Share

KURANG WARAS part 3

last update Huling Na-update: 2023-03-23 11:38:38

"I--intel?" tanyaku masih dengan menatap dirinya yang semakin lama semakin jauh.

"Iya kayanya, itu bawa HT (Handie Talkie) sambil lari-larian macam jagoan sedang menangkap musuhnya di film action," sahut Risma sambil mengunyah pentol.

"Terus kita disuruh jagain gerobaknya gitu sampai dia kembali ke sini?" tanya Nina.

"Hu'uh, dia suruh kita jagain gerobaknya," sahutku sambil menambahkan saus di pentolku karena kurang pedas.

Ya, mau tak mau kami harus menuruti amanat si Abang pentol ini untuk menjaga gerobak dagangannya.

Siapa sangka tiba-tiba saja banyak para lelaki berdatangan untuk membeli pentol ikan si Abang ini. Ebuseeh, mana aku tidak tahu harga yang sebenarnya berapa. Tidak tercantum juga harganya di gerobak.

"Neng, beli dong."

"Mbak, beli dong."

"Ya ampun, yang datang tiga-tiganya cantik semua. Kok bisa sih cantik-cantik dagang pentol?"

"Saya borong semua pentolnya!"

"Hallo, Dek. Nomor teleponnya berapa?"

Huaaaa, kenapa jadi begini dah. Ya, ampun ... si Abang pentol pokoknya harus tanggungjawab nanti.

"Kamu saja yang layanin, aku nggak ngerti soal perpentolan," kata Risma dan Nina.

Haiissh, bisa-bisanya di saat seperti ini mereka tidak mau membantuku. Padahal tadi sudah diamanatkan agar ikut menjaga gerobak pentol ikan ini.

"Sabaaar, Maseee. Ngantri! Ngantri!" tegasku mencoba untuk mengatur mereka.

"Neng, boleh saya beli rasa cintanya?"

"Maaf, saya nggak punya rasa cinta!" ketusku.

"Cepetan! Mau beli apa mau ngajak duel nih, Bang. Heh, capek banget ngeladenin buaya darat!" keluhku.

Sementara Risma dan Nina hanya terkekeh seraya merekam aktifitasku saat ini. Dih, nyebelin banget masa.

"Antri yang benar kenapa!" tegasku.

"Plislah, jangan marah-marah. Saya nggak kuat, soalnya nambah imutnya ahihihi."

Dih, mit amit.

"Mau beli berapa? Pedas atau nggak?"

"Beli lima puluh ribu, pedas manis kaya yang ngelayanin," rayu lelaki dengan kupis tipis serta rambut model cepmek.

Astaghfirullah, untung tidak gumoh. Sabar, Ra, sabaar, pokoknya mah.

"Next, beli berapa? Pedas nggak?"

"Seratus ribu. Sedang saja, tapi cintaku padamu luar biasa." Rayu laki-laki berkepala pelontos.

Ebuseeh, malah dia nyanyi. Mending merdu, suaranya kaya orang sembelit. Aku masih mencoba bersabar terus melayani banyaknya pembeli berjenis laki-laki.

Tinggal antrian yang terakhir yang membuat batas kesabaranku habis. Daritadi dia diam saja, cuma senyum-senyum tidak jelas. Beli, tidak. Nyengir iya.

"Mau beli berapa, Bang? Pedas nggak?" tanyaku lagi dengan intonasi sedikit tinggi.

Allah ... taubatan nasuha dah.

Masih diam, bilang iya juga tidak. Bilang tidak juga, ya, tidak. Ini orang sariawan atau gimana dah. Malah senyum-senyum tebar pesona mulu.

"Sudahlah bikinin saja sepuluh ribu," kata Risma.

"Dari tadi diam saja lho, apa bisu ya?" tanyaku bingung.

"Coba tanya pakai bahasa isyarat," saran Nina.

"Aku nggak ngerti, Nin," keluhku.

Eh, eh, lelaki ini ternyata merespon ucapanku. Tapi responnya sungguh membuatku tercengang.

"I love you." Lelaki itu berucap sambil jemarinya membentuk simbol hati.

"Mbak, itu orang kurang waras, hei!" teriak tukang pentol yang kedatangannya seperti jelangkung.

Astaghfirullah, rejeki dapat cinta dari orang kurang waras.

