TERJERUMUS TEMAN KOS

TERJERUMUS TEMAN KOS

By:  Call Me Ans  Ongoing
Language: Bahasa_indonesia
goodnovel16goodnovel
10
3 ratings
40Chapters
2.6Kviews
Read
Add to library

Share:  

Report
Overview
Catalog
Leave your review on App

“Aku cuma mau dia hidup. Bagaiaman pun caranya akan kutempuh meski harus menjual diriku sendiri.” **** Perjalanan Layla dan Alana menempuh beasiswa di kota Gani mempertemukan mereka pada Zeline. Teman satu kampus sekaligus satu atap, tinggal bertiga dalam satu rumah. Zeline, sang perempuan misterius dengan rahasia besar yang ia simpan rapat-rapat. Hingga kemudian lambat laun, pelan-pelan rahasianya terbongkar dari keanehan dan keganjilan yang ia ciptakan sendiri. Apa yang membuat Zeline akhirnya mengaku tentang siapa sebenarnya dirinya? Bagaimana mungkin sandiwara itu akhirnya terbongkar hanya karena satu laki-laki? Serta bagaimana nasib Layla dan Alana setelah tahu selama ini mereka berdua tidur satu atap dengan seorang pelacur? Sialnya, salah satu dari mereka mengikuti jalan yang ditempuh Zeline.

View More
TERJERUMUS TEMAN KOS Novels Online Free PDF Download

Latest chapter

Interesting books of the same period

To Readers

Selamat datang di dunia fiksi kami - Goodnovel. Jika Anda menyukai novel ini untuk menjelajahi dunia, menjadi penulis novel asli online untuk menambah penghasilan, bergabung dengan kami. Anda dapat membaca atau membuat berbagai jenis buku, seperti novel roman, bacaan epik, novel manusia serigala, novel fantasi, novel sejarah dan sebagainya yang berkualitas tinggi. Jika Anda seorang penulis, maka akan memperoleh banyak inspirasi untuk membuat karya yang lebih baik. Terlebih lagi, karya Anda menjadi lebih menarik dan disukai pembaca.

