Share

Ternyata?

Author: AlvinaMawar
last update Last Updated: 2022-02-24 13:37:28

MEMBALAS PENGKHIANATAN SUAMIKU (3)

Dzakira terdiam, ia menahan kekecewaan, aku pun tak memperdulikannya, urusan batin nanti pun kami akan kembali melakukannya. Yang jelas, untuk sekarang aku tidak mau sampai Amira mengetahui kebusukan yang sudah aku lakukan di belakangnya.

''Bagas?'' 

Aku melangkah keluar kamar meninggalkan Dzakira sendirian. Teriakan dan cacian terdengar sangat jelas di telinga. Hatiku saat ini tidak perduli dengannya, aku hanya takut Amira marah dan mengusirku dari rumah hanya gara-gara perselingkuhan. Menurutku, nyawa lebih berharga dibanding nafsu birahi. Jika Amira dan keluarga besarnya mengetahui bahwa aku telah berkhianat. Mungkin, aku akan ditendang dari keluarga Hartawan dan tidak diberikan sepeserpun harta. Padahal niatku dari awal ingin sekali merebut semua harta yang dimiliki oleh keluarga Amira hingga jatuh ke tanganku.

 

Soal Dzakira, nanti pun ia akan berbaik hati kembali, apalagi jika diberi uang yang banyak. Dia perempuan matre yang hanya memandang dari segi materi, pastinya ia akan menuruti kembali semua keinginanku, termasuk nafsu yang sama sekali tidak akan bisa aku dapatkan dari Amira.

 

Jika benar yang barusan mengirim pesan adalah Amira, pastinya ia tengah berada di hotel ini. Untuk itu, aku harus mencari keberadaanya secepat mungkin dan aku akan berpura-pura meminta maaf padanya, Amira pasti akan memaafkanku, sebab aku tahu, dia sangat mencintaiku. 

Dari kejauhan, tiba-tiba saja aku melihat seorang perempuan tengah berjalan memasuki sebuah mobil mewah keluaran terbaru. Tampilannya sangat menggoda imanku, ia memakai dress berwarna merah maroon serta memakai sedikit polesan pada wajahnya. Aku seakan terpana dengan kecantikannya. Namun, ketika menyadari perempuan itu hampir mirip dengan Amira. Tanpa menahan rasa penasaran, aku melangkah mendekat ke arah mobil yang ditumpangi perempuan cantik itu, ketika mendekat, mobil itu telah berhasil pergi meninggalkan halaman hotel. Aku pun menahan kekesalan di dada karena tak sempat menatap jelas wajah perempuan itu.

 

''Tidak mungkin itu Amira, itu hanya perempuan yang mirip saja. Tidak mungkin Amira bisa secantik itu, lagipula Amira cacat, sedangkan dia ... sangat sempurna.'' Aku berbisik di dalam hatinya.

 

Aku memilih kembali masuk ke hotel dan ingin menanyakan perihal CCTV kepada resepsionis. Ketika melangkah, tiba-tiba saja deringan telepon terdengar. Rupanya Amira menelepon. Aku pun berfiki, kenapa tidak sejak tadi aku menelepon Amira? Bodoh!

 

''Hallo, Sayang, kamu lagi di mana?'' tanyaku menanyakan keberadaan Amira--istriku ketika sambungan telepon telah terhubung.

 

"Kamu tidak perlu tahu aku di mana, yang jelas aku sudah mengetahui tentang kebusukanmu di belakang aku,'' ujarnya, dadaku terkejut mendengar ucapan Amira.

 

''Maksudmu apa, Sayang?'' 

 

''Kamu jangan coba-coba membodohi aku Bagas, aku sudah mengetahui tentang perselingkuhanmu, kamu tega berkhianat, padahal aku sudah memberikanmu harta yang berlimpah, tapi ternyata ...'' Amira tak melanjutkan ucapannya. Aku merasa patah hati sekarang, ternyata memang benar yang tadi mengirim pesan itu adalah Amira.

 

''Aku bisa menjelaskannya Amira, aku minta maaf,'' lirihku meminta maaf.

 

''Semuanya sudah terlambat, aku sama sekali tidak bisa memaafkanmu, Bagas. Bukti perselingkuhanmu ini sudah menjadi bukti dan tunggu saja kabar pencerain kita dari pengadilan agama,'' lanjutnya, aku semakin terkejut mendengar ucapan dari mulut Amira, rasanya sakit sekali seakan dada dihantam oleh benda tajam.

 

''Aku mohon, Sayang, maafkan kesalahku.'' Amira langsung mematikan sambungan telepon sepihak, hatiku merasa tak tenang ketika mendengar bahwa Amira akan mengurus surat cerai di pengadilan agama. Tamatlah riwayatku, semua kemewahan akhirnya akan sirna. Aku tidak akan bisa lagi tinggal di rumah mewah dan tidak akan mempunyai harta benda yang berlimpah. Padahal, aku sudah berjanji pada Dzakira secepatnya akan menguasai harta Hartawan, namun sayangnya ....

