"Ninda! Kamu habis buat keributan apa lagi?" tanya Indra sembari melemparkan majalah bisnis yang baru ia baca ke hadapannya Ninda.Indra yang sedari tadi asyik membaca, tiba-tiba saja ia ditelepon kakaknya, yaitu Agung, dan Agung langsung menceritakan semua masalah yang disebabkan oleh Ninda."Apa sih Pa? Ninda nggak ngerti maksud Papa," sahut Ninda sembari membuang wajah ke arah lain, sebab ia takut jika menatap mata Indra yang saat ini sedang marah."Dari dulu kamu selalu membuat masalah, untung saja Davin dan Mas Agung masih menolerir kamu, tapi sekarang! Awas saja jika Davin sampai nggak jadi nikah sama pacarnya, maka kamu harus menanggung akibatnya.""Lho, Pa. Kenapa Papa jadi ngedukung hubungan Kak Davin sama janda kampung itu sih? Bukannya dulu Papa pinginnya aku nikah sama Kak Davin?""Itu kalau Davin nya mau sama kamu, memang sejak kapan Papa memberi aturan kalau kamu harus nikah sama Davin, Mas Agung dan Mbak Mirna juga belum tentu setuju punya mantu seperti kamu! Perkataan
Beberapa Minggu kemudian ...."Ninda, ... Ninda, ...." teriak Indra saat baru saja masuk di butik yang dikelola Ninda.Indra mengabaikan tatapan penasaran para karyawan dan pengunjung butik, mengapa ia berteriak memanggil anaknya seperti itu?"Aduh, kayaknya Pak Indra lagi marah deh, mana sekarang pendapatan butik lagi anjlok, jadi kasihan ya, sama Mbak Ninda," ujar salah satu karyawan Ninda."Halah, ngapain juga ngasihanin orang sombong, aku justru malah bersyukur, akhirnya dia kena batunya juga," balas yang lain dengan sedikit berbisik."Iya sih, tapi kalo kita nanti dipecat gimana? Soalnya butiknya sekarang benar-benar sepi.""Ya tinggal cari kerjaan lain saja, atau kalau perlu kita pindah aja ke butik yang ada di Cempaka Ungu itu, soalnya kan pelanggan VIP kita juga pindah ke sana."Sebenarnya butiknya Ninda belum sepi-sepi amat, namun dengan pindahnya para pelanggan VIP ke butiknya Aretha, Ninda Boutique menjadi kurang bersinar lagi.Indra memang tidak bisa menyalahkan Aretha, na
"Maaf, saya benar-benar minta maaf atas semua perbuatannya, Ninda. Terutama kepada kamu, Aretha. Dan, saya berjanji akan mendidik Ninda dengan baik," ujar Indra sembari menundukkan kepalanya hingga berulang kali.Lalu setelah itu Indra mengatakan, "Ninda, setelah ini kamu akan saya antar ke rumah Abah, kamu bisa belajar tata krama di sana, ini adalah kesempatan terakhirmu, dan jika saja nanti kamu masih belum bisa berubah, maka dengan berat hati saya tidak akan mengakui kamu sebagai anak saya lagi!"Keputusan tegas Indra membuat Ratih sedih, namun ia juga tidak bisa melakukan apa-apa lagi, ia benar-benar merasa gagal sebagai seorang Ibu, jadi ia membiarkan anak angkatnya ini akan dididik oleh ayah Ratih sendiri, yang notabene orang yang memiliki sikap otoriter.Ninda sontak bersimpuh di kaki Indra, ia merasa bersyukur karena Indra masih memberinya kesempatan, ya walaupun ia juga merasa takut karena akan tinggal dengan kakeknya di sebuah desa terpencil.Ninda berulang kali juga meminta
Aretha sontak tertawa ketika mendengar kata besok dari Davin, lalu kemudian ia menjawab, "Besok? Memangnya kamu kira, kamu itu Bandung Bondowoso? Yang bisa buat seribu candi dalam satu malam.""Vin, orang kalau mau nikah itu butuh proses, butuh waktu buat siapin surat nikah, acaranya, dan nggak bisa tiba-tiba besok langsung nikah gitu aja, kamu kira Pak Penghulu nggak perlu atur jadwal dan bisa disuruh datang langsung gitu aja.""Tapi, aku inginnya besok, Ma. Atau kalau perlu sekarang, gampang nggak usah cari penghulu, tinggal cari Pak Kyai, ijab kabul, selesai deh, yang penting kita halal dulu, soal surat dan resepsi bisa nyusul.""Ah, enggak ah, pokoknya harus berjalan sesuai dengan rencana yang sudah kita sepakati tadi.""Ish, padahal aku sudah pingin banget uyel-uyel kamu," gumam Davin sembari mengerucutkan bibirnya.Sedangkan Aretha yang kurang jelas mendengar perkataan Davin, ia sontak bertanya, "Kamu ngomong apa?""Nggak jadi," sahut Davin kesal, tapi kemudian ia mengingat sesu
