Home / Lainnya / MEREKA MEMANGGILKU ANAK HARAM / GARA-GARA TUKANG PENTOL part 4

Share

GARA-GARA TUKANG PENTOL part 4

last update Last Updated: 2023-03-23 11:39:21

Aku, Risma dan Nina pun kaget mendengar teriakan dari si Abang tukang pentol. Lebih kaget lagi saat mengetahui kalau yang ada di hadapanku saat ini adalah orang kurang waras.

Seketika aku langsung mundur beberapa langkah dan bersembunyi di balik punggung Nina. Kini orang kurang waras itu beralih kepada Risma masih dengan jemari berbentuk simbol hati.

"I love you," ucapnya lagi mendekati Risma.

"Ahhh! Mama!" teriak Risma.

"Hussst, sana, sana!" usir tukang pentol itu seperti sedang mengusir ayam.

"Senangnya dalam hati, kalau beristri tiga. Oh ... seperti, dunia, ana yang punya."

Ebuseh malah dia nanya. Apakah dia pikir kita bertiga ini istrinya tukang pentol, hih.

"Sudah sana pergi!" teriak Risma mengusir.

"Besok-besok jadi istriku ya," ucap orang waras tersebut.

Aku dan Nina bergidik ngeri, namun ada rasa menggelitik di hati karena mempunyai pengalaman digoda orang kurang waras. Haha.

"Makasih sudah mau menjaga gerobakku," ucap tukang pentol. Ia menarik kursi plastik dan ikut duduk.

"Oiya, tadi banyak yang beli pentolnya setelah si Abang minggat," imbuhku.

Aku memberikan uang hasil berjualan pentol miliknya yang kutaruh di dalam plastik berwarna hitam.

"Ini, tadi ada banyak yang nggak mau diambil kembaliannya," kataku.

"Diambil saja buat mbaknya, makasih sudah bantu saya berdagang."

"Nggak mau, saya cuma nolong doang sebentar. Memangnya tadi sedang mengejar siapa?" tanyaku sedikit kepo.

"Mantan," jawabnya singkat.

"Lah, dagang pentol sambil mengawasi mantan pacar gitu? bawa HT juga? Kereen," celetuk Nina.

"Woaaah, abangnya gagal move on pasti nih. Sampai mantan pacar saja diawasi kaya gitu. Sudahlah, Bang, mending cari saja yang baru," sahut Risma.

Aku mencubit pelan lengan mereka berdua. Mulut mereka masya Allah sekali kalau berbicara. Risma dan Nina mengaduh kesakitan dan memanyunkan bibirnya.

Saat ini aku baru benar-benar memperhatikan penampilan si Abang tukang pentol. Untuk ukuran tukang pentol memang terlihat sangat tampan dan gayanya juga keren. Jadi tidak yakin kalau dia tukang pentol beneran.

Tubuhnya tinggi serta tegap dan gagah, kulitnya bersih, mempunyai rahang yang tegas serta sorot mata yang tajam. Eh, ternyata ada lesung pipinya juga di sebelah kanan saat ia mengulum senyum.

Eh, tunggu! Kenapa dia mengulum senyum? Apa mungkin lucu baginya saat kita bertiga digoda orang kurang waras tadi ya, entahlah.

"Bang Adrian, masih ada pentolnya nggak? Anak saya dari tadi mau beli pentol tapi nggak jadi. Katanya antriannya penuh mulu. Terus tadi yang jaga cewek, apa dagangnya ditemanin sama pacarnya?" tanya seorang Bapak.

Nah, 'kan disangka pacarnya tukang pentol. Risma dan Nina membekap mulutnya menahan tawa. 

"Bang, ini duitnya tadi. Aku nggak usah dikasih, ikhlas nolongin." Kembali aku memberikan uang itu.

"Oh, ini pacarnya. Cocoklah, cantik sama ganteng," ujar si Bapak tersenyum ramah.

Ebuseeeehh, gara-gara tukang pentol nih.

