Share

Ternyata?

MEMBALAS PENGKHIANATAN SUAMIKU (3)

Dzakira terdiam, ia menahan kekecewaan, aku pun tak memperdulikannya, urusan batin nanti pun kami akan kembali melakukannya. Yang jelas, untuk sekarang aku tidak mau sampai Amira mengetahui kebusukan yang sudah aku lakukan di belakangnya.

''Bagas?'' 

Aku melangkah keluar kamar meninggalkan Dzakira sendirian. Teriakan dan cacian terdengar sangat jelas di telinga. Hatiku saat ini tidak perduli dengannya, aku hanya takut Amira marah dan mengusirku dari rumah hanya gara-gara perselingkuhan. Menurutku, nyawa lebih berharga dibanding nafsu birahi. Jika Amira dan keluarga besarnya mengetahui bahwa aku telah berkhianat. Mungkin, aku akan ditendang dari keluarga Hartawan dan tidak diberikan sepeserpun harta. Padahal niatku dari awal ingin sekali merebut semua harta yang dimiliki oleh keluarga Amira hingga jatuh ke tanganku.

 

Soal Dzakira, nanti pun ia akan berbaik hati kembali, apalagi jika diberi uang yang banyak. Dia perempuan matre yang hanya memandang dari segi materi, pastinya ia akan menuruti kembali semua keinginanku, termasuk nafsu yang sama sekali tidak akan bisa aku dapatkan dari Amira.

 

Jika benar yang barusan mengirim pesan adalah Amira, pastinya ia tengah berada di hotel ini. Untuk itu, aku harus mencari keberadaanya secepat mungkin dan aku akan berpura-pura meminta maaf padanya, Amira pasti akan memaafkanku, sebab aku tahu, dia sangat mencintaiku. 

Dari kejauhan, tiba-tiba saja aku melihat seorang perempuan tengah berjalan memasuki sebuah mobil mewah keluaran terbaru. Tampilannya sangat menggoda imanku, ia memakai dress berwarna merah maroon serta memakai sedikit polesan pada wajahnya. Aku seakan terpana dengan kecantikannya. Namun, ketika menyadari perempuan itu hampir mirip dengan Amira. Tanpa menahan rasa penasaran, aku melangkah mendekat ke arah mobil yang ditumpangi perempuan cantik itu, ketika mendekat, mobil itu telah berhasil pergi meninggalkan halaman hotel. Aku pun menahan kekesalan di dada karena tak sempat menatap jelas wajah perempuan itu.

 

''Tidak mungkin itu Amira, itu hanya perempuan yang mirip saja. Tidak mungkin Amira bisa secantik itu, lagipula Amira cacat, sedangkan dia ... sangat sempurna.'' Aku berbisik di dalam hatinya.

 

Aku memilih kembali masuk ke hotel dan ingin menanyakan perihal CCTV kepada resepsionis. Ketika melangkah, tiba-tiba saja deringan telepon terdengar. Rupanya Amira menelepon. Aku pun berfiki, kenapa tidak sejak tadi aku menelepon Amira? Bodoh!

 

''Hallo, Sayang, kamu lagi di mana?'' tanyaku menanyakan keberadaan Amira--istriku ketika sambungan telepon telah terhubung.

 

"Kamu tidak perlu tahu aku di mana, yang jelas aku sudah mengetahui tentang kebusukanmu di belakang aku,'' ujarnya, dadaku terkejut mendengar ucapan Amira.

 

''Maksudmu apa, Sayang?'' 

 

''Kamu jangan coba-coba membodohi aku Bagas, aku sudah mengetahui tentang perselingkuhanmu, kamu tega berkhianat, padahal aku sudah memberikanmu harta yang berlimpah, tapi ternyata ...'' Amira tak melanjutkan ucapannya. Aku merasa patah hati sekarang, ternyata memang benar yang tadi mengirim pesan itu adalah Amira.

 

''Aku bisa menjelaskannya Amira, aku minta maaf,'' lirihku meminta maaf.

 

''Semuanya sudah terlambat, aku sama sekali tidak bisa memaafkanmu, Bagas. Bukti perselingkuhanmu ini sudah menjadi bukti dan tunggu saja kabar pencerain kita dari pengadilan agama,'' lanjutnya, aku semakin terkejut mendengar ucapan dari mulut Amira, rasanya sakit sekali seakan dada dihantam oleh benda tajam.

 

''Aku mohon, Sayang, maafkan kesalahku.'' Amira langsung mematikan sambungan telepon sepihak, hatiku merasa tak tenang ketika mendengar bahwa Amira akan mengurus surat cerai di pengadilan agama. Tamatlah riwayatku, semua kemewahan akhirnya akan sirna. Aku tidak akan bisa lagi tinggal di rumah mewah dan tidak akan mempunyai harta benda yang berlimpah. Padahal, aku sudah berjanji pada Dzakira secepatnya akan menguasai harta Hartawan, namun sayangnya ....

 

Hatiku merasa putus asa, aku tak mau kembali ke masa lalu. Hidupku sangat sulit sekali, bahkan untuk makan pun rasanya tidak mampu. Hanya segenggam garam setiap harinya yang harus aku makan. Hidupku dahulu sangat menderita, aku tak mau kembali ke masa dahulu.

 

Tanpa fikir panjang, aku masuk ke dalam mobil dan bersiap pulang ke rumah, aku ingin memohon dan memberikan klarifikasi kebohongan agar Amira dan keluarganya percaya bahwa aku akan menjadi suami yang baik dan tidak akan mengulang kesalahan yang sama. Mungkin dengan memohon Amira akan terketuk hatinya menerima permintaan maafku.

 

Tanpa terasa, aku telah tiba di halaman rumah keluarga Hartawan. Terlihat, kedua mertuaku tengah berdiri di samping Amira yang masih menggunakan kursi roda miliknya. Mereka seakan-akan tengah menunggu kedatanganku, tatapannya penuh dengan kebencian. Hatiku seakan tak tenang ketika dipandang seperti itu.

 

''Pa, Ma, Amira. Maaf aku--''

BUGH!

Bersambung

Komentarnya dong teman-teman, biar aku tahu kalian ada❤️ Salam sayang, mohon menunggu untuk bab 4, ya. Terima kasih.

 

 

 

 

 

 

 

_____

Komen (1)
goodnovel comment avatar
Sri Suwarsih
lanjut Thor cerita nya menghibur
LIHAT SEMUA KOMENTAR

Bab terkait

Bab terbaru

DMCA.com Protection Status