Nyonya Atmaja mengatakan pasti putranya mau memaafkan jika ia tulus meminta maaf dan tidak mengulangi lagi perbuatan yang membuatnya kesal atau tidak suka. Biarkan Leon menjalani apa yang sudah dia inginkan.
"Cukup untuk mendukung Leon menjadi apa yang dia inginkan dan juga kau tuus dalam meminta maaf," ucap nyonya Atmaja.
"Kalau begitu aku akan berangkat kerja dulu, nanti tolong temani aku untuk berbicara dengan anakmu," ucap tuan Atmaja.
Nyonya Atmaja mengangguk tanda setuju dan tersenyum melihat tuan Atmaja yang bisa dinasehati olehnya. Beliau sangat senang dengan perubahan sikap suaminya yang keras kepala itu. Nyonya Atmaja melanjutkan pekerjaannya yang belum selesai.
***
"Tuan muda tamu kita sudah berada di ruang meeting," ucap Haris menyambut kedatangan Leon.
"Baik terima kasih." balas Leon yang segera masuk ke ruang meeting disusul oleh Haris dari belakang.
Leon memimpin jalannya meeting kali ini. Kliennya yang hari ini ia temu
Leon mengiyakan apa yang ditanyakan oleh mamanya, ia berjanji akan datang ke tempat yang di tentukan oleh nyonya Atmaja saat ini Leon memang sudah selesai kerja tapi ada urusan yang harus ia selesaikan terlebih dahulu."Baik ma atur saja tempatnya hari ini apkaah bisa jam sembilan malam saja ketemunya, soalnya nanti pukul tujuh malam Leon baru kelar urusan," pinta Leon."Oke mama tentukan dulu tempat yang asyik untuk kita mengobrol biar lebih nyaman," ucap Nyonya Atmaja.Tuan besar Atmaja sedang menguping pembicaraan istri dan putranya. Beliau sedang ketar ketir takut Leon tidak mau memaafkannya. Saat nyonya Atmaja mematikan teleponnya ia segera mendekat dan bertanya, "Bagimana jawaban Leon?""Kita siapkan tempat untuk bertemu dengannya, kau juga jangan lupa untuk mengabari keluarga Handoko!" seru nyonya Atmaja.Tuan Atmaja segera memberitahu tuan Handoko dan putrinya untuk datang ke pertemuan yang diadakan oleh Tuan Atmaja dan istrinya malam
Velope mendekati tuan Handoko dan putrinya ia membisikkan kalimat ke telinga tuan Handoko dengan lantang dan jelas. Kalau besok akan ada klarifikasi dan jumpa pres yang diadakan oleh Velope tentu saja tuan Handoko dan putrinya harus datang."Aku akan menjawab dalam konferesni pers besok pagi, kalian siap-siap saja datang ya," ucap Velope sambil mengibaskan rambutnya."Velope ayo kita pulang, aku tidak sudi lama-lama di sini," ucap Leon.Mereka pergi bergandengan tangan orang sampai melihat mereka dengan tatapan melongo Velope yang mereka kenal apakah memang orang yang seperti itu. Merebut tunangan orang dan menyiksa gadis tunangan pria tampan itu."Aku tidak menyangka Velope orang yang seperti itu tega merebut tunangan gadis lain bahkan memberikan trauma kepada tunangan pria tampan itu," bisik pwngunjung kafe."Aku juga tak mengira kalau idola kita seperti itu," balas pengunjung satunya.Keesokan harinya Meri sudah panas dan marah kepa
Semuanya baik-baik saja tidak ada yang memutuskan kontrak. Mereka hanya ingin lihat perkembangan kasus dulu barulah memberikan tindakan."Sejauh ini tidak ada, aku harap setelah konferensi pres semuanya akan baik-baik saja," jawab Meri."Bagus kalau begitu, ayo bekerja lagi," ajak Velope.Meri menemani Velope ke tempat kerja. Ini untuk berjaga-jaga kalau ada paparazi atau apapun itu yang mengganggu kerja Velope. Ia akan memasang badan untuk menjaqab karena ia tak ingin artisnya mendapatkan masalah lebih lanjut."Velope fokuslab bekerja, aku akan menunggu di sini," ucap Meri."Baik Meri terima kasih ya," balas Velope.Velope bekerja sedangkan Meri masih kontek dengan bosnya. Akhir-akhir ini Velope dan Leon memang sering bersama. Meri jadi kepikiran sesuatu kalau mereka memang menjalin kisah asmara. Tapi status mereka berbeda bagaimana mungkin bisa bersama."Leon apa kau mau memaafkan papamu?" tanya tuan Atmaja."Untuk apa aku te
