Meskipun hati Tobias masih seperti tersendat, dia tetap harus melepaskan genggamannya untuk membiarkan Sanaz pergi. Tobias cuma bisa terus memperhatikan punggung Sanaz yang sedang berjalan menghampiri Omar dan tunangannya. Meskipun Tobias sudah sering mendengar jika dalam budaya mereka memang sudah biasa para orang tua mengatur perjodohan anak-anak sejak masih kecil dengan pihak keluarga. Sanaz sepertinya juga tidak keberatan, Tobias melihat Sanaz tersenyum menghampiri tunangannya. Tapi tidak tahu kenapa rasanya Tobias tetap tidak terima. "Hannan dan keluarganya ingin mempercepat pernikahan kalian," sambut Omar yang seketika langsung membuat senyum putrinya memudar. "Bukankah keluarga kita sudah sepakat dua tahun lagi?" Sanaz mengingatkan. "Apa lagi yang kalian tunggu, usiamu juga akan terus bertambah." Sepertinya Omar juga bakal mendukung calon menantunya. Sebenarnya selama ini memang Sanaz yang terus mengulur waktu dengan berbagai alasan serta kesibukannya. "Apa kau tidak ing
"Tobias!" Begitu mendengar namanya disebut, Tobias langsung berhenti dan kembali berpaling. "Ya." Sanaz melihat pria itu tersenyum dan pasti paham dengan jawabannya. "Terimakasih telah datang." Dada Tobias masih berdebar-debar tapi dia tetap harus pergi dulu. Yang terpenting Sanaz sudah memberi jawaban, gadis muda itu setuju, Tobias bisa merampasnya dari siapapun. "Aku suka keluargamu." Sebelum pergi Tobias sempat melirik pemuda yang sedang berdiri di samping Sanaz. Tobias juga paham jika Sanaz sedang butuh pertolongan. Tidak akan sulit bagi Tobias, karena dia adalah ahlinya. ****** Sama halnya dengan George Loghan yang tidak bisa merekonstruksi wajahnya sendiri, Nathan dan Dom juga butuh bantuan ahli di bidangnya untuk bisa mengetahui ciri khas dari hasil pekerjaan para ahli bedah. "Profesor Isaac Benington, dia senior ahli bedah plastik, tinggal di Jerman dan sekarang mengajar di salah satu Universitas kedokteran terkemuka di Berlin." Nathan membacakan ensiklopedia dari pr
Emillie coba mencari remote cadangan di laci meja nakas tapi tetap tidak ada, dia malah menemukan beberapa pasport dengan nama 'Gerald'. Ada hampir sepuluh paspor bernama 'Gerald' tapi dengan nama belakang berbeda-beda. "Gerald!" gumam Emillie sambil memperhatikan paspor-paspor tersebut. Karena tetap tidak menemukan remote, Emillie kembali bangkit berdiri kemudian memperhatikan ke sekeliling. Ke sekeliling dinding-dinding batu hitam yang telah dipoles mengkilat seperti marmer. Jika diperhatikan kamar tersebut sangat dominan dengan warna gelap, abu-abu tua, hitam, dan biru gelap, sangat maskulin. Ada kursi dan sofa kecil di dekat dinding kaca yang salah satu kursi metalnya tadi Emillie gunakan untuk memukul dinding. Sampai sekarang kursi tersebut masih terbengkalai dengan posisi terbalik. Emillie terus memperhatikan ke sekeliling, mendekati dinding batu untuk dia raba. Ketika Emilie meraba ke bagian yang agak rata, tiba-tiba sebuah pintu tebal bergeser terbuka. "Wao!" Emillie terkej