Patuloy na basahin ang aklat na ito nang libre
I-scan ang code upang i-download ang App

Pinakabagong kabanata

  • MEREKA MEMANGGILKU ANAK HARAM   Akhirnya... part 31

    Sudut mata Zahra berair, namun raganya belum sadar. Mungkinkah ia mendengar panggilan sayang dari ibunya?"Sayang ... bangun, ibu, ayah, nenek, Mbak Laras. Semuanya ada di sini jenguk, Ara. Maafiin ibu ya, Sayang. Ibu egois, padahal yang terluka bukan cuma ibu, tapi kamu juga." Rasti tak kuasa menahan tangisnya.Air matanya tumpah mengenai punggung tangan Zahra yang sedang ia ciumi. Setelah beberapa hari saat Zahra berpamitan padanya, dan berjanji untuk tidak hadir di dalam hidupnya lagi.Ada yang kosong di sudut hatinya, perasaan bersalah pada anak yang sudah ia sakiti hati dan fisiknya. Anak yang diperlakukan tidak manusiawi, tapi anak itu masih tetap menyayangi dan mencintainya setulus hati.Saat orang-orang menyindirnya, keluarga suami habis-habisan menghinanya. Zahra lah yang membelanya, berusaha menghibur hatinya yang sedih. Namun orang berusaha menghibur hatinya malah mentalnya habis-habisan dibuat drop oleh dirinya."Buu. Aku juga udah jahat banget ya sama Zahra. Sebagai kakak

  • MEREKA MEMANGGILKU ANAK HARAM   Bangun, Nduk. Part 30

    Zahra segera dibawa ke rumah sakit di mana tempat kerja kakaknya Dayyan selain ia membuka praktik Klinik sendiri.Suster segera mendorong brankar dan Zahra segera dibaringkan---mereka membawa Zahra ke IGD untuk mendapat penanganan pertama. Zahra segera dipasangkan infus cairan karena dinyatanya dehidrasi karena muntah-muntah.Dokter langsung mengecek tekanan darah, nadi, suhu, saturnasi oksigen dan pernapasan pada Zahra."Dok, dia ini punya sakit asam lambung. Ada masalah dikit aja yang kepikiran langsung kambuh," jelas Nina.Dokter mengangguk lalu menyuntikkan antiemetik untuk mengontrol muntah (Ondansetron, metoklopramide) ke infusan agar cepat bekerja.Lalu memberikannya obat untuk menurunkan asam lambung lewat injeksi.Entah obat apa saja yang diberikan dokter pada Zahra saat Nina dan Risma melihat sahabatnya itu yang terkulai lemas di atas kasur rumah sakit, selang oksigen pun dipasangkan di lewat hidungnya. Yang menemani Zahra di IGD adalah dua sahabatnya, sementar yang lain men

  • MEREKA MEMANGGILKU ANAK HARAM   Peluk Sekali Saja, Bu. Part 29

    "Jangan meminta maaf atas kesalahan yang nggak pernah kamu lakukan, Nak. Ayah tulus menyayangi kamu. Dengan tangan ini, tubuh ini. Ayah merawatmu, membesarkanmu dengan penuh kasih sayang. Jangan pernah lagi berlutut seperti itu. Ayah benar-benar sakit melihatnya!" lirih Firman.Zahra melepas pelukan Firman, lalu meraih tangannya dan menciumnya dengan takzim."Terima kasih atas kasih sayang yang selama ini ayah berikan untuk Zahra. Zahra nggak akan pernah lupa. Jaga diri ayah baik-baik ya, jangan sakit-sakit lagi. Kasian ibu sama Mbak Laras mengkhawatirkan ayah, mereka masih butuh ayah dan sangat sayang pada ayah." Air mata itu seakan tak mau berhenti dan terus tumpah.Melihat itu, hati Dayyan ikut terasa nyeri dan membuat setitik air jatuh di pipinya. Dengan gerakan cepat ia buru-buru menghapus sudut matanya yang basah.Zahra melepas genggaman tangannya pada Firman lalu menoleh pada ibunya yang berdiri di samping Laras. Kepalanya tertunduk, tak mau melihat Zahra."Zahra, papa mohon.