Leon masih bercengkrama dalam teleponnya. Dalam waktu lima belas menit barulah ia mematikan telepon dan terlihat bahagia. Tepat pukul lima sore Leon meninggalkan kantor.Leon menegndarai mobilnya untuk menjemput Velope kesayangannya. Ia akan membawanya ke rumah keluarga Atmaja."Velope apa kau sudah siap bertemu dengan kedua orang tuaku?" tanya Leon."Aku sudah siap, walaupun nanti banyak pertanyaan yang tertuju padaku aku sungguh siap sekali," jawab Velope dengan wajah yang sumringah.Leon menggandeng Velope menuju ruang tamu, disana sudah ada orang tuanya nenek dan bibinya yang sungguh manja dan dicap benalu olehnya serta keluarga pamannya yang ia undang untuk memperkenalkan calon istri Leon."Selamat malam semuanya," sapa Leon."Selamat malam seluruh keluarga tuan besar Atmaja." sapa Velope sambil membungkukkan sedikit badannya.Telepon yang Leon angkat tadi dari orang tuanya. mereka mengundang Velope untuk makan malam dirumah. Sek
"Velope! Tengok ke arah sini!" teriak salah seorang fotografer yang berada di tengah kerumunan fotografer lainnya."Velope! Senyum yang lebar, Velope!" seru fotografer lain dengan bersemangat.Di tengah kerumunan yang terbelah dua, seorang gadis berparas rupawan, berdiri sembari melambaikan tangannya. Tak lupa juga dia melemparkan senyuman ke beberapa arah, juga memberikan pose terbaik yang bisa dia tunjukkan.Ya, dialah Velope Pranaja, aktris tanah air yang namanya saat ini sedang melambung tinggi. Kecantikan dan keramahannya menarik semua orang, membuat pria maupun wanita tergila-gila padanya.Selesai memberikan kesempatan pada para fotografer untuk mengambil foto dirinya, Velope mulai berjalan ke arah mobil hitam yang menunggunya. Namun, langkah kakinya berhenti ketika dia mendengar suara kasar sang bodyguard di belakangnya."Kamu tidak boleh mendekat! Pergilah!" teriak salah seorang bodyguard Velope kepada satu pria dengan waj
Ketika Leon dan Henri asyik bercengkrama mengenai pekerjaan apa yang cocok untuk Leon, beberapa orang berpakaian serba hitam dengan tubuh tegak menghampirinya.“Tuan Muda, mohon jangan mempersulit kami! Tuan Besar meminta kami untuk menjemput Anda,” ucap salah satu bodyguard.“Katakan pada Papa, aku tidak mau pulang dengan paksaan,” jawab Leon dengan nada marah.Bodyguard itu tidak menghiraukan apa yang di katakan oleh Leon karena mereka diperintahkan langsung oleh Tuan Besar. Saat Leon melawan, mereka memukulnya hingga pingsan dan akan membawa pulang ke kediaman utama Tuan Besar Atmaja.Setelah beberapa puluh menit, mereka tiba di kediaman Tuan Besar Atmaja.“Tuan Besar, kami sudah membaringkan Tuan Muda di atas kasurnya.”“Kerja bagus! Kunci kamar anak itu karena besok putri temanku akan datang ke rumah,” ucap Tuan Besar Atmaja.Keesokan harinya, Leon terbangun. Dia s
Rencana licik tersusun rapi dipikiran Angie. Dia ingin Leon berhenti memikirkan Velope, seorang aktris yang merupakan rival asmaranya saat ini. Melihat Leon yang sangat dingin kepadanya saat ini, dia sudah tak sabar untuk melancarkan aksinya.“Leon, kau sungguh kejam.” Angie berpura-pura mengeluarkan air mata.“Yang namanya perasaan itu tidak dapat dipaksakan, Angie. Lebih baik, aku berterus terang padamu saat ini, daripada harus membuatmu terluka lebih dalam,” ucap Leon dengan santai.Hati Angie bergemuruh ingin meluapkan kekesalannya, tetapi dia harus menjaga image di depan orang yang dijodohkan dengannya itu. Angie berlari meninggalkan Leon, berharap akan dikejar dan minta maaf seperti yang ada di film-film. Namun, bayangan Angie salah Leon sama sekali tidak mengejarnya.“Di mana Leon? Kenapa hatinya tidak sedikit pun tergerak? Biasanya, aku selalu berhasil jika menggunakan trik ini.”Bruk!Ses
Leon kali ini tidak ingin menjadi boneka papanya. Untuk kekasih hati, harus dari pilihannya sendiri. Sudah cukup seluruh hidupnya diatur oleh orang tuanya, semua keinginannya harus terpendam karena tidak diizinkan oleh sang papa.“Hanya karena mencintai seorang wanita yang tidak jelas, kau menjadi seorang pembangkang!” seru Tuan Besar Alexander.“Papa, selama ini, aku sudah menjadi seorang anak penurut bagimu. Sekarang, saatnya aku menentukan pilihan hatiku sendiri,” jawab Leon dengan tegas.Percekcokan terjadi di antara keduanya. Leon ingin yang menjadi pendampingnya adalah pilihan hatinya sendiri, sedangkan Tuan Besar Atmaja ingin Leon mempunyai istri dari kalangan pengusaha yang sepadan dengan mereka, itu juga harus wanita yang dipilihnya.“Sudah cukup! Kalian ini, apa tidak capek berdebat terus?” tanya Nyonya Atmaja yang melerai keduanya.“Lihat! Anak kesayanganmu ini menjadi anak yang tidak berbakti se