 

Hatiku merasa putus asa, aku tak mau kembali ke masa lalu. Hidupku sangat sulit sekali, bahkan untuk makan pun rasanya tidak mampu. Hanya segenggam garam setiap harinya yang harus aku makan. Hidupku dahulu sangat menderita, aku tak mau kembali ke masa dahulu.

 

Tanpa fikir panjang, aku masuk ke dalam mobil dan bersiap pulang ke rumah, aku ingin memohon dan memberikan klarifikasi kebohongan agar Amira dan keluarganya percaya bahwa aku akan menjadi suami yang baik dan tidak akan mengulang kesalahan yang sama. Mungkin dengan memohon Amira akan terketuk hatinya menerima permintaan maafku.

 

Tanpa terasa, aku telah tiba di halaman rumah keluarga Hartawan. Terlihat, kedua mertuaku tengah berdiri di samping Amira yang masih menggunakan kursi roda miliknya. Mereka seakan-akan tengah menunggu kedatanganku, tatapannya penuh dengan kebencian. Hatiku seakan tak tenang ketika dipandang seperti itu.

 

''Pa, Ma, Amira. Maaf aku--''

BUGH!

Bersambung

Komentarnya dong teman-teman, biar aku tahu kalian ada❤️ Salam sayang, mohon menunggu untuk bab 4, ya. Terima kasih.

 

 

 

 

 

 

 

_____

Continue to read this book for free
Scan code to download App
Comments (1)
goodnovel comment avatar
Sri Suwarsih
lanjut Thor cerita nya menghibur
VIEW ALL COMMENTS

Latest chapter

  • MEMBALAS PENGKHIANATAN SUAMIKU   Ending

    Aku terdiam beberapa saat. Suasana seperti ini membuatku merasa bimbang. Aku harus jawab apa sekarang. Apa aku tolak saja? “Maaf, Mas, bukannya aku enggak mau, tapi aku sudah nggak mau menjalani hidup dengan laki-laki mana pun, aku masih ingin sendiri menikmati kehidupan seperti sekarang. Jadi, mohon maap kalau misalkan aku menolak permintaan kamu,” ucapku pada Mas Bagas dengan hati-hati. Aku takut ucapanku malah menyakiti perasaan dia. Mas Bagas menanggapi ucapanku dengan tersenyum, tatapan dia seolah-olah tidak menyimpan amarah. Namun, aku merasa nggak enak pada dirinya. “Nggak papa, Amira. Aku tahu jawaban kamu pasti akan seperti itu. Dan, aku juga sama sekali nggak marah apalagi sampai kesal hanya karena masalah ini. Aku tahu sakit yang sudah kamu rasakan kemarin, mungkin oleh karena itu kamu memilih ingin menyendiri tak ingin dengan siapa pun lagi,” ujar dia masih dengan senyumnya. Aku tahu, Mas Bagas sudah berubah tak lagi seperti dulu, tetapi bagaimana pun juga sudah keputu

  • MEMBALAS PENGKHIANATAN SUAMIKU   Bimbang dengan pilihan

    “Mama juga bingung harus gimana, tapi yang jelas sekarang lebih baik kamu fokus sama anak kamu, jangan dulu memikirkan laki-laki. Nanti, jika anak kamu sudah beranjak dewasa dan ada laki-laki baik yang mau menerima kamu dan juga Bintang Mama nggak jadi masalah. Takutnya kalau kamu mengambil keputusan dan menerima dia, Mama takut nasib kamu akan sama seperti kemarin, dan Mama nggak mau melihat kamu menderita lagi,” ujar Mama menasihati. Aku mengangguk paham saat Mama mengatakan hal itu, lebih baik menyendiri dulu dan bahagiakan anak tanpa lebih dulu memikirkan laki-laki. Kegagalan membuatku trauma, aku merasa lebih nyaman seperti ini tanpa merasa ada beban. “Iya, Ma. Keputusan aku menolak Pak Devan sepertinya sudah tepat. Aku ingin sendiri dulu membahagiakan anakku Satu-satunya, aku nggak mau Bintang kembali menjadi korban hanya karena salah memilih ayah untuk dia.”Mama mengangguk. Aku merasa lebih lega sekarang karena sudah mencurahkan isi hatiku. Mungkin jika memang hanya karena

