Share

Berita Duka

Kak Hana menepikan mobilnya di tepi sebuah danau. Aku terdiam seketika. Ini kan danau tempat Riyan biasa latihan. Kenapa pula Kak Hana harus membawaku ke sini.

“Yuk turun! Kita duduk di sana aja!” Ajak Kak Hana. Wanita itu menunjuk sebuah kursi panjang dekat pedagang rujak. Sebenarnya ingin kutolak, tapi aku tak enak.

“Mang, rujaknya dua. Jangan pedes-pedes.”

Kak Hana meletakkan barang bawaannya di kursi, lalu mulai duduk seraya merenggangkan badannya menikmati suasana danau. Aku mengambil posisi di sebelahnya. Menatap dua perahu yang sedang digunakan latihan oleh para atlet dayung.

Terkadang aku membayangkan bagaimana rasanya naik perahu berdua di tengah danau dengan Riyan sebagai pendayungnya, ah romantis.

“Ni, Nay... kita nyemil rujak aja gapapa ya!” Kak Hana menyerahkan seporsi rujak yang sudah pasti kuterima dengan senang hati.

“Makasih, kak.”

Tak apalah. Rujak ini buah dengan saus kacang ini sedikit menghibur kesedihanku. Selain dijadikan tempat latihan dayung, danau ini juga di
Locked Chapter
Continue to read this book on the APP

Related chapters

Latest chapter

DMCA.com Protection Status