Chapter: 185 - RAIN MARAH, KETIKA TAHU SUZAN MELAPORKAN KEJADIAN MALAM ITU“Sayang, kamu lihat berita di TV! Sekarang!” seru Gendis panik, nadanya meninggi. “Kenapa? Berita apa?” tanya Rain sambil menekan remote televisi. Tepat detik itu juga, berita mengenai hilangnya Raka muncul di layar—dalam pencarian polisi. Rain tersenyum tipis, tapi senyum itu cepat memudar. Matanya menajam penuh amarah ketika melihat Suzan tengah menangis sambil membuat laporan kehilangan. “Sayang, udah lihat kan?” tanya Gendis dari dapur, suaranya masih terdengar cemas. “Oh, iya... tapi apa hubungannya sama kita,” ucap Rain datar, senyum palsu masih menempel di bibirnya sementara jari-jarinya cepat mengetik pesan pada orang suruhannya. “Ya aneh aja sih... itu mantan istrinya yang melapor ke polisi. Terus, siapa juga sih yang mau nyulik dia? Ya kan, Sayang?” ucap Gendis sambil melirik oven, memastikan kuenya tidak gosong. “Iya juga... dia kan bukan orang penting atau pejabat. Ngapain juga sampai diheboh-hebohin begitu,” sahut Rain, suaranya tenang tapi matanya menyimpan s
Last Updated: 2025-10-05
Chapter: 184 - GENDIS TAK SENGAJA MENGETAHUI BERITA ORANG HILANG.“Kalau sampai ada berita acara pemanggilan saya di IDI karena MKEK, artinya kamu adalah orang yang harus bertanggung jawab atas hilangnya profesi saya sebagai psikolog reproduksi. Paham?” ucap Rain sambil tersenyum dingin menatap Angga. “Paham, Pak,” jawab Angga tegas, matanya menatap lurus tanpa gentar. “Mas...” bisik Shasha pelan, wajahnya tampak panik. Angga hanya mengeratkan genggamannya di tangan Shasha, memberi isyarat agar tenang. “Oke, silakan balik ke ruangan masing-masing,” ucap Rain santai, kembali duduk di kursi kerjanya seolah ancaman barusan hanyalah obrolan ringan. “Baik, Pak. Permisi,” ucap Angga sopan, lalu menuntun Shasha keluar dari ruangan mewah sang CEO. ••• Di luar ruangan. Udara di koridor terasa berat. Shasha menatap Angga yang berjalan di sampingnya. “Mas, kamu yakin bisa cari orang yang sebar video ini?” tanyanya pelan, suaranya nyaris bergetar. “Yakin,” jawab Angga singkat namun mantap, tanpa menoleh. “Tapi... kamu nggak ada hubungannya
Last Updated: 2025-10-05
Chapter: 183 - TERANCAM “Karena saya berhubungan seks sama Shasha di—” ucap Angga pelan, namun belum sempat ia menyelesaikan kalimatnya. “No!” sahut Rain cepat, nadanya tegas dan tajam hingga membuat ruangan seketika hening. Rain menatap Angga dalam-dalam. “Saya panggil kamu, terutama kamu, Angga... soal video.” Ucapannya disertai senyum sinis yang membuat Shasha menelan ludah. “Video? Tapi saya juga baru tahu pagi ini video itu, Pak,” ucap Angga, nadanya terdengar gugup, seolah mencoba meyakinkan. “Oh ya?” Rain memiringkan kepala, menatap Shasha dengan tatapan penuh selidik. “Kalau junior kamu ini?” “Saya tahu sejak kemarin, Pan...” jawab Shasha pelan sambil menunduk. Jemarinya masih terasa hangat di genggaman Angga, tapi genggaman itu kini terasa menekan, membuat jantungnya berdebar lebih cepat. “Siapa yang kirim videonya?” tanya Rain kemudian, suaranya tenang tapi berbahaya. Ia beranjak dari kursinya, berjalan pelan menuju jendela besar, menatap pemandangan kota dari lantai atas dengan tangan