  • MEMBALAS PENGKHIANATAN SUAMIKU   Diajak nikah

    Ya Allah ... bagaimana ini ...“Kamu kenapa, Amira?”Tiba-tiba terdengar suara dari belakang, dengan cepat aku memutar tubuh dan menatap ke arahnya. Ternyata dia ....“Mas Devan?”Aku terkejut setelah tahu ternyata itu adalah Mas Devan. Tatapannya seakan bingung, mungkin dia heran melihat aksiku yang seperti anak kecil. Aku juga seakan merasa malu pada dirinya, bisa-bisanya aku bertingkah seperti itu. “Kamu kenapa, Amira?” tanya Mas Devan mengulang pertanyaan yang sama. “Nggak papa, kok, Pak.” Aku tersenyum, kemudian berniat ingin menjauhinya karena merasa malu. “Permisi, Pak.” Aku pamit dan melangkah pergi. “Tunggu sebentar, Amira,” ujarnya menghentikan langkah kakiku. Perasaanku seakan menggebu saat dia memanggilku. Aku pun lantas berbalik arah dan menatapnya lagi. “Iya, kenapa, Pak?” tanyaku menatap mata elangnya. Jujur, Mas Devan memang begitu sangat tampan sekali. Matanya pun nampak indah. Dia manis. 'Astagfirullah. Apa-apaan sih Amira. Inget, kamu itu janda. Nggak boleh

  • MEMBALAS PENGKHIANATAN SUAMIKU   53

    “Saya enggak membutuhkan pekerja untuk menjadi asisten pribadi saya. Memang kemarin iya, tapi jika dipikir-pikir saya nggak butuh asisten pribadi,” ucap Mas Devan menjelaskan. “Jika tidak membutuhkan asisten pribadi, saya tidak akan jadi melamar di perusahaan ini, karena dengan pengalaman saya sebelumnya pernah memimpin perusahaan dan mungkin saya juga bisa mengatur segala urusan apapun sebagai asisten pribadi,” sahutku berucap. Seketika itu dia menatapku seolah-olah penasaran. Kemudian dia meraih CV yang aku bawa dari rumah. Dia membaca secara seksama isi dari CV itu.“Waw, hebat sekali! Ternyata sebelumnya kamu pernah memiliki perusahaan besar. Saya sangat mengenal betul pemilik perusahaan itu. Apakah kamu putri dari Pak Handriana, directur utama perusahaan Aksara Pramudia?” “Betul, Mas. Itu Papa saya. Perusahaan yang sudah Papa saya bangun dan kelola selama ini mengalami masalah sehingga kami tidak memimpin kembali perusahaan itu. Oleh sebab itu, saya memutuskan mencari lowongan

  • MEMBALAS PENGKHIANATAN SUAMIKU   Ternyata

    “Ya mau bagaimana lagi, Ma. Amira sedang mencari. Mungkin nanti secepatnya dapat pekerjaan, yang penting Mama doakan selalu Amira,” “Mama doakan semoga kamu secepatnya mendapatkan pekerjaan Amira,” lirih Mama berucap. Aku merasa belum mampu membahagiaan Mama padahal hanya aku satu-satunya anak Mama. Ya Allah ... mudah-mudahan Engkau lancarkan agar aku bisa mendapatkan uang. Aku nggak tahu lagi bagaimana caranya mencari uang sedangkan anak aku pun masih kecil. Aku berharap ada keajaiban, Allah maha baik dia pasti menolongku. Setelah obrolan itu, pagi ini aku bersiap akan melakukan perjalanan ke kota untuk mencari pekerjaan. Aku menenteng map cokelat yang berisikan surat-surat yang dibutuhkan. Masuk ke dalam kendaraan roda empat, satu-satunya yang kumiliki saat ini. Dengan cepat aku mobilku melesat menyusuri jalanan raya yang lenggang. Saat ini tujuanku ingin melamar ke perusahaan digital yang bergerak dibidang pemasaran lokasinya tak jauh dari rumah. Aku begitu sangat percaya diri

  • MEMBALAS PENGKHIANATAN SUAMIKU   Nasib Yang Serupa

    Jam dipergelangan tanganku sudah menunjuk ke arah pukul 13:00 WIB, sudah hampir menjelang sore namun hujan hingga kini belum juga usai. Aku pun berniat ingin menerjang hujan karena takut Bintang menunggu kepulanganku di rumah. Saat hendak masuk ke mobil, tiba-tiba saja pandanganku teralih ke arah seorang laki-laki yang tengah duduk termenung di pinggir jalan. Wajahnya nampak mirip sekali dengan Mas Reyhan, dia terlihat sedih, berulang kali menatap jalan raya dengan perasaan cemas. Entah kenapa hatiku ingin sekali menghampirinya. Aku segera masuk ke dalam mobil bersiap menghidupkan mobil, lalu kendaraan roda empat yang tengah kukendaraipun berjalan tepat di depan laki-laki itu yang mirip sekali dengan Mas Reyhan.“Permisi, Mas. Sejak tadi saya lihat di tempat pemakaman umum Mas terlihat sedih. Ada apa?” tanyaku menghampirinya.“Anak saya sampai saat ini belum kunjung pulang, Mbak. Saya sangat khawatir dengan keadaannya.” Dia menjelaskan keresahan hatinya.“Memangnya anak Mas usia ber

More Chapters
Explore and read good novels for free
Free access to a vast number of good novels on GoodNovel app. Download the books you like and read anywhere & anytime.
Read books for free on the app
SCAN CODE TO READ ON APP
DMCA.com Protection Status