Share

Bab 9

Penulis: Evie Yuzuma
last update Terakhir Diperbarui: 2022-03-19 11:17:15

PENJUAL REMPEYEK YANG DIHINA SAUDARA TIRINYA ITU DINIKAHI SULTAN

#MENIKAH DENGAN SULTAN (9)

Selamat Membaca! 

Rika berjalan keluar ruangannya dalam keadaan ngambek. Rendi menatap punggung perempuan berusia dua puluh tujuh tahun itu. Sementara itu, otaknya memutar cara agar bisa bisa mengendalikan Rika dan tidak merusak reputasinya. Namun dering telepon yang teronggok di mejanya mengalihkan perhatian. Rendi segera mengangkatnya dan menyapa seseorang dari seberang sana. 

“Selamat pagi, Pak Rendi!” sapa Haris---personnel General Affair. 

“Pagi!” Rendi menarik napas lalu membuangnya kasar. 

“Pak Rendi, berdasarkan informasi dari bagian lapangan, mobil operasional yang Pak Rendi pakai untuk meeting kemarin belum kembali, ya?” selidiknya. 

“Iya Pak Haris, minta maaf banget … hmm … kemarin waktu saya sedang mengajak klien makan, bagian depan mobilnya tertimpa dahan di parkiran, jadi agak penyok. Makanya saya titip di bengkel untuk diperbaiki dulu,” ucap Rendi. 

“Kan ada asuransi, Pak! Kenapa Bapak harus merogoh kocek sendiri! Bisa cabut saja, Pak! Biar saya yang urus ke asuransi!” ucapnya. 

Rendi terdiam sebentar, lalu memutar otak mencari alasan agar tidak terjebak dengan jawaban yang salah karena mobil itu sebetulnya sedang pura-pura diberikan pada Taysa, gadis yang tengah digandrunginya saat ini. Gadis ranum yang sudah membuatnya mabuk kepayang.

“Bisa bahaya kalau mau ke asuransi, bisa-bisa ketahuan semua kebohonganku. Bahaya, nih … gak bisa ikut promosi kenaikan jabatan nanti!” batin Rendi. 

“Hallo, Pak Rendi! Pak Rendi!” Suara Haris membuat kesadarannya kembali. 

“Emhhh, gini, Pak! Sebetulnya saya sudah bayar DP, jadi gak apa lah … biar di bengkel sana saja! Toh kalau asuransi ‘kan posesnya lama!” kilah Rendi. 

“Hmmm, nanti saya coba tanyakan pada Bu Erni. Soalnya tadi Bu Erni yang ngecheck ke lapangan. Saya malah yang kena, karena lupa kemarin itu mobil yang itu dipakai Bapak.” Haris lalu menutup panggilan. 

Rendi mengusap wajah kasar. Memang semua ada risiko. Demi mendapatkan kegadisan Tasya, tak apa dirinya harus berakting, memberi mobil untuknya, meskipun sebetulnya hanya dia pinjamkan sementara. 

Rendi menatap rancangan project yang tengah ditanganinya. Sebuah apartemen river side yang menggunakan konsep Japanese modern. Drawing konsep dari bagian design sudah diterimanya, diamatinya baik-baik. Konsep dari pemilik perusahaan langsung itu cukup menarik dan unik. Membeli area lahan di tempat yang sedikit masuk ke area kampung yang masih sejuk dan membuat satu komplek pemukiman modern, termasuk satu buah mall yang terintregasi langsung dengan bangunan itu cukup menarik untuk para investor. Hanya saja, dirinya dan beberapa tim di lapangan memang sengaja mengambil keuntungan dari sela-sela project besar ini. 

Setengah hari sudah Rendi berkutat dengan pekerjaannya. Sebagai seorang manager operasional dan purchasing, kredibilitasnya memang tidak diragukan. Perusahaan sudah memberinya kepercayaan penuh untuk mengurus beberapa project penting. Namun, ternyata semua kewenangan tersebut membuat Rendi melihat peluang. Peluang untuknya memperkaya diri sendiri sehingga mendapatkan pendapatan yang berkali-kali lipat dari pekerjaan tercelanya itu.

