Ayo VOTE biar semangat dobel
Seharusnya mimpi memang tidak terasa senyata ini. Bibir Anelies terus dibekap agar tidak bersuara ketika terus Serkan tikami sampai tersedak-sedak.Anelies berpegang kencang pada kepala ranjang, menahan tubuhnya yang bergoncang sambil memperhatikan siluet punggung Yang Mulya Sekan ketika bergerak dalam gelap. Yang Mulya Serkan benar-benar sedang mengisinya dengan sesak. Hal selanjutnya yang Anelies khawatirkan adalah kamar Tiva yang cuma bersebelahan dengan mereka. Rasanya sangat kacau tapi Anelies juga sedang sangat ingin, dia tidak mau lelakinya berhenti. Untungnya tidur Husain sangat lelap setelah menghabiskan tiga botol susu. Cuma Husain yang tidak dapat Anelies susui karena mereka sempat terpisah dan sekarang kondisi Anelies juga sedang hamil."Yang Mulya ..." Anelies tetap tidak tahan untuk merintih.Bukannya Husain yang menyusu tapi malah Serkan. Lumatan Yang Mulya Serkan sangat panas, kontan menghidupkan seluruh kelenjar hormon sensitif Anelies untuk tumbuh semakin peka menyam
Begitu mendengar suara Emilie menjerit, gadis itu sudah terlanjur menggelinding dengan gumpalan selimut dari atas tangga. Gerald langsung reflek melempat piring di tangannya untuk bergerak secepat kilat menangkap rubuh Emilie tapi dia tetap sedikit terlambat."Oh, Tuhan ....!" Kaki Emilie membentur sudut anak tangga. "Kakiku!"Gerald segera menarik selimut yang masih melilit-lilit tubuh Emillie untuk memeriksa, pergelangan kaki gadis itu terlihat memar merah."Apa yang kau lakukan!" Meskipun terdengar kesal Gerald tetap langsung membopong tubuh Emillie yang baru dia tangkap untuk langsung dia angkat ke atas sofa."Aku mencium bau asap kebakaran!""Jangan konyol, tidak ada yang terbakar!" Gerald kembali memeriksa pergelangan kaki Emilie yang dengan sangat cepat membengkak."Ambilkan es!" Emilie langsung berteriak memberi perintah dengan nada galak meskipun dia sedang butuh pertolongan.Jika tidak ingat gadis itu benar-benar kesakitan mungkin Gerald juga tidak akan mau. Gerald segera ke
Jared langsung terlonjak berdiri."Kenapa?" tanya Levine yang sedang duduk di samping Jared.Jared tidak menjawab dia langsung berlari menerobos hutan. Jared berlari seperti cheetah salju, dapat melompat hinggap di dahan pohon dan melesat di atas permukaan salju. Napas Jared bergemuruh panas, jantungnya berdentam hebat. Teriakan Emillie terdengar begitu nyata. Jared tahu putrinya dalam bahaya, gadis itu butuh pertolongan."Gerald!!!"Taring-taring serigala itu benar-benar mengerikan dan nafasnya bau busuk seperti bangkai. Jarak mereka semakin dekat. Udara kasar terus berdesing-desing hingga Emillie mulai meringkuk pasrah untuk diterkam sebelum membeku. Emillie juga sudah tidak berani membuka mata, karena jika sampai dia mati di situ mustahil jejaknya akan ditemukan. Keluarganya tidak akan pernah tahu bagaimana hidupnya telah berakhir, dia akan dianggap hilang begitu saja. "Papa ... Mom ... aku mencintai kalian ...."Ketika Emillie sudah benar-benar pasrah dengan akhir hidupnya, tiba-t
