan cuma sekedar gadis cantik jelita yang dikagumi oleh banyak pria. Putri Sofia adalah seorang Putri raja terhormat dari kerajaan kaya raya. Putri Sofia memiliki kualitas kecantikan sempurna, status sosial, serta keturunannya tidak diragukan lagi. Karena itu Putri Sofia harus bersama pria yang sepadan, pria setara yang dapat meletakkan mahkota paling mulia di kepalanya.Sebagai seorang anak gadis yang lahir dan tumbuh besar di lingkungan istana. Putri Sofia juga sangat terjaga. Sungguh beruntung bagi pria yang kelak mendapatkannya. Tapi seistimewa apapun Yang Mulya Serkan telah menjaga putri cantiknya. Sejatinya Putri Sofia tetap seperti gadis muda pada umumnya, kadang juga ingin rewel dan kesal."Kau jelek dan menyebalkan!"Kali ini Putri Sofia masih sangat kesal dengan adik laki-laki Zahra yang juga sering menyebutnya jelek dan rewel. Putri Sofia mengomel sendiri di depa cermin, sesekali merab
BAB 61Sebenarnya FX-99 dapat menembak target dari jarak jauh, tapi untuk meminimalisir dampak ledakan nuklir, Faaz harus meledakkan target dari jarak dekat. Faaz bukan cuma harus mengambil keputusan sulit, dia juga sangat berani. Faaz menabrakkan FX-99 dengan kecepatan penuh ke sisi lambung kapal induk, meledakkan pulau baja terapung itu dari bawah permukaan laut.Suara berdentum membentuk gelombang dahsyat di bawah permukaan laut, membawa sambaran api ke permukaan dengan bentangan luas. Seketika seluruh konstruksi kapal induk runtuh hingga hancur lebur tak bersisa. Tidak ada satupun yang dapat selamat, seluruh persenjataan dan tentara mereka lenyap tenggelam. Radar peringatan bahaya sampai ke pelabuhan, mereka mendeteksi ledakan nuklir serta jangkauan radiasi yang tidak aman untuk didekati.Tubuh Faaz ikut tengelam dalam, telinganya sudah tidak mendengar suara dentuman di permukaan. Faaz sudah tidak berdaya untuk menyelamatkan diri tapi pemuda itu samasekali tidak menyesal karena ta
BAB 60 PERANG BERAKHIRSeluruh media pemberitaan dunia seketika heboh dengan aksi bunuh diri dari jet tempur FX-99 untuk meledakkan kapal induk lawan dan menghentikan invasi militer. Seketika kekuatan lawan lumpuh total, kapal induk, persenjataan, serta ribuan tentara ikut tengelam bersama bom nuklir mereka sendiri. Pasukan lawan sudah tidak berdaya dengan kerugian besar yang belum tentu pulih untuk mereka bangun kembali dalam sepuluh dekade.Selanjutnya seluruh sisa pasukan lawan berhasil dipukul mundur oleh para tentara relawan bersama kapal induk bantuan dari Istana Tamir. Berbagai kejahatan pihak lawan ikut terbongkar di mata dunia, termasuk aksi kejahatan mereka menyalahgunakan laboratorium sebagai praktik pencucian otak. Seluruh data korban juga Gerald serahkan pada pihak intelijen.Sayangnya sampai FX-99 ikut meledak sama sekali tidak ada yang tahu jika pilot didalamnya adalah Faaz. Faaz adalah pahlawan yang sesungguhnya, aksi heroiknya telah berhasil menghentikan pertempuran
BAB 59 AKSI TERAKHIR Bias langit jingga terlihat memantul dari cakrawala, permukaan samudra yang sedang hening serempak berkilau seperti lautan api. Sama sekali tidak ada yang sadar akan datangnya bencana dahyat. Dengan tatapan tegas tajam tanpa sedikitpun keraguan, Faaz berangkat melaksanakan tugasnya yang paling berbahaya. Tugas paling berbahaya karena bakal ikut menentukan masa depan dunia. Ingat tentang sedikit percikan yang bakal mengobarkan api besar? Sekarang Faaz sedang memegang pemantik apinya. Mungkin ini akan menjadi tugas terakhir bagi Faaza tapi sebagai seorang prajurit dia tidak boleh gentar, matipun dia rela demi menjalankan tugasnya. Deru mesin jet berdesis keras dari sisi ekor belakang, sebuah pendorong mekanik ikut melontarkan jet tempur meluncur ke langit hanya dengan landasan pendek. Untuk sekejap, cakrawala seperti ikut terbelah oleh suara desingan super sonic. Faaz membawa sebuah bom dahsyat melesat bersama dirinya. Kolonel Bravin ikut menyaksikan sendiri
BAB 58 KEBOHONGAN YUSUFKetika sedang bertugas menyalurkan bantuan pangan, ketiga helikopter milik tim relawan diserang sebuah jet tempur di atas perbukitan. Ketiga badan helikopter ditemukan sudah meledak hancur, termasuk helikopter yang sedang dikendarai oleh Pangeran Yusuf. Evaluasi serta pencarian korban segera dikerahkan. Dua orang pilot ditemukan sudah tidak bernyawa dalam kondisi sangat mengenaskan. Tapi Pangeran Yusuf tidak ditemukan.Helikopter yang di kendarai oleh Pangeran Yusuf juga jatuh agak terpisah di lembah bukit. Proses evakuasi dan pencarian jadi agak sulit karena kendala Medan yang terjal. Kemungkinan Pangeran Yusuf juga sudah tidak selamat, tapi Pangeran Albani bersikeras harus menemukan tubuh putranya.Setelah hampir dua puluh empat jam pencarian akhirnya Pangeran Yusuf ditemukan di tebing lereng. Pemuda itu ditemukan dalam kondisi tubuh lemas pingsan tapi ajaibnya masih hidup. Nyaris tidak masuk akal karena Pangeran Yusuf juga cuma mendapat luka ringan benturan