Satu Bulan kemudian ...."Masya Allah, ... mempelai wanita nya cantik banget ya?""Iya, dan yang aku dengar, Aretha katanya lebih tua dari Davin, tapi ini kok kayak nggak kelihatan ya? Mereka malah kayak bocah baru lulus SMA yang langsung nikah.""Iya, mereka berdua awet muda banget.""Huh, pasti mantan suaminya Aretha saat ini juga menyesal karena sudah ninggalin Aretha, dan malah milih pelakor itu.""Iya, dan rezekinya Aretha sih, setelah ditinggalin laki-laki bajingan, sekarang dia malah dapet brondong kaya, mana ganteng lagi."Para tamu yang lain pun sontak mengangguk. Sekarang adalah acara resepsi pernikahan yang digelar di kabupaten Cempaka Ungu, sebelum nantinya juga akan ada acara resepsi pernikahan yang digelar di Surabaya.Aretha sebenarnya ingin mengadakan pesta yang sederhana, namun kedua orang tuanya Davin telah mengatur pesta pernikahan mewah, yang saat ini digelar di salah satu hotel mewah bintang lima yang ada di kabupaten Cempaka Ungu."Nggak nyangka ya, dulu terakhir
Beberapa bulan kemudian ..."Ma, ini masih pagi, kamu mau ke mana?" tanya Davin sembari mengalungkan tangannya ke dada Aretha, agar Aretha tidak bisa bangun dari tempat tidurnya."Apanya yang masih pagi? Ini sudah jam sembilan, dan aku lapar. Memangnya kamu nggak kasihan sama anak kita?" gerutu Aretha sembari mengusap perutnya yang sudah membesar.Aretha tengah hamil tiga puluh enam Minggu, dan seharusnya saat ini ia mulai sering beraktivitas untuk memperlancar proses lahirannya nanti, namun suaminya yang manja ini terus mengurungnya di kamar."Ya udah tinggal panggil Mbok Yem aja, suruh Beliau nganterin sarapan kita ke sini.""Nggak ah, kasihan Mbok Yem nya banyak kerjaan, lagi pula setiap hari di kamar terus bosen tau!""Tapi, Ma ... Kamu kan lagi hamil, nggak boleh capek-capek, jadi banyakin istirahat aja di kamar.""Pa, aku ini sudah hamil tua, seharusnya aku mulai banyak beraktivitas, seperti ngepel sambil jongkok, atau jalan-jalan. Tapi, ini malah disuruh tiduran terus, lagi pula
Sinopsis.Hanya karena menjadi tukang cuci piring di hajatan pernikahan, Nayra dihina oleh Dewi dan Angga, yaitu adik tiri dan mantan suaminya.Namun, Nayra hanya tersenyum saja di saat mereka berdua menghinanya.Akan tetapi, sesuatu terjadi di saat Angga dan Dewi menikah dan menyewa Nayra sebagai tukang cuci piring di pesta pernikahan mereka.Kira-kira ada apa ya? Yuk, ikuti kisah selengkapnya...Halo semuanya...Terima kasih untuk para pembaca yang masih setia membaca novel ini, dan Ria mohon untuk season kedua ini agar para pembaca lebih aktif untuk kasih komentar ataupun vote, agar Ria juga lebih bersemangat untuk up setiap harinya, sekali lagi terima kasih banyak... Dan, happy reading (◍•ᴗ•◍)❤
"Nayra, ini beneran kamu?" Angga bahkan sampai memiringkan kepalanya demi memastikan seseorang yang ada di hadapannya saat ini memanglah mantan istrinya.Sedangkan Nayra yang saat ini sedang sibuk mencuci piring, ia sejenak mendongakkan kepalanya lalu ia pun menoleh ke arah Angga yang saat ini sedang tertawa terbahak-bahak."Owalah ... aku kira setelah kamu meminta cerai waktu itu, kamu saat ini sudah menjadi orang sukses. Tapi, nggak taunya ternyata sama aja, sama-sama kere kayak dulu, haha ...."Nayra yang mendengar ejekan dari Angga, ia hanya menghela napas panjang, lalu ia pun kembali mengerjakan pekerjaannya di saat Angga sedang sibuk memanggil Dewi."Yank, ... coba kamu lihat, Mbak mu ternyata sekarang hanya jadi tukang cuci piring, haha ... aku kira dia bakalan jadi bos besar saat mengingat bagaimana sombongnya dia di saat dia pergi waktu itu."Angga terus menerus mengungkit hal tersebut sebab harga dirinya benar-benar tercoreng di malam itu.Dewi yang melihat kakak tirinya saa