  • MEREKA MEMANGGILKU ANAK HARAM   Berkecamuk. Part 28

    Langit pagi itu tertutup awan kelabu. Sinar matahari hanya merembes tipis lewat celah gorden yang setengah tertutup. Udara di dalam rumah terasa pengap, seakan menahan napas menunggu sesuatu yang akan pecah. Aroma teh hangat dari dapur pun tak sanggup mengusir hawa dingin yang menusuk. Semua keluarga sudah berkumpul di rumah Firman----semalam Zahra menghubungi Firman dan memintanya untuk mengumpulkan semua keluarga, baik dari keluarga Firman dan keluarga Rasti.Zahra sudah mengatakan semuanya kepada Firman lewat telepon. Ia memohon pada Firman agar mau menuruti permintaanya, karena Zahra ingin meluruskan tentang masa lalu itu. Tentang fitnahan ibunya yang berselingkuh dengan mantan kekasihnya, sampai ada benih di rahim Rasti dan lahirlah seorang Zahra.Di ruang tamu itu semuanya berkumpul, semuanya diam membisu. Firman hanya mengatakan pada mereka akan ada tamu.Pintu mulai terbuka lebar, menampilkan seorang yang amat dibenci oleh Rasti. Matanya terbelalak melihat kehadiran lelaki ya

  • MEREKA MEMANGGILKU ANAK HARAM   Menumpahkan Kemarahan. Part 27

    Rusli terkesiap mendengar segala umpatan Rasti untuk putri mereka. Putri yang tak diharapkan kehadirannya pada Rasti. Terlihat dari cara ia menatap Zahra dan membicarakannya.Matanya penuh kilat kemarahan dan kebencian yang mendalam. Rusli menarik napas panjang dan mengembuskannya kasar."Jangan pernah menampakkan kehadiranmu lagi di sini. Sampai aku melihatmu lagi, akan kubuat anak itu lebih tersiksa lagi hidupnya!" ancam Rasti lalu pergi meninggalkan Rusli dengan kemarahan.Kenangan singkat itu buyar saat dirinya tersadar harus mengejar Zahra dan menjelaskannya. Ia memang bersalah, tapi tak seburuk itu. Kehadirannya sangat jelas ditunggu-tunggu oleh dirinya.Saat Zahra dan Dayyan ingin pergi meninggalkan vila itu, Rusli berhasil mengejarnya dan menggenggam telapak tangan Zahra."Tunggu, Nak. Papa memang bersalah, tapi kehadiranmu sangat amat papa tunggu selama ini. Papa selalu memantaumu, tapi sejak saat Rasti mengancam akan menyakitimu lebih dalam lagi. Sejak saat itu papa tak mena

  • MEREKA MEMANGGILKU ANAK HARAM   Pertemuan Menyakitkan. Part 26

    Dayyan masih menutupi siapa dirinya pada Zahra dan juga teman-teman Zahra. Yang mereka tahu adalah profesinya pentol intel, tukang cilung dan cilok.Padahal Dayyan adalah seorang pembisnis dan CEO di perusahaan yang dibangun oleh ayahnya dan dikembangkan oleh dirinya. Sebagai CEO perusahaan multinasional di bidang FMCG, ia telah membawa perusahaannya yang bernama PT Star's Sky Grup ke level global. Vila mereka juga dinamakan Vila Star's Sky.Saat pertama kali bertemu Zahra ia memang sedang menyamar sebagai tukang pentol untuk membantu Dani dan Rocky---sahabatnya yang seorang tentara dan juga polisi, yang ditugaskan untuk mematai-matai bandar narkoba dan para remaja yang melakukan pesta miras.✨️✨️Dirasa sudah cukup istirahat Zahra pun meminta Dayyan untuk segera mempertemukan dirinya dengan Rusli, ia tak mau membuang waktu dan kesempatan yang selama ini sudah ditunggu-tunggu.Zahra menunggu Dayyan di lobi hotel sambil menyesap minuman matchanya. Ia menengok jam di pergelangan tangann

Higit pang Kabanata
Galugarin at basahin ang magagandang nobela
Libreng basahin ang magagandang nobela sa GoodNovel app. I-download ang mga librong gusto mo at basahin kahit saan at anumang oras.
Libreng basahin ang mga aklat sa app
I-scan ang code para mabasa sa App
DMCA.com Protection Status