Sebagai rasa terima kasih karena Ustadz Sofyan sudah berhasil menaklukkan Rico di lapangan balap, Jatmiko lewat hape mengundang makan malam bersama di rumahnya. "Saya malam ini mengundang Anda untuk makan malam bersama, sekaligus berkenalan semakin mempererat hubungan Ustadz dengan Rico," ujar Jatmiko penih harap."InsyaAllah saya hadir Pak Jatmiko," kebetulan kosong acara, jadi undangan makan malam dadakan itu diterima oleh Ustadz Sofyan.. "Alhamdulillah..." Jatmiko senang undangannya tak tertolak.Tapi sayangnya saat Ustadz Sofyan datang Rico sedang tak di rumah."Ya begitulah Ustadz anak saya tak mengenal waktu kalau kelayapan, semoga saja ada perubahan," keluh Jatmiko."Memang harus sabar menghadalinya, Jatmiko, kelihatannya Rico masih bisa kita arahkan, InsyaAllah saja," ujar Ustadz Sofyan tersenyum."Anak itu selalu saja lengket seperti perangko dan amplop dengan Melinda," jelas terlihat rsut miks Jatmiko tak suka saat menyebut nama gadis itu.Ustadz Sofyan sudah tahu yang nam
Jatmiko menganggukkan kepala, "Tidak permanen...".. "Betul Pak Jatmiko, " ujar Ustadz Sofyan, "Nah sebuah Mesjid adalah bangunan yang secara hukum milik umum dan siapa pun boleh masuk untuk ibadah asal bersih dari najis, sebuah mesjid tidak bisa dijual karena memang milik umum untuk sholat. Makanya jika sholat berjamaah di Mesjid maka pahalanya.ditingkatkan oleh Allah Subhanahu Wataalah, dan seperti saya katakan tadi bahwa, sholat berjamaah di Mesjd derajatnya lebih tinggi 25 sampai 27 derajat, dan Malaikat pun ikut mengamini...""Aamiin..." Jatmiko tampak sangat menikmati tausia singkat dari ustadz muda itu.Ustadz Sofyan mengahiri pencerahannya."Semoga apa yang kita ketahui, walau hanya sedikit saja bisa membawa kita dalam kebaikan, dan untuk meraih pahalanya Allah Subhanahu Wataalah...""Aamiin..." semua menyambut dengan antusias."Sudah lima belas menit, lewat lima menit dari waktu yang diberikan pada saya, mohon maaf, mari kita tutup dengan membaca Basmalah..."Semua menadakan y
Saat sedang berbelanja di sebuah super market Nuraini yang ditemani Anisa melihat Laksmi teman lamamya. "Nisa, kamu pilih yang mau dibeli, ibu mau ke sana sebentar, " tangan Nuraini menunjuk ke sosok perempuan berhijab sama dengan dirinya yang sedang memilih produk dari merk kopi tertentu. "Ya, Bu, biar Nisa pilih keperluan yang lain..." sahut Anisa tak keberatan ibunya menghampiri kenalannya. "Ya sudah Ibu ke sana dulu..."pamit Nuraini meninggalkan putrinya menuju ke tempat perempuan yang ditunjuknya tadi. Perempuan yang didekati Nursini dari belakang, tak menyadari kalau ada yang menunggunya. Ia masih memilih beberapa cemilan dan dimasukkan ke keranjang yang ditenteng tangan kirinya. Saat berbalik perempuan yang tak lain Laksmi mamanya Tony itu terkejut. "Mbakyu Laksmi, toh?" Nuraini tersenyum lebar, bahagia ternyata tak salah perkiraannya. "Oh ...Jeng Nur..." seru Laksmi tak kalah bahagianya dari Nuraini Kedua perempuan sebaya dan teman lama itu saling menggenggam tangan er
Sampai di rumah Tony terkejut kedatangan Karin semakin bingung karena mamanya ada di sampingnya. "Hai Karin..." sambut Tony pada mantan kekasihnya. "Hai Tony, selamat sore, ""Sore, silahkan masuk, "Begitu melihat ada Laksmi segera saja Karin menghampiri , "Tante apa kabar...?" Karin segera menulurkan tangannya pada Laksmi, dan bukan bersalaman, namun mencium punggung tangan mama dari pemuda yang masih sicintainya, dan berusaha untuk bisa bersambung lagi cintanya dengan Tony.Tentu saja Tony dan Laksmi heran atas sikap santun karin yang berubah total."Baik, " sahut Laksmi yang dulu tak menyukai gadis yang terlihat bebas. Walau kini gadis itu masih tak berhijap, tapi pakaian yang dikenakannya sopan, tak seperti dulu terbuka, atau yang mempertontonkan lekuk tubuhnya karena pakaian yang dikenakan ketat."Silahkan duduk Karin, " suaraTony memecah sunyi mempersilahkan Karin masuk ke dalam.Karin duduk di sofa, dan sosoknya serta gerak geriknya sangat teratur, menandakan kini dirinya g
Anisa harus ke Majelis untuk memberikan pelajaran mrngaji pada anak anak. rmpat hsri lalu saat baru saja menerima kedatangan ustadz Sofyan ke rumahnya untuk menyatakan isi hati, ia merasa gugup jika bertemu Ustadz Sofyan. Tapi anak anak tak boleh jadi korbsn, begitu pikirnya. Aku harus menghadapi kenyataan jika harus bertemu Ustadz Sofyan. Karena sudah kesemsem pada Ustadz Sofyan, maka Sisil mengikuti Anisa saat mau memberi pelajaran mengaji di Majelis Kyai Haji Imran."Setidak tidaknya aku bisa melepas kangen pada Ustadzku sayang, Nis," tersenyum Sisil.Anisa hanya terdiam melihat wajah Sisil yang sangat bahagia. Bagaimana ini, sementara aku masih berpikir untuk menerima atau menolak pernyataan hati Kak Ustadz, sahabatku sangat teribsesi ingin jadi kekasihnya. "Hai kok ngelamun, sih, " Sisil menepuk bahu Anisa."Oh nggak juga,Yuk," karena mempergunakan mobil milik Sisil, maka motornya terpaksa ia antarkan pulang dulu, sekalian mengambil titipan kue dari ibunya untuk Kyai Haji Imran.