Setelah berlari menembus hutan pinus beku, Jared cuma mendapati hamparan gurun salju luas yang seolah tak berbatas. Jared coba memanjat tebing batu yang cukup menjulang tinggi untuk mendapatkan jarak pandang lebih baik, bahkan mata ekstra mutannya pun cuma dapat melihat barisan gunung-gunung es abadi hingga ke ujung paling utara. Jared kembali mengeram dan meninju dinding tebing berlapis es hingga menimbulkan suara retakan. Jared tidak dapat menangkap tanda-tanda keberadaan Emillie meskipun dia yakin jarak mereka seharusnya sudah tidak terlalu jauh dan gadis itu sedang sangat butuh pertolongan. Jared coba memejamkan mata, coba untuk menfokuskan konsentrasi hingga tinggal terdengar suara desingan angin lirih dan degup jantungnya sendiri. Tapi Jared tetap tidak menemukan petunjuk apa-apa di ruang kosong kepalanya. Jared hanya meyakini satu hal 'putrinya ada di utara!' Emillie masih tidur meringkuk dalam gumpalan selimut hangat dan dekapan Gerald. Emillie sudah tertidur hampir empat ja
Gerald baru sadar jika wanita yang semalaman dia peluk sudah tidak ada, tempat tidur disampingnya kosong untuk diraba. Seketika rasanya seperti dejavu yang masih meninggalkan trauma.Gerald langsung melompat sigap, kamarnya masih setengah gelap. Kamar berlangit-langit kaca itu memang selalu dibiarkan gelap gulita ketika malam karena cahaya dapat menarik perhatian dari kejauhan.Gerald sudah hampir berlari keluar saat kembali syok melihat tubuh Emillie tergeletak di lantai."Oh, Tuhan!"Gerald langsung meraup tubuh lemas Emillie untuk dia baringkan kembali ke atas ranjang."Kau masih bernapas!"Gerald buru-buru memeriksa detak jantung serta denyut nadi Emillie. Masih hidup tapi semuanya lemah.Gerald buru-buru meluruskan tubuh wanitanya tanpa bantal, melonggarkan pakaian dan mengambil aroma menyengat untuk menarik kembali kesadarannya.Gerald tahu Emillie cuma pingsan tapi dia tetap panik, sama sekali tidak bisa tenang sampai kemudian Emillie mulai sadar ketika matahari terbit."Apa ya
Gerald terlihat meremas miliknya sendiri yang sudah sangat keras berbalut urat tebal berdenyut untuk Emellie hadapi. "Ayo aku ingin kau yang memasukkannya sendiri!" Meski tidak pernah memiliki rasa gentar, Emillie tetap merinding jika harus menelan batang keras berkepala sebesar itu. Gerald juga mulai membuka kancing depan kemeja Emillie sampai terurai. Gadis itu masih sangat ranum, belia yang cantik keras kepala. Gerald menjepit kedua puncak kenyal merekahnya dengan jari hingga bibir Emilie berdesis antara benci dan terusik. "Ayo!" Jika tidak ingat dirinya sedang punya misi yang harus dituntaskan, sungguh Emilie tidak akan sudi disentuh apa lagi harus melayani mutan goa seperti Gerald. Emillie mulai mendekat dan mengangkat pinggulnya. Gerald terlihat senang ketika melihat tangan Emillie menggenggamnya. Gerald mulai berdesis mengeram ketika merasakan puncak kepalanya ditekan ke permukaan lembut. Emillie masih merasa tidak akan cukup tapi terus berusaha dia desakkan sambil memusark
Hari masih pagi, Tobias datang ke Istana Arasyid untuk mengunjungi Jeny dan putranya. Bayi laki-laki berumur tiga minggu itu terlihat semakin tampan dengan alis tebalnya yang hitam pekat seperti milik Pangeran Albany."Boleh aku gendong?" tanya Tobias setelah menunggu Rasyid menyusu."Pelan-pelan, Papa."Jeny memindahkan Rasyid ke lengan Tobias yang sampai detik ini masih sulit percaya jika putri kecilnya sudah menjadi seorang ibu."Dia sangat tampan." Tobias terus dibuat takjub dengan malaikat kecil yang kali ini sudah berada dalam gendongannya."Rasyid sama sekali tidak mirip denganku."Kadang Jeny juga iri kenapa lebih banyak Pangeran Albany pada bayinya. Padahal Jeny yang mengandung, kesakitan, dan merasakan mual. Pangeran Albany cuma tinggal menyelip benih sekaligus menikmatinya. Jeny merasa tidak adil."Tapi lobang hidungnya sedikit mirip dengaymu." Tobias coba menghibur cuma dengan lobang hidung yang sebenarnya tidak ada bedanya."Cuma sedikit sekali!" Jeny terus menggerutu. "T