Dering gawainya kembali berbunyi. Nama Dirman terpampang di sana. Rendi bergegas mengangkatnya. Hari ini Dirman akan kembali menyisir para penghuni yang masih bertahan dan melakukan negosiasi lagi. 

“Hallo! Selamat siang, Pak Rendi!” Dirman menyapa lelaki yang dikenalnya sebagai bos itu. 

“Siang, Pak Dirman! Ada kabar apa? Bagaimana prohress di lapangan?” Rendi bertanya antusias. 

“Hanya tinggal dua rumah yang membangkang, salah satu dihuni oleh seorang gadis dan ibunya yang sakit-sakitan, sementara itu satu rumah lagi dihuni oleh satu keluarga. Ada lima orang anak, satu orang perempuan dewasa dan lelaki yang tengah sakit-sakitan juga. Mohon arahannya, Pak!” ucap Dirman dari seberang sana. 

“Lakukan seperti biasa! Namun pastikan sudah berkoordinasi dengan apparat setempat! Sumpal dulu mulut mereka dengan uang! Jadinya ada pengaduan apapun tak akan sampai diproses dan rencana kita tetap berjalan lancar!” titah Rendi. Keberhasilannya pada pembangunan seratus minimarket pada project sebelumnya membuatnya besar kepala. Dia yakin, sang pemilik perusahaan tidak akan campur tangan dan memeriksa pekerjaannya, toh mereka sudah percaya. 

Dirman menutup panggilan. Dia menatap perempuan yang tengah terbatuk-batuk di teras rumah yang terbuat dari papan itu. Harum---ibunya Rinai tengah menunggu Rinai pulang. Biasanya menjelang makan siang, Rinai akan pulang membawakannya nasi bungkus dan mereka akan makan bersama.

“Bu, kalau Ibu sayang dengan anak gadis ibu! Dengarkan kami! Tinggalkan rumah kumuh ini segera! Ini kompensasi dari kami!” Dirman melempar satu buah amplop berisi uang yang tak seberapa. Ditatapnya wanita yang wajahnya tampak pucat itu sambil menyeringai. 

“Pak, s—saya mohon! Ini tempat kami berteduh satu-satunya! Tanah ini pun tanah waqaf untuk panti sosial setahu saya. Dulu dari perangkat desa memang membolehkan kami tinggal di sini dengan membayar murah, akan tetapi tidak semurah harga yang Bapak berikan pada kami, Pak!” Bu Harum berkata panjang lebar. Ditengah batuk dan tekanan darah rendah yang menimpa dirinya, dia masih bisa berpikir rasional. 

“Berarti kamu memang mau melawan kami! Asal Ibu tahu, perangkat desa semua sudah ganti. Kini semuanya baru dan kami sudah mendapatkan izin untuk membangun di wilayah ini! Jadi Ibu tidak ada pilihan lain selain mengambil uang kompensasi dari kami dan pergi meninggalkan tempat ini!” hardik Dirman. 

Lelaki itu mendekat dan menendang meja kayu yang biasanya digunakan Rinai untuk membuat rempeyek. Kompor dan wajan berisi minyak yang ada di atasnya tumpah berhamburan. Harum memegang dadanya, cukup shock dengan perlakuan kasar Dirman. 

“Hentikan! Kalian tidak berhak berbuat onar di tempatku!” Rinai yang baru saja pulang berjualan berteriak. Dilemparkannya panci yang dibawanya sehingga mengenai kepala Dirman. 

“Rupanya besar juga nyalimu, siapa namamu, Manis? Apa kau tidak takut padaku, hah?” Dirman mendekat sambil mengusap pelipisnya yang terkena panci. 

