Leon mendapatkan telepon dari Velope yang mengkhawatirkan kesehatan Leon. Ia juga penasaran kenapa bisa Leon tidak membangunkan dia dan berpamitan seperti biasanya. Apakah sudah lelah ia mengejar Velope atau dia marah karena Velope mengajaknya hanya sebatas berteman tidak sebagai seorang kekasih. Banyak pertanyaan di benak Velope.
"Halo tuan Leon, kenapa anda tidak berpamitan denganku semalam, apa anda marah kepadaku?" tanya Velope.
"Untuk apa aku marah kepadamu Velope, aku senang bisa menghabiskan waktu bersamamu semalam walau hanya sekedar makan malam, aku tidak ingin mengganggu istirahatmu, jadi aku langsung pulang, apa kau merindukanku?" ledek Leon.
Velope tidak menjawab lagi pernyataan Leon ia masih menganggap Leon seorang yang menyebalkan. ia segera mematikan telepon yang penting dia sudah mendapatkan jawaban kenapa tidak mengucapkan salam perpisahan semalam. Velope ini sungguh aneh sudah tahu hanya hubungan teman biasa kenapa bisa bersikap seolah merek
Henri menyadari bahwa sahabatnya itu sedang tidak dalam kondisi senang. Ia terus menceritakan masalah apa yang membuatnya bahagia, Leon terbelalak menjadi serius mendengarkan cerita dari Henri tentang masalah yang sempat viral beberapa hari ini."Kau tahu Leon, kasus tentang pencemaran nama baik yang dilakukan oleh Angie sudah di putuskan oleh Hakim!" seru Henri senang."Apa aku tidak salah dengar, bagaimana dengan video dan foto itu kan asli?" tanya Leon kaget."Aku mengakui bahwa itu adalah aku, Hanna yang mengurusnya untukku," jawab Henri.Henri memperjelas semuanya, jadi Hanna kakak perempuan Henri mengatakan bahwa itu adalah pencemaran nama baik, mereka melakukan secara sadar dan suka sama suka, pihak pemeran wanita video itu juga mengancam jangan sampai perbuatan mereka tersebar ke luar karena citranya bisa rusak. Alasan lainnya karena dia ada ikatan tunangan dengan keluarga Atmaja."Aku dengar Angie melakukan banding ke pengadilan, apakah ke
Suara teriakan itu melengking terdengar sampai jauh dan membuat semua orang yang berada di sekitar mencari sumber suara. terjadi kericuhan di tempat dimana Velope sempat mendapatkan perundungan dari sejumlah geng yang suka mangkal di klub tersebut."Kenapa kalian diam saja seperti orang bodoh, cepat bantu aku melawan dia," teriak sang ketua geng."Baik bos, kurang ajar berani sekali melukai bosku," ucap salah satu anak buahnya.Mereka menyerang Leon secara bersamaan, satu orang melawan tiga orang. Karena sang ketua geng sudah merasakan kesakitan lebih dulu. Melihat situasi yang sudah tidak memungkinkan Silvi segera pergi meninggalkan lokasi karena takut ketahuan."Kurang ajar kenapa perempuan itu selalu mendapatkan keberuntungan," gumam Silvi seraya lari masuk ke dalam klub dengan perasaan yang tegang."Apa yang membuatmu gelisah seperti ini sayang?" ucap seorang pria yang memang janjian dengan Silvi.Silvi tidak menjawab hanya melakukan tug
Polisi menggelengkan kepalanya selama tidak ada penjamin, mereka tidak akan bisa keluar dari kantor polisi dengan mudah. Dua orang berlari dengan tergesa-gesa dan juga menghampiir Leon dan Velope yang ada di ruang penyidik."Tidak boleh, kalian tidak diperbolehkan pulang kalau tidak ada penjamin," jawab polisi."Itu apakah berlaku untuk kami juga pak?" tanya kepala geng preman."Kalian juga tidak ada penjamin makan harus di tahan," jawab petugas.Henri dan Meri bersusah payah melewati sekumpulan wartawan yang menghalanginya masuk. Entah dari mana berita yang mengatakan bahwa ada Velope dan Henri ada di dalam kantor [olisi itu."Saya akan menjadi penjamin untuk kedua orang ini agar bisa keluar dari tahanan pak!" seru Henri dengan tegas."Baiklah ikuti prosedur kami," jawab petugas kepolisian.Henri juga menjamin keluarnya ke empat preman itu. Sebelumnya mereka membuat kesepatkan, Henri membawa mereka keluar dari kantor polisi tetapi ha