Last Updated: 2025-10-05
Chapter: 182 - RAIN MULAI MENGINTROGASI ANGGA “Ahh... Mas... cepet... aku udah nggak kuat...” desah Shasha dengan mata terpejam, tangannya mencengkeram pundak Angga semakin erat. Shasha hampir kehilangan kendali. Tubuhnya berguncang, napasnya memburu, keringat mulai membasahi keningnya. Ia menggigit bibir bawahnya, berusaha menahan desah, tapi setiap kali Angga mendorong dari bawah, suara itu tetap lolos. “Aah... Mas... ini enak, Mas... aah...” Angga tersenyum, wajahnya penuh puas melihat juniornya hampir runtuh di pelukannya. ia menggendong Shasha dan menyandarkan tubuhnya pada tembok dingin toilet. “Tahan sedikit lagi, Sayang... biar kita keluar bareng...” bisiknya di telinga Shasha, lalu ia menggigit lembut daun telinganya. “Aahh... ah... ahhh...” Shasha hampir menjerit, tubuhnya melengkung ke depan saat hentakan Angga semakin cepat, semakin dalam. Bunyi basah terdengar makin jelas, bercampur dengan dentuman pelan dinding toilet yang mereka tabrak tanpa sadar. Shasha tak bisa lagi berpikir jernih. Pikirannya koson
Last Updated: 2025-10-05
Chapter: 181 - RAIN MENUNGGU, ANGGA JUSTRU MEMILIH UNTUK BERCINTA DENGAN STAF JUNIORNYA “Sembilan belas menit lagi,” ucap Rain santai sambil melangkah masuk ke ruangannya. “Duh...” Shasha panik, wajahnya cemas, jemarinya meremas gelas kopi yang masih hangat. “Santai aja kali...” ucap Angga dengan senyum nakal, matanya tak lepas dari wajah Shasha. “Santai apanya? Pak, kamu tadi mau ciuman sama—” Shasha mendongak menatapnya dengan nada penuh protes. Belum sempat ia menyelesaikan kalimatnya, sesuatu yang hangat dan lembut sudah menutup bibirnya. “Um...” Shasha terkejut, matanya membelalak, tapi tubuhnya segera melemah saat bibir Angga menyatu dengan bibirnya. Ciuman itu dalam, basah, dan menuntut. Lidah Angga menerobos masuk, membuat Shasha mengeluarkan desahan tertahan. Perlahan, tanpa sadar, ia membalas dengan lirih, membiarkan lidahnya menari bersama lidah Angga. Gelas kopi di tangannya terlepas, jatuh ke lantai dan menumpahkan isinya, tapi Shasha tak lagi peduli. Angga meraih pinggangnya, mendorong tubuh mungil itu masuk ke dalam toilet kantor. Bibir mer
Last Updated: 2025-10-04
Chapter: 180 - ANGGA MENGAKU TIDAK MENGETAHUI VIDEO SYUR ITU“Kamu nggak tahu apa pura-pura nggak tahu?” tanya rekannya dengan tatapan penuh curiga. “Serius, aku nggak tahu kehebohan kemarin. Aku sibuk urus proyek kita,” ucap Angga santai sambil mengangkat bahu. “Jadi gini... kemarin ada video syur Pak Rain sama istrinya,” bisik rekannya, seolah menyimpan bom informasi. “Video? Syur?” Angga mengulang, keningnya berkerut tapi bibirnya menahan tawa. “Iya, nih... nih... nih...” sahut rekannya yang buru-buru membuka ponsel dan memperlihatkan video itu. “Aw...” Angga tertawa kecil, matanya menyipit menahan ekspresi. “Gimana? Beneran nggak tuh Pak Rain sama bininya, kan?” tanya rekannya sambil tersenyum nakal. “Mobilnya sih, iya. Ah, parah! Pagi-pagi liat ginian!” sahut Angga, kali ini tawanya pecah. “Hahaha!” mereka tertawa bersamaan, seolah gosip itu jadi hiburan pagi. “Ngerumpi aja pagi-pagi. Kerja, oi...” tegur staf wanita cantik yang baru masuk pantry dengan wajah ketus. “Weis... berani juga masuk ke sini sendirian. Nggak tak