BAB 42 WANITA Gerald melihat tempat tidur di sampingnya sudah kosong dan pintu kamar terbuka. "Oh, sial!" Gerald langsung panik, terlonjak bagun dan berlari keluar menuruni anak tangga. Ketika Gerald sampai di lantai bawah, Emillie sudah tidak ada. Gerald memang tidak pernah mengunci pintu keluar dari dalam karena ia pikir Emillie juga tidak akan mungkin bisa kabur. Kecuali dia benar-benar bodoh dan nekat melompat. Gerald segera menuju pintu utama, membuka panel baja tebal yang langsung terbuka. Udara dari luar juga langsung berdesing menyerbu, sedingin percikan jarum-jarum es jika menerpa kulit manusia normal. Emilie bisa benar-benar beku jika nekat keluar. "Brengsek!" Gerald kembali mengumpat karena sudah tidak melihat jejak apa-apa, mustahil Emillie bisa kabur seorang diri tanpa bantuan. Gerald masih berdiri di ambang pintu, mengeram kaku dengan otot meregang dan gumpalan tangan mengepal ingin meninju dinding batu. Mutan itu benar-benar murka jika sampai ada yang berani mencur
Emillie balas menatap Gerald, mengabaikan ketelanjangan mereka untuk dia anggap sepele. "Kenapa kau membawaku kemari?" Gerald tidak menjawab karena seharusnya gadis itu lebih waspada untuk tidak membuatnya makin tertantang. "Pasti kau ingin menculik kakakku!" tuduh Emillie dengan senyum sinis mengejek. "Kau ingin menggunakanku untuk mengancamnya?" Gerald masih tidak bergeming, dia cuma menatap gadis muda di hadapannya lekat-lekat. Nadi Gerald sudah mendidih panas ingin mengoyak dan menerkamnya hingga kesulitan menelan udara. Tapi egonya juga masih terlalu tinggi ketika diejek oleh wanita yang tidak memiliki rasa gentar. "Jangan mimpi kau bisa mendapatkan saudariku, Mutan Goa!" Emillie langsung berdiri dari dalam air, membiarkan tubuh bugilnya menetes-netes basah untuk terus mengejek batas kesabaran Gerald. Tubuh Emillie benar-benar seperti patung porselen, lembut, mulus penuh lekuk indah tapi dingin dan keras kepala. "Aku juga bukan budak sex-mu!" Emillie langsung melangkah kel
Sudah menjadi rutinitas Sanaz untuk mengunjungi adik-adiknya di setiap akhir pekan. Sanaz datang bersama anak-anak adopsinya yang langsung membuat rumah Omar semakin ramai. Anak-anak sudah berlari lebih dulu karena tidak sabaran. Sanaz baru menyusul ketika dibuat terkejut dengan keberadaan Tobias Harlot. Tobias terlihat sedang bicara dengan Omar, entah apa yang mereka bahas, tapi yang pasti jantung Sanaz langsung berdebar-debar. Tobias juga langsung berhenti untuk menoleh dan tersenyum padanya. Ini adalah kali pertama Sanaz kembali melihat pria itu setelah malam mereka berpisah di halaman. Tobias tidak ada menelpon atau mengirim pesan selama beberapa hari ini dan tiba-tiba malah sudah berada di rumah orang tuanya pada hari Minggu. "Sepertinya ada yang ingin aku bicarakan dengan putrimu." Tobias permisi pada Omar untuk menghampiri Sanaz yang masih terkejut. "Senang melihatmu." Tobias menyapa lebih dulu karena Sanaz juga masih gugup. "Apa kita bisa bicara?" "Ya, tentu." Karena tidak
Keluarga Loghan sedang berduka, Jeremy Loghan baru saja kehilangan ibunya. Jeremy memakamkan sang ibu di pemakaman keluarga Loghan meskipun seumur hidupnya Margareth Lington tidak pernah diakui sebagai anggota keluarga."Karena seumur hidup dia tidak pernah mendampingiku, aku ingin ibu dimakamkan di sampingku."Margaret dimakamkan satu liang dengan saudari kembarnya. Bersebelahan dengan tanah kosong yang kelak di peruntukkan untuk Jeremy.Geby sangat mengerti dengan kesedihan Jeremy. Walaupun akhirnya mereka telah diberi kesempatan untuk saling mengenal sebagai ibu dan anak, tapi Margareth tetap lebih suka tinggal di rumahnya sendiri, hidup sendirian menghabiskan masa tuanya dengan mengurus kebun bungan mawar. Margareth pingsan ditengah barisan bungan dengan masih memegang gunting ketika kemarin Jeremy menemukannya."Sekarang ibumu sudah tenang berkumpul dengan saudarinya dan tetap bisa melihat kita semua dari surga."Jeremy serta anak-anaknya pulang lebih dulu, tinggal Mr. Papkins y