Comments
user avatar
richo
update dong author....menarik juga ne untuk dinbaca
2023-01-25 07:47:27
1
user avatar
Novi maulinda
Ddffgjnnfff ccghhg hhh
2023-01-24 15:28:18
1
user avatar
Lucy Ang
wes menarik nih. baca ahhh
2022-10-22 12:41:33
1
40 Chapters
Rumah Bude Mey
“Aku setuju sih,” jawab Alana mengangguk. “Kita berangkat sekarang deh. Mumpung masih sore kan. Kalau pun harus bersih-bersih rumah kita masih ada waktu.” Pertemuan Zeline dengan dua orang anak kampung bernama Layla dan Alana. Di pelataran masjid waktu sore hari. Pertemuan yang terlalu panjang untuk diceritakan. Tapi satu yang jelas, mereka sepakat untuk hidup bertiga bersama-sama. Zeline menawari mereka berdua tempat tinggal. Alana da Layla yang baru saja tiba dari kampung kebetulan belum punya tujuan. Sialnya, sebentar lagi hari akan menjelang petang. Mereka harus segera menemukan rumah kos atau terlantung-lantung di kota orang. “Mantap,” sahut Zeline sambil mengacungkan jempol. “Lo sendiri La? Masih bingung?” Layla menggeleng tegas sambil tersenyum. “Alana bener sih. Yok lah berangkat sekarang,” jawabnya sambil melucuti mukenanya. Melipatnya kembali dengan rapi memasukkannya ke dalam tas. Hal yang sama dilakukan juga dengan Alana. Sementara Zeline masih mengacungkan dua jempol
Read more
Melayani 3 Malam
“Maaf?” suara yang keluar dari bibir Alana. Tiba-tiba muncul mengagetkan Zeline dan Bude Mey yang tengah berseteru.Dua orang yang saking sengitnya sampai tak sadar bahwa Alana dan Layla sudah berdiri di sebelahnya. Sudah tidak lagi menunggu di pinggir jalan. Sudah masuk melewati pagar. Berdiri tepat di depan mobil sedan putih klasik milik Bude Mey yang terparkir.“Ada masalah ya, Zel?” tanya Alana ke arah Zeline yang susah payah menahan emosi. Mendengus, meremas tangannya sendiri kuat-kuat. “Kalau misal enggak boleh, nggak apa kok. Aku sama Layla bisa cari kos-kosan lain. Tadi banyak rumah kos yang masih kosong sepanjang jalan.”Bude Mey menatap dua orang asing yang ada di depannya. Menatap dari bawah sampai atas. Menatap dengan benar semua detail mereka. Hanya dari itu saja perempuan patuh baya ini tahu bahwa mereka bukan orang kota.Justru Alana dan Layla lah yang seharusnya ia tolong, bukan Zeline.“Eh, enggak kok Nak. Enggak,” balas Bude Mey dengan menarik senyum terbaik di bibi
Read more
Demi Sahabat
Tak banyak yang bisa dilakukan Zeline. Ia hanya butuh uang itu segera. Dan inilah satu-satunya cara yang bisa ia lakukan. Apa pun itu namanya yang jelas Zeline tak akan membiarkan kehilangan merenggut lagi impian yang sudah ada di depan mata.Impian untuk memiliki sahabat.Dari dulu, sejak kecil perempuan hidup tanpa seorang teman. Hidup bergelimang harta dan kaya raya dan membuatnya dijauhi banyak teman. Tak ada yang mau berteman dengannya. Perempuan paling cantik anak orang kaya. Saking kayanya sampai teman sebayanya minder.“Kau melamun lagi sayang?” ucap laki-laki yang ada di depan tubuh Zeline. Menarik mundur tubuhnya sedikit menjauh agar bisa melihat wajah perempuan yang tengah tak menentu itu.Zeline hanya bisa menggeleng. Tanpa ia sadari ternyata sedari tadi laki-laki itu tengah mengamati dirinya. Bahkan hingga tak menikmati apa yang sedang dilakukan Zeline padanya. Tak menikmati pijatan lembut jemari Zeline di batangnya.“Aku ke belakang dulu deh, Om.” Zeline memaksa senyum.
Read more
Malam Pertama.
‘AAHHHHHH.....’Bibir Zeline tak bisa lagi menahan desahannya. Persis saat ujung batang itu masuk. Membuka lubang kewanitaannya, membuatnya meringis keenakan.Tidak sakit? Tentu saja tidak.Zeline sudah terbiasa dengan batang besar milik Baskara tak akan kesakitan hanya dengan menampung batang milik Om Firman. Ukuran milik Baskara dua kali lebih besar, dua kali lipat lebih panjang.Tapi apa Om Firman tahu tentang hubungan Zeline dengan Baskara? Tentu saja tidak. Zeline masih menutupi hubungannya dengan pria itu rapat-rapat. Selama ini Om Firman adalah orang yang memnuhi kebutuhan Zeline. Sumber uang yang tak terbatas banyaknya. Tak akan mungkin Zeline memberitahu Om Firman tentang pria itu.“Aaahhh ... itu enak sekali, Daddy! Uuuummmhhh ....,” lenguh Zeline sekali lagi. Membuka kedua pahanya lebih lebar. “AAAHHHH ... Habiskan semuanya, Daddy!”Mendengar kalimat Zeline barusan Om Firman jadi lebih liar. Menyeringai tersenyum miring, menatap perempuan di bawahnya dengan tatapan penuh na
Read more
Kejutan Pagi Hari