Last Updated: 2025-10-04
Chapter: AKHIR DARI KISAH MEREKA Satu bulan berlalu. Kini Bara dan Dona jauh lebih bahagia. Dona resmi bukan lagi istri Rangga, dan Bara mulai merencanakan pernikahan ulang bersama wanita yang ia cintai sejak dulu. “Aku nggak sabar liat perut Mama gendut banget kayak perut aku!” ucap Nola sambil berlenggok di depan cermin, memutar tubuhnya seperti balerina kecil. “Gini kan...” sahut Bara sambil menyelipkan bantal sofa ke dalam bajunya. “Hahaha!” tawa mereka bertiga pecah malam itu di dalam kamar. Dona sempat merekam tingkah suami dan anaknya dengan kamera ponsel. Pukul sembilan malam, Nola tertidur pulas di kamarnya. “Udah bobok?” tanya Dona sambil tersenyum melihat suaminya yang sedang berakting jadi zombie. “Zombie nggak bisa ngomong, Sayang...” ucap Bara dengan wajah serius. “Oh, lupa... Hahaha!” Dona menepuk dahinya sambil tertawa lepas. “Zombie mau bobok sama aku, kan?” goda Dona. “Nah, kalau ini bisa ngomong,” sahut Bara, lalu tersenyum dan naik ke ranjang, memeluk erat istrinya. “Kamu bahagia nggak?”
Last Updated: 2025-10-01
Chapter: BARA DAN DONA, DIPERTEMUKAN DENGAN KEDUA ORANG TUA RANGGA.“Dona?” ucap ibu Rangga sambil tersenyum, lalu segera memeluk menantunya dengan erat. Bara melihat itu, ia ikut tersenyum. Tak lama kemudian, Dona dan Bara dipersilakan masuk ke dalam rumah. Rangga yang tadinya duduk di ruang bermain menoleh. Ia segera berdiri, menarik napas dalam, menahan segala emosi. Perasaan sakit, sedih, amarah, dan cemburu bercampur jadi satu, namun semua ia pendam rapat-rapat ketika melihat istrinya datang malam itu bersama Bara. Mereka akhirnya duduk dalam satu ruangan. Nola tampak begitu bahagia bisa dekat dengan orang-orang yang ia sayangi. Sesekali ia duduk di pangkuan Bara, lalu kembali berlari ke arah Rangga. “Kami... minta maaf kalau selama menjadi...” ucap ibu Rangga, suaranya bergetar, menahan air mata. “Ma...” ucap Dona lirih, lalu mendekat dan mengusap punggung tangan mertuanya dengan lembut. Rangga kemudian membujuk Nola. “Main di sana dulu, ya. Lagi meeting,” ucapnya sambil berbisik dengan nada bercanda. “Oke, Daddy, aku main dulu!” s
Last Updated: 2025-10-01
Chapter: RANGGA MENGAKUI KESALAHANNYA PADA KEDUA ORANG TUANYAMenjelang sore hari, Bara terlihat meninggalkan kantor menuju apartemen. Setibanya di sana, Dona langsung menyambutnya dengan pakaian minim dan terbuka. “Apa-apaan nih?” ucap Bara sambil tersenyum, matanya menatap istrinya penuh godaan. “Kenapa? Nggak suka?” ucap Dona dengan senyum genit, seakan menantang. “Semalam ada yang nangis karena sakit anu-nya, loh…” ucap Bara mengingatkan dengan nada nakal. “Ih! Aku kan udah nggak sakit lagi…” balas Dona, wajahnya merona. “Oh, jadi mau gituan lagi, Sayang?” tanya Bara sambil tersenyum, meletakkan tas kerjanya, lalu dengan cepat membuka jas dan kancing kemejanya tepat di hadapan Dona. “Hahaha!” Dona tertawa lalu berlari menuju dapur untuk bersembunyi dari Bara. “Sini…” ucap Bara, kini tanpa mengenakan pakaian, berjalan cepat mendekati istrinya. “Nggak!” teriak Dona sambil tertawa, menghindar dengan lincah. “Ah, salah sendiri mancing nafsu suami!” ucap Bara sambil tersenyum, akhirnya berhasil menangkap tubuh Dona. Keduanya