Yakutsk adalah salah satu tempat dengan cuaca paling ekstrim serta mengerikan di dunia. Semua orang harus membekali diri dengan peralatan keselamatan saat berada diperjalanan, karena jika mobil mereka mogok di tengah jalan dan tidak bisa menghubungi pertolongan maka sama halnya dengan kematian. Mereka akan membeku sama seperti fosil-fosil mammoth raksasa yang masih utuh terkubur di lapisan es kota Yakutsk. Jared berpura-pura tersesat setelah mobil yang dia kendarai kehabisan bahan bakar, dia berjalan keluar untuk mencari pertolongan dan mulai menggigil beku ketika salah seorang penduduk kampung menemukanya. "Kau masih bernapas?" pria pengendara kereta luncur itu menggoncang tubuh Jared. "Ya ..." Jared berdesis lemas. "Oh Tuhan kau sudah hampir membeku anak muda!" Pria itu segera membawa Jared naik ke atas kereta luncurnya yang ditarik oleh tujuh ekor serigala. Jared terus pura-pura menggigil dengan punggung gemetar yang sangat meyakinkan. Jared tidak bertanya dirinya kan dibawa k
BAB 65 DI ISTANA ZUBAIRDi Istana Zubair terdapat area khusus untuk anak laki-laki dan untuk anak perempuan. Masing-masing bangunannya terpisah dengan istana utama, tapi saling berhadapan sejajar, cuma terpisah oleh halaman tengah komplek istana. Pangeran Hamdan, Pangeran Husain, dan Pangeran Habibi, menempati kamar di area laki-laki. Putri Sofia beserta adik perempuannya yang lain berada di area anak perempuan. Yang Mulya Serkan dan Anelies menempati istana utama yang berada di komplek bangunan paling depan.Putri Sofia sengaja belum tidur, berdiri di balkon menatap ke seberang halaman tempat Pangeran Hamdan. Kamar Pangeran Hamdan juga masih terang benderang. Pangeran Hamdan baru kembali ke istana setelah berkumpul dengan teman-teman di yacht."Selamat malam, Pangeran Hamdan." Faaz mengantar sampai di depan pintu kamar."Besok Anda ada jadwal berkuda dengan Pangeran Al-Waleed." Faaz juga mengingatkan jadwal kegiatan Pangeran Hamdan."Beritahu Husain untuk ikut." Hamdan memberi perint
BAB 64Sejak pertama kali melihat aksi Faaza di pertandingan berkuda, Pangeran Hamdan sudah sangat mengagumi kemampuan pemuda itu. Omar juga memberitahu jika Faaz adalah adik laki-laki Zahra dan dia seorang pilot. Kemarin, ketika Pangeran Hamdan mendengar semua kehebatan serta keberanian Faaz dalam menghancurkan kapal induk musuh, saat itu juga Pangeran Hamdan memohon pada Yang Mulya Serkan agar menjadikan Faaza sebagai pengawal pribadinya."Aku akan mempercayakan Pangeran Hamdan padamu."Faaz sangat terkejut mendengar ucapan Yang Mulya Serkan."Kau akan menjadi pengawal pribadi untuk putraku.""Sungguh Yang Mulya, saya merasa tidak layak untuk mendapat kepercayaan sebesar itu.""Hanya Kau yang dapat aku percaya untuk menjaga Putra Mahkota!" Serkan justru mempertegas ucapannya.Pastinya Yang Mulya Serkan juga tidak akan sembarangan memberi kepercayaan untuk menjaga keselamatan Pangeran Hamdan. Faaz pilihan yang sangat tepat, pemuda itu bukan cuma handal, cerdik, dan pemberani, dia jug