Harapan Emillie kembali hidup begitu mengetahui sang papa sedang berada tidak jauh dari tempatnya. Begitu mendapatkan telepon, Gerald juga langsung pergi entah ke mana. Emillie harus segera mencari akal untuk bisa memberitahu posisinya. Karena Emillie yakin, siapapun tidak akan menduga ada manusia hidup di celah batu seperti Gerald. Minimal Emillie harus bisa memberi tanda keberadaan manusia yang dapat di lihat dari jauh. Mungkin Emillie bisa membuat sinyal cahaya jika tidak memungkinkan untuk membuat asap di gurun salju. Tapi masalahnya, cahaya hanya dapat terlihat di malam hari dan Gerald nyaris tidak pernah tidur. Emillie sedang berpikir bagaimana membuat goa mau tidur. Emilie berbaring seorang diri di atas ranjang, memperhatikan langit-langit kaca di atas kepalanya. Gerald sudah pergi sejak pagi dan belum juga kembali sampai lewat tengah hari, tapi Emillie yakin mutan itu akan tetap pulang sebelum petang. Gerald tidak akan cukup bodoh untuk mengijinkannya membuat cahaya apa lagi
BAB 66 MEMBUJUK PANGERAN HABIBIKetika rombongan pengawal Pangeran Hamdan ingin berangkat ke Istana Tamir, Pangeran Habibi langsung berlari ke halaman, menangis tantrum, meraung-raung di depan barisan mobil. Habibi ingin ikut tapi Pangeran Hamdan tidak mau membawa adiknya yang jumbo dan suka ribut dengan adik-adik Pangeran Al-Waleed.Akhirnya Faaz yang turun tangan, Faaz mengendong Pangeran Habibi untuk dia bawa menyingkir dari depan mobil. Begitu dibawa naik ke atas gendongan Faaza, Habibi malah langsung bergosip, menirukan Sura lembut Putri Sofia ketika terdesak gerah akibat efek samping saffron.Faaz berusaha tetap lanjut berjalan tenang untuk membawa Pangeran Habibi ke seberang teras istana. Setelah itu Faaz juga harus membujuk Pangeran Habibi agar tidak kembali tantrum."Jangan menangis lagi, nanti lain kali saya akan menemani Anda berkuda, Pangeran Habibi."Faaz menurunkan tubuh gembul Pangeran Habibi di koridor teras istana anak laki-laki."Kau mau mengajari aku berkuda?""Ya."
BAB 65 DI ISTANA ZUBAIRDi Istana Zubair terdapat area khusus untuk anak laki-laki dan untuk anak perempuan. Masing-masing bangunannya terpisah dengan istana utama, tapi saling berhadapan sejajar, cuma terpisah oleh halaman tengah komplek istana. Pangeran Hamdan, Pangeran Husain, dan Pangeran Habibi, menempati kamar di area laki-laki. Putri Sofia beserta adik perempuannya yang lain berada di area anak perempuan. Yang Mulya Serkan dan Anelies menempati istana utama yang berada di komplek bangunan paling depan.Putri Sofia sengaja belum tidur, berdiri di balkon menatap ke seberang halaman tempat Pangeran Hamdan. Kamar Pangeran Hamdan juga masih terang benderang. Pangeran Hamdan baru kembali ke istana setelah berkumpul dengan teman-teman di yacht."Selamat malam, Pangeran Hamdan." Faaz mengantar sampai di depan pintu kamar."Besok Anda ada jadwal berkuda dengan Pangeran Al-Waleed." Faaz juga mengingatkan jadwal kegiatan Pangeran Hamdan."Beritahu Husain untuk ikut." Hamdan memberi perint