Last Updated: 2025-09-30
Chapter: BARA DAN RANGGA AKHIRNYA SEPAKATDona menarik napas panjang, menahan gejolak dalam dadanya. “Mas... jangan gantungin hidup kamu di aku. Aku bukan rumah yang bisa kamu pulangin lagi. Aku cuma kenangan, dan kenangan nggak bisa kamu peluk terus-terusan,” ucapnya lirih, suaranya bergetar. Rangga menunduk, air matanya jatuh. Dona menatapnya sekali lagi, lalu tersenyum dengan getir. “Aku doain kamu nemuin rumah baru yang bener-bener bikin kamu bahagia. Bukan aku.” Rangga terdiam sejenak, sementara hati mereka berdua sama-sama retak dalam keheningan yang seolah tak bisa disembuhkan kata-kata. “Bisa nggak aku lanjutin hidup tanpa kamu?” tanya Rangga dengan suara parau, seolah setiap kata yang terucap menyayat dadanya. Dona hanya bisa menangis mendengar itu, bahunya bergetar menahan sesak. “Andai aja aku bisa lebih lama sama kamu... Segalanya bakal aku lakuin asal bisa sama kamu terus. Aku mohon izin sama kamu, buat lanjutin hidup aku tanpa kamu. Semoga aku sanggup, Dona,” ucap Rangga, matanya berkaca-kaca, menatap
Last Updated: 2025-09-30
Chapter: PENGAJUAN CINTA RANGGA UNTUK TERAKHIR KALI PADA DONA“Aku janji, nggak sentuh kamu,” ucap Rangga di telepon, suaranya penuh desakan. “Nggak bisa,” ucap Dona singkat, tapi nada suaranya tegas. “Dona, aku masih suami kamu, loh...” ucap Rangga pelan, seolah mencoba melembutkan hati istrinya. Dona terdiam. Hatinya ingin membantah, tapi kenyataan pahit itu memang benar: secara hukum, ia masih istri dari Rangga. “Tolong... sebentar aja,” ucap Rangga lagi, kali ini nadanya penuh harap. “Aku minta izin suami aku dulu,” ucap Dona, berusaha menahan getaran di suaranya. “Dona, nggak perlu! Kamu... kamu istrinya aku. Kenapa sesulit ini ketemu kamu?” ucap Rangga dengan nada meninggi, emosinya mulai pecah. Ia menahan napas sejenak lalu melanjutkan dengan suara bergetar, “Kenapa takut ketemu aku... kalau kamu memang benar-benar nggak punya sedikit pun perasaan sama aku lagi?” “Aku nggak mau. Aku harus menjaga perasaan suami aku... yang pertama kali dalam hidup aku,” ucap Dona, matanya basah menahan tangis. Rangga mengusap wajahnya kasar, suar
Last Updated: 2025-09-29
Chapter: RANGGA NEKAT MENGHUBUNGI DONA.“Mas, hari ini... kamu mau anterin Olla ke rumah Mas Rangga?” tanya Dona sambil menyiapkan pakaian kerja Bara dengan penuh perhatian. “Iya, sekalian aku mau ketemu dia dan minta dia untuk pisah dari kamu,” ucap Bara mantap, sorot matanya serius. “Um... tolong minta dia buat nggak usah temui aku lagi, Mas,” ucap Dona lirih, seolah tak ingin ada bayangan masa lalu yang menghantui. “Iya, pasti, Sayang. Aku juga nggak mau Rangga ketemu kamu lagi,” ucap Bara sambil menggenggam tangan istrinya dengan erat. Setelah bersiap-siap, Bara segera mengajak Nola untuk pergi ke sekolah. “Hati-hati di jalan. Nanti pulang sekolah sama Daddy, dan Daddy yang anterin kamu ke rumah Nenek, ya,” ucap Dona penuh kasih pada Nola. “Siap, Mama! Mama jangan sedih ya. Aku mau ketemu Papa dulu nanti. Bye, Mama!” seru Nola sambil melambaikan tangannya dan memberikan ciuman jauh yang manis pada Dona. “Dasar genit, kayak Daddy-nya. Dadah... sayang!” balas Dona dengan senyum lebar dari depan pintu apartem