Continue to read this book for free
Scan code to download App

Latest chapter

  • MEREKA MEMANGGILKU ANAK HARAM   Masa lalu 2 part 20

    Mata Rasti mengembun, ia sadar jika Zahra tak bersalah. Namun saat melihat wajah Zahra rasa traumanya kembali munculDi mana saat itu ia kembali bertemu dengan mantan kekasihnya dahulu yang bernama Rusli. Hubungan keduanya kandas karena adanya orang ketiga, Rusli dikabarkan menjalin cinta dengan wanita lain karena perjodohan orang tuanya."Bagaimana kabarmu, sudah lama semenjak kamu menikah kita tidak pernah bertemu lagi?" tanya Rusli yang bertemu dengan Rasti di taman sedang mengajak main Laras."Baik," sahut Rasti singkat.Dulu memang ia begitu mencintai Rusli, cuma karena orang tuanya Rusli tak setuju dengan hubungan mereka. Rusli pun dijodohkan dengan wanita pilihan orang tuanya.Rasti yang sadar hubungannya ditentang pun memilih mundur. Apalagi ia kerap kali dihina karena tak selevel dengan Rusli dan keluarganya."Ini anakmu bersama Firman?" tanya Rusli menjawil pipi gembil Laras."Ya, ini anak kami. Bagaimana denganmu, apakah sudah memiliki anak?""Belum." Rusli menggelengkan ke

  • MEREKA MEMANGGILKU ANAK HARAM   Masa lalu Part 19

    POV Author "Ayah." Suaranya bergetar menahan tangis ketika menatap ayahnya yang terbaring lemas. Ayahnya menoleh pelan dan menatap sendu ke arah Zahra, buliran bening nampak luruh dari pelupuk matanya saat anak kesayangannya datang. "Nak," panggilnya pelan dengan wajah pucat. Zahra langsung masuk dan berhambur ke dalam pelukan sang Ayah. Air matanya berderai, bahunya bergunjang hebat mengetahui bahwa ayahnya terbaring sakit. "Maafin Ara, maaf Ara nggak balas pesan-pesan Ayah." Masih dalam dekapan sang Ayah dengan tangis yang semakin kencang. "Nggak apa-apa, Ayah mengerti bagaimana perasaanmu, Nak. Jangan menyalahkan diri sendiri, sedang perasaanmu saja terluka." "Ara durhaka sama Ayah." Tangisnya semakin kencang. "Jangan bicara seperti itu, Nak. Ara anak yang sangat baik, tolong jangan menjauhi Ayah lagi setelah ini. Ayah tetaplah ayahmu, Ra. Rasa sayang Ayah tak pernah pudar selama ini untukmu." Mereka berdua sama-sama menangis, kondisi Firman membuat hati Zahra meri

  • MEREKA MEMANGGILKU ANAK HARAM   BERTEMU AYAH part 18

    "Bukan, cuma teman saja kok," kataku tersenyum."Oh, kirain pacarnya Mas Dayyan," ucapnya lagi."Lebih tepatnya baru calon," sahut Dayyan.Aku menyenggol lengannya dan menatapnya kesal. Lalu pamit masuk ke dalam kepada orang-orang yang sedang ngerumpi."Assalamualaikum!""Waalaikumsalam, duh ... pucat amat mukamu, Ra." Risma dan Nina beranjak dari kasur.Tok! Tok!"Siapa ya?" tanya Risma."Waaah, tukang pentol. Ngapain, Bang? Si Zahra mesan pentol kah?" tanya Risma."Bukan, ini tadi makanan punya temanmu ketinggalan di motorku."Lho, lho, apa-apaan dia tuh. Perasaan semua itu dia yang beli kenapa semuanya jadi punyaku."Tadi 'kan itu kamu yang beli semuanya.""Sengaja aku beli ini semua untuk kamu, mau taruh di mana?" tanyanya dengan wajah datar.Risma dan Nina saling bersitatap dan saling menyenggol lengan. Kadang mereka berbisik, mungkin sedang membicarakanku dan Dayyan.Oh, ya, aku baru teringat sesuatu. Bukankah waktu itu ada bapak-bapak langganan pentolnya, lalu memanggil nama Da