Rico beberapa hari ini seperti mendapat energi baru. Pertemuannya dengan Ustadz Sofyan, yang semula tak ia gubris, membuat diri mendapat doble keuntungan. Masukclubmilik Tristan dan siraman rohani . "Bagaimana mau berhasil menjadi sesuatu yang dibanggakan orang tua, kalau kita yang masih muda dikalahkan dengan ego yang merugikan." Teringat ucapan Ustadz Sofyan, "Sebagai jiwa muda jangan cengeng, apalagi laki laki calon pemimpin, minimal memimpin rumah tangganya kelak. Ayo tegar, jadi pribadi yang tidak merugi. Jangan mau buang waktu percuma. Jangan ke sana ke mari tanpa tujuan, itu hasutan setan. Karena setan akan selalu menggoda umat Allah. Mumpung masih muda. Kejar dua hal. Satu ilmu dunia untuk menunjang kesuksetan kita di dunia. Kenapa kita mau sukses? Karena dengan kita sukses, akan memudahkan kita membantu orang orang membutuhkan. Lalu kejar ilmu untuk bekal kita di akherat, karena hanya dengan amal dan perbuatan baik kita yang akan menolong kita nanti di sana. Perbanyak dzik
"Oke kita habisi ajah..!" Jono langsung mundur dan setengah memutari tubuh Rico langsung saja menyerang dari belakang. Tak mau membuang kesempatan, Gani pun menyerang dari depan. Rico terkejut juga harus menghadapi serangan depan dan belakang dengan hitungan tepat bersamaan. Bisa lolos dari serangan Gani, tapi menerima tendangan serta kibasan tangan Jono yang menyerangnya dari belakang. Walau Rico bisa dan kuat menghadapi serangan mereka, namun Jono dan Gani yang sebelum bergabung dengan Tony adalah anak jalanan, tentu sudah kerap berkelahi dan mengenal berbagai tekhnik berkelahi, bukanlah lawannya yang bukan anak jalanan asli seperti kedua lawannya yang tangguh oleh berbagai suasana itu. Rico tersungkur terkena tendangan Jono. Saat bangun, dan sebelum berdiri tegak tiba tiba saja meluncur sodokan sepatu Gani yang mengarah ke kepalanya. Rico kaget segera menghindar , namun ujung sepatu Jono mengenai dagunya, membuat dagunya terasa perih. Bukan itu saja Gani tak mau membuang kesem
Rico mematikan mesin mobil. Usron mendekat. Tentu saja terkejut melihat dagu Rico di tutup verban. Lalu pipi majikan mudanya itu agak lebam. Tapi ia tak berani bertanya. Rico juga tak mau membahas tentang kondisinya."Sron di mobil ada catering dibawa ke dalam, ya," seperti biasa ia memberikan kunci mobil pada pelayan setianya, supaya mobil dimasukkan ke garasi. "Catering?" Usron mengulang ucapan tuan mudanya, tapi tetap membawa rantang catering ke dalam rumah.Di kamar Rico langsung menuju cermin di lemarinya. Mengaca dan memeriksa raut mukanya serta ada lebam pula di lengan kanannya.Sekali lagi Rico memperhatikan mukanya di cermin. Menyentuh sebelah pipinya yang agak lebam. Agak perih. Lalu turun ke dagunya yang terluka terkena sodokan sepatu Jono.Tiba tiba ia terbayang saat dagunya diobati oleh Anisa. Tanpa sadar bibirnya tersenyum. Anisa itu orang lembut. Tapi kenapa ya, aku kok kasar selama ini sama dia, ya. Padahal kalau nggak ada Anisa nggak tahu, pasti udah bonyok sama anak