Last Updated: 2025-09-28
Chapter: KANYA JADI INCARAN MUSUH LAMAMalam itu di sudut gelap dekat warung kopi tua yang sepi pelanggan, dua pria itu duduk di atas motor masing-masing, helm masih menggantung di setang. Rokok menyala di ujung jari mereka, dan obrolan pelan tapi penuh racun mengalir di antara kepulan asap. “Besok kita mulai rencana,” kata si pria bertubuh kekar, menyesap rokoknya pelan. “Kita culik, tapi nggak langsung. Kita bikin dia panik dulu.” “Penculikan, pemerasan, bisa dapet ratusan juta. Cewek kayak gitu pasti punya harga,” jawab temannya yang lebih kurus, matanya tajam memperhatikan layar ponsel yang menampilkan foto Kanya dari akun sosial medianya. “Masalahnya, dia tinggal sama cowok. Mungkin suami. Mungkin pacar.” “Kita pastiin dulu besok. Kalau perlu kita nginep depan gedung. Kita harus tahu siapa aja yang keluar masuk apartemen itu.” Mereka tertawa pelan. Tawa yang lebih mirip desisan ular ketimbang manusia. Sementara itu... Di dalam apartemen yang terang dan modern, Brian duduk rapi dengan kemeja putih yang atasnya u
Last Updated: 2025-07-19
Chapter: ORANG YANG MENCURIGAKAN MUNCUL? Sementara itu di apartemen, Brian duduk di depan laptop dengan rambut sedikit acak-acakan dan kaos oblong berwarna abu-abu. Daniel duduk manis di pangkuannya, tangan kecilnya sibuk memainkan stabilo berwarna kuning. “Daniel, jangan ganggu mouse-nya Daddy dong…” Daniel menyeringai sambil menunjuk layar dan berucap, “Dino! Daddy, itu Dino!” “Bukan, itu grafik performa keuangan bulan ini, Nak…” Brian tersenyum lelah, namun matanya tetap hangat. “Tapi kalo kamu bilang Dino juga, ya udahlah…” Hari ini, mereka tidak hanya menjalankan peran. Mereka hidup di dalamnya. Kanya di depan kamera, Brian di balik layar, dan Daniel menjadi pusat dari semesta mereka berdua. ••• Siang itu, di apartemen yang mulai sunyi karena AC menyala lembut dan tirai ditutup setengah, Brian duduk di lantai sambil menyuapi Daniel yang enggan diam. Bayi gemuk itu lebih sibuk bermain dengan sendok dan menjatuhkan mangkuk kecil ke lantai. “Daniel, suap nih... Aaaa... pesawat mendarat di mulut!” suara Brian
Last Updated: 2025-07-17
Chapter: KELUARGA SINTIA KECEWA. BRIAN SAMA KANYA SIBUK BUAT ANAK KE DUA.Rumah Sakit, malam hari Lampu di ruang IGD bersinar terang. Di luar, Ibu Silvi duduk dengan mata sembab, sementara Pak Erik berjalan mondar-mandir dengan wajah tegang. Dokter baru saja keluar dan menjelaskan bahwa Sintia masih belum sadar akibat overdosis dan benturan dari kecelakaan. Ibu Silvi dengan suara gemetar, “Dia cuma butuh ditanya kabarnya. Sekedar ‘kamu nggak apa-apa’, gitu aja nggak ada...” Pak Erik menahan amarah, “Brian... bocah itu. Dulu sopan. Dulu perhatian. Tapi sekarang?! Ditelepon pun jawabannya cuma ‘maaf, Brian nggak bisa kesana’. Lalu ditutup.” Ibu Silvi menghapus air matanya. Ibu Silvi berucap, “kamu pikir dia kayak gini karena siapa? Karena disakitin, karena dikhianatin? Tapi dia perempuan, Erik. Sekalipun salah, masih pantas dikasih waktu bicara.” Pak Erik duduk akhirnya, diam sejenak sebelum dia berkata, “kalau anak itu bisa tega ninggalin perempuan yang pernah dia tunangin begitu aja... berarti hatinya udah dibagi ke yang lain.” ••• Daniel suda