BAB 57 PERGI KE MEDAN PERTEMPURAN BERSAMA GERALD"Aku ingin ikut berangkat bersama tentara kita untuk menghentikan agresi militer.""Tidak!" Serkan langsung menolak tegas permintaan putranya untuk ikut berangkat ke medan perang. "Kau tetep akan berada di sini!""Yusuf akan pergi." Hamdan membandingkan dirinya dengan Yusuf. "Kenapa aku tidak bisa?""Perjuanganmu bukan di tengah medan pertempuran dengan senjata."Serkan tidak memberitahu jika dia telah mengutus Gerald bersama pasukannya. Putra mahkota tetap harus mereka jaga."Aku akan pulang untukmu Baba." Hamdan masih memohon kerelaan Yang Mulya Serkan agar memberi ijin."Aku tidak akan mengambil resiko untuk putra mahkotaku!" Serkan menatap tegas. "Bahkan seandainya negara kita yang sedang diserang, aku sendiri yang akan melindungi mu di tengah benteng yang paling tebal!"Serkan terus menatap tajam ke manik mata Pangeran Hamdan."Bukan karena kau putraku, tapi karena darahmu terlahir untuk sebuah tujuan yang lebih besar bagi rakyat k
BAB 56 IKUT BERTEMPURSetelah menandatangi kerjasama militer dengan Raja Khaleed, Yang Mulya Serkan menyampaikan pidatonya di hadapan seluruh media serta tamu undangan penting yang ikut hadir menyaksikan pertemuan penting tersebut. Pertemuan penting yang akan menjadi bagian dari sejarah kemajuan peradaban militer di masa depan.“Penandatanganan perjanjian kerjasama jangka panjang ini mengkonfirmasi ketahan hubungan antara dua negara yang dibangun di atas kepercayaan, dibentuk oleh sejarah, dan didorong oleh visi bersama kami tentang masa depan yang penuh peluang, inovasi, dan kemakmuran berkelanjutan.”Gemuruh tepuk tangan diberikan untuk keberanian Yang Mulya Serkan yang juga telah mengkonfirmasi keikut sertaan negaranya untuk mengirim pasukan tempur guna menghentikan agresi militer. Ditengah semua orang yang sedang bertepuk tangan Putri Sofia justru sedang diliputi rasa tegang. Putri Sofia melihat babanya yang sangat pemberani, tanpa gentar meletakkan dirinya di garda paling depan
BAB 55 PERTARUNGAN Beruntung para tentara relawan sudah cukup waspada, setiap malam mereka sengaja hanya menyalakan lilin di dalam tenda kemudian tidur di balik barisan bukit kecil di seberang sungai. "Brengsek!" Kemal mengumpat keras. "Mereka benar-benar datang!" Ketika serangan udara datang menghujani seluruh camp dengan berbagai peluru misil, para tentara relawan cuma menyaksikan gemuruh ledakan itu dari lereng bukit. Kilat api terlihat berkobar dari jejak ledakan menggelegar. Asap pekat bercampur pasir gurun membumbung ke langit gelap. Benar-benar gempuran yang brutal, kemal dan yang lain yakin mereka tidak mungkin akan selamat bila masih berada di camp. Sehebat apapun bala tentara musuh dan persenjataan mereka. Pertolongan dari langit tetap bisa tiba-tiba datang untuk mereka yang diberi keberuntungan. Kemal dan seluruh kawannya selamat tanpa ada yang terluka. ******* Putri Sofia sedang duduk seorang diri di sofa balkon kamarnya, langit malam mulai ditumbuhi percikan bi
BAB 54 MENYERANG KAWAN SENDIRIKelopak mata Dokter Faiza perlahan terbuka sayup, kepalanya terasa berat, dan napasnya masih tersengal sesak oleh sisa endapan asap. Dokter Faiza pingsan akibat terjebak di tengah tenda yang sedang terbakar, dia menghisap terlalu banyak asap karbon. Tapi beruntung wanita cantik berhati malaikat itu masih selamat dari tragedi mengerikan.Kondisi Dokter Faiza masih sedikit linglung, ranjang empuk di bawah tubuhnya terasa asing, bau antiseptik di sekelilingnya menusuk sangat keras. Setelah mengerjap pelan, Dokter Faiza baru sadar bila dirinya telah berada di kamar rumah sakit. Tangan kiri Dokter Faiza dipasangi infus, dia juga mendengar suara langkah kaki dari luar dan tidak lama kemudian pintu terbuka."Anda sudah sadar?" Seorang perawat wanita menghampiri Dokter Faiza."Apa yang terjadi?" Dokter Faiza benar-benar bingung dengan kondisinya."Anda pingsan karena menghirup terlalu banyak asap kebakaran." Perawat wanita menjelaskan."Bagaimana dengan camp rel