BAB 63 BERTEMU KEMBALIDua bulan pasca perang berakhir, ketegangan politik dunia berangsur mereda perekonomian global kembali tumbuh berkembang. Tapi bagi beberapa negara korban perang mereka masih harus kembali membangun negara mereka dari kehancuran. Mereka bukan bukan cuma harus membangun infrastruktur, tapi juga membangun pemerintahan, memulihkan ekonomi dan lingkungan sosial. Semua tugas yang tidak mungkin selesai dalam satu atau dua dekade.Warga sipil korban bencana perang bukan cuma kehilangan rumah dan keluarga, mereka juga masih mengalami trauma, terutama anak-anak. Yang Mulya Serkan serta Raja Khaleed mendirikan yayasan sosial untuk membantu anak-anak korban perang. Sebelumnya Yang Mulya Serkan juga telah memiliki yayasan serupa yang didanai langsung oleh Istana Zubair, tapi kali ini Istana Tamir juga akan ikut serta menjadi penyokong dana utama dan membuat yayasan yang lebih besar.Masih dengan misi tujuan yang sama, yayasan kemanusiaan yang didirikan oleh Yang Mulya Serka
BAB 62 BERSABAR DALAM PENANTIANSiapa yang tidak menginginkan Putri Sofia. Putri Sofia bukan cuma sekedar gadis cantik jelita yang dikagumi oleh banyak pria. Putri Sofia adalah seorang Putri raja terhormat dari kerajaan kaya raya. Putri Sofia memiliki kualitas kecantikan sempurna, status sosial, serta keturunannya tidak diragukan lagi. Karena itu Putri Sofia harus bersama pria yang sepadan, pria setara yang dapat meletakkan mahkota paling mulia di kepalanya.Sebagai seorang anak gadis yang lahir dan tumbuh besar di lingkungan istana. Putri Sofia juga sangat terjaga. Sungguh beruntung bagi pria yang kelak mendapatkannya. Tapi seistimewa apapun Yang Mulya Serkan telah menjaga putri cantiknya. Sejatinya Putri Sofia tetap seperti gadis muda pada umumnya, kadang juga ingin rewel dan kesal."Kau jelek dan menyebalkan!"Kali ini Putri Sofia masih sangat kesal dengan adik laki-laki Zahra yang juga sering menyebutnya jelek dan rewel. Putri Sofia mengomel sendiri di depa cermin, sesekali merab
BAB 61Sebenarnya FX-99 dapat menembak target dari jarak jauh, tapi untuk meminimalisir dampak ledakan nuklir, Faaz harus meledakkan target dari jarak dekat. Faaz bukan cuma harus mengambil keputusan sulit, dia juga sangat berani. Faaz menabrakkan FX-99 dengan kecepatan penuh ke sisi lambung kapal induk, meledakkan pulau baja terapung itu dari bawah permukaan laut.Suara berdentum membentuk gelombang dahsyat di bawah permukaan laut, membawa sambaran api ke permukaan dengan bentangan luas. Seketika seluruh konstruksi kapal induk runtuh hingga hancur lebur tak bersisa. Tidak ada satupun yang dapat selamat, seluruh persenjataan dan tentara mereka lenyap tenggelam. Radar peringatan bahaya sampai ke pelabuhan, mereka mendeteksi ledakan nuklir serta jangkauan radiasi yang tidak aman untuk didekati.Tubuh Faaz ikut tengelam dalam, telinganya sudah tidak mendengar suara dentuman di permukaan. Faaz sudah tidak berdaya untuk menyelamatkan diri tapi pemuda itu samasekali tidak menyesal karena ta
BAB 60 PERANG BERAKHIRSeluruh media pemberitaan dunia seketika heboh dengan aksi bunuh diri dari jet tempur FX-99 untuk meledakkan kapal induk lawan dan menghentikan invasi militer. Seketika kekuatan lawan lumpuh total, kapal induk, persenjataan, serta ribuan tentara ikut tengelam bersama bom nuklir mereka sendiri. Pasukan lawan sudah tidak berdaya dengan kerugian besar yang belum tentu pulih untuk mereka bangun kembali dalam sepuluh dekade.Selanjutnya seluruh sisa pasukan lawan berhasil dipukul mundur oleh para tentara relawan bersama kapal induk bantuan dari Istana Tamir. Berbagai kejahatan pihak lawan ikut terbongkar di mata dunia, termasuk aksi kejahatan mereka menyalahgunakan laboratorium sebagai praktik pencucian otak. Seluruh data korban juga Gerald serahkan pada pihak intelijen.Sayangnya sampai FX-99 ikut meledak sama sekali tidak ada yang tahu jika pilot didalamnya adalah Faaz. Faaz adalah pahlawan yang sesungguhnya, aksi heroiknya telah berhasil menghentikan pertempuran