Last Updated: 2025-07-16
Chapter: MANTAN BRIAN DATANG LAGI?LOBBY KANTOR NHB – JAM 14.10 SIANG Suasana kantor elite NHB mendadak gaduh. Security yang biasa bersikap tenang langsung siaga waktu seorang wanita berdandan glamor datang masuk tanpa appointment. Sintia. Dengan high heels menggedor lantai, rambut terurai, dan wajah penuh amarah yang ditutup senyum palsu. “Maaf, Mbak. Nggak bisa sembarangan masuk—” “Gue tunangannya Brian!” hardik Sintia, langsung melenggang ke lift eksekutif. Satpam bingung, tapi tetap ikutin dari belakang. RUANGAN BRIAN – LANTAI 12 Brian yang sedang review katalog lookbook baru tiba-tiba berdiri pas pintu ruangannya dibuka paksa. “Sayang, kita bisa ngomong baik-baik nggak?” Suara Sintia mendayu-dayu. Nggak cocok sama cara dia maksa masuk. Brian berdiri pelan. Tarik napas. Lalu menatap wanita itu dari ujung kaki sampai kepala seolah dia lagi lihat sesuatu yang menjijikkan. “Satpam.” Nada suaranya datar. “Brian?!” “Keluarin dia.” Dua satpam masuk dan langsung mengarah ke Sintia. “Brian! Lo
Last Updated: 2025-07-15
Chapter: IMBAS PENGKHIANATAN IRVAN KE BRIAN.PAGI DADDY DAN GRAFIK Pagi itu, aroma tumisan sayur dan telur orak-arik khas buatan Kanya menguar dari dapur. Kanya mengenakan apron lucu bergambar dinosaurus—bukan karena hobi, tapi karena Daniel yang milih waktu mereka belanja bareng. Di meja makan, kotak bekal stainless steel udah disusun rapi, isinya lengkap: nasi, ayam bumbu kecap, sayuran, dan potongan buah. Sementara itu, suara cipratan air terdengar dari kamar mandi. “Daniel... sabunnya jangan di makan, ya sayang…” teriak Kanya sambil nyalain hair dryer, lalu buru-buru ke kamar mandi. Daniel duduk di dalam ember mandi warna biru laut, tubuh gempalnya penuh busa, dan wajahnya senyum-senyum sambil ngerespon mainan bebek karet yang tenggelam di antara gelembung sabun. Di depan kaca wastafel, Brian berdiri dengan wajah serius, rambut masih sedikit basah. Pakaian kantor udah rapi, dasi tinggal disesuaikan. Tapi tangannya masih pegang ponsel yang menampilkan grafik progres proyek. “Kalau kita pakai pendekatan minimalis, g
Last Updated: 2025-07-11
Chapter: DARI MASA LALU MUNCUL “Maksudnya... kita pura-pura pernah punya masa lalu?” tanya Kanya sambil nyuapin Daniel suapan terakhir.Brian angguk sambil peluk Daniel makin erat.“Kita ketemu lagi baru-baru ini. Reconnect. Kamu bawa Daniel. Aku syok, tapi mutusin buat tanggung jawab. Cerita kayak gini masih bisa dimaafin... dibanding kalau kita jujur soal kekerasan itu.”Kanya diem. Matanya berkaca-kaca.“Tapi aku bohongin mama papa, Mas...”“Aku juga. Tapi bohongin demi kebaikan mereka. Kita yang nanggung. Daniel nggak akan ngerti nanti—yang penting dia tumbuh dalam cinta.”Kanya taruh sendok dan tatap Brian penuh rasa percaya. “Oke... deal, Mas.”Brian senyum, lalu gendong Daniel tinggi-tinggi.“Deal. Kita tutup masa lalu kamu, kita mulai dari cerita versi kita.”Daniel tertawa-tawa kegirangan diangkat ke udara. Kanya ikut tertawa sambil ngelap mulut si kecil.“Yang penting kita bertiga... bareng terus,” ucap Kanya.
Last Updated: 2025-07-10