BAB 64Sejak pertama kali melihat aksi Faaza di pertandingan berkuda, Pangeran Hamdan sudah sangat mengagumi kemampuan pemuda itu. Omar juga memberitahu jika Faaz adalah adik laki-laki Zahra dan dia seorang pilot. Kemarin, ketika Pangeran Hamdan mendengar semua kehebatan serta keberanian Faaz dalam menghancurkan kapal induk musuh, saat itu juga Pangeran Hamdan memohon pada Yang Mulya Serkan agar menjadikan Faaza sebagai pengawal pribadinya."Aku akan mempercayakan Pangeran Hamdan padamu."Faaz sangat terkejut mendengar ucapan Yang Mulya Serkan."Kau akan menjadi pengawal pribadi untuk putraku.""Sungguh Yang Mulya, saya merasa tidak layak untuk mendapat kepercayaan sebesar itu.""Hanya Kau yang dapat aku percaya untuk menjaga Putra Mahkota!" Serkan justru mempertegas ucapannya.Pastinya Yang Mulya Serkan juga tidak akan sembarangan memberi kepercayaan untuk menjaga keselamatan Pangeran Hamdan. Faaz pilihan yang sangat tepat, pemuda itu bukan cuma handal, cerdik, dan pemberani, dia jug
BAB 63 BERTEMU KEMBALIDua bulan pasca perang berakhir, ketegangan politik dunia berangsur mereda perekonomian global kembali tumbuh berkembang. Tapi bagi beberapa negara korban perang mereka masih harus kembali membangun negara mereka dari kehancuran. Mereka bukan bukan cuma harus membangun infrastruktur, tapi juga membangun pemerintahan, memulihkan ekonomi dan lingkungan sosial. Semua tugas yang tidak mungkin selesai dalam satu atau dua dekade.Warga sipil korban bencana perang bukan cuma kehilangan rumah dan keluarga, mereka juga masih mengalami trauma, terutama anak-anak. Yang Mulya Serkan serta Raja Khaleed mendirikan yayasan sosial untuk membantu anak-anak korban perang. Sebelumnya Yang Mulya Serkan juga telah memiliki yayasan serupa yang didanai langsung oleh Istana Zubair, tapi kali ini Istana Tamir juga akan ikut serta menjadi penyokong dana utama dan membuat yayasan yang lebih besar.Masih dengan misi tujuan yang sama, yayasan kemanusiaan yang didirikan oleh Yang Mulya Serka
BAB 62 BERSABAR DALAM PENANTIANSiapa yang tidak menginginkan Putri Sofia. Putri Sofia bukan cuma sekedar gadis cantik jelita yang dikagumi oleh banyak pria. Putri Sofia adalah seorang Putri raja terhormat dari kerajaan kaya raya. Putri Sofia memiliki kualitas kecantikan sempurna, status sosial, serta keturunannya tidak diragukan lagi. Karena itu Putri Sofia harus bersama pria yang sepadan, pria setara yang dapat meletakkan mahkota paling mulia di kepalanya.Sebagai seorang anak gadis yang lahir dan tumbuh besar di lingkungan istana. Putri Sofia juga sangat terjaga. Sungguh beruntung bagi pria yang kelak mendapatkannya. Tapi seistimewa apapun Yang Mulya Serkan telah menjaga putri cantiknya. Sejatinya Putri Sofia tetap seperti gadis muda pada umumnya, kadang juga ingin rewel dan kesal."Kau jelek dan menyebalkan!"Kali ini Putri Sofia masih sangat kesal dengan adik laki-laki Zahra yang juga sering menyebutnya jelek dan rewel. Putri Sofia mengomel sendiri di depa cermin, sesekali merab
BAB 61Sebenarnya FX-99 dapat menembak target dari jarak jauh, tapi untuk meminimalisir dampak ledakan nuklir, Faaz harus meledakkan target dari jarak dekat. Faaz bukan cuma harus mengambil keputusan sulit, dia juga sangat berani. Faaz menabrakkan FX-99 dengan kecepatan penuh ke sisi lambung kapal induk, meledakkan pulau baja terapung itu dari bawah permukaan laut.Suara berdentum membentuk gelombang dahsyat di bawah permukaan laut, membawa sambaran api ke permukaan dengan bentangan luas. Seketika seluruh konstruksi kapal induk runtuh hingga hancur lebur tak bersisa. Tidak ada satupun yang dapat selamat, seluruh persenjataan dan tentara mereka lenyap tenggelam. Radar peringatan bahaya sampai ke pelabuhan, mereka mendeteksi ledakan nuklir serta jangkauan radiasi yang tidak aman untuk didekati.Tubuh Faaz ikut tengelam dalam, telinganya sudah tidak mendengar suara dentuman di permukaan. Faaz sudah tidak berdaya untuk menyelamatkan diri tapi pemuda itu samasekali tidak menyesal karena ta