Rinai mundur beberapa langkah ke belakang, langkahnya sudah tiba di halaman rumah sempitnya. Namun tak ada lagi benda yang bisa dipakainya untuk membela diri. Amarah sudah membuat kelakuannya tergesa. 

“Kamu mau dibayar mahal? Ayo kita main-main sebentar?” ucapnya sambil menyeringai. Langkahnya dengan cepat mendekat dan menarik lengan Rinai hingga tubuh mereka nyaris tak berjarak. 

“Lepas!” bentak Rinai seraya memberontak. Namun dia kalah. Tenaga Dirman jauh lebih besar berkali-kali lipat. Satu tangan lainnya kembali menjawil dagu belah yang membuatnya semakin gemas itu. 

Pletak!

Tanpa disangka, satu buah lemparan batu dari jauh mengenai dahi Dirman hingga berdarah. Lelaki itu menoleh ke samping, arah dari mana datangnya batu itu.

Lanjutkan membaca buku ini secara gratis
Pindai kode untuk mengunduh Aplikasi

Bab terbaru

  • MENIKAH DENGAN SULTAN   Bab 78 - End

    Dua minggu sudah berlalu, Abian berangkat ke rumah sakit ditemani Steven untuk mengambil hasil test DNA. Hatinya harap-harap cemas, Almeera yang cantik itu adalah darah dagingnya. Jika bukan, Abian hanya mengkhawatirkan nasib Almeera di masa depannya. Bagaimanapun seorang perempuan jika hamil di luar nikah, maka anaknya bernasab pada ibunya. Satu lembar amplop putih itu sudah diterima Abian. Dia melirik Steven yang turut menyaksikan isinya. Berulang kali, Steven meminta maaf karena dia baru tahu apa yang sebetulnya terjadi. Selama ini, Angel hanya bercerita pada Elissa---maminya. Sementara itu, Steven menganggap semuanya baik-baik saja. Bahkan ketika Angel memutuskan untuk tinggal di rumah mereka pun alasannya karena Abian sering pulang malam dan jadi kesepian. Dia percaya begitu saja. Keduanya duduk di lorong rumah sak

  • MENIKAH DENGAN SULTAN   Bab 77

    Abian yakin, Milalah yang mengompori Azizah untuk menikahkannya lagi. Abian sadar jika Mila iri pada Angel karena langsung hamil dan Azizah mengistimewakannya. Karena itu, dia kini ingin melihat reaksi perempuan itu, jika suaminya yang harus menikah.Seketika wajah Mila memucat. Dia lupa karena terlalu sibuk mengurusi ibu mertuanya agar membenci Angel, dia pun sama memiliki kekurangan. Usia pernikahannya dengan Abizar sudah cukup lama, tetapi cucu yang dinantikan keluarga belum juga ada. Dia lupa setiap ujian pernikahan itu berbeda, jika Abian diuji dengan kehamilan Angel yang terlalu cepat, maka dirinya pun sama yaitu diuji dengan menunggu buah hati yang tak kunjung datang.“Abian! Kamu gak pantas bicara seperti itu pada kakak iparmu, di depan tamu pula!” Azizah merasa tak enak. Dia melirik pada keluarga calon besannya yang kini tampak tak nyaman.&ld

  • MENIKAH DENGAN SULTAN   Bab 76

    “Nanti kamu paham!” bisik Satrio sambil menarik tubuh istrinya untuk berbaring di tempat tidur yang sama.Wajah Maila semakin memanas. Tubuhnya serasa melayang ketika Satrio mulai menyentuhnya. Dia memejamkan mata karena malu. Perasaan bercampur baur menjadi satu. Awalnya keduanya pun masih canggung melakukannya. Namun naluri akhirnya menuntunnya, tubuh Maila yang awalnya tegang karena gugup pun sudah semakin rilex. Perlahan penyatuan itu terjadi, meski sakit dan perih pada awalnya, tetapi perlahan membawanya membumbung menuju puncak surga dunia.Udara yang dingin karena AC tak lagi terasa, keringat membanjiri tubuh Satrio, begitupun Maila. Ada tetes air mata terjatuh pada sudut netra Maila ketika mereka usai melakukannya. Satrio mengecup pucuk kepala gadis yang sudah menyerahkan hidupnya padanya.“Kenapa nangis, May?”

  • MENIKAH DENGAN SULTAN   Bab 75

    “Saya hanya gak percaya diri, Pak! Saya hanya gadis yatim piatu yang miskin, tak berani bermimpi jadi istri Bapak!” tukas Maila lirih.Satrio mendekat. Tangannya mengambil dagu itu agar wajah Maila terangkat. Ditatapnya manik hitam yang selah terhipnotis itu dengan lekat. Entah magnet apa yang membuat wajahnya semakin mendekat, mendekat dan hampir tak menyisakkan jarak bersama gelayar hangat yang menjalar di dadanya.Satrio kembali menjauhkan wajahnya dari Maila setelah mereguk manis bibir yang gemetar itu. Wajah Maila merona dan memanas. Seluruh dunia rasanya berhenti ketika mereka melakukannya. Bahkan kaki Maila saja masih gemetar, ini sentuhan pertama yang di dapatnya dari seorang lelaki.“Aku tak pernah mempermasalahkan status sosial. Hanya saja aku mempermasalahkan ketidak konsistenan kamu

  • MENIKAH DENGAN SULTAN   Bab 74

    Satrio melirik ke arah Maila yang masih bengong. Dia berdiri lalu menarik tangan Maila menuju kamarnya. Maila setengah menolak, tetapi tak kuasa. Bingung juga harus berbuat apa, tiba-tiba dirinya kini tengah berduaan dengan atasan yang mendadak menjadi suaminya.Keduanya memasuki kamar yang cukup luas itu. Satrio menggiring Maila untuk duduk di tepi tempat tidur. Hati Maila berdentum, terlebih ketika Satrio memegang dagunya dan membuat wajahnya terangkat.“Ya Tuhaaan? Apakah hari ini kami akan melewati malam pertama?” batin Maila seraya debaran dalam dadanya bertalu tak karuan.Maila sudah memejamkan mata, akan tetapi Satrio melepas tangannya. Dia menjauh dan mengambil kotak P3K. Satrio kembali dan duduk di tepi ranjang berhadapan dengan Maila. Dia mengeluarkan alkohol dan kapas, lalu tangannya kembali mendekat ke wajah Maila yang masih terpejam.&nbs

  • MENIKAH DENGAN SULTAN   Bab 73

    “Mas, andai kamu gak ridho … maka ceraikan saja aku! Aku ikhlas, aku tak ingin membuat kamu dan keluargamu kecewa pada akhirnya! Aku akan menerimanya dengan lapang dada, Mas!” tukas Angel dengan suara parau karena tangisan.Menatap kedua netra Angel yang mengembun, sontak membuat Abian terkesiap. Dia sadar ada sosok rapuh di depannya yang butuh dikuatkan, tetapi pernyataan Angel yang diluar dugaan membuatnya shock. Bahkan kebahagiaan yang belakangan ini hadir karena dirinya akan mejadi ayah, gelar baru yang diidam-idamkannya.Abian hanya bergumam, tak terdengar jelas. Namun tangannya merengkuh Angel dan disandarkan pada dadanya. Dikecupnya pucuk kepala Angel. Ada hembusan napas berat terdengar.“Jangan bicara seperti itu, Sayang! Aku tak akan menceraikanmu! Sab

Bab Lainnya
Jelajahi dan baca novel bagus secara gratis
Akses gratis ke berbagai novel bagus di aplikasi GoodNovel. Unduh buku yang kamu suka dan baca di mana saja & kapan saja.
Baca buku gratis di Aplikasi
Pindai kode untuk membaca di Aplikasi
DMCA.com Protection Status