BAB 59 AKSI TERAKHIR Bias langit jingga terlihat memantul dari cakrawala, permukaan samudra yang sedang hening serempak berkilau seperti lautan api. Sama sekali tidak ada yang sadar akan datangnya bencana dahyat. Dengan tatapan tegas tajam tanpa sedikitpun keraguan, Faaz berangkat melaksanakan tugasnya yang paling berbahaya. Tugas paling berbahaya karena bakal ikut menentukan masa depan dunia. Ingat tentang sedikit percikan yang bakal mengobarkan api besar? Sekarang Faaz sedang memegang pemantik apinya. Mungkin ini akan menjadi tugas terakhir bagi Faaza tapi sebagai seorang prajurit dia tidak boleh gentar, matipun dia rela demi menjalankan tugasnya. Deru mesin jet berdesis keras dari sisi ekor belakang, sebuah pendorong mekanik ikut melontarkan jet tempur meluncur ke langit hanya dengan landasan pendek. Untuk sekejap, cakrawala seperti ikut terbelah oleh suara desingan super sonic. Faaz membawa sebuah bom dahsyat melesat bersama dirinya. Kolonel Bravin ikut menyaksikan sendiri
BAB 58 KEBOHONGAN YUSUFKetika sedang bertugas menyalurkan bantuan pangan, ketiga helikopter milik tim relawan diserang sebuah jet tempur di atas perbukitan. Ketiga badan helikopter ditemukan sudah meledak hancur, termasuk helikopter yang sedang dikendarai oleh Pangeran Yusuf. Evaluasi serta pencarian korban segera dikerahkan. Dua orang pilot ditemukan sudah tidak bernyawa dalam kondisi sangat mengenaskan. Tapi Pangeran Yusuf tidak ditemukan.Helikopter yang di kendarai oleh Pangeran Yusuf juga jatuh agak terpisah di lembah bukit. Proses evakuasi dan pencarian jadi agak sulit karena kendala Medan yang terjal. Kemungkinan Pangeran Yusuf juga sudah tidak selamat, tapi Pangeran Albani bersikeras harus menemukan tubuh putranya.Setelah hampir dua puluh empat jam pencarian akhirnya Pangeran Yusuf ditemukan di tebing lereng. Pemuda itu ditemukan dalam kondisi tubuh lemas pingsan tapi ajaibnya masih hidup. Nyaris tidak masuk akal karena Pangeran Yusuf juga cuma mendapat luka ringan benturan
BAB 57 PERGI KE MEDAN PERTEMPURAN BERSAMA GERALD"Aku ingin ikut berangkat bersama tentara kita untuk menghentikan agresi militer.""Tidak!" Serkan langsung menolak tegas permintaan putranya untuk ikut berangkat ke medan perang. "Kau tetep akan berada di sini!""Yusuf akan pergi." Hamdan membandingkan dirinya dengan Yusuf. "Kenapa aku tidak bisa?""Perjuanganmu bukan di tengah medan pertempuran dengan senjata."Serkan tidak memberitahu jika dia telah mengutus Gerald bersama pasukannya. Putra mahkota tetap harus mereka jaga."Aku akan pulang untukmu Baba." Hamdan masih memohon kerelaan Yang Mulya Serkan agar memberi ijin."Aku tidak akan mengambil resiko untuk putra mahkotaku!" Serkan menatap tegas. "Bahkan seandainya negara kita yang sedang diserang, aku sendiri yang akan melindungi mu di tengah benteng yang paling tebal!"Serkan terus menatap tajam ke manik mata Pangeran Hamdan."Bukan karena kau putraku, tapi karena darahmu terlahir untuk sebuah tujuan yang lebih besar bagi rakyat k