Nyonya Atmaja menyesap teh camomile dalam cangkirnya. Beliau belum menjawab apa yang ditanyakan oleh suaminya. Biarkan sang suami merenungi kesalahan apa yang dilakukannya sehingga Leonardo Atmaja memilih keluar rumah. "Aku rasa putraku yang baik akan memaafkanmu, sekarang biarkan dia menikmati waktunya bebas disana, tapi sebagai orang tua kita tetap mengawasinya." Nyonya Atmaja memberikan nasehat. "Kali ini aku setuju padamu, rindu itu ternyata menyesakkan dada," ucap tuan Atmaja. Hari semakin siang, tuan Atmaja pergi ke perusahaannya. Beliau hampir saja memutuskan kontrak dengan Velope atas berita yang ditanpiljan di akun gosip dan layar televisi. "Bagaimana dengan negosiasi model yang sedang Viral itu?" tanya tuan Atmaja kepada sekretarisnya. "Berjalan dengan lancar, dia sangat sopan juga cerdas," jawab sekretaris tuan Atmaja. Sekretaris tuan Atmaja membeberkan beberapa fakta tentang Velope. Selain sopan dan cerdas, atitutnya juga b
Silvi memandang sinis Meri manajer yang akan membimbingnya mulai hari ini. Entah apa yang membuat Silvi tak suka dengan Meri pada awalnya."Aku tidak suka berada dibawah bimbinganmu, kau terlalu membosankan," jawab Silvi ketus."Karena mulai hari ini kau adalah artis binaanku maka kau harus mematuhiku," ucap Meri dengan tegas.Silvi berdecak kesal selama satu bulan kedepan. Meri akan menemani Silvi syuting maupun pemotretan, tidak ada kata nanti atau belum siapa. Silvi harus diajarkan diaiplin dan tepat waktu agar semua orang menilainya baik."Apa kau sengaja melakukan ini padaku?" tanya Silvi."Kau harus mulai terbiasa bekerja dibawah bimbinganku, jika tidak disiplin mana ada orang yang mau bekerja sama denganmu, satu lagi perbaiki atitude mu," pinta Meri dengan tegas.Silvi menghela nafasnya tamat riwayatnya jika bekerja dengan Meri. Kebebasannya akan terenggut dan ia tidak akan bisa bekerja sesuka hatinya.Meri orang yang keras, ra
Haruka khawatir Leon tidak mengangkat telepon karena tidak mau bekerja dengannya. Begitu jelekkah manajemen yang ia pimpin sehingga seorang Leonardo atau yang akrab di sapa Leon tidak mau mengangkat telepnnya."Ya Tuhan kenapa teleponku tidak dijawab, apa dia todak mau bekerja dengsnku?" gumam Haruka dengan panik."Apa yang kau khawatirkan, tenanglah Leon pasti datang, mungkin dia hanya belum bangun saja!" seru Meri menenangkan Haruka.Haruka mengutarakan perasaannya pada Meri. Ia hanya takut kalau Leon tidak mau bekerja dengannya.***"Jam berapa Haris, kenapa tidak membangunkanku?" tanya Leon yang baru saja bangun."Aku takut kau marah tuan, emm sejak tadi ponselmu berdering," ucap Haris.Leon mengecek ponselnya nomor baru dan ada pesan untuknya, itu dari manajer barunya, manajer itu ketakutan kalau Leon tidak mau masuk menjadi anak didiknya. Dia merasa tidak enak dan segera bergegas mandi dan ganti baju dengan buru-buur. 
Henri menenangkan Silvi yang selalu menggunakan amarah saat berdiskusi dengan manajemannya. Henri hanya menginagtkan dia supaya tidak gegabah dalam bertindak jika dia terkena skandal sekali saja semua itu akan berdampak pada karirnya, orang-orang terdekatnya dan tentunya masyarakan akan memandang buruk citranya lebih parahnya tidak akan ada pihak yang mau bekerja sama lagi dengannya."Kau tenangkan diri dulu, tidak ada yang membela salah satu pihak, duduklah!" pinta Henri dengan tegas."Aku merasa diperlakukan tidak adil disini, semua orang memuji Velope, sedangkan aku selalu diremehkan dan dihna," jawab Silvi ketus.Henri menggelengkan kepalanya, harus menggunakan bahasa apa untuk berbicara baik-baik dengan Silvi ini. Dikasari makin ngelunjak pakai cara halus dia tidak mengerti."Silvi aku tanya kau sekali lagi, kau dan Velope sama-sama dari agensi yang sama dan masuk juga beda hanya satu hari, Apakah kau iri dengan pencapaian Velope?" tanya Henri.
Velope kalang kabut saat sedang serius tiba-tiba ponselnya dirampas orang ia berteriak ada copet. Leon yang mengerjainya tertawa kecil sambil membawa ponsel Velope."Dimana copetnya nona Velope?" tanya Asisten Hanna yang ikut panik."Copet ganteng ada di depan kalian!" seru Leon.Velope dan Hanna merasa jantung mereka mau copot, ternyata hanya dikerjai oleh Leon semata. Mereka mengjela nafas dan menyadarkan diri dulu, lalu mengajak makan malam Leon sambil tertawa geli menertawakan hal yang tidak jelas tadi."Kau sedang melamun apa tadi nona Velope?" tanya Leon sambil menunggu pesanan makanan datang."A-ku hanya sedang istirahat selepas syuting," jawab Velope.Mana dia tahu kalau orang yang dia tunggu sudah berada di lokasi syutingnya dan membuat jantungnya hampir copot karena merampas ponsel seperti seorang copet."Maafkan aku mengagetkanmu tadi, aku sudah memanggilmu tapi tidak ada respon jadi ya aku ambil saja ponselmu agar kau sada