Nyonya Gu yang mendengarnya merasa tak senang hati, lalu melabrak para gadis yang sedang membicaraka Rui miliknya.
"Hei kalian ini para gadis, menggosipkan orang seenaknya saja!" Ucap Nyonya Gu dengan marah.
"Hei Nyonya, apa yang kami ucapkan benar lho. Gadis miskin seperti Rui jika bukan karena memakai sihir lalu bagaimana bisa mendapatkan Tuan Muda Liu," jawab salah satu dari mereka.
"Kau …" pekik Nyonya Gu seraya ingin memukul gadis itu namun ditahan oleh Tuan Gu.
Mereka pasti akan mati berdiri, jika saja tahu Mu Tian Rui hampir menolak lamaran itu, jika bukan karena tadi Nyonya membujuknya bisa jadi Mu Tian Rui menolak lamaran Keluarga Liu.
"Jika kalian bercermin dengan cermin dewa maka yang terlihat pasti bukan wajah kalian, melainkan wajah setan karena hati kalian begitu mendengki," ujar Nyonya Gu masih dengan nada marah Dan bergegas pulang.
Selera makan Nyonya Gu sudah benar-benar hilang dibuat oleh para gadis tersebut karena merasakan marah sampai ke ubun-ubun.
"Hei! Istriku sudah jangan marah terus. Ingat sakit darah tinggimu," Tuan Gu mengingatkan.
"Tidakkah kau lihat Rui kita begitu cantik, cerdas. Untuk apa memakai sihir untuk menarik perhatian," ujar Nyonya Gu berapi-api.
"Satu-satunya yang menjadi kekurangannya adalah kemiskinannya," ujar Nyonya Gu sendu.
Tuan Gu memeluk istrinya tersebut, memeluknya dan menenangkannya agar jangan terus menerus marah.
Di London, asisten Fu memberitahu tanggal pernikahan Zyan dan Rui. Pernikahan akan diadakan dalam kurun waktu sebulan lagi.
Zyan masih tak merespon, tidak bertanya apakah rupa mempelai wanitanya cantik atau tidak, bahkan tidak menanyakan siapa namanya, apakah dari keluarga terhormat atau tidak. Namun Zyan tetap dan akan kembali pulang ke Tong City untuk melaksanakan pernikahannya.
Bai Yue yang mendengar bahwa Zyan akan menikah merasa sangat marah, "Jadi karena ini kau memutuskan hubungan kita?" tanya Bai Yue.
"Zyan aku sudah menemanimu disini selama bertahun-tahun," ujar Bai Yue.
"Aku tidak pernah memintamu melakukan hal itu, kau yang menawarkannya kepadaku," jawab ringan Zyan.
Zyan menatap kepada Asisten Fu, melihat Tuannya menatap tanpa berkedip, asisten Fu memahami jika Tuannya ingin agar Bai yue segera pergi dari pandangannya.
"Nona Bai! jika sudah tidak ada keperluan maka silahkan keluar!" ujar asisten Fu.
"Kau akan menyesali ini!" pekik Bai Yue dengan marah seraya meninggalkan Liu Corporation.
"Kedepannya aku tidak ingin melihat Bai Yue bisa menginjakan kakinya disini!" perintah Zyan.
"Baik Tuan," jawab Asisten Fu.
Hari pernikahan semakin dekat, Zyan pun kembali pulang ke Tong City dengan pesawat Jet Liu.
Di dalam pesawat Jet, nampak Zyan masih sibuk mengurus berkas-berkas pekerjannya, seakaan kepulangannya kali ini hanya untuk perjalanan bisnis, bukan untuk menikah. Sesampainya di Tong City, Zyan sedikit pun tidak bertanya tentang mempelai wanitanya.
Zyan tiba di Villa yang baru saja di beli oleh Kakek Liu, Villa di sebuah bukit. Meski sebentar lagi akan menikah namun keduanya sama-sama tidak mengetahui wajah masing-masing.
