Share

Kategori Teman Kampret

Jelita kini menangis tersendu-sendu. Ia bahkan tidak memedulikan jika sudah menjadi pusat perhatian para pengunjung mall.

Dengan berlari sekencang mungkin, Jelita terus mencari pintu keluar yang menurutnya sangat sulit ditemukan jika dalam keadaan kacau seperti ini. Pasalnya, Jelita sudah sering mendatangi mall ini, namun saat ini ia merasa bingung sendiri hingga tanpa sadar ia menabrak beberapa orang saat berlari barusan.

Hiks … hiks … hiks.

Saat matanya menemukan pintu keluar mall, Jelita segera menambah laju larinya. Ia bahkan segera menyetop taksi untuk menghindari Bagus.

Jelita saat sudah berada di dalam taksi pun tidak henti-hentinya menangis. Ia langsung teringat dengan Bagus yang sudah tega mencuri ciuman pertamanya itu. Bahkan, selama pacaran dengan Matheo, ia belum pernah berciuman sama sekali karena ingin melakukannya nanti setelah resmi menjadi istri. Namun, semua itu sangat sia-sia saat ini. Bibirnya sudah tidak lagi virgin.

Bab Terkunci
Membaca bab selanjutnya di APP

Bab terkait

Bab terbaru

DMCA.com Protection Status