BAB 60 PERANG BERAKHIRSeluruh media pemberitaan dunia seketika heboh dengan aksi bunuh diri dari jet tempur FX-99 untuk meledakkan kapal induk lawan dan menghentikan invasi militer. Seketika kekuatan lawan lumpuh total, kapal induk, persenjataan, serta ribuan tentara ikut tengelam bersama bom nuklir mereka sendiri. Pasukan lawan sudah tidak berdaya dengan kerugian besar yang belum tentu pulih untuk mereka bangun kembali dalam sepuluh dekade.Selanjutnya seluruh sisa pasukan lawan berhasil dipukul mundur oleh para tentara relawan bersama kapal induk bantuan dari Istana Tamir. Berbagai kejahatan pihak lawan ikut terbongkar di mata dunia, termasuk aksi kejahatan mereka menyalahgunakan laboratorium sebagai praktik pencucian otak. Seluruh data korban juga Gerald serahkan pada pihak intelijen.Sayangnya sampai FX-99 ikut meledak sama sekali tidak ada yang tahu jika pilot didalamnya adalah Faaz. Faaz adalah pahlawan yang sesungguhnya, aksi heroiknya telah berhasil menghentikan pertempuran
BAB 59 AKSI TERAKHIR Bias langit jingga terlihat memantul dari cakrawala, permukaan samudra yang sedang hening serempak berkilau seperti lautan api. Sama sekali tidak ada yang sadar akan datangnya bencana dahyat. Dengan tatapan tegas tajam tanpa sedikitpun keraguan, Faaz berangkat melaksanakan tugasnya yang paling berbahaya. Tugas paling berbahaya karena bakal ikut menentukan masa depan dunia. Ingat tentang sedikit percikan yang bakal mengobarkan api besar? Sekarang Faaz sedang memegang pemantik apinya. Mungkin ini akan menjadi tugas terakhir bagi Faaza tapi sebagai seorang prajurit dia tidak boleh gentar, matipun dia rela demi menjalankan tugasnya. Deru mesin jet berdesis keras dari sisi ekor belakang, sebuah pendorong mekanik ikut melontarkan jet tempur meluncur ke langit hanya dengan landasan pendek. Untuk sekejap, cakrawala seperti ikut terbelah oleh suara desingan super sonic. Faaz membawa sebuah bom dahsyat melesat bersama dirinya. Kolonel Bravin ikut menyaksikan sendiri
BAB 58 KEBOHONGAN YUSUFKetika sedang bertugas menyalurkan bantuan pangan, ketiga helikopter milik tim relawan diserang sebuah jet tempur di atas perbukitan. Ketiga badan helikopter ditemukan sudah meledak hancur, termasuk helikopter yang sedang dikendarai oleh Pangeran Yusuf. Evaluasi serta pencarian korban segera dikerahkan. Dua orang pilot ditemukan sudah tidak bernyawa dalam kondisi sangat mengenaskan. Tapi Pangeran Yusuf tidak ditemukan.Helikopter yang di kendarai oleh Pangeran Yusuf juga jatuh agak terpisah di lembah bukit. Proses evakuasi dan pencarian jadi agak sulit karena kendala Medan yang terjal. Kemungkinan Pangeran Yusuf juga sudah tidak selamat, tapi Pangeran Albani bersikeras harus menemukan tubuh putranya.Setelah hampir dua puluh empat jam pencarian akhirnya Pangeran Yusuf ditemukan di tebing lereng. Pemuda itu ditemukan dalam kondisi tubuh lemas pingsan tapi ajaibnya masih hidup. Nyaris tidak masuk akal karena Pangeran Yusuf juga cuma mendapat luka ringan benturan