   Matahari pagi ini terasa terbit jauh lebih cepat. Sinarnya lembut merambat jatuh ke jari-jari rumput. Tercetak di bulir-bulir sisa embun. Merambat di permukaan dedaunan, aspal yang masih dingin, atau dingin percakapan pagi hari.Ibu-ibu yang berbelanja di depan kompleks perumahan. Anak-anak berseragam merah putih yang sibuk dengan tali sepatu sambil membuka mulut. Bersiap menerima suapan nasi ke sekian kali dari perempuan di sebelahnya.Perempuan yang kemudian menghardiknya karena lagi-lagi bangun kesiangan.Sementara kehidupan justru baru menetas di rumah berpagar hitam dengan pohon mangga besar berdiri tegak menantang langit. Sinar matahari yang berhasil terurai lewat sela-sela daunnya. Jatuh mengetuk jendela kaca
Read more
Aroma Kebohongan.
  Perempuan itu berjalan hingga depan pintu. Layla seolah ingin benar-benar memastikan bahwa perempuan yang tidur di sofa itu benar Zeline. Masalahnya, dari sekujur tubuhnya dibalut selimut tebal warna biru sampai kepala. Tidur melingkar seperti seambruk jemuran kering yang ditutupi selimut di atasnya. Alana yang tak sabar akhirnya ikut berdiri. Mengekor Layla dari belakang, berjalan berjinjit mengendap-endap sampai di tempat Layla berdiri.“Sssstttt…. !!!!” Layla berdesis menyuruh diam Alana yang gemetaran di belakangnya.“Aku takut, La!” Alana mencengkeram lengan Layla. “Gimana kalau maling? Sudah deh… makanya mending kita cari kos-kosan yang lain saja,” rengeknya.
Read more
Bekas Ciuman ‘kan?
  Di SMA dulu, siapa juga yang tidak kenal Wulan dan Catur. Dua besti yang sering diledek para guru dengan nama CaturWulan. Tapi bukan perkara nama itu yang bikin para guru geleng-geleng kepala. Melainkan betapa seringnya mereka berdua masuk ke kantor BP. Mereka berdua adalah ratunya bikin ulah.Alana yang akrab dengan semua orang sering mendengar cerita-cerita nakal mereka. Mulai dari ikut mabok di hajatan orang kampung sampai yang paling parah, pamer bekas luka di leher mereka. Ya, untuk ukuran anak SMA kelakuan mereka ini aib. Tapi Alana yang polos saat itu tak sungguh-sungguh mengerti apa yang dibanggakan dari bekas merah-merah membiru di leber.Namun pagi ini Alana menemukan jawabannya. Sialnya, belum cukup Alana sempurna menghitung jumlahnya tiba-tiba Zeline membuka matanya.
Read more
Firasat Buruk
  “Yok berangkat!” ucap Alana sambil dari belakang Layla. Tubuh tinggi rampingnya melompat melewati satu anak tangga yang sekaligus jadi tempat duduk bagi Layla.Perempuan yang masih sibuk mengikat tali sepatunya itu tolah-toleh kebingungan saat tiba-tiba tubuh Alana melewatinya begitu saja. Panik dan berakhir menyudahi ikatan tali sepatunya sembarangan.“Loh ... loh ..., Al. Tunggu !!” pekik Layla menyadari ia sudah ditinggal Alana melenggang.“Nggak mau… “ Alana justru memperepat langkah kakinya. “Kejar aku kalau bisa, La!! Hahaha… “Tubuh kecil Alana sudah hampir sampai pagar depan rumah sebelum akhirnya Layla hampir berhasil menyamai langkah Alana. Me
Read more
Bagi Tugas Masak
  “Nanti kamu bakal paham, Nduk. Sebaiknya jangan ikut campur urusan orang kalau memang dia tidak minta tolong sama kita. Sebab nggak semua orang seapes atau seberuntung kita. Jadi solusi yang kita kasih tidak serta merta digunakan. Bantu semampumu, jangan terlalu banyak cari tahu apalagi ikut campur tangan ya. Setiap orang punya urusan pribadinya masing-masing.”Terhitung tiga tahun sudah kalimat dari bapak itu didengar Layla. Tiga tahun waktu yang tidak sesingkat yang sekarang Layla rasakan. Layla baru sadar apa maksud kalimat Bapaknya tiga tahun lalu itu sekarang. Kejadian yang dulunya disebabkan cuma karena perkara sepele.Diana adalah teman Layla sekelas yang paling pendiam. Dia tak punya banyak teman, bahkan dari jumlah jari tangan kana Layla masih banyak jumlah jarinya. Diana le
Read more
Mulut Tetangga.
     Benar-benar, kali ini Layla benar-benar dibuat kesal oleh Alana. Mengejar perempuan itu yang lari gesit sudah lebih dulu kabur, berlari meninggalkan Layla. Terbirit-birit menghindar mengulang kejadian kekanakan mereka sebelum berangkat ke kampus tadi. Meski pada akhirnya lagi dan lagi Alana bukan tandingan Layla. Layla tetap bisa menangkap gadis berbadan ramping yang tak pernah kerja berat itu. Mengapit lehernya dengan lipatan siku. Bergelayut hingga Alana minta ampun. “Nggak! Nggak bisa gitu! Kamu juga harus belajar masak dong, Al!” Layla mengumpat setelah melepas apitan lengannya. “Ya sudah ayok masa
Read more
DMCA.com Protection Status