  • MEREKA MEMANGGILKU ANAK HARAM   OH, TERNYATA? part 17

    "Kenapa ada di sini?" tanyaku yang masih kaget akan kehadirannya."Kebetulan saja lewat di sini dan aku melihatmu," sahutnya dengan santai."Oh." Aku menjawab singkat."Ayo, naik!" Suara barintonnya mengintruksi lagi."Naik ke mana?""Motor lah, ke mana lagi? Cepat, wajahmu terlihat pucat!" tegasnya.Dih, tukang pentol berubah haluan jadi tukang cilung ini kenapa sikapnya seperti ini padaku."Maaf, Bang. Aku saja nggak kenal kamu, tau namamu saja belum. Lalu tiba-tiba selalu muncul seperti jelangkung!" imbuhku.Lelaki yang belum aku ketahui namanya itu lantas turun dari motornya dan berdiri di sampingku. Lalu sebelah tangannya terulur dan memegang keningku seperti dokter yang tengah memeriksa seorang pasiennya."Demam," katanya."Jadi namanya Demam?" tanyaku mengernyitkan kening."Badanmu demam!" ujarnya dengan wajah tanpa ekspresi."Terus namamu siapa? Kenapa selalu kebetulan sekali setiap kita bertemu?" tegasku."Dayyan." Ia meraih tanganku untuk bersalaman."Oh, aku Zahra." Aku kem

  • MEREKA MEMANGGILKU ANAK HARAM   KEBETULAN LAGI? part 16

    "Kamu ngomong sama siapa sih, Ra?" tanya Risma.Kemudian Risma dan Nina menoleh ke belakang, dan mereka berdua terkejut dengan kehadiran tukang pentol yang berubah jadi tukang cilung ini yang sekarang bersejajar jalan di sampingku."Lah, ketemu lagi kita, Bang?" tegur Nina.Dengan wajah datarnya lelaki itu berjalan lebih cepat mendahului kami. Dih, tadi saja ikutan jalan di sampingku."Eh, kok, ketemu mulu ya. Itu dia pakai baju rumahan, apa rumahnya di sekitar sini?" tanya Risma.Aku mengendikkan bahu tanda tidak tahu. Mungkin iya, mungkin juga tidak dan hanya kebetulan saja bertemu lagi. Kebetulan tapi kok sering banget ya. Aneh."Jadi mau makan apa nih kita?" tanya Risma."Tuh di sana kayanya ada nasi goreng. Aku mau nasi goreng saja deh. Pakai telur dua, yang satu di orak arik, yang satunya di dadar," imbuhku."Oke, kita beli nasi goreng saja. Nah, itu juga ada tukang gorengan tuh. Duh, mudah-mudahan masih ada singkong goreng sama cireng," ujar Nina semangat.Gegas kami berjalan me

  • MEREKA MEMANGGILKU ANAK HARAM   BERTEMU LAGI part 15

    Setelah tadi dikirimkan lokasi kosan ku kini Nina sudah sampai di sini. Ia juga terlihat suka dengan kosan pilihanku."Jadi kamu mau pindah sekarang, Ra?" tanya Nina."Iya, habis ini aku sama yang lain mau ke rumah Risma buat ambil semua barangku dan berpamitan kepada orang tuanya Risma," ujarku."Aku ikut, aku juga mau menginap di sini, boleh kan?" tanyanya."Ya bolehlah, aku malah senang ditemanin."Kini kami menikmati makan siang yang sudah kesorean setelah selesai salat Asar terlebih dahulu.Nina juga membawakan makanan dan cemilan untukku. Lumayanlah untuk mengisi kulkas, hehehe."Berangkat sekarang?" tanya Mas Arif menoleh ke arahku."Boleh, biar beresnya nggak kemalaman nanti," kataku.Selesai menghabiskan makanan gegas kami bersiap untuk ke rumah Risma untuk mengambil barang-barangku.****"Tante, Om, aku izin pamit ya. Terima kasih sudah dikasih izin menumpang di sini beberapa hari, maaf kalau Ara merepotkan." Kucium takzim punggung tangan mereka bergantian."Sama-sama, Ara.

More Chapters
Explore and read good novels for free
Free access to a vast number of good novels on GoodNovel app. Download the books you like and read anywhere & anytime.
Read books for free on the app
SCAN CODE TO READ ON APP
DMCA.com Protection Status