Villa tersebut bisa melihat pemandangan ke arah sungai tempat biasa Rui mencari ikan.
Zyan sudah berada di Villa, jika keluarga yang lain sibuk mengurus pernikahannya maka Zyan masih sibuk dengan pekerjaan bisnisnya dan sibuk menolak panggilan Bai Yue.
Akhirnya hari pernikahan pun tiba. Nyonya Gu membantu Rui berpakaian. Dalam tradisi, orang tua diharuskan membantu putrinya ketika memakaian baju pernikahannya, Karena Ibu Rui sudah tiada maka Nyonya Gu yang membantu Rui berpakaian.
Nyonya Gu menyisir rambut Rui . Rambut pengantin disisir sebanyak tiga kali dengan ditarik lurus, dengan harapan panjang jodoh, panjang umur, dan panjang rejeki. Kemudian keluarga melakukan doa sembahyang bersama.
Upacara dimulai dengan Tuan Mu yang dipimpin seorang juru rias, bersembahyang di depan meja sam kai (altar) untuk memohon restu dari Sang Pencipta. Setelah itu sembahyang dilanjutkan di dalam rumah, tepatnya di depan meja leluhur . Setelah selesai, barulah cadar dipasangkan kepada mempelai wanita sebelum ia dijemput mempelai pria dan keluarganya.
Hal yang sama juga di lakukan di Villa hanya saja untuk Zyan itu adalah Paman dan Bibi yang membantu memakaian pakaian karena kedua orang tua Zyan sudah tiada.
Paman dan Bibi Zyan memakaikan baju pengantin pria, kemudian keluarga melakukan doa sembahyang bersama juga. Setelah itu keluarga Liu pergi menjemput Rui di kediamannya dengan berjalan kaki dan membawa tandu.Tuan Gu menyambut kedatangan keluarga Liu dan menyajikan teh, setelah itu Tuan Mu, Tuan Gu dan juga Nyonya Gu mengantarkan Rui masuk kedalam tandu.
Pengantin wanita diarak dengan tandu. Tuan Mu memecahkan Kendi air. Artinya mereka tidak mau mencampuri urusan keluarga baru. Pengantin wanita melempar kipas keluar tandu, artinya dia meninggalkan sifat buruknya.
Sesampainya di Villa, Zyan menuntun Rui keluar dari tandu, Rui berjalan melangkahi bara api yang menyala. Artinya pengantin wanita membersihkan diri sebelum memasuki keluarga baru
Zyan dan Rui memberi hormat ke langit dan memohon berkat kepada Tuhan. Tuan Mu memasang lilin di meja Sam Kai. Dilanjutkan dengan memasang dupa (hio) oleh Tuan Mu agar upacara berjalan lancar
Zyan dan Rui juga ikut memasang hio di meja Sam Kai Setelah itu Zyan dan Rui memberi hormat dan memohon berkat kepada Tuan Mu dan Kakek Liu.
Setelah memberi hormat, Zyan dan Rui saling berhadapan dan memberi hormat. Zyan membungkuk tiga kali menghormati mempelai wanita. Hal ini melambangkan niat baik dan penghormatan bagi teman hidup.
Setelah itu Zyan membuka cadar pengantin wanita dengan menggunakan tongkat atau kipas.
Zyan nampak tertegun sejenak melihat wajah Rui, sementara Rui hanya menunduk. Rui mulai mengangkat kepalanya lalu menatap Zyan. Ini adalah pertama kalinya mereka bertemu dan melihat rupa masing-masing.
Rui mengembalikan kesadarannya lalu membuka satu kancing baju pengantin Zyan. Hal ini sebagai lambang dimulainya kehidupan rumah tangga.
Setelah membuka cadar Rui, upacara minum teh pun dimulai. Upacara ini dilakukan setelah prosesi agama dan sebelum resepsi dan hanya boleh di hadiri oleh keluarga yang telah menikah saja.
Rui dan Zyan memberi penghormatan teh dengan cara menyuguhkan teh kepada orang tua dan keluarga dekat yang dibalas dengan pemberian angpao sebagai bekal hidup. Dengan ini, penikahan Tradisional telah sah dilakukan.
Setelah upacara minum teh selesai, Rui dan Zyan saling berhadapan dan meminum minuman arak. Setelahnya mereka dibawa masuk ke kamar pengantin.
Rui duduk di sisi ranjang, sementara Zyan sudah berganti pakaian dengan kemeja dan celana panjangnya, lalu mulai membuka laptopnya lagi yang ada di atas meja kerjanya. Zyan bahkan tidak tertarik untuk memandangi istri yang baru saja di nikahi itu.
Su Lin dan Helen langsung saja menemani kesayangan mereka itu, menghibur dan menguatkannya agar tidak terkena baby blues, suatu sindrom yang megarah kepada rasa rendah diri yang bisa ibu hamil alami.Baby blues syndrome adalah perasaan sedih yang dialami banyak wanita di masa-masa awal setelah melahirkan.seperti merasa gundah dan sedih yang berlebihan. Kondisi ini menyebabkan Bunda menjadi mudah marah, sedih, menangis, dan kelelahan tanpa penyebab jelasKondisi ini cenderung muncul pada hari ke-2 atau ke-3 pascapersalinan. Umumnya, baby blues akan berlangsung selama beberapa hari dan paling lama hingga dua minggu. Zyan pun berencana membuat ruang Nicu sendiri di rumahnya, karena memikirkan perasaan istrinya itu.Zyan tidak ingin nanti ketika Rui sudah bisa kembali pulang ke rumah tapi harus sebentar-sebentar ke rumah sakit untuk mejenguk bayi mereka.pada akhirnya dia pun membuartkan satu ruangan lengkap sama persis seperti ruang Nicu, dan memperkerjakan dokter anak terbaik dan peraw
Fu He dan Fu Chen saling menatap, berbicara melalui binar mata mereka, berbicara dengan bahasa yang hanya di mengerti oleh mereka berdua. Mereka mengangguk pelan, memahami jika saat ini mereka harus membuat kesempatan untuk melarikan diri secepat mungkin.jika saat pelatuk ditarik, hampir tidak mungkin untuk menghidari tembakan. Peluru terlalu cepat untuk dihindari manusia. Namun, ada cara untuk melepaskan diri dari situasi seperti itu. Dengan cara memecah perhatian si penembak.Fu He dan Fu Chen menilai jika mereka memiliki kesempatan itu, kesempatan untuk melarikan diri yang cukup baik. Memunggungi si penembak membuat mereka akan lebih mudah untuk diserang. Jadi mereka berlari dengan pola zig-zag. ketika mereka melarikan diri seperti ini makah langkah ini membuat mereka lebih sulit untuk tertembak.Fu He memberi tanda kepada Fu Chen, lalu dia melihat sebuah Alat pemadam kebakaran api ringan, APAR ini bisa bertahan hingga tiga tahun jika disimpan di tempat yang kering. Jadi sungguh sa
Fuchen telah menunggu di lobi Liu Corporation, begitu Fu He meminta bantuannya dia langsung saja meninggalkan kampusnya dan melesat ke sini dengan cepat. Ini adalah kakak rasa ayah kandung. Baginya Fu He adalah sosok pengganti Ayah yang terbaik.Fu He telah merawat Fuchen dengan telaten semenjak dia masih bayi, karena inilah mereka berdua sangat dekat. Begitu melihat kakak sepupunya itu keluar dari lift langsung saja dia menghampirinya, "Jadi Kak, siapa yang harus aku pukul untukmu?" tanya Fuchen."Simpan saja tenagamu," ujar Fu He."Ada hal-hal yang hanya bisa diselesaikan dengan ini," ujar Fu He seraya menunjuk kepalanya."he he he ," ujar Fuchen terkekeh."Jika tidak apa-apa, maka jangan bertindak gegabah!" ujar Fu He."Siap Kak!" jawab Fuchen sekaligus memberi hormat.Fu He berjalan seraya tersenyum samar. Mereka pun melajukan mobil mereka menuju tempat yang disepekati untuk bertemu dengan Reinhart. Tempat yang di pilih oleh Reinhart adalah sebuah komplek mewah yang sudah beru
Setelah kejadian intim diantara keduanya, maka sudah tidak ada kecanggungan lagi di antara mereka. Fu He dan Helen sudah bisa saling terbuka antara satu sama lainnya. Mereka berdua makan malam dengan romantisnya meski dengan tempat yang keromantisannya hanya sekadarnya saja. Namun, jika kau sedang jatuh cinta maka semua akan nampak terlihat indah di pandangan mata. Setelah makan malam, mereka sedikit bersantai. Fu He duduk di sofa. Sementara helen merebahkan diri dan meletakan kepalanya di kedua paha Fu he, "jadi apakah semua baik-baik saja?" tanya Helen sembari memainkan jari jemari tangan assiten Fu. "Tenang saja, semua akan baik-baik saja," jawab Fu He. "Jika begitu maka aku bisa tenang," ujar Helen melega. Di kediaman Liu, nampak Rui. sedang berlatih pernapasan, dia ingin agar bisa melahirkan secara normal. Karena itulah dia mengikuti kelas prenatal atau dikenal juga sebagai kelas antenatal adalah kelas yang diikuti oleh calon orang tua sebelum melahirkan. Melalui kelas-kelas
Karena keadaan ini, maka Zyan mengurangi pekerjaan Fu He, agar dia dapat segera kembali pulang, di sana telah di tempatkan penjaga untuknya. Sementara itu, Fu He sendiri enggan berlama-lama di rumah, karena terbiasa menghabiskan waktu diluar, berkativitas. ketika di minta diam di rumah, maka itu seperti mengalami kehidupan di jaman purbakala. Fu He berkali-kali berpindah-pindah duduk dari satu sofa ke sofa yang lain. Memainkan ponselnya, sebuah game menyusun balok-balok, "Haisssh," gumamnya sembri telungkup ketika sudah merasa bosan. Ponselnya berdering, tertera nama Helen di layar ponselnya, "Halo," jawab senang Fu He. "Aku di lobi bawah, bisakah kau menjemputku!" pinta Helen. "Di bawah ... ah iya ... tunggu aku ... akan segera turun," jawab Fu He bersemangat. Di bawah nampak Helen datang sambil membawa kotak bekal makanan, Fu He langsung saja menghampiri dan menggambil kotak makan itu dari tangan Helen, "Apa ini untukku?" "Iya,
Setelah agak lama mengobrol, maka Feng Chen pun pamit untuk pulang, "Beristirahatlah, esok aku akan menjemputmu.""Kau berhati-hatilah," ujar Su Lin.Feng Chen mencium kening Su Lin, lalu melangkahkan kaki panjangnya meninggalkan kediaman Liu. Su Lin kembali masuk ke kamar. Melihat jika Rui dan Helen sepertinya sedang serius membicarakan sesuatu, "Kalian sedang membicarakan apa?""Ah ini ... aku sedang memberitahu Hellen tentang kejadian sebenarnya," jawab Rui."Kejadian tentang Ellina dan Fu He," jelas Rui lagi."Ada apa ... ceritakan lagi kepadaku!" pinta Su Lin.Rui pun menceritakan sama persis seperti yang Zayn katakan kepada dirinya tadi, Su Lin mengangguk-angguk tanda memahami isi cerita Rui, lalu Su Lin berkata "Itu bukan salah Fu He, takdir langit tidak ada yang bisa mengubah,""Itu bukan salah Fu He," ujar Su Lin sekali lagi."Dan kau harus berhati-hati dengan Reinhart ... aku lihat dia ada niat tidak baik