Beranda / Romansa / MENANTU PILIHAN MAMA / BERPISAH DARI ORANG BAIK

Share

BERPISAH DARI ORANG BAIK

last update Terakhir Diperbarui: 2025-07-08 11:00:16

Saat merasakan ada sedikit pergerakan, saat itulah Kanya terbangun. Matanya yang masih berat terbuka sedikit, dan ia melihat pemandangan yang membuat hatinya hangat.

Kanya bisik, senyum kecil,

“Mas... lucu banget sih. Daddy vibes-nya kerasa.”

Brian menoleh, senyum malu,

“Bangunin kamu ya? Sorry...”

Kanya bilang, “Nggak, malah bahagia liatnya.”

Ia menyentuh lengan Brian, lalu memiringkan badan, masih dalam posisi tiduran.

Kanya dengan senyum genit, bisik pelan, “Habis ini, nyusu sama aku ya, Mas...”

Brian kaget dikit, tapi langsung senyum dan ngangguk cepat, “Siap, Mommy Daniel... siap!”

Kanya ketawa pelan sambil cubit tangan Brian,

“Ganjen banget sih. Awas ya, aku cakar juga lo nanti.”

Brian ketawa pelan, “Cakar juga gapapa. Yang penting jangan ninggalin aku.”

Kanya tersenyum, kali ini tanpa ragu. Dia mendekat, menyandarkan kepala di pundak Brian yang masih memangku Daniel, sambil memandangi
Lanjutkan membaca buku ini secara gratis
Pindai kode untuk mengunduh Aplikasi
Bab Terkunci

Bab terbaru

  • MENANTU PILIHAN MAMA   IMBAS PENGKHIANATAN IRVAN KE BRIAN.

    PAGI DADDY DAN GRAFIK Pagi itu, aroma tumisan sayur dan telur orak-arik khas buatan Kanya menguar dari dapur. Kanya mengenakan apron lucu bergambar dinosaurus—bukan karena hobi, tapi karena Daniel yang milih waktu mereka belanja bareng. Di meja makan, kotak bekal stainless steel udah disusun rapi, isinya lengkap: nasi, ayam bumbu kecap, sayuran, dan potongan buah. Sementara itu, suara cipratan air terdengar dari kamar mandi. “Daniel... sabunnya jangan di makan, ya sayang…” teriak Kanya sambil nyalain hair dryer, lalu buru-buru ke kamar mandi. Daniel duduk di dalam ember mandi warna biru laut, tubuh gempalnya penuh busa, dan wajahnya senyum-senyum sambil ngerespon mainan bebek karet yang tenggelam di antara gelembung sabun. Di depan kaca wastafel, Brian berdiri dengan wajah serius, rambut masih sedikit basah. Pakaian kantor udah rapi, dasi tinggal disesuaikan. Tapi tangannya masih pegang ponsel yang menampilkan grafik progres proyek. “Kalau kita pakai pendekatan minimalis, g

  • MENANTU PILIHAN MAMA   DARI MASA LALU MUNCUL

    “Maksudnya... kita pura-pura pernah punya masa lalu?” tanya Kanya sambil nyuapin Daniel suapan terakhir.Brian angguk sambil peluk Daniel makin erat.“Kita ketemu lagi baru-baru ini. Reconnect. Kamu bawa Daniel. Aku syok, tapi mutusin buat tanggung jawab. Cerita kayak gini masih bisa dimaafin... dibanding kalau kita jujur soal kekerasan itu.”Kanya diem. Matanya berkaca-kaca.“Tapi aku bohongin mama papa, Mas...”“Aku juga. Tapi bohongin demi kebaikan mereka. Kita yang nanggung. Daniel nggak akan ngerti nanti—yang penting dia tumbuh dalam cinta.”Kanya taruh sendok dan tatap Brian penuh rasa percaya. “Oke... deal, Mas.”Brian senyum, lalu gendong Daniel tinggi-tinggi.“Deal. Kita tutup masa lalu kamu, kita mulai dari cerita versi kita.”Daniel tertawa-tawa kegirangan diangkat ke udara. Kanya ikut tertawa sambil ngelap mulut si kecil.“Yang penting kita bertiga... bareng terus,” ucap Kanya.

  • MENANTU PILIHAN MAMA   DADDY ON FIRE

    Apartemen elit yang biasanya sunyi, kini penuh dengan suara tawa kecil Daniel dan derap langkah dua orang dewasa yang nekat banget. Kanya dan Brian resmi jadi tim gila yang bawa bayi tanpa persiapan apa pun. Konsekuensi? Mereka tanggung bareng. Mau dimarahin manajemen, mau diputus kontrak, sok atuh. Yang penting Daniel nggak ditinggal. ••• Siang itu, mobil Mercy berhenti di depan minimarket. Brian buka seatbelt dan noleh ke Kanya. “Sayang, tunggu di sini. Aku beliin susu Daniel dulu ya.” Kanya yang lagi memangku Daniel sambil bacain buku cerita bergambar Si Kancil Nakal cuma senyum dan ngangguk. “Oke, Mas. Tapi jangan beli susu yang rasa ikan salmon, please. Ntar Daniel mual.” “He’s my boy, of course I know,” sahut Brian dengan suara pelan tapi pede banget. ••• Di dalam minimarket. Brian berdiri d

  • MENANTU PILIHAN MAMA   BERPISAH DARI ORANG BAIK

    Saat merasakan ada sedikit pergerakan, saat itulah Kanya terbangun. Matanya yang masih berat terbuka sedikit, dan ia melihat pemandangan yang membuat hatinya hangat.Kanya bisik, senyum kecil,“Mas... lucu banget sih. Daddy vibes-nya kerasa.”Brian menoleh, senyum malu,“Bangunin kamu ya? Sorry...”Kanya bilang, “Nggak, malah bahagia liatnya.”Ia menyentuh lengan Brian, lalu memiringkan badan, masih dalam posisi tiduran.Kanya dengan senyum genit, bisik pelan, “Habis ini, nyusu sama aku ya, Mas...”Brian kaget dikit, tapi langsung senyum dan ngangguk cepat, “Siap, Mommy Daniel... siap!”Kanya ketawa pelan sambil cubit tangan Brian,“Ganjen banget sih. Awas ya, aku cakar juga lo nanti.”Brian ketawa pelan, “Cakar juga gapapa. Yang penting jangan ninggalin aku.”Kanya tersenyum, kali ini tanpa ragu. Dia mendekat, menyandarkan kepala di pundak Brian yang masih memangku Daniel, sambil memandangi

  • MENANTU PILIHAN MAMA   KENYATAAN PAHIT DIBALIK TAWA KANYA SELAMA INI

    Bu Ratih berkata, “Saya cuma minta satu... jangan tinggalkan dia kalau kamu belum tahu apa yang sudah dia lalui.”Brian diam. Tatapannya mulai serius.Bu Ratih mulai cerita, “Tahun lalu… malam itu... saya dan suami baru pulang dari Jogja. nggak sengaja dipinggir jalan dekat daerah perbatasan, kami nemuin perempuan muda, tubuhnya kotor, lebam, berdarah... lemah dan kacau, entah sudah berapa jauh dia melangkah seorang diri dengan pakaian yang sudah nggak layak, terluka, lemah.”Brian menegang. Tangannya mengepal di paha. Tapi dia biarkan Bu Wati lanjut.Bu Ratih bilang, “Kami bawa dia ke rumah ini. Dia nggak ngomong sepatah kata pun selama berhari-hari. Nangis. Jerit. Terus diam.”Brian berkata, “Kanya...?”Bu Ratih melanjutkan, “Iya. Dia diseret, diperkosa... empat laki-laki, bergiliran. Dia pingsan. Ditinggal. Hampir mati.”Brian diam. Mata berkaca, rahangnya mengeras.Bu Ratih melanjutkan, “Saya tahu kamu pasti

  • MENANTU PILIHAN MAMA   BAYI KECIL? PUNYA SIAPA?

    Di parkiran, Brian bawa sendiri dus-dus besar itu ke bagasi mobil Mercy SUV-nya.Kanya berdiri di samping pintu, membukakan pintu belakang buat naruh mainan.Kanya bicara dengan lembut,“Thank you ya, Mas…”Brian cuma angguk kecil sambil nutup bagasi.Di matanya, pertanyaan soal siapa Daniel dan buat siapa mainan ini masih belum hilang. Tapi... dia memilih diam dulu.•••DALAM MOBIL — DI JALAN MENUJU TEMPAT BERIKUTNYAHening. Mobil Mercy SUV itu melaju mulus, menyusuri jalanan kota yang mulai redup ditelan senja.Di dalam kabin, AC dingin. Tapi ada kehangatan lain yang lebih terasa—tangan Kanya dan Brian bertaut erat di antara console tengah.Kanya nyender ke lengan Brian, matanya menatap keluar jendela. Nggak banyak omong. Tapi sentuhan tangan itu lebih dari cukup buat nunjukin bahwa dia nyaman. Bahwa dia lagi butuh diam.Brian melirik Kanya sebentar.Brian bicara pelan,“Arah selanjutn

Bab Lainnya
Jelajahi dan baca novel bagus secara gratis
Akses gratis ke berbagai novel bagus di aplikasi GoodNovel. Unduh buku yang kamu suka dan baca di mana saja & kapan saja.
Baca buku gratis di Aplikasi
Pindai kode untuk membaca di Aplikasi
DMCA.com Protection Status