Share

PERPISAHAN

MENANTU AMBURADUL 158

Tidak ada yang bisa merubah watak seseorang, kecuali dirinya sendiri yang ingin merubahnya.

Betapa sulitnya menuruti semua kemauan Ibu. Dari hal sepele, sampai hal yang paling berat sekalipun. Dari waktu yang bersahabat atau waktu yang sedang tidak bersahabat. Jika si Ibu sudah berkehendak, maka keinginan itu harus terwujud.

"Ibu jadinya puasa atau enggak, Bu?"

"Mana kuat Ibu puasa, Ibu kan enggak sahur Nis. Ada-ada aja kamu."

"Oooh, gegara menu sahur enggak sesuai keinginan Ibu, Ibu jadi mutusin buat nggak puasa ya."

"Ngomong apa sih kamu ini." Elak Ibu. Mungkin si kanjeng ratu malu mau jujur.

"Ibu minta menu apa buat nanti sahur. Biar bisa puasa bareng kita."

"Apa ya, nanti Ibu kasih tahu deh kalau sudah dapat menu yang Ibu pingin."

"Sekarang saja Bu. Nggak usah nanti-nanti. Yang mau belanja dan yang masih jualan lauk mentah siapa kalau sudah sore. Ini bentar lagi juga orang sibuk nyari takjil. Bukan sayur mayur atau lauk mentah." cerocosku mendesak Ibu agar me
Bab Terkunci
Membaca bab selanjutnya di APP

Bab terkait

Bab terbaru

